"Maaf mba, apa makananmu tumpah?" Mendengar suara yang tidak asing, Rea mendangakan wajahnya menghadap asal suara, raut wajahnya seketika berubah saat melihat orang yang baru saja ia tabrak.
"Revina?"
"Rea?"
Ucap keduanya secara bersamaan, tanpa memperdulikan tatapan heran pengunjung terhadap mereka.
Revina adalah sahabat karib Rea semasa SMA, sudah lama semenjak kelulusan mereka tak bertemu. Merasa rindu mereka pun segera berpelukan plus cepaka-cepiki.
Saat dirasa cukup, keduanya memutuskan untuk berbincang ria sebagai pelepas rindu, karena sudah bertahun-tahun tak bertemu.
"Berarti kamu jadi ibu guru dong sekarang, Vin?" kata Rea setelah bercerita panjang lebar dengan Revina.
"Iya. Alhamdulillah, Rey."
"Jadi ... kamu sudah nikah, Rey?" lanjut Revina, yang dibalas anggukan pelan dari Rea.
"Aku belom loh," lantur Revina, kemudian Rea tersenyum tipis dengan terpaksa.
"Tapi kok kamu kelihatan murung sih, Rey?"
Dengan menarik napas secara perlahan, kemudian membuangnya kembali, Rea menceritakan kisahnya pada Revina.
"Sebenarnya tuh ..."
Sejujurnya Rea tak ingin menceritakan masalah pribadinya, tetapi apalah, Rea hanya seorang wanita biasa. Sekuat-kuat batinnya dalam menghadapi perilaku dingin Arfan, dirinya tetap butuh sepasang telinga lain untuk mendengarkan keluhan hatinya.
"Tadi saja waktu aku mau masukin baju aku kedalam lemarinya saja dia larang, terus nyuruh aku pindah ke kamar sebelah." Lirih Rea yang menahan tangisnya.
"Aku turut sedih dengarnya, Rey." Kata Revina, sembari mengusap punggung gadis malang itu setelah selesai bercerita.
"Kamu sudah ngomong sama suamimu tentang cerita yang sebenarnya?" lanjut Revina, masih menatap wajah Rea yang menunduk.
Revina tahu pasti kalau Rea dengan susah payah menahan tangisnya, supaya tak lepas dikeramaian rumah makan ini. Dari sikap Rea yang masih diam, membuat Revina dengan mudah menyimpulkan bahwa Rea belum berbicara ataupun sekedar mencoba.
Revina menghela napasnya, dan masih setia mengusap-usap punggung sahabat karibnya tersebut.
"Kamu bisa bantuin aku gak, Vin?" Tanya Rea.
"Emmm ..." gumam Revina, sejujurnya dia tidak tahu harus berbuat apa? Namun ia tahu pasti, saat ini Rea hanya butuh dukungan untuk menguatkan jiwanya, jadi sekuat tenaga Revina berfikir untuk membantu Rea.
Masih mengusap punggung Rea, sesekali Revina menatap wajah Rea penuh iba. Ini bukanlah Rea yang pernah ia kenal dulu semasa SMA. Rea yang ceria penuh tawa hari ini Revina melihat prilaku sebaliknya dari Rea. Saat Revina mengingat masa SMA-nya bersama Rea tiba-tiba ...
"Kalau enggak kamu gini aja deh Rey ...," ucap Revina saat mendapatkan jalan keluar dari masalah sahabat karibnya ini.
Dirumah Arfan ...
"Assalamualaikum?" Salam Rea saat memasuki ruang tengah. Hal pertama yang ia lihat adalah seorang ayah tengah menidurkan bayi dalam gendongannya. Ya, seorang ayah yang tak lain ialah Arfan.
Nampak bibirnya sedikit bergetar karena menjawab salam dari Rea Barusan. Lain hal dengan Arfan yang menjawab dengan lirih, Yati menjawab dengan sumringah.
"Baru datang, Rey? Nyangsang dimana tadi?" tanya Yati. Nyangsang adalah sebuah kata dalam bahasa sunda yang artinya Nyangkut.
"Hehe, itu mah tadi ketemu sama temen lama, jadi ngobrol dulu sebentar," jawab Rea. Arfan yang mendengar ucapan istrinya itu segera menengok secara spontan kearah Rea dengan pandangan berarti. "Teman lama? Faruk?" Tanyanya dalam hati.
"Oh, ya sudah kita makan yuk! Sudah lapar nih," ajak Yati.
"Hehe ... maaf ya Mah kalau lama, oh iya makanannya juga agak dingin, Rea angetin dulu ya, Mah?" Yati hanya mengangguk, kemudian Rea meninggalkannya diruang tengah bersama Arfan.
"Fan, kalau Nathan sudah bobok langsung nyusul ke meja makan aja ya?" Arfan mengangguk.
Ke'esokan harinya ...
"Semoga kak Arfan suka," lirih Rea sembari menata masakannya kedalam mangkuk.
Sesuai tuntunan Revina, hari ini Rea memasak untuk Arfan sebagai langkah awal merebut hati Arfan kembali. Seperti kata pepatah "Dari lambung turun ke hati." Sejenak Rea melihat jam tangannya dan tersenyum tipis.
"Kok belum keluar ya?" heran Rea saat melihat kearah pintu kamar Arfan, sama sekali tak ada pertanda akan dibuka.
Merasa hari semakin siang, Rea memantapakan niatnya untuk memanggil Arfan untuk sarapan bersama.
Rea mengetuk pintu kamar Arfan dan sesekali memanggil namaya, tetapi tidak ada jawaban. Dari pada mati karena penasaran, akhirnya Rea memutuskan membuka pintu kamar itu yang kebetulan tak dikunci.
"Kak?"
Pandangannya menyapu seluruh sudut kamar mencari seseorang yang sudah lama ia tunggu, nihil ... di ruangan ini tak ada Arfan.
"Non Rea cari Mas Arfan, ya?" tanya bi Tuti dari arah kamar mandi membawa sebuah keranjang berisi pakaian kotor Arfan.
"Iya Bi, kemana ya?"
"Wah, Non Rea telat nih, Mas Arfan sudah berangkat dari tadi Non," jawab Bi Tuti, nampak jelas kekecewaan diraut wajah Rea.
Lagi-lagi Rea menghela napasnya dalam rangka mengobati hatinya yang terasa nyeri.
"Ya sudah, kalau begitu makasih ya, Bi?" Ucap Rea, kemudian pergi meninggalkan Bi Tuti setelah meresponnya.
Rea membawa kakinya mengarah ruang sebelah, tepat disebelah kamar Arfan, yang tak lain adalah kamarnya bersama Nathan.
"Aneh ... masa sudah ada Non Rea minta masangin dasi sama kancingnya tadi sama aku," gumam Bi Tuti sembari melangkahkan kakinya kearah ruang belakang rumah.
Di kamar Rea ...
📞 "Gimana rencananya?"
"Gagal Vin," ucap Rea dengan nada lemas.
📞 "Ya sudah sabar. Coba lagi, jangan nyerah. BTW kok bisa gagal?" tanya Revina di ujung sana.
📞 "Aku kesiangan Vin, Kak Arfan sudah berangkat duluan," masih dengan nada lemas.
📞 "Semangat dong, jadikan kegagalanmu sebagai pembelajaran kedepannya, ya sudah berarti besok lebih pagi lagi nyiapin sarapannya."
📞 "Iya deh, makasih ya vin."
📞 "Oke ... la tahzan innallaha ma'ana Rea," ucap Revina menyemangati Rea.
📞 "Hemm iya Vin, assalamualaikum."
Sambungan telphone pun terputus saat Revina sudah menjawab salam dari Rea.
"Hari ini kamu bisa lolos, tidak untuk besok Kak," ucap Rea penuh semangat.
Bersambung...
Tersenyumlah, sesungguhnya Allah bersama kita.
🌷🌷🌷
Ada yang rindu kah? sudah seminggu gak update nih hhh😂 lagi bad mood soalnya.
Tunggu up selanjutnya ya? udah siap tinggal meluncur kok.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
kia
uwuuuu
2020-06-28
3
Nabilah Darunara
uwuuuu..sukses slalu thor💪
2020-05-31
2
Rabaniyasa
sukses buat karyamu thor .
2020-05-31
1