Ke arah yang lebih baik

"Jasmine,pada hari ini disini dan pada kesempatan ini saya Steven ingin menyatakan cintaku,saya Steven mencintai Jasmine,apakah kamu bersedia menerima aku menjadi pacarmu?". Steven bertanya sambil berlutut.

"Steven bangun,nanti di lihat orang". Kata Jasmine.

"Jawab dulu pertanyaanku,apakah kamu bersedia menerima aku menjadi pacarmu?". Sekali lagi Steven bertanya.

"Aku...ahhh aku pikir-pikir dulu,kenapa mendadak begitu". Kata Jasmine.

"Ya sudah pikir-pikir dulu,saya akan tetap berlutut disini sampai kamu kasih jawaban". Kata Steven.

"Kenapa begitu,hmmm... biarkan aku pikir dulu. Jadi kamu tolong duduk jangan berlutut seperti itu". Kata Jasmine.

"Ya sudah mikir dulu,apapun jawaban kamu,saya akan terima dengan keputusanmu". Kata Steven.

"Saya tidak bisa memberikan jawabannya hari ini,apakah kamu akan berlutut terus?" Tanya Jasmine.

"Ya,jika kamu mau memberikan jawabannya besok,saya akan berlutut sampai besok". Kata Steven.

"Baiklah kalau begitu saya kasih jawabannya sekarang,maaf saya tidak bisa terima". Kata Jasmine.

Seperti bak disambar petir mendengar jawaban Jasmine. Steven hanya bisa menerimanya dengan lapang dada seperti yang dia katakan kepada Jasmine dia kan menerima keputusan Jasmine.

"Kenapa kamu belum berdiri? Bukannya saya sudah kasih jawaban?". Tanya Jasmine.

"Hmmm...saya akan berdiri tapi sebelum itu kasih saya alasan kenapa kamu menolakku?". Tanya Steven lagi.

"Karena saya merasa ini bukan saat yang tepat,kita baru kenal dan belum begitu mengenal satu sama lain". Jelas Jasmine.

"Kalau begitu saya masih punya kesempatan untuk lebih mengenal kamu kan?". Tanya Steven.

"Tentu saja,kamu bahkan belum tau watak,sifat,karakter dan kebiasaan saya,seharusnya kamu harus lebih mengenal saya terlebih dahulu baru memutuskan untuk memilih saya. Bisa saja saya ternyata bukan kriteria kamu". Terang Jasmine.

"Kalau begitu baiklah,saya paham". Kata Steven.

"Terimakasih bunganya,saya suka". Kata Jasmine.

"Syukurlah kamu suka,sebenarnya saya bukan tipe orang yang romantis,saya hanya mengikuti cara orang menyatakan cinta di film". Kata Steven.

"Hahaha kamu ini lucu juga,kita tidak senang main film,lebih baik yang biasa saja lebih alami. Saya memang suka bunga,tapi bukan berarti saya juga romantis". Kata Jasmine.

"Senang sekali selama bertemu denganmu,baru kali ini saya melihat kamu ketawa". Kata Steven.

"Hmmm...benarkah?".Tanya Jasmine.

"Tentu saja,walaupun saya hari ini tidak diterima,tapi ada satu pelajaran yang saya dapat yaitu bahagia itu sederhana,hanya dengan melihat orang yang kita cintai bahagia,kita juga bisa merasakan kebahagiaan". Kata Steven.

"Maafkan saya ya,mari kita lupakan soal nyatakan cinta hari ini. Bagaimana kalau kedepannya kita lebih biasa saja,kita berteman apa adanya seperti pertemanan orang pada umumnya?". Ungkap Jasmine.

"Baiklah,janji kita kedepannya lebih enjoy satu sama lain,tapi saya tidak setuju kata pertemanan. Saya masuk dalam kategori gebetan".Kata Steven.

"Saya tidak mengerti apa itu gebetan". Kata Jasmine.

"Gebetan itu maksudnya adalah calon pacar,saya masih belum jadi pacarmu,tapi saya calon pacar. Kamu harus tau itu". Jelas Steven.

"Hmmmm... terserah kamu sajalah". Kata Jasmine.

Setelah menyantap menu terakhir berupa desert,mereka berdua pun pulang. Di dalam pejalanan pulang keduanya lebih rileks dari sebelumnya. Mereka berbincang menjadi lebih akrab dari sebelumnya.

Walaupun Jasmine menolak Steven,bukan berarti dia tidak menyukai Steven. Dia hanya ingin agar Steven lebih mengenalnya dan dia punya kesempatan untuk lebih mengenal Steven juga. Jasmine juga sudah mengiyakan Steven untuk mengatarnya ke kantor besok pagi.

Keesokan harinya,tampak Jasmine sudah tidak malu seperti sebelumnya,kali ini Jasmine lebih enjoy saat Steven datang menjemput.

"Pa Ma,Jasmine berangkat ya,Steven sudah tunggu di depan". Kata Jasmine.

"Lain kali suruh Steven masuk saja,sarapan bareng kita". Kata ayah.

"No No,dia juga tidak tiap hari antar jemput aku,aku dan Steven hanya berteman,hmmm apa namanya itu,gebetan. Ya dia adalah gebetan Jasmine dan Jasmine adalah gebetannya. Jadi kalian please stop baperan ya,saya dan Steven sudah sepakat begitu". Ucap Jasmine.

"Gebetan...?". Tanya ayah.

"Iya gebetan. Ya da deh,aku jalan ya Pa Ma,bye...". Kata Jasmine sambil mencium ayah dan ibunya.

"Ma,apa itu gebetan?". Tanya ayah kepada ibu.

"Ya mana saya tau. Saya juga baru dengar". Kata ibu.

"Dulu waktu papa sama mama kenapa gak ada gebetan gebetan ya? Apa ini pacaran anak zaman sekarang?". Tanya ayah lagi.

"Ngak tau papa..,lagian pagi-pagi suruh mama mikir,nanti tanyakan sendiri saja sama anak-anak.Sudah ahh mama mau ke pasar belanja dulu". Kata ibu.

Sesampainya di kantor,Mia yang kepo melihat Jasmine diantar oleh Steven pun mengintrograsi Jasmine.

"Jas,udah jadian?". Tanya Mia.

"Kita gebetan". Jawab Jasmine.

"Hah gebetan? Rempong kali kalian pakai status gebetan segala". Kata Mia.

"Hmmm...aku kasih tau ya,dia lebih rempong. Semalam saya diajak candle light dinner di restoran mewah,terus dia kasih aku bunga dan nyatakan cinta. Sambil berlutut lagi,kayak sinetron saja". Terang Jasmine.

"Apaaaa!! Steven nyatakan cinta terus kamu jawab apa?".Tanya Mia lebih lanjut.

"Ya ku tolak,kan kita baru kenal". Kata Jasmine.

"Astaga Jasmine...kenapa kamu tolak orang yang romantis seperti Steven? Dimana kamu dapat cowok baik dan ganteng seperti Steven? Kamu tidak takut nanti dia direbut orang?". Tanya Mia.

"Kita sudah sepakat untuk jadi gebetan saja. Kita masih harus lebih mengenal satu sama lain. Jika dia direbut orang ya biarkan saja,artinya dia bukan jodoh saya". Terang Jasmine.

"Awas saja nanti Steven direbut orang kamu nyesal". Kata Mia.

"Memangnya cowok di dunia cuma dia seorang?".Kata Jasmine.

"Ya tidak,tapi kan dia romantis. Aku saja iri,dulu suamiku waktu nyatakan cinta di balkon depan rumah,sungguh tidak romantis". Pungkas Mia.

"Tidak perlu romantis Mia,yang penting suami kamu setia dan bertanggung jawab,dia juga sangat sayang kamu,masa bisa-bisanya kamu iri hanya karena dia romantis,kita tidak tau kedepannya dia gimana". Jelas Jasmine.

"Hmmm...iya deh". Kata Mia.

Dan waktunya pulang pun tiba. Steven datang menjemput Jasmine pulang,Jasmine pun naik ke mobil dengan penuh senyum.

"Gimana kerjaan kamu hari ini?". Tanya Steven.

"Baik,semuanya lancar. Kerjaan kamu bagaimana?". Jasmine tanya balik.

"Baik juga,Hmm...kita pergi makan dulu yuk? Saya lapar tiba-tiba". Kata Steven.

"Hmmm... ayuk,mau makan apa biar saya traktir". Kata Jasmine.

"Masa kamu yang traktir sih? Aku saja". Kata Steven.

"Gantian,masa setiap kali kamu yang traktir sih,sekali-kali aku". Kata Jasmine.

"Tapi kan aku cowok,masa aku biarkan cewek yang traktir. Apalagi sekarang aku gebetanmu,bisa minus nanti penilaian kamu terhadap aku". Terang Steven.

"Tidak ada plus minus,memangnya ada peraturannya setiap keluar cowok yang harus traktir? Kali ini saya menawarkan diri traktir kamu,kalau kamu tidak mau ya sudah tidak usah keluar makan". Ucap Jasmine.

"Ya deh...ya deh...ok". Kata Steven.

"Gitu dong,jadi kamu pengen makan apa?". Tanya Jasmine.

"Batagor,ayuk kita makan Batagor? Tapi...kamu bisa tidak ya makan Batagor di pinggir jalan,soalnya saya tau ada satu warung Batagor pinggir jalan yang enak". Tanya Steven.

"Tentu saja bisa,kamu pikir saya hanya bisa makan di restoran saja. Makanan pinggir jalan juga tidak kalah enak dari restoran". Kata Jasmine.

"Kalau begitu deal ya kita kesana". Kata Steven.

"Ok". Kata Jasmine.

Jasmine dan Steven semakin akrab dan semakin dekat. Mereka berdua tidak kelihatan canggung lagi seperti sebelumnya. Banyak sekali topik yang mereka bicarakan mulai dari kerjaan,keluarga,hobi dan lain-lain.

Steven semakin hari semakin memahami Jasmine begitu juga sebaliknya. Keputusan Jasmine menolak Steven waktu itu adalah tepat. Terjadilah seperti apa yang Jasmine inginkan, dia lebih bisa mengetahui sosok Steven seperti apa melalui pendekatan ini.

Setengah tahun kemudian,kantor Jasmine mengadakan tour keluar kota untuk karyawan. Semua staf kantor ikut dalam tour yang diadakan kantor termasuk Jasmine.

"Jas,asik kita liburan sejenak menghilangkan stres,semoga tour karyawan kali ini menyenangkan". Ucap Mia.

"Tentu saja,pasti menyenangkan. Oh ya kali ini kita akan tour ke mana?". Tanya Jasmine.

"Saya sih dengarnya kita akan tour ke Heaven Hill".Jawab Mia.

"Wuah...bakalan seru ini,saya sudah lama ingin kesana akhirnya kesampaian".Kata Jasmine.

"Benar,saya juga sudah lama pengen kesana". Lanjut Mia.

"Oh Mia,kan boleh ajak keluarga,kamu ajak suami dan anakmu juga kan?".Tanya Jasmine.

"Tidak,mereka tidak ikut denganku. Anakku masih harus sekolah,pas sekali dia lagi ujian semester. Suamiku juga pekerjaan kantornya sedang sibuk,jadi mereka tidak mau ikut". Jawab Mia.

"Saya juga sudah mengajak papa dan mama saya,tapi mereka tidak mau ikut. Alasan papa karena dia tidak mau terlalu lelah,dan masih harus kontrol kesehatan". Kata Jasmine.

"Ya sudah,yang penting kan masih ada aku".Kata Mia.

"Ya,pokoknya nanti kamu harus tetap sama aku". Ucap Jasmine.

"Siap,saya akan lengket bagaikan perangko". Kata Mia.

"Hmmm...bagaimana dengan Steven? Apa kamu sudah memberitahukannya?".Tanya Mia.

"Belum,nanti pulang kerja saya akan kasih tau Steven". Kata Jasmine.

"Bagaimana nasib Steven selama lima hari tidak bertemu dengan cintanya?". Ejek Mia.

"Apaan sih..,dasar kamu".Kata Jasmine.

"Ya gitu,maksudnya dia bakalan rindu banget sama kamu,hahaha...".Kata Mia.

"Yee...saya dan Steven itu belum pacaran,tidak perlu ada kangen-kangenan. Kamu tuh,suami dan anakmu yang bakalan kangen berat sama kamu". Kata Jasmine.

"Iya itu sih pasti. Oh ya kamu ajak aja Steven gimana?".Kata Mia.

"Kenapa harus ajak Steven? Dia bukan siapa-siapa saya. Ingat Mia yang ikut hanyalah anggota keluarga,pacar saja tidak termasuk keluarga,apalagi saya dan Steven".Terang Jasmine.

"Oh iya juga ya,sayang sekali. Seandainya Steven bisa ikut bakalan jadi moment tak terlupakan".Kata Mia.

"Sudah hayal nya? Kita harus cepat selesaikan tugas kita,pulang nanti harus segera kemasin baju dan barang untuk tour besok". Kata Jasmine.

"Yup setuju,ayukkk semangat untuk tour besok!" Teriak Mia.

Selesai juga pekerjaan Jasmine dan Mia,waktu menujukan sudah waktunya pulang. Mia berpamitan dengan Jasmine yang pulang duluan karena suami Mia sudah datang. Jasmine kemudian menyusul Mia keluar dari ruangan. Terlihat mobil Steven yang sudah menunggu di luar kantor,Jasmine pun bergegas masuk ke mobil.

"Tidak lama kan?".Tanya Jasmine.

"Tidak kok,bagaimana pekerjaan kamu hari ini?" Steven tanya balik.

"Melelahkan,saya harus selesaikan semua pekerjaan kantor karena besok kantor akan mengadakan tour karyawan". Terang Jasmine.

"Tour karyawan? Besok?". Tanya Steven.

"Iya tour karyawan,biasanya kantor ada adakan tour karyawan setiap tahun atau dua tahun sekali sesuai kebijakan perusahaan". Ucap Jasmine.

"Hmmm...kenapa kamu tidak kasih tau". Kata Steven.

"Lah...bukannya ini saya kasih tau". Kata Jasmine.

"Maksud saya kenapa mendadak begitu kasih taunya". Kata Steven.

"Ya kan tidak apa-apa,kantor juga baru umumkan nya minggu lalu". Kata Jasmine.

"Oh begitu,tapi kan saya belum siap buat tahan rindu". Ejek Steven.

"Apanya rindu,lagian cuma lima hari bukan setahun". Kata Jasmine.

"Apa.....!! Lima hari....?".Teriak Steven.

"Kenapa kaget gitu? Kan cuma lima hari". Kata Jasmine.

"Ya ampun Tuhan,lima hari itu lama bagiku jika tidak lihat kamu". Kata Steven.

"Beh..gak usah gombal,lima hari itu sebentar".Kata Jasmine.

"Bagimu mungkin itu sebentar,tapi bagiku...".Kata Jasmine.

"Sudah,selama lima hari ini tidak ada yang repotin kamu antar jemput,jadi kamu bisa istirahat".Kata Jasmine.

"Bagaimana bisa istirahat dengan tenang,sebagian jiwaku hilang selama lima hari". Ucap Steven.

"Kan ngegombal lagi,orang yang pacaran aja tidak sedramatis kamu".Kata Jasmine.

"Ya udah kalau begitu kita pacaran saja".Kata Steven.

"Kamu ini ngak ngomong sampai mana-mana". Kata Jasmine.

"Hahaha..padahal aku serius loh,hmmm...terus tour nya ke mana?".Tanya Steven.

"Ke Heaven Hill". Jawab Jasmine.

"Heaven Hill di kota Vilas?".Tanya Steven lagi

"Iya benar". Kata Jasmine.

"Saya pernah ke kota Vilas,tapi belum pernah ke Heaven Hill,disana pasti indah sekali". Kata Steven.

"Betul,Heaven Hill di kota Vilas adalah impian saya dan Mia,kita sama-sama sudah lama sekali ingin kesana,dan akhirnya kesampaian". Ucap Jasmine.

"Wuahhh...baguslah,kalau begitu selamat bersenang-senang ya. Hmmm...hari ini saya hanya mengantar kamu pulang,saya tidak mau menganggu malammu karena kamu pasti sibuk berkemas malam ini". Kata Steven.

"Benar sekali,saya harus menyusun baju dan barang bawaanku".Kata Jasmine.

"Baiklah,jika ada barang yang kurang,kasih tau saja,saya akan beli untukmu".Kata Steven.

"Tidak ada yang kurang,tenang saja. Oh ya ini sudah sampai rumah.Saya turun ya,Terimakasih".Kata Jasmine.

"Jas,hmmm...have fun ya untuk besok". Kata Steven.

"Terimakasih,ya udah saya turun ya,bye". Kata Jasmine.

"Jas!,,,berangkat dari kantor kan? Besok saya antar ke kantor ya?" Tanya Steven.

"Hmmm...ya sudah,sampai ketemu besok,bye...". Ucap Jasmine.

"Hmm....Jas...!!". Teriak Steven lagi.

"Apa lagi Steven?". Tanya Jasmine.

"Ehhh...cuma mau kasih tau saja,jangan lupa membawa jaket".Kata Steven.

"Hahaha...baiklah bawel,Terimakasih. Kamu hati-hati ya pulangnya. Saya turun ya? Tidak ada lagi kan yang mau dikatakan?". Tanya Jasmine.

"Hehe..tidak ada lagi,ya udah sampai ketemu besok". Ucap Steven.

Steven yang terdiam saat melihat Jasmine turun dari mobilnya,dia melihat Jasmine sampai masuk rumah namun dia masih termenung di mobil,perasaan Steven tidak karuan,padahal hanya lima hari Jasmine ikut tour,tapi Steven sudah galau dari Jasmine sebelum berangkat.

Malam itu Jasmine sibuk mengemasi baju dan barang-barang,terlihat sesekali Jasmine menelepon Mia untuk menanyakan apa barang yang perlu dibawa. Sepertinya tour kali ini akan menyenangkan untuk Jasmine dan Mia. Mereka berdua sudah mendambakan bisa ke Heaven Hill sejak lama.

Episodes
1 Menolak Perjodohan
2 Apakah Jasmine akan mendapatkan jawabanya
3 Jasmine mencari Pak Hadi
4 Jasmine sedih ayahnya sakit
5 Pertemuan di tempat yang tidak tepat
6 Rencana kakak pertama dan kakak kedua
7 Ada titik terang Steven dan Jasmine
8 Kencan pertama Jasmine
9 Perjuangan Steven mendapatkan hati Jasmine
10 Steven menyatakan cinta
11 Ke arah yang lebih baik
12 Kenangan indah di Heaven Hill kota Vilas
13 Jasmine dan Steven
14 Menuju jenjang yang lebih serius
15 Jasmine di lamar
16 Berumah tangga
17 Kondisi Jasmine
18 Kehidupan baru
19 Wanita berkelas
20 Diluar dugaan
21 Steven sibuk urusan kerja
22 Liburan Keluarga
23 Kecurigaan Jasmine
24 Semuanya terbukti
25 Jasmine kecewa
26 Pelajaran untuk Steven
27 Kehidupan masing-masing
28 Sidang perceraian
29 Siapakah CEO perusahaan?
30 Jasmine memberikan penjelasan
31 Vincent memberikan dukungan untuk Jasmine
32 Vincent penuh kejutan
33 Vincent mengunjungi rumah Jasmine
34 Jasen bertemu ayahnya
35 Hampir ketahuan
36 Jasen membocorkan semuanya
37 Sedikit mencurigakan
38 Kebun bunga di belakang kantor
39 Ibu pekerja memberikan jawaban
40 Orang tua Vincent
41 Jasen mencari Vincent
42 Hari terakhir audit
43 Makan bersama di kebun bunga
44 Permintaan Jasmine
45 Fakta yang terungkap
46 Acara ulang tahun ayah Jasmine
47 Steven tidak mau menyerah
48 Obrolan Vincent dengan Jasmine
49 Vincent menjadi tukang kebun
50 Vincent Vs Steven
51 Nasehat ayahnya Jasmine
52 Perseteruan Vincent dan Steven
53 Hari kedua Vincent menjadi tukang kebun
54 Apa yang terjadi?
55 Vincent masuk rumah sakit
56 Jasmine menemani Vincent di rumah sakit
57 Hari kedua di rumah sakit
58 Suasana semakin mencengkram
59 Rumah Vincent
60 Jasen di intrograsi oleh Steven
61 Orang ketiga
62 Klarifikasi permasalahan
63 Merry kembali berulah
64 Keputusan Jasmine ternyata...
65 Kebersamaan keluarga Vincent dan keluarga Jasmine
66 Happy Ending
67 Pengumuman
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Menolak Perjodohan
2
Apakah Jasmine akan mendapatkan jawabanya
3
Jasmine mencari Pak Hadi
4
Jasmine sedih ayahnya sakit
5
Pertemuan di tempat yang tidak tepat
6
Rencana kakak pertama dan kakak kedua
7
Ada titik terang Steven dan Jasmine
8
Kencan pertama Jasmine
9
Perjuangan Steven mendapatkan hati Jasmine
10
Steven menyatakan cinta
11
Ke arah yang lebih baik
12
Kenangan indah di Heaven Hill kota Vilas
13
Jasmine dan Steven
14
Menuju jenjang yang lebih serius
15
Jasmine di lamar
16
Berumah tangga
17
Kondisi Jasmine
18
Kehidupan baru
19
Wanita berkelas
20
Diluar dugaan
21
Steven sibuk urusan kerja
22
Liburan Keluarga
23
Kecurigaan Jasmine
24
Semuanya terbukti
25
Jasmine kecewa
26
Pelajaran untuk Steven
27
Kehidupan masing-masing
28
Sidang perceraian
29
Siapakah CEO perusahaan?
30
Jasmine memberikan penjelasan
31
Vincent memberikan dukungan untuk Jasmine
32
Vincent penuh kejutan
33
Vincent mengunjungi rumah Jasmine
34
Jasen bertemu ayahnya
35
Hampir ketahuan
36
Jasen membocorkan semuanya
37
Sedikit mencurigakan
38
Kebun bunga di belakang kantor
39
Ibu pekerja memberikan jawaban
40
Orang tua Vincent
41
Jasen mencari Vincent
42
Hari terakhir audit
43
Makan bersama di kebun bunga
44
Permintaan Jasmine
45
Fakta yang terungkap
46
Acara ulang tahun ayah Jasmine
47
Steven tidak mau menyerah
48
Obrolan Vincent dengan Jasmine
49
Vincent menjadi tukang kebun
50
Vincent Vs Steven
51
Nasehat ayahnya Jasmine
52
Perseteruan Vincent dan Steven
53
Hari kedua Vincent menjadi tukang kebun
54
Apa yang terjadi?
55
Vincent masuk rumah sakit
56
Jasmine menemani Vincent di rumah sakit
57
Hari kedua di rumah sakit
58
Suasana semakin mencengkram
59
Rumah Vincent
60
Jasen di intrograsi oleh Steven
61
Orang ketiga
62
Klarifikasi permasalahan
63
Merry kembali berulah
64
Keputusan Jasmine ternyata...
65
Kebersamaan keluarga Vincent dan keluarga Jasmine
66
Happy Ending
67
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!