Kehidupan baru

"Jas,kita sudah sampai rumah,mau saya gendong ke dalam?". Tanya Steven.

"Sudah sampai ya,maaf. Saya ketiduran sepanjang pejalanan". Kata Jasmine.

"Tidak masalah,saya senang kamu bisa tidur dengan nyenyak". Kata Steven.

"Saya masih bisa jalan sendiri,sudah tidak apa-apa". Kata Jasmine.

Steven pun membantu Jasmine turun dari mobil dan menggandengnya masuk ke dalam rumah. Melihat rumah yang sudah bersih dan melihat ada makanan di meja makan membuat Jasmine sedikit curiga,tidak mungkin ini semua dilakukan oleh Steven karena seharian dia bekerja di kantor.

"Kok rumah bersih? dapur juga bersih,ini kok ada makanan?". Tanya Jasmine.

"Hmmmm.....". Steven menghela nafas.

"Jangan bilang ini semua kamu yang lakukan? Gak mungkin kan? Kamu kan seharian bekerja di kantor. Perasaan sudah dua hari ini saya tidak beres rumah,tapi rumah kelihatan bersih hari ini". Tanya Jasmine lanjut.

"Memang bukan saya,ya sudah sekarang kamu ke kamar istirahat dulu,nanti kamu ketemu jawabanya". Kata Steven.

"Apa sih,orang tanya itu di jawab dulu". Kata Jasmine.

"Tapi jawabanya ada di kamar sayang,makanya kamu masuk ke kamar dulu". Ucap Steven.

Dengan perasaan curiga dan sedikit kesal Jasmine menuju ke kamar dan ternyata...

"Pa..Ma... lah kapan kalian datang?". Tanya Jasmine.

"Sudah dari tadi siang". Jawab ayahnya.

"Senang gak papa mama datang?". Tanya Steven.

"Senang dong,terus hubungannya dengan jawaban apa?". Tanya Jasmine balik.

"Kamu tanya saja sama papa dan mama". Kata Steven.

"Pa,Ma kalian yang bersihkan rumah?". Tanya Jasmine.

"Bukan,mama kamu hanya datang memasak,melihat rumah sedikit berantakan,mama berencana untuk bantu membereskan, tapi Steven tidak mengizinkan. Dia kemudian mempekerjakan seorang asisten rumah tangga untuk membersihkan semua". Terang ayah.

"Oh jadi begitu,yang dilakukan Steven tepat. Mama dan papa adalah tamu,mana mungkin kita izinkan untuk membereskan rumah kita". Kata Steven.

"Rumah kalian adalah rumah mama juga, mama hanya seperti membersihkan rumah sendiri, apa tidak boleh?" Tanya ibu.

"Tentu saja tidak boleh,papa dan mama boleh datang tiap hari dan boleh nginap.Ini adalah rumah papa dan mama juga,tapi tetap saja untuk urusan membersihkan rumah itu tidak boleh dilakukan". Kata Steven.

"Saya bisa kok bersihkan sendiri,tidak perlu mempekerjakan asisten rumah tangga". Kata Jasmine.

"Jasmine juga tidak saya izinkan membersihkan rumah,kamu sedang hamil dan sering mual,kamu masih harus bekerja,sudah saya putuskan mulai hari ini dan seterusnya yang membersihkan rumah adalah tugas asisten rumah tangga". Terang Steven.

"Saya masih sanggup,kamu kira saya selemah itu". Kata Jasmine.

"Papa setuju dengan Steven,bagaimana pun juga,sekarang kamu sedang hamil. Kurangi beraktivitas dan memperbanyak istirahat". Kata ayah.

"Bagaimana kalau kamu tidak usah berkerja lagi? Kamu fokus saja di rumah. Saya sanggup biayai kamu dan anak kita,kamu tidak perlu ikut bekerja". Ucap Steven.

"Tidak bisa,kita sudah sepakat,selama saya masih bisa bekerja saya akan terus menjadi wanita karier". Kata Jasmine.

"Jika mau kesepakatan kita jalan,kamu harus janji sama saya. Tugasmu hanya bekerja,setelah pulang kerja tugasmu adalah istirahat". Kata Steven.

"Iya iya,Bapak Steven yang cerewet".Kata Jasmine.

"Mama lebih suka Steven cerewet daripada kamu yang cerewet". Kata ibu.

"Jadi gimana keadaan kamu sekarang? Steven menelepon kita bahwa dia akan membawa kamu pulang karena kamu kurang enak di kantor". Kata ayah.

"Iya Pa,tadi Jasmine mual lagi dan rasanya begitu lemah,Mia yang khawatir menelepon Steven untuk menjemput saya. Sekarang sudah membaik".Terang Jasmine.

"Wanita hamil memang begitu, kamu bukan lagi sendiri. Ada dua nyawa dalam tubuhmu. Ingat pesan mama,kamu harus banyak istirahat dan makan yang banyak". Kata ibu.

"Iya Ma". Kata Jasmine.

Setelah berbincang panjang lebar melepas kangen dengan kedua orang tuanya. Tidak terasa langit mulai gelap,dan kedua orang tua Jasmine berpamit pulang.

"Pa,Ma,sering-sering lah datang,Jasmine sangat bahagia melihat kalian. Jika keadaan Jasmine sudah stabil,saya akan membawanya menjenguk kalian". Kata Steven.

"Kami akan sering datang,kamu tidak perlu repot bawa Jasmine menjenguk kami. Kamu juga harus jaga kesehatan dan banyak istirahat. Jasmine sedang hamil sangatlah sensitif,mungkin kamu akan lebih repot mengurus dia". Kata ayah.

"Steven mengerti Pa,saya akan menjaga Jasmine dengan baik". Kata Steven.

"Ya sudah,kamu juga harus istirahat. Masuklah". Kata ibu.

"Terimakasih Pa,Ma,kalian hati-hati di jalan". Ucap Steven.

Setelah ayah dan ibunya Jasmine pulang,Steven segera menuju dapur memberikan makanan kepada Jasmine.

"Jas,ini masakan mama. Kamu harus makan banyak". Kata Steven.

"Kamu juga makan ya". Ucap Jasmine.

"Papa dan mama akan sering datang berkunjung. Untung sekali rumah kita dan rumah mereka tidak terlalu jauh,jika mereka tidak ingin datang sendiri,aku bisa menjemput mereka". Kata Steven.

"Terimakasih Steven,saya pikir setelah saya menikah dan menjadi istrimu,saya mau menjadi istri yang baik yang melayani suami, sekarang malah terbalik. Kamu yang harus melayani saya". Kata Jasmine.

"Kita suami istri,tidak salah kan suami melayani istri. Kamu sedang hamil anak saya,mana mungkin saya tidak peduli. Sebaliknya,kamu yang lebih susah,makan tidak bisa,tidur tidak nyaman,tapi kamu masih berusaha menjadi versi terbaikmu". Kata Steven.

"Oh ya,tadi bukannya kamu bilang mau menjelaskan ke saya,kenapa saya besok di liburkan perusahaan?". Tanya Jasmine.

"Karena kondisimu yang masih belum stabil,manajer kamu yang baik memutuskan untuk meminta HRD untuk meliburkan kamu". Jelas Steven.

"Pak Hadi sungguh manajer yang baik,dia sudah banyak membantu kita". Kata Jasmine.

"Benar,tapi saya sangat setuju keputusannya. Besok kita cek ke dokter kandungan lagi ya. Dan ada satu hal yang mau saya bicarakan". Kata Steven.

"Tentang apa? Katakan saja". Kata Jasmine.

"Saya sudah bertanya kepada dokter yang memeriksa kamu di rumah sakit,katanya usia janin masih belum boleh melakukan pejalanan jauh,terutama naik pesawat. Jika usia kandungan sudah memasuki lima bulan baru diperbolehkan melakukan pejalanan udara". Terang Steven.

"Saya mengerti,tentu saja apa yang dikatakan dokter itu benar". Kata Jasmine.

"Hmmmm...jadi honey moon kita terpaksa ditunda lagi". Kata Steven.

"Tidak apa-apa,kita batalkan saja honey moon kita,yang terpenting sekarang adalah kandungan aku". Kata Jasmine.

"Maaf ya Jasmine,karena saya yang menunda untuk honey moon.Saya tidak menyangka kalau malaikat kecil kita itu cepat". Terang Steven.

"Tidak usah minta maaf,kamu tunda karena pekerjaan di kantor yang tidak bisa di tinggalkan. Dan sekarang kita sangat bahagia walaupun tidak honey moon. Saya sangat bahagia sekali akan segera menjadi ibu,dan saya juga sangat bersyukur punya keluarga serta suami yang begitu perhatian. Itu sudah lebih dari apapun". Jelas Jasmine.

"Terimakasih Jasmine,saya akan terus mencintaimu dan akan lebih lebih lagi mencintaimu. I love you sayang". Kata Steven sambil melayangkan sebuah kecupan di kening Jasmine.

Hari demi hari berlalu dan kandungan Jasmine sudah delapan bulan,dia tidak mengalami Morning Sickness lagi. Jasmine lebih menikmati masa kehamilannya dan tetap bekerja sesuai yang dia sepakati dengan Steven.

"Mia,ini adalah laporan neraca,laba-rugi yang sudah saya gabungan satu file,kamu bisa buka disini". Sambil menunjukan ke Mia di komputernya.

"Baik,saya akan copy kan di flashdisc. Oh ya, ada email yang sudah saya kirimkan ke kamu, itu semua adalah dokumen kontrak kerja yang sudah di sepakati dengan perusahaan lain,dan data klaim yang sudah disetujui, silakan di tanda tangani semuanya nyonya Steven". Ejek Mia.

"Astaga sebanyak ini Mia?". Tanya Jasmine.

"Iya,semua harus di sah kan dengan tanda tangan kamu. Jika kamu belum tanda tangan,klaiman perusahaan kita tidak akan cair. Kalau kamu lelah,tanda tangan setengah saja dulu". Kata Mia.

"Tidak,saya harus selesaikan ini semua sebelum saya lahirkan". Kata Jasmine.

"Masih sebulan lagi Jasmine,kamu sudah cukup menyelesaikan semua. Sisanya serahkan padaku,kamu jangan terlalu lelah". Kata Mia.

"Saya akan usahakan selesaikan semua tugasku. Saya akan cuti selama tiga bulan setelah lahirkan,dan tugasku harus kamu kerjakan selama tiga bulan,aku tidak mau kerjaanku terlalu merepotkan kamu Mia". Terang Jasmine.

"Jasmine,yang mesti kamu kerjakan sudah kamu selesaikan dengan baik,hanya sisa tanda tangan ini semua. Kamu tidak perlu terlalu khawatir,ada staf lain yang ikut membantu saya". Kata Mia.

"Mia,sisa sebulan lagi saya harus cuti. Saya pasti rindu berat sama kamu". Kata Jasmine sambil memeluk Mia.

"Dasar bodo,kamu hanya cuti selama tiga bulan. Kamu pikir kamu akan pindah ke planet Mars". Canda Mia.

"Pokoknya aku bakalan n ganggu kamu terus selama cuti". Kata Jasmine.

"Iya,aku siap dua puluh empat jam demi tuan putri". Kata Mia.

Jasmine berusaha mengerjakan yang menjadi bagian dari pekerjaanya sebelum dia melahirkan. Dia tau bahwa Mia sanggup menggantikan dia mengerjakan tugasnya,namum Jasmine tidak ingin Mia begitu terbebani. Apa yang menjadi tanggung jawabnya akan dia lakukan sampai tuntas.

Setelah satu bulan kemudian,memasuki bulan dimana Jasmine akan segera melahirkan. Jasmine sudah cuti dari tiga hari sebelum lahirkan. Dia masih meminta untuk masuk kantor karena dia belum merasakan kesakitan atau tanda-tanda lahiran. Namum Steven memutuskan untuk segera meminta cuti Jamsine untuk mencegah hal yang tidak di inginkan.

Hari pertama cuti di habiskan Jasmine untuk menyiapkan barang-barang apa saja yang akan di bawa ke rumah sakit saat lahiran,hari kedua dihabiskan Jasmine untuk memasak dan merapikan rumah,tibalah hari ketiga dimana Jasmine merasa ada yang aneh yanh dia rasakan. Gerak gerik Jasmine yang mencurigakan membuat asisten rumah tangga di rumah Jasmine merasa panik.

"Ibu,ada yang sakit? Apakah sudah saatnya lahiran ya? Saya segera menelepon Bapak ya?". Tanya asisten rumah tangga.

"Tidak apa-apa,saya hanya merasa adanya gerakan,belum saatnya saya lahiran,mungkin masih seminggu lagi menurut perkiraan dokter". Kata Jasmine.

"Tidak begitu Ibu,karena kamu lahiran normal,sudah memasuki fase sembilan bulan,kapan saja bisa lahir jika sudah tanda-tandanya". Terang asisten rumah tangga.

"Jadi menurutmu saya harus bagaimana?". Tanya Jasmine.

"Begini saja,lebih baik sekarang ibu telepon dokter,saya akan telepon bapak untuk segera pulang". Jawab asisten rumah tangga.

"Baiklah". Kata Jasmine.

Jasmine mendengarkan apa yang disarankan asisten rumah tangganya,dia segera menelepon dokter untuk bertanya,sementara asisten rumah tangganya menelepon Steven menyuruhnya untuk segera pulang.

"Bagaimana ibu? Apa kata dokter?". Tanya asisten rumah tangga.

"Saya di suruh untuk segera ke rumah sakit". Kata Jasmine.

"Baiklah,kalau begitu ibu istirahat dulu,saya sudah menelepon bapak,dan dia akan segera sampai". Kata asisten rumah tangga.

"Terimakasih ya bik,untung ada kamu disini". Kata Jasmine.

"Tidak apa-apa,jika butuh apapun suruh saya saja". Kata asisten rumah tangga.

"Apakah melahirkan itu sakit?". Tanya Jasmine.

"Hanya sangat sakit beberapa waktu,setelah anak keluar,tidak akan ada rasa sakit lagi. Kamu yang semangat ya,tidak usah takut,semua akan baik saja". Kata asisten rumah tangga.

"Selama saya di rumah sakit,tolong jaga rumah dengan baik". Kata Jasmine.

"Sudah menjadi kewajiban saya,tidak perlu khawatir,saya pasti akan menjaga rumah dengan baik dan merapikan serta membersihkan semuanya untuk menyambut bayi kecilmu". Kata asisten rumah tangga.

"Benar,ada bubuk saya sungguh sangat terbantu". Kata Jasmine.

Beberapa lama kemudian,Steven sampai dirumah. Dia segera lari melihat keadaan Jasmine,terlihat Steven juga merasa panik.

"Jas,bagaimana? Mana yang sakit? Apa kata dokter?". Ucap Steven dengan panik.

"Kamu tenanglah,tadi saya merasa tidak enak dan terasa sakit,sekarang sudah tidak apa-apa. Dokter berkata mungkin saya akan segera lahiran dan menyarankan untuk ke rumah sakit". Jelas Jasmine.

"Ya sudah,kalau begitu kita pergi sekarang". Kata Steven.

"Tapi,saya sekarang sangat lapar,saya ingin makan nasi ayam sebelum ke rumah sakit". Kata Jasmine.

"Hmmm... ya sudah saya akan pergi beli untukmu". Kata Steven.

"Biar saya saja,sebaiknya bapak tetap disini bersama ibu. Saya tau tempat nasi ayam kesukaan ibu". Kata asisten rumah tangga.

"Baiklah bik,kalau begitu merepotkan kamu". Kata Steven.

Setelah selesai memakan nasi ayamnya,Jasmine dibawa ke rumah sakit. Disana Jasmine berusaha tenang dan Steven yang selalu mendampinginya terus memberikan semangat. Walaupun Jasmine dinyatakan sudah akan lahiran,tapi dokter bilang belum waktunya. Jasmine harus menunggu lagi untuk sesi bukaan.

Sampai pada Jasmine yang merasakan sakit yang luar biasa, dokter dan beberapa suster segara membawanya ke ruang bersalin. Tibalah saat dan moment yang ditunggu. Jasmine dan Steven junior segera lahir di dunia.

"Selamat ya,bayi laki-laki. Bayi dan ibunya sehat.Bayi laki-laki perempuan dengan berat tiga koma dua kilogram dan panjang lima puluh satu sentimeter".Kata dokter.

"Terimakasih dokter dan suster semua". Kata Steven.

"Anak kita sehat". Kata Jasmine.

"Iya,kamu hebat Jasmine,Terimakasih ya sayang sudah berjuang". Kata Steven.

"Aku ingin melihatnya".Kata Jasmine.

"Ini anak ibu,bayi ganteng yang lucu. Ok ibu,kita ambil kembali ya bayinya. Nanti sudah waktunya nyusu akan kami bawa ke ruangan ibu". Kata suster.

"Baiklah". Kata Jasmine.

"Bapak silakan keluar dulu ya,kita akan antar istri bapak ke ruanganya nanti". Kata suster.

Steven bergegas keluar dari ruangan,dan bertemu orang tua serta mertuanya untuk memberitahukan kabar baik ini. Kedua keluarga mengucap syukur cucu mereka lahir dengan sempurna dan sehat. Keluarga sepakat untuk memberikan nama bayi mereka dengan nama Jasen.

Episodes
1 Menolak Perjodohan
2 Apakah Jasmine akan mendapatkan jawabanya
3 Jasmine mencari Pak Hadi
4 Jasmine sedih ayahnya sakit
5 Pertemuan di tempat yang tidak tepat
6 Rencana kakak pertama dan kakak kedua
7 Ada titik terang Steven dan Jasmine
8 Kencan pertama Jasmine
9 Perjuangan Steven mendapatkan hati Jasmine
10 Steven menyatakan cinta
11 Ke arah yang lebih baik
12 Kenangan indah di Heaven Hill kota Vilas
13 Jasmine dan Steven
14 Menuju jenjang yang lebih serius
15 Jasmine di lamar
16 Berumah tangga
17 Kondisi Jasmine
18 Kehidupan baru
19 Wanita berkelas
20 Diluar dugaan
21 Steven sibuk urusan kerja
22 Liburan Keluarga
23 Kecurigaan Jasmine
24 Semuanya terbukti
25 Jasmine kecewa
26 Pelajaran untuk Steven
27 Kehidupan masing-masing
28 Sidang perceraian
29 Siapakah CEO perusahaan?
30 Jasmine memberikan penjelasan
31 Vincent memberikan dukungan untuk Jasmine
32 Vincent penuh kejutan
33 Vincent mengunjungi rumah Jasmine
34 Jasen bertemu ayahnya
35 Hampir ketahuan
36 Jasen membocorkan semuanya
37 Sedikit mencurigakan
38 Kebun bunga di belakang kantor
39 Ibu pekerja memberikan jawaban
40 Orang tua Vincent
41 Jasen mencari Vincent
42 Hari terakhir audit
43 Makan bersama di kebun bunga
44 Permintaan Jasmine
45 Fakta yang terungkap
46 Acara ulang tahun ayah Jasmine
47 Steven tidak mau menyerah
48 Obrolan Vincent dengan Jasmine
49 Vincent menjadi tukang kebun
50 Vincent Vs Steven
51 Nasehat ayahnya Jasmine
52 Perseteruan Vincent dan Steven
53 Hari kedua Vincent menjadi tukang kebun
54 Apa yang terjadi?
55 Vincent masuk rumah sakit
56 Jasmine menemani Vincent di rumah sakit
57 Hari kedua di rumah sakit
58 Suasana semakin mencengkram
59 Rumah Vincent
60 Jasen di intrograsi oleh Steven
61 Orang ketiga
62 Klarifikasi permasalahan
63 Merry kembali berulah
64 Keputusan Jasmine ternyata...
65 Kebersamaan keluarga Vincent dan keluarga Jasmine
66 Happy Ending
67 Pengumuman
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Menolak Perjodohan
2
Apakah Jasmine akan mendapatkan jawabanya
3
Jasmine mencari Pak Hadi
4
Jasmine sedih ayahnya sakit
5
Pertemuan di tempat yang tidak tepat
6
Rencana kakak pertama dan kakak kedua
7
Ada titik terang Steven dan Jasmine
8
Kencan pertama Jasmine
9
Perjuangan Steven mendapatkan hati Jasmine
10
Steven menyatakan cinta
11
Ke arah yang lebih baik
12
Kenangan indah di Heaven Hill kota Vilas
13
Jasmine dan Steven
14
Menuju jenjang yang lebih serius
15
Jasmine di lamar
16
Berumah tangga
17
Kondisi Jasmine
18
Kehidupan baru
19
Wanita berkelas
20
Diluar dugaan
21
Steven sibuk urusan kerja
22
Liburan Keluarga
23
Kecurigaan Jasmine
24
Semuanya terbukti
25
Jasmine kecewa
26
Pelajaran untuk Steven
27
Kehidupan masing-masing
28
Sidang perceraian
29
Siapakah CEO perusahaan?
30
Jasmine memberikan penjelasan
31
Vincent memberikan dukungan untuk Jasmine
32
Vincent penuh kejutan
33
Vincent mengunjungi rumah Jasmine
34
Jasen bertemu ayahnya
35
Hampir ketahuan
36
Jasen membocorkan semuanya
37
Sedikit mencurigakan
38
Kebun bunga di belakang kantor
39
Ibu pekerja memberikan jawaban
40
Orang tua Vincent
41
Jasen mencari Vincent
42
Hari terakhir audit
43
Makan bersama di kebun bunga
44
Permintaan Jasmine
45
Fakta yang terungkap
46
Acara ulang tahun ayah Jasmine
47
Steven tidak mau menyerah
48
Obrolan Vincent dengan Jasmine
49
Vincent menjadi tukang kebun
50
Vincent Vs Steven
51
Nasehat ayahnya Jasmine
52
Perseteruan Vincent dan Steven
53
Hari kedua Vincent menjadi tukang kebun
54
Apa yang terjadi?
55
Vincent masuk rumah sakit
56
Jasmine menemani Vincent di rumah sakit
57
Hari kedua di rumah sakit
58
Suasana semakin mencengkram
59
Rumah Vincent
60
Jasen di intrograsi oleh Steven
61
Orang ketiga
62
Klarifikasi permasalahan
63
Merry kembali berulah
64
Keputusan Jasmine ternyata...
65
Kebersamaan keluarga Vincent dan keluarga Jasmine
66
Happy Ending
67
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!