The Secret Flowers Sender

The Secret Flowers Sender

Menolak Perjodohan

Seorang wanita yang cantik,baik hati namun mempunyai sifat yang tegas itulah Jasmine,terlahir di keluarga yang sederharna dan harmonis membuat seorang Jasmine begitu bahagia. Dia adalah anak cewek satu-satunya dikeluarganya ,menjadikan dia sangat di manja oleh orang tua bahkan kedua kakak lelakinya.

Seiring berjalannya waktu,kakak Jasmine menikah satu persatu. Dia yang kini sudah menginjak umur 24 membuat orang tua nya khawatir tentang jodohnya dan orang tuanya kini sibuk menjodohkan Jasmine.

"Jass...". terdengar ayahnya memanggil.

"Hadir Pa...". Jawab Jasmine sambil berlari menuju ayahnya.

"Apa yang ada ditanganmu Jas? ngemil lagi? anak cewek jangan ngemil terus nanti gendut siapa yang mau dengan kamu". Kata ayahnya sambil ketawa mengejek.

"Bagus lah jika tidak ada yang mau,aku maunya begini saja hidup dengan papa dan mama". Jawab Jasmine.

"Pa..jangan bilang Jasmine gak ada yang mau dong,anak kita cantik dan pintar,liat hari ini teman papa Pak Robert telepon lagi menanyakan Jasmine". Ucap Ibunya sambil menyodorkan segelas kopi kepada suaminya.

"Pak Robert siapa pa? kenapa menanyakan Jasmine?. Ucap Jasmine yang heran.

"Seperti yang mamamu bilang,dia teman papa,jadi begini Jas..hmmm..teman papa namanya Robert mempunyai anak laki-laki seusiamu yang baru pulang dari Australia,jadi kita mau kenalin kamu dengan anaknya Pak Robert". Ucap ayahnya sambil meneguk kopi yang ditangannya.

"Papa tau jawabannya kan? Jasmine tidak mau dan tidak suka di jodohkan". Jawab Jasmine kesal.

Ayah dan Ibunya hanya saling menatap dan merasa bersalah sama Jasmine.

"Begini Jas..,mama papa hanya ingin kamu berkenalan dengan anaknya bukan mau memaksa kamu menikah,bisa jadi teman dulu,jika setelah berkenalan kalian tidak merasa cocok satu sama lain,mama papa akan menghargai keputusan kalian berdua". Sambung Ibunya yang berusaha menjelasin ke Jasmine.

"Intinya papa mama tetap mau menjodohkan saya kan? Jasmine sudah dewasa,bisa mencari sendiri siapa yang lebih cocok dengan Jasmine.Maaf Pa Ma,untuk yang satu ini saya tidak bisa mengikuti kemauan kalian". Ucap Jasmine sambil masuk ke dalam kamar.

"Bagaimana ini Pa?Jasmine sangat serius tidak mau dijodohkan,kita batalkan saja pertemuan dengan Pak Robert". Kata Ibunya.

"Soal Pak Robert nanti biar saya saja yang atur,biarkan Jasmine tenang dulu,jangan menyinggung lagi soal perjodohan ini". Ucap Ayahnya.

Di dalam kamar Jasmine menangis namun dia merasa bersalah kepada orang tuanya. Sambil memandang foto keluarga sebenarnya hati kecil Jasmine hanya ingin hidup menemani orang tuanya. Jasmine yang tidak pernah membuat orang tuanya kecewa merasa bersalah karena untuk pertama dia tegas melawan perjodohan yang dilakukan orang tuanya.

Keesokan harinya,seperti biasa Jasmine pergi ke kantor di antar oleh ayahnya. Jasmine berkerja di sebuah perusahaan sawit terkenal dan dengan kepintaranya tidak heran jika dia menduduki posisi Head Accounting.

"Jas,bunga lagi. Ini bungamu,hari ini bunga mawar biru,ini adalah bunga yang sangat langkah dan mahal,beruntung sekali kamu". Kata Mia teman sekantor Jasmine.

"Hmmmm... untung ada bunga ini yang bisa menghibur hatiku". Kata Jasmine sambil menghela nafas.

"Kamu kenapa Jas? tidak biasanya kamu datang lemah lesu,kamu sakit?". Kata Mia.

"Aku hanya lagi tidak mood,tapi ini tidak boleh merusak hari ku untuk bekerja,ayoo semangat". Ucap Jasmine tegas.

"Siapa yang bisa dan berani buat tuan putri tidak mood?". Kata Mia mengejek.

"Tidak ada.Mia...sebenarnya aku mau di jodohkan orang tuaku,tapi saya menolak dan mungkin melukai hati mereka". Balas Jasmine sambil membuka email di komputernya.

"Mereka akan mengerti,kenapa kamu tidak mau dijodohkan?bisa saja dia seorang pangeran tampan berkuda putih". Kata Mia sambil berhayal.

"Mia...Mia... terlalu naif jika kamu mau membayangkan dunia nyata seperti cerita dogeng. Jika kamu menjadi aku,apakah kamu mau lanjutkan perjodohan itu?". Ketus Jasmine.

"Jasmine...Jasmine,saya dan suami juga di jodohkan orang tua kita,saya sudah pernah berada di posisimu,bedanya saya lanjut dan sekarang saya dan suami hidup bahagia,kami tidak pernah menyesal dengan pilihan orang tua". Lanjut Mia.

"Bagaimana jika kisahku tidak seindah kisahmu? Bagaimana jika aku tidak bahagia dengan pilihan orang tua? Bagaimana jika pilihan orang tuaku salah?". Tanya Jasmine.

"Bagaimana jika kamu mencoba dulu pertemuan pertama?Dan bagaimana jika orang itu adalah orang yang cocok denganmu?". Mia bertanya kembali.

"Jawab Mia,kenapa kamu malah balik tanya?". Kata Jasmine dengan sedikit kesal.

"Saya tentu tidak ada jawabannya,kunci jawabannya ada di kamu Jasmine,bagaimana kamu suruh saya menjawab hasilnya jika kamu saja belum memulai". Kata Mia.

"Jadi maksud kamu saya harus ikut dulu perjodohan itu nanti baru ambil keputusan?". Kata Jasmine.

"Betul sekali". Jawab Mia.

"Tetap saja saya tidak bisa,ingin rasanya aku patuh ikutin perintah orang tua,tapi hatiku menolak". Ucap Jasmine dengan raut wajah yang sedih.

"Sudah sudah,jangan sedih.Jika tidak mau di jodohkan ya sudah,jalan keluar satu-satunya adalah kamu cari sendiri". Kata Mia.

"Cari sendiri? mau cari dimana?". Kata Jasmine.

"Mungkin sudah saatnya kamu cari tau siapa yang tiap hari mengirimmu bunga,jangan-jangan atasan kita,yang benar saja ada orang yang tiap hari kirim bunga tanpa nama,sudah bertahun-tahun tanpa berhenti seharipun kirim bunga. Hmmm...aku yakin dia bukan orang sembarangan,bunga yang dikirim adalah bunga mahal dan siapa lagi jika bukan atasan kita,gaji kita sebagai staff tidak akan cukup untuk membeli bunga-bunga yang indah ini". Kata Mia.

Sambil berpikir dan mencerna penjelasan dari Mia, Jasmine mulai khawatir jika apa yang diucapkan Mia adalah benar,maka yang selama ini bouquet bunga tanpa nama yang dia terima adalah dari seorang pria beristri.

"Aahhhh,tidak...tidak... tidak mungkin atasan kita,lupakan saja. Kembali bekerja". Pungkas Jasmine yang sebenarnya konsentrasinya sudah buyar.

Menjelang sore hari pada pukul 16.00 terdengar bunyi telepon di ruang kerja Jasmine.

kling...kling...(suara telepon mendering).

"Hallo,dengan Jasmine divisi finance". Jawab Jasmine.

Terdengar suara pria dan itu adalah suara manajer Jasmine.

"Hallo Jasmine,kita akan meeting all staff finance lima belas menit dari sekarang ya,tolong print kan laporan bulanan untuk saya". Kata Pak Hadi.

"Ba..baik Pak". Kata Jasmine terbata-bata

Setelah atasanya Pak Hadi menutup telepon,Jasmine segera mempersiapkan apa yang dibutuhkan untuk meeting.

"Jas,kenapa kita tiba-tiba di suruh meeting? Tidak biasanya". Pungkas Mia.

"Saya juga bingung,mungkin ada hal penting yang mau dibahas". Jawab Jasmine.

Waktu tepat menunjukkan pukul empat tiga puluh sore.Dimana waktu meeting akan di mulai,semua dari divisi finance berkumpul di ruangan meeting yang megah itu,lalu terdengar suara ketukan pintu kaca dari luar.

Tok..Tok..(suara pintu kaca diketuk).

"Selamat sore semuanya,maaf meeting dadakan,bisa kita langsung mulai untuk mempersingkat waktu". Kata Pak Hadi manajer mereka.

Ketika Pak Hadi sedang mempresentasikan grafik di depan,tampak Jasmine yang tidak fokus memperhatikan Pak Hadi. Tiba-tiba ingatan Jasmine tentang apa yang dikatakan Mia muncul di benak.

"Jasmine,gimana pendapatmu?". Suara Pak Hadi bertanya.

"Hah? Hmmmm... maaf Pak saya sedang tidak konsentrasi. Akan saya pelajari lebih lanjut". Jawab Jasmine gugup.

"Saya perhatikan kamu dari tadi fokus ke saya,tapi tidak mendengar penjelasan saya. Tidak biasanya kamu tidak fokus apalagi saat meeting, apakah kamu sakit?". Tanya Pak Hadi.

"Maaf sekali lagi Pak,saya baik-baik saja". Kata Jasmine.

"Baiklah kalau begitu meeting kita sampai disini,jika ada yang mau bertanya silakan,jika tidak saya rasa semuanya sudah mengerti. Selamat sore". Ucap Pak Hadi menutup meeting sore itu.

Semua orang bergantian keluar dari ruangan meeting,tapi Jasmine masih sibuk menutup laptopnya

"Jasmine,butuh Aqua? daritadi pandanganmu tidak lepas dari Pak Hadi,ada apa ini?". Kata Mia mengejek.

"Mia please gimana jika benaran yang mengirim bunga adalah Pak Hadi? apa yang harus saya lakukan? aku merasa malu banget tidak nyimak sedikitpun apa yang dibahas,mampuslah aku". Kata Jasmine.

"Sudah tidak apa-apa,Pak Hadi adalah manajer yang pengertian,dia pasti tau kamu sedang lelah,Pak Hadi pergi meeting ke Malaysia besok,kamu punya kesempatan mencari tau apakah Pak Hadi adalah benar orang yang selama ini mengirim bunga untukmu". Terang Mia.

"Aku yakin beliau bukanlah orang seperti itu,selama aku bekerja disini dia selalu baik terhadap bawahannya,pastinya dia juga sangat baik terhadap istrinya,tidak mungkin dia mengirim bunga kepada wanita lain apalagi wanita itu adalah bawahannya". Kata Jasmine.

"Dia atau bukan kamu akan tau besok,aku pulang duluan ya Jas, anakku menunggu untuk di jemput pulang dari les". Kata Mia.

"Tunggu Mia,bagaimana caranya kita bisa tau besok?". Kata Jasmine memotong.

"Pokoknya liat saja besok,baiklah saya jalan duluan,bye bye". Kata Mia.

"Hati-hati di jalan,besok kamu harus beritahu aku gimana caranya". Teriak Jasmine.

Ayah Jasmine sudah menunggu di bawah untuk menjemput Jasmine pulang kantor.

"Hai Pa..". Jasmine memanggil sambil naik ke mobil.

"Bagaiman hari ini? hari yang menyenangkan?". Ayahnya bertanya.

"Biasa aja Pa". Jawab Jasmine sambil menyandarkan kepalanya.

"Kenapa lagi anak papa,masih marah sama papa soal semalam?". Kata ayahnya.

"Tidak Pa,maafin Jasmine soal semalam ya Pa, Jasmine hanya lelah,Jasmine tidur sebentar ya". Kata Jasmine sambil menutup matanya.

"Baiklah nak,istirahat lah,papa akan mengemudi dengan santai". Jawab ayahnya.

Dan sesampainya di rumah, Jasmine segera turun dari mobil lalu bergegas masuk ke kamarnya.

"Jasmine kenapa Pa?". Istrinya bertanya.

"Tidak apa-apa,dia hanya lelah bekerja,biarkan dia istirahat Ma". Jawab suaminya.

"Apakah Jasmine masih marah sama kita?". Kata istrinya.

"Tidak Ma,kamu tau sendiri anak kita,dia tidak pernah menyalahkan orang tuanya. Tadi Jasmine sendiri minta maaf sama papa,dia memang sedang lelah,jadi kita biarkan dia istirahat oke?". Ucap suaminya sambil memeluk istrinya.

"Baiklah Pa". Jawab istrinya dengan tenang.

Sementara di kamar, Jasmine benar-benar sangat gelisah. Dia takut sekaligus penasaran dengan besok.

Jasmine berpikir semalaman bagaimana jika benar Pak Hadi atasannya yang tiap hari mengirim bunga tanpa nama. Bagaimana hari-hari selanjutnya dia harus bersikap jika Pak Hadi benaran orang yang mengirim bunga itu. Pikiran Jasmine sangat kacau sampai dia tetap terjaga semalaman.

Keesokan harinya,

"Jasmine...kenapa kamu datang sepagi ini,wah hari ini kamu dapat bouquet yang sangat cantik,liat bunga lily ini,kelihatan mewah". Kata Mia.

"Sini bunganya". Kata Jasmine sambil merebut bunga dari tangan Mia.

"Eh,mau kamu apakan bunga itu?". Kata Mia

"Mau kubuang". Kata Jasmine sambil membawa bunga menuju tong sampah.

Beshhh... bunga indah itu kini sudah berada di tong sampah.

"Kamu gila Jas,kenapa kamu membuangnya? biasanya kamu langsung menaruh bunga di vas". Kata Mia merasa aneh dengan Jasmine.

"Mulai sekarang saya tidak mau lagi menerima bunga itu". Kata Jasmine dengan ketus.

"Ya kenapa? bunganya kan gak salah,kenapa harus membuangnya". Pungkas Mia.

"Bunganya tidak salah,tapi orang yang mengirim bunga itu yang salah. Kenapa saya harus menerima bunga itu tanpa mengetahui siapa pengirimnya". Kata Jasmine.

"Jasmine ini bukan pertama kalinya kamu menerima bunga,sudah hampir lima tahun kamu menerima bunga dari orang tanpa nama itu,bukannya kamu selalu terlihat bahagia dan tersenyum saat menerimanya,tapi hari ini kamu benar-benar aneh". Kata Mia terheran.

"Iya saya memang bahagia saat menerimanya,dan itu kesalahan saya selama hampir lima tahun,kini saya melakukan yang benar dengan membuangnya ke tong sampah". Kata Jasmine.

"Jasmine dengarkan aku..". Kata Mia

Jasmine memotong perkataan Mia.

"Kamu yang dengarkan aku Mia,aku sengaja datang lebih cepat dari biasanya dan memberitahukan kurir bunga untuk berhenti mengantar besok". Ujar Jasmine.

"Hemm...Jasmine,apa gunanya jika memberitahu kurir,dia hanya seorang kurir pengantar,dia tidak bisa membantu apa-apa". Jawab Mia.

"Tidak masalah bagiku,yang penting saya sudah beritahukan ke kurir". Kata Jasmine.

"Jadi sekarang kamu mau mendengarkan caraku?bukankah semalam kamu begitu antusias". Kata Mia.

"Tentu saja, bagaimana aku cari tau siapa pengirim bunganya?". Jawab Jasmine.

Begini kata Mia (sambil membisikan di telinga Jasmine).

"Tidak Mia,kamu gila ya? saya tidak mau melibatkan orang lain dalam hal ini". Kata Jasmine.

"Tapi dalam kasusmu ini kamu tidak bisa mencari tau sendiri Jasmine,percayalah ini akan membantu". Kata Mia.

"Baiklah,tapi bagaimana jika sekertaris Pak Hadi membocorkan ke orang kantor?" Kata Jasmine.

"Itu tidak akan terjadi,aku sangat mengenalnya. Dia adalah sepupuku yang sudah saya anggap sebagai abangku sendiri". Jawab Mia.

"Baiklah,saya akan ikutin caramu". Kata Jasmine.

Sudah saatnya jam makan siang kantor,sesuai rencana dari Mia, mereka telah mengajak Marco sekertaris Pak Hadi untuk makan siang bersama di salah satu caffe dekat kantor. Marco adalah orang yang sangat mengetahui semua rahasia Pak Hadi,Marco juga merupakan sepupu dari Mia. Makan siang sudah diatur,akankah mereka mendapat informasi dari Marco mengenai Pak Hadi? Apakah Jasmine akan segera mengetahui siapa sebenarnya yang selama ini mengirim bunga untuknya?

Episodes
1 Menolak Perjodohan
2 Apakah Jasmine akan mendapatkan jawabanya
3 Jasmine mencari Pak Hadi
4 Jasmine sedih ayahnya sakit
5 Pertemuan di tempat yang tidak tepat
6 Rencana kakak pertama dan kakak kedua
7 Ada titik terang Steven dan Jasmine
8 Kencan pertama Jasmine
9 Perjuangan Steven mendapatkan hati Jasmine
10 Steven menyatakan cinta
11 Ke arah yang lebih baik
12 Kenangan indah di Heaven Hill kota Vilas
13 Jasmine dan Steven
14 Menuju jenjang yang lebih serius
15 Jasmine di lamar
16 Berumah tangga
17 Kondisi Jasmine
18 Kehidupan baru
19 Wanita berkelas
20 Diluar dugaan
21 Steven sibuk urusan kerja
22 Liburan Keluarga
23 Kecurigaan Jasmine
24 Semuanya terbukti
25 Jasmine kecewa
26 Pelajaran untuk Steven
27 Kehidupan masing-masing
28 Sidang perceraian
29 Siapakah CEO perusahaan?
30 Jasmine memberikan penjelasan
31 Vincent memberikan dukungan untuk Jasmine
32 Vincent penuh kejutan
33 Vincent mengunjungi rumah Jasmine
34 Jasen bertemu ayahnya
35 Hampir ketahuan
36 Jasen membocorkan semuanya
37 Sedikit mencurigakan
38 Kebun bunga di belakang kantor
39 Ibu pekerja memberikan jawaban
40 Orang tua Vincent
41 Jasen mencari Vincent
42 Hari terakhir audit
43 Makan bersama di kebun bunga
44 Permintaan Jasmine
45 Fakta yang terungkap
46 Acara ulang tahun ayah Jasmine
47 Steven tidak mau menyerah
48 Obrolan Vincent dengan Jasmine
49 Vincent menjadi tukang kebun
50 Vincent Vs Steven
51 Nasehat ayahnya Jasmine
52 Perseteruan Vincent dan Steven
53 Hari kedua Vincent menjadi tukang kebun
54 Apa yang terjadi?
55 Vincent masuk rumah sakit
56 Jasmine menemani Vincent di rumah sakit
57 Hari kedua di rumah sakit
58 Suasana semakin mencengkram
59 Rumah Vincent
60 Jasen di intrograsi oleh Steven
61 Orang ketiga
62 Klarifikasi permasalahan
63 Merry kembali berulah
64 Keputusan Jasmine ternyata...
65 Kebersamaan keluarga Vincent dan keluarga Jasmine
66 Happy Ending
67 Pengumuman
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Menolak Perjodohan
2
Apakah Jasmine akan mendapatkan jawabanya
3
Jasmine mencari Pak Hadi
4
Jasmine sedih ayahnya sakit
5
Pertemuan di tempat yang tidak tepat
6
Rencana kakak pertama dan kakak kedua
7
Ada titik terang Steven dan Jasmine
8
Kencan pertama Jasmine
9
Perjuangan Steven mendapatkan hati Jasmine
10
Steven menyatakan cinta
11
Ke arah yang lebih baik
12
Kenangan indah di Heaven Hill kota Vilas
13
Jasmine dan Steven
14
Menuju jenjang yang lebih serius
15
Jasmine di lamar
16
Berumah tangga
17
Kondisi Jasmine
18
Kehidupan baru
19
Wanita berkelas
20
Diluar dugaan
21
Steven sibuk urusan kerja
22
Liburan Keluarga
23
Kecurigaan Jasmine
24
Semuanya terbukti
25
Jasmine kecewa
26
Pelajaran untuk Steven
27
Kehidupan masing-masing
28
Sidang perceraian
29
Siapakah CEO perusahaan?
30
Jasmine memberikan penjelasan
31
Vincent memberikan dukungan untuk Jasmine
32
Vincent penuh kejutan
33
Vincent mengunjungi rumah Jasmine
34
Jasen bertemu ayahnya
35
Hampir ketahuan
36
Jasen membocorkan semuanya
37
Sedikit mencurigakan
38
Kebun bunga di belakang kantor
39
Ibu pekerja memberikan jawaban
40
Orang tua Vincent
41
Jasen mencari Vincent
42
Hari terakhir audit
43
Makan bersama di kebun bunga
44
Permintaan Jasmine
45
Fakta yang terungkap
46
Acara ulang tahun ayah Jasmine
47
Steven tidak mau menyerah
48
Obrolan Vincent dengan Jasmine
49
Vincent menjadi tukang kebun
50
Vincent Vs Steven
51
Nasehat ayahnya Jasmine
52
Perseteruan Vincent dan Steven
53
Hari kedua Vincent menjadi tukang kebun
54
Apa yang terjadi?
55
Vincent masuk rumah sakit
56
Jasmine menemani Vincent di rumah sakit
57
Hari kedua di rumah sakit
58
Suasana semakin mencengkram
59
Rumah Vincent
60
Jasen di intrograsi oleh Steven
61
Orang ketiga
62
Klarifikasi permasalahan
63
Merry kembali berulah
64
Keputusan Jasmine ternyata...
65
Kebersamaan keluarga Vincent dan keluarga Jasmine
66
Happy Ending
67
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!