Jasmine di lamar

Perjuangan Jasmine akhirnya memuaskan,keluarga Steven begitu menyukainya,bahkan sering mengundangnya untuk makan malam bersama. Jasmine dan keluarga Steven semakin dekat,sampai keluarga Steven sudah tidak sabar untuk menjadikan Jasmine sebagai menantu.

"Steven,kamu dan Jasmine sudah berpacaran sekian lama,kalian belum memutuskan untuk menikah?". Kata ayah Steven.

"Saya siap kapan saja Pa,tapi saya belum membicarakan dengan Jasmine". Kata Steven.

"Kamu ini bagaimana,sudah punya pacar sebaik Jasmine,kamu mau pacaran berapa lama? Bagaimana pihak keluarga Jasmine menilaimu nanti". Kata ayah Steven.

"Tenang saja Pa,keluarga Jasmine sangat baik,mereka tidak mempermasalahkan soal itu". Kata Steven.

"Steven,dengar kata papa,kamu ini lelaki.Walaupun keluarga Jasmine tidak mempermasalahkan,kamu sendiri harus inisiatif".Ucap ayah Steven.

"Baik Pa,saya mengerti. Saya akan bahas lebih lanjut dengan Jasmine". Kata Steven.

"Baguslah kalau kamu mengerti,jangan pernah mengecewakan Jasmine dan keluarganya". Kata ayah.

"Tidak akan Pa,masa papa ngak percaya sih sama anak sendiri?". Kata Steven.

"Ya sudah papa serahkan semua padamu,nanti sudah ada pembicaraan dengan Jasmine,kasih tau papa,biar papa dan mama bisa atur lamaran ke keluarga Jasmine". Kata ayah.

"Baik Pa,siap laksanakan". Ucap Steven.

Steven dengan hati yang menggebu-gebu langsung menelepon Jasmine agar segera ketemuan.

"Halo,Jasmine. Aku jemput sekarang ya?". Tanya Steven.

"Tapi...bukannya jam satu siang ya,ini baru jam sepuluh pagi Steven. Hari Minggu bukannya quality time dengan ayah dan ibu kamu dulu". Kata Jasmine.

"Sudah sudah,tapi sudah quality time. Maka dari itu kita harus segera bertemu,ayahku sendiri yang suruh saya secepatnya berbicara dengan kamu". Ucap Steven.

"Saya tidak mengerti,mau bicarakan apa?". Tanya Jasmine.

"Pokoknya sekarang kamu siap-siap ya,saya datang sebentar lagi. Nanti kita baru bahas setelah bertemu,ok sayang". Kata Steven.

"Hmmm...ya sudah,ok saya siap-siap dulu". Ucap Jasmine yang sebenarnya dia bingung apa yang sebenarnya mau di bahas Steven.

Beberapa lama kemudian,Steven pun datang menjemput Jasmine dan meminta izin kepada orang tua Jasmine untuk membawa Jasmine keluar. Setelah mendapat izin,Steven membawa Jasmine ke sebuah tempat makan yang bertemakan alam. Steven sengaja membawa Jasmine kesana agar sembari membahas pernikahan,mereka bisa mendapatkan suasana alam yang rileks.

"Wuah,tempat ini sungguh indah. Kamu selalu tau tempat makan yang punya pemandangan bagus".Kata Jasmine.

"Tentu saja,kita sambil makan dengan santai juga bisa menikmati sejuknya udara disini". Kata Steven.

"Tadi di telepon sepertinya ada sesuatu yang penting yang mau dibahas,emangnya mau bicarakan tentang apa?". Tanya Jasmine.

"Kamu makan aja dulu,nanti selesai makan,kita baru bahas". Kata Steven.

"Tapi saya dengar kamu bicara di telepon sepertinya sesuatu yang sangat penting". Kata Jasmine.

"Memang sangat-sangat penting. Tapi lebih baik,kita selesaikan makanan kita dulu. Tidak baik kan sambil makan sambil bahas". Kata Steven.

"Anggap aja kita makan sambil ngobrol biasa,ada apa sih? Buat saya penasaran". Tanya Jasmine.

"Ya sudah kalau kamu sudah pengen tau banget. Sebenarnya ayah saya berharap kita segera menikah,dia menyuruh saya untuk membicarakan hal ini kepadamu". Terang Steven.

"Apa.....!!". Kata Jasmine sambil keselek es buah.

"Nah kan,pelan-pelan dong makannya. Aku bilang juga apa,bagusnya kita selesai makan baru dibahas". Kata Steven.

"Ya ya,lebih baik kita selesai makan baru di bahas". Kata Jasmine.

"Melihat kamu syok mendengarnya,perasaan saya sedikit tidak enak". Kata Steven sambil sedikit ngambek.

"Ma......maaf....saya tidak bermaksud seperti itu,saya hanya tidak menyangka,ayahmu bisa secepat itu membahas soal kita". Kata Jasmine.

"Kamu tau sendiri kalau keluarga ku begitu menyukaimu,saya sebenarnya juga ingin membicarakan soal pernikahan secepatnya, tapi aku takut kamu akan menolak karena kita baru pacaran selama satu tahun". Kata Steven.

"Hmmm...sebenarnya memang sedikit cepat buatku, tapi jika ayahmu sudah menyuruh,saya akan membicarakan lagi dengan keluargaku". Terang Jasmine.

"Jasmine,di depan keluargamu kamu harus ngomong yang baik-baik tentang aku,jangan sampai mereka menolak ku,saya bisa sedih". Kata Steven memelas.

"Dasar bodoh,mereka sudah dari awal menyukaimu. Tidak perlu pakai ucapan manis tentang kamu,dengan melihat semua sikap dan perbuatanmu terhadap ku,apa lagi yang membuat mereka ragu.Jika mereka tidak menyukaimu,tidak mungkin mereka mendukung mu dari awal sampai kita pacaran". Jelas Jasmine.

"Walaupun begitu,kamu tetap harus bicarakan yang baik tentangku". Kata Steven.

"Iya..iya". Kata Jasmine.

"Hmmm...jika keluargamu tidak ragu,bagaimana dengan kamu? Apakah kamu ragu denganku?". Tanya Steven.

"Hmmm...aku gak mau kasih tau,aku akan kasih tau setelah saya bicarakan dengan keluarga saya dulu". Ejek Jasmine.

"Ayo lah,aku penasaran bagaimana pandanganmu tentang aku,apakah kamu meragukan aku?". Tanya Steven.

"Hmmm...rahasia". Ucap Jasmine.

Mereka berdua pun saling berdebat dengan bercanda,Steven menceritakan semua apa yang ayahnya bicarakan.Ayahnya Steven sangat berharap keluarga mereka bisa segera bertemu keluarga Jasmine untuk melamar.walaupun mereka hanya pacaran setahun lamanya,namun tidak mengubah tekad Steven dan keluarganya untuk membicarakan soal pernikahan antara Steven dan Jasmine. Sesampainya dirumah,Jasmine akan berunding dengan keluarganya tentang pernikahan. Jasmine sangat menghargai keputusan kedua orang tuanya,menurutnya hal penting seperti ini sebaiknya diputuskan oleh kedua orang tuanya.

"Pa,Ma,Jasmine mau bicara". Ucap Jasmine.

"Bicaralah,soal apa Jas?". Tanya ibunya.

"Hmm... papa mama dengarin Jasmine ya,tadi kan Jasmine keluar sama Steven. Terus Steven mengatakan kalau ayahnya ingin kita berdua segera menikah". Kata Jasmine.

"Bagus dong,ini berita yang baik Jasmine. Hahahaha... artinya keluarga Steven menyukaimu". Ucap ayahnya.

"Tentu saja,anak kita tidak pernah mengecewakan Pa". Kata ibunya.

"Hmm... jadi menurut papa dan mama gimana?". Tanya Jasmine.

"Masih tanya,gas kan lah". Kata ayah.

"Papa,maksud Jasmine setidaknya berikan pernyataan gitu lo,masa main gas kan saja". Kata Jasmine.

"Ya,papa setuju. Gimana menurut mama?". Tanya ayahnya.

"Mama juga setuju". Kata ibunya.

"Tapi Jasmine kan baru pacaran setahun, kalian sudah begitu yakin dan setuju begitu saja". Kata Jasmine.

"Jasmine,pacaran berapa lama tidak menentukan apapun. Jika kalian sudah saling kenal satu sama lain,keluarganya menyukaimu,kita juga menyukai Steven,ya sudah. Hubungan itu lebih penting rasa nyamannya bukan berapa lamanya". Terang ayah.

"Jadi papa mama siap jika saya menikah?". Tanya Jasmine.

"Dasar anak bodoh,tentu saja siap. Setiap anak perempuan yang sudah dewasa pasti suatu hari akan menikah".Kata ibunya.

"Tapi Jasmine kan masih pengen bareng mama papa". Kata Jasmine.

"Jasmine tahun ini kamu sudah dua puluh lima tahun,sudah saatnya kamu berkeluarga".Kata ayah.

"Sepertinya Jasmine belum siap Pa". Ucap Jasmine.

"Persiapkan diri dari sekarang,papa percaya kamu bisa. Baiklah,nanti katakan kepada Steven kapan dia akan datang melamar". Kata ayah.

"Tapi Pa,Jasmine setelah menikah tidak tinggal bareng mama papa lagi. Jasmine tidak bisa menjaga papa lagi". Kata Jasmine.

"Jasmine sayangku,papa mama membesarkan kalian bertiga tidak untuk menjaga kita.Melihat kalian menikah dan punya keluarga kecil yang bahagia adalah kesuksesan orang tua. Itu sudah lebih dari cukup buat papa dan mama. Kedua kakak kamu sudah menikah,kami tidak pernah setuju untuk tinggal bersama mereka,karena papa masih punya mama yang temani papa sampai tua,kita sebagai orang tua tidak bisa selamanya hidup dengan kalian. Jika kalian sudah memutuskan berkeluarga,kalian harus mandiri". Jelas ayahnya.

"Hmmmm.....". Jasmine menghela nafas.

"Ini adalah hal baik Jasmine,kenapa menghela nafas? Ikutin saja apa yang dikatakan papamu". Ucap ibu.

"Baiklah Pa,Ma. Jasmine akan ikutin papa".Kata Jasmine.

Hati Jasmine bercampur aduk,dia pernah galau saat Steven menyatakan cinta,tapi kali ini dia lebih galau soal pernikahan. Karena dengan menikah berarti dia akan meninggalkan kedua orang tuanya. Namun begitu,dia tetap mengiyakan penjelasan ayahnya dan melakukan apa yang ayahnya sampaikan.

Keesokan harinya,dia menceritakan semua kepada Mia,berharap Mia akan memberikannya sedikit petunjuk soal berumah tangga.

"Mia,aku mau tanya,hmmmm...waktu kamu mau married gimana perasaanmu?". Tanya Jasmine.

"Awalnya pasti deh-deg an dan galau,tapi saya tetap jalanin saja". Kata Mia.

"Bagaimana setelah berkeluarga?". Tanya Jasmine lanjut.

"Berumah tangga adalah hal yang mulia tapi tidak semudah itu,awal pernikahan saya tidak terbiasa karena belum beradaptasi dengan married life,tapi lama kelamaan sudah terbiasa dan saya jalankan dengan ikhlas". Jelas Mia.

"Apakah kehidupan berumah tangga itu akan ada banyak masalah?". Tanya Jasmine lagi.

"Setiap yang berumah tangga pasti punya masalah,tidak ada hal yang mulus saja di dunia. Intinya kita dan pasangan harus saling mengerti,komunikasi adalah kunci terpenting dalam berumah tangga". Ucap Mia.

"Komunikasi?". Tanya Jasmine helan.

"Iya,harus saling berkomunikasi dan terbuka dalam hal apapun dengan pasangan,walaupun kadang pasangan suami istri tetap butuh yang namanya privasi,tapi untuk hal yang berhubungan dengan rumah tangga harus dibicarakan dengan baik. Jika ada masalah sebisa mungkin suami istri harus sama-sama mencari solusi". Terang Mia.

"Oh...".Kata Jasmine.

"Eittt...bentar-bentar. Kenapa kamu tiba-tiba bahas berumah tangga? Jangan-jangan kamu sudah dilamar ya?". Tanya Mia.

"Belum,tapi mungkin akan segera. Papa Steven ingin kita segera menikah dan kedua orang tuaku juga setuju". Kata Jasmine.

"Horeee......!!Jasmine segera dilamar". Teriak Mia.

"Hustttt...kecilkan suaramu Mia,ini bukan rumahmu". Kata Jasmine.

"Ya sory,saya terlalu bahagia". Kata Mia.

"Hemmmm...ekspresimu sama seperti kedua orang tuaku". Ucap Jasmine.

"Ya jelas dong,harusnya kamu lebih bahagia,kenapa kamu merasa cemas?". Tanya Mia.

"Saya belum pernah meninggalkan orang tua saya,apalagi papa mama sudah semakin tua,tidak ada aku disamping mereka,saya agak khawatir". Kata Jasmine.

"Wajar kamu khawatir,tapi setelah menikah kamu bisa sering mengunjungi mereka. Tenang saja Jasmine,om dan tante akan baik-baik saja". Terang Mia.

"Menurutmu saya bisa seperti kamu menjadi istri,menantu dan ibu yang baik?". Tanya Jasmine.

"Saya saja bisa,kamu lebih hebat dari saya pasti lebih bisa. Kamu bahkan bisa melewati semua dengan mudah,berumah tangga mungkin tidak seindah masa pacaran,ada tanggung jawab yang harus kamu jalankan,tapi saya percaya kamu bisa Jasmine". Kata Mia.

"Saya akan membicarakannya lagi dengan Steven". Kata Jasmine.

Sepulang kerja Jasmine akan memberitahukan kepada Steven jika ayahnya sudah setuju. Jasmine juga mengajak Steven untuk berbicara langsung kepada ayahnya Jasmine perihal lamaran.

"Steven,papa mama saya sudah setuju dengan pernikahan kita,nanti kamu yang bicarakan langsung dengan papaku". Kata Jasmine.

"Yes...!! Senang sekali rasanya mendengar kabar baik ini,tapi kenapa kamu sepertinya tidak begitu bahagia? Apa yang kamu pikirkan?". Tanya Steven.

"Bukan tidak bahagia,saya ciuman cemas soal...". Kata Jasmine.

"Saya mengerti,kamu khawatir dengan kedua orang tuamu kan?". Tanya Steven.

"Benar,walaupun mereka terlihat begitu bahagia,dalam hati mereka tetaplah kehilangan". Kata Jasmine.

"Jasmine,biarpun kamu sudah menikah,kamu tetaplah anak mereka. Kamu boleh tiap hari pulang mengunjungi mereka". Ucap Steven.

"Benarkah?". Tanya Jasmine.

"Tentu saja,kamu boleh pulang kapan saja jika kamu mau". Kata Steven.

"Tapi bagaiman dengan kedua orang tuamu,mereka tidak akan setuju". Kata Jasmine.

"Mereka sudah membicarakan soal ini,mereka tidak keberatan. Sudah seharusnya anak berbakti kepada orang tua". Kata Steven.

"Saya sangat berterima kasih kepada kedua orang tuamu yang mau mengerti". Kata Jasmine.

"Dari awal saya sudah pernah bilang jika kedua orang tua saya sangat pengertian". Kata Steven.

"Kamu benar,saya sangat beruntung punya calon mertua yang seperti mereka". Kata Jasmine.

"Kita sama-sama beruntung,saya juga beruntung punya calon mertua seperti papa mama mu yang menganggap aku sebagai anak sendiri,mendukung aku sampai sekarang". Kata Steven.

"Apa kamu tidak gugup sama sekali?". Tanya Jasmine.

"Tentu saja tidak,saya sangat bersemangat membahas dengan papa mu soal pernikahan kita". Kata Steven.

"Baguslah". Kata Jasmine.

"Kamu sepertinya meragukan aku". Kata Steven.

"Iya saya meragukan kamu,kita liat saja apa yang akan kamu katakan sama papaku". Kata Jasmine.

"Liat saja,nanti akan ada kejutan tak terduga". Kata Steven.

"Aku sudah sering melihat kamu kasih kejutan,ini kan keahlianmu". Ucap Jasmine.

"Kali ini berbeda,kejutan kali ini akan membuat kamu syok". Kata Steven.

"Yang benar saja,apa kejutannya?". Tanya Jasmine.

"Kamu akan tau nanti,sabar ya sayang". Kata Steven.

"Dasar kamu ini". Kata Jasmine.

"Ini sudah sampai,aku sudah tidak sabar masuk untuk berbicara dengan papamu". Kata Steven.

"Tingkahmu seperti orang dapat jackpot". Kata Jasmine.

"Pa ma,Jasmine pulang". Salam Jasmine.

"Paman tante,saya ingin membicarakan hal serius". Kata Steven.

"Paman sudah tau apa yang mau kamu bahas,tidak usah terlalu serius,santai saja". Kata ayah.

"Hmmm... Terimakasih sebelumnya paman dan tante sudah merestui saya dan Jasmine,saya akan sampaikan hal baik ini kepada orang tuaku supaya mereka segera datang melamar Jasmine". Kata Steven.

"Kamu sudah siap untuk berumah tangga? Kelak kamu adalah kepala keluarga, tanggung jawabmu akan berat,Jasmine adalah tanggung jawabmu juga. Apa kamu sudah siap?". Tanya ayah.

"Siap paman,saya janji saya akan baik terhadap Jasmine sampai selamanya". Kata Steven.

"Bagus kalau begitu,paman mau tanya setelah menikah kalian berencana tinggal dengan orang tua atau tinggal sendiri?". Tanya ayah.

"Jika tinggal dengan orang tua saya,apakah paman mengizinkan?". Steven balik bertanya.

"Saya tentu tidak keberatan jika Jasmine harus tinggal dengan orang tuamu,kelak orang tuamu adalah orang tua Jasmine". Ucap ayah.

"Terimakasih paman atas pengertiannya,sebenarnya saya punya kejutan untuk Jasmine". Kata Steven.

"Dari tadi ngomong kejutan,emangnya kejutannya apa?". Tanya Jasmine.

"Hmmm...begini Jasmine,paman dan tante,saya sudah membeli sebuah villa yang lokasinya tidak jauh dari sini,itu akan menjadi tempat tinggal aku dan Jasmine setelah menikah,dan villa tersebut saya buat atas nama Jasmine". Ucap Steven.

"Sejak kapan kamu beli villa? Kamu tidak pernah membahasnya". Kata Jasmine.

"Jika saya bahas duluan bukan kejutan namanya". Jawab Steven.

"Apakah orang tua mu tau tentang hal ini? Apakah mereka setuju?". Tanya ayahnya.

"Tentu saja paman,mereka sudah tau dan mereka mendukung". Ucap Steven.

"Kalau begitu baguslah,saya harus berterima kasih kepada kedua orang tuamu secara pribadi nanti, kapan orang tua mu siap untuk datang,pintu ini akan selalu menyambut mereka".Kata ayah.

Jasmine dan orang tuanya terkejut mendengar pernyataan Steven yang membeli villa atas nama Jasmine,tapi mereka sangat bersyukur karena Steven merencanakan kehidupan pernikahan dengan baik.

Setelah pertemuan Steven dengan orang tua Jasmine hari itu,seminggu kemudian adalah hari yang sangat menegangkan bagi Steven dan Jasmine,karena orang tua dari Steven akan datang melamar Jasmine.

Kedua belah pihak mempersiapkan pertemuan dengan baik,ini adalah pertemuan pertama antara kedua keluarga,pihak Jasmine sudah sangat siap menunggu kedatangan dari keluarga Steven.

"Jasmine,kamu pakai pakaian yang cantik dan sopan. Oh ya ada lagi ,jangan lupa berdandan". Kata ibunya.

"Mama,ini kan bukan pesta". Kata Jasmine.

"Pokoknya kamu harus berkesan,ini adalah pertemuan penting,kamu akan dilamar orang,jangan berantakan". Terang ibunya.

"Iya iya". Kata Jasmine.

"Ma,cemilan dan teh sudah disiapkan belum?". Tanya ayahnya.

"Sudah sudah Pa". Kata ibunya.

"Ma,coba sini liat papa sudah keren belum?". Tanya ayahnya lagi.

"Papa ini,yang penting papa rapi saja sudah cukup,bukan papa yang mau dilamar". Kata ibunya.

"Papa harus kelihatan keren juga dong,biar mereka tau kalau Jasmine punya papa yang ganteng". Kata ayah.

"Iya iya,papa udah ganteng dan keren. Papa lebih sibuk daripada yang mau dilamar,ayah dan anak ini terbalik". Kata ibu.

Lalu terdengar bel berbunyi,bergegas ibunya Jasmine membuka pintu dan menyambut Steven,dan kedua orang tuanya.

"Selamat datang,silakan masuk". Sambutan ibunya.

"Pa, Ma ini mamanya Jasmine dan ini papanya Jasmine". Kata Steven.

"Silakan duduk,silakan minum teh".Sambut ayahnya Jasmine.

"Salam kenal papa dan mama nya Jasmine,terimakasih sambutannya. Saya papa nya Steven hari ini datang kesini bertujuan untuk melamar Jasmine menjadi istrinya Steven. Saya dengar dari Steven, kalian mengganggap Steven seperti keluarga,sebagai orang tua Steven kami sangat berterimakasih.

Sudi kiranya papa Jasmine menerima lamaran kami.Saya dan istri saya berjanji kepada anda,kelak Jasmine tidak hanya kita anggap sebagai menantu,tapi juga akan menganggap Jasmine sebagai anak kami sendiri". Jelas ayah Steven.

"Steven anak yang baik karena didikan orang tua yang baik seperti kalian,bagaimana saya bisa menolak lamaran ini".Kata ayah Jasmine.

"Kalau begitu,kita sepakat untuk menikahkan mereka berdua. Kira-kira mahar apa yang papa Jasmine inginkan? Semoga keluarga kita bisa memenuhinya". Tanya ayahnya Steven.

"Kami tidak membutuhkan mahar apa-apa,yang terpenting adalah Steven harus menjaga Jasmine kita dengan baik,sayangi dia dan jangan membuat dia bersedih,itu sudah cukup buat kita sebagai orang tua. Hartaku yang paling berharga adalah Jasmine,sudah saya serahkan kepada keluarga kalian kelak, itu melebihi mahar apapun yang ada didunia ini,soal mahar seadanya saja". Terang ayah Jasmine.

"Bagaimana dengan Jasmine? Kamu ingin mahar apa? Kita akan mengusahakannya untukmu". Tanya ayahnya Steven.

"Saya mengerti maksud anda,baiklah saya akan mengaturnya. Saya sudah mencari hari yang baik untuk pernikahan mereka,tapi saya ikutin saja sesuai keputusan anda. Ini adalah hari yang saya pilih, jika keberatan,kita bisa bahas lebih lanjut". Kata ayahnya Steven sambil menunjukan sebuah kertas bertuliskan hari baik.

"Semua di atur dengan rapi,saya sangat salut dengan papa Steven. Baiklah,saya setuju dengan hari baik yang anda pilih". Kata ayahnya Jasmine.

"Terimakasih papa dan mama Jasmine,kedepannya kita akan jadi besan. Kalau begitu saya akan umumkan untuk Steven dan Jasmine kalian akan menikah dua bulan dari sekarang di bulan Desember. Jadi untuk kalian berdua persiapkan diri dan persiapkan apa yang dibutuhkan. Mau pernikahan bertema apa,sebaiknya kalian berdua yang rundingkan,kita tidak akan ikut campur. Ini adalah pernikahan kalian berdua,kalian yang tentukan sendiri. Bagaimana menurut papa Jasmine?". Ucap ayahnya Steven.

"Saya setuju,biarkan anak muda yang memilih sendiri tema pernikahan yang mereka inginkan". Kata ayahnya Jasmine.

"Kalau begitu,silakan dinikmati cemilan nya. Saya buat sendiri,maaf jika rasanya kurang enak". Kata ibunya Jasmine.

"Tidak mama Jasmine,ini enak sekali". Kata ibunya Steven.

"Kalau begitu makan lebih banyak,oh ya kita sudah siapkan makan siang. Nanti kita makan bersama". Kata ayahnya Jasmine.

"Baiklah,saya kita tidak sungkan-sungkan lagi". Kata ayahnya Steven.

"Harusnya memang tidak boleh sungkan,calon besan". Kata ayahnya Jasmine.

Keluarga Steven dan keluarga Jasmine berbincang dan makan siang bersama,lamaran berjalan dengan lancar.

Episodes
1 Menolak Perjodohan
2 Apakah Jasmine akan mendapatkan jawabanya
3 Jasmine mencari Pak Hadi
4 Jasmine sedih ayahnya sakit
5 Pertemuan di tempat yang tidak tepat
6 Rencana kakak pertama dan kakak kedua
7 Ada titik terang Steven dan Jasmine
8 Kencan pertama Jasmine
9 Perjuangan Steven mendapatkan hati Jasmine
10 Steven menyatakan cinta
11 Ke arah yang lebih baik
12 Kenangan indah di Heaven Hill kota Vilas
13 Jasmine dan Steven
14 Menuju jenjang yang lebih serius
15 Jasmine di lamar
16 Berumah tangga
17 Kondisi Jasmine
18 Kehidupan baru
19 Wanita berkelas
20 Diluar dugaan
21 Steven sibuk urusan kerja
22 Liburan Keluarga
23 Kecurigaan Jasmine
24 Semuanya terbukti
25 Jasmine kecewa
26 Pelajaran untuk Steven
27 Kehidupan masing-masing
28 Sidang perceraian
29 Siapakah CEO perusahaan?
30 Jasmine memberikan penjelasan
31 Vincent memberikan dukungan untuk Jasmine
32 Vincent penuh kejutan
33 Vincent mengunjungi rumah Jasmine
34 Jasen bertemu ayahnya
35 Hampir ketahuan
36 Jasen membocorkan semuanya
37 Sedikit mencurigakan
38 Kebun bunga di belakang kantor
39 Ibu pekerja memberikan jawaban
40 Orang tua Vincent
41 Jasen mencari Vincent
42 Hari terakhir audit
43 Makan bersama di kebun bunga
44 Permintaan Jasmine
45 Fakta yang terungkap
46 Acara ulang tahun ayah Jasmine
47 Steven tidak mau menyerah
48 Obrolan Vincent dengan Jasmine
49 Vincent menjadi tukang kebun
50 Vincent Vs Steven
51 Nasehat ayahnya Jasmine
52 Perseteruan Vincent dan Steven
53 Hari kedua Vincent menjadi tukang kebun
54 Apa yang terjadi?
55 Vincent masuk rumah sakit
56 Jasmine menemani Vincent di rumah sakit
57 Hari kedua di rumah sakit
58 Suasana semakin mencengkram
59 Rumah Vincent
60 Jasen di intrograsi oleh Steven
61 Orang ketiga
62 Klarifikasi permasalahan
63 Merry kembali berulah
64 Keputusan Jasmine ternyata...
65 Kebersamaan keluarga Vincent dan keluarga Jasmine
66 Happy Ending
67 Pengumuman
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Menolak Perjodohan
2
Apakah Jasmine akan mendapatkan jawabanya
3
Jasmine mencari Pak Hadi
4
Jasmine sedih ayahnya sakit
5
Pertemuan di tempat yang tidak tepat
6
Rencana kakak pertama dan kakak kedua
7
Ada titik terang Steven dan Jasmine
8
Kencan pertama Jasmine
9
Perjuangan Steven mendapatkan hati Jasmine
10
Steven menyatakan cinta
11
Ke arah yang lebih baik
12
Kenangan indah di Heaven Hill kota Vilas
13
Jasmine dan Steven
14
Menuju jenjang yang lebih serius
15
Jasmine di lamar
16
Berumah tangga
17
Kondisi Jasmine
18
Kehidupan baru
19
Wanita berkelas
20
Diluar dugaan
21
Steven sibuk urusan kerja
22
Liburan Keluarga
23
Kecurigaan Jasmine
24
Semuanya terbukti
25
Jasmine kecewa
26
Pelajaran untuk Steven
27
Kehidupan masing-masing
28
Sidang perceraian
29
Siapakah CEO perusahaan?
30
Jasmine memberikan penjelasan
31
Vincent memberikan dukungan untuk Jasmine
32
Vincent penuh kejutan
33
Vincent mengunjungi rumah Jasmine
34
Jasen bertemu ayahnya
35
Hampir ketahuan
36
Jasen membocorkan semuanya
37
Sedikit mencurigakan
38
Kebun bunga di belakang kantor
39
Ibu pekerja memberikan jawaban
40
Orang tua Vincent
41
Jasen mencari Vincent
42
Hari terakhir audit
43
Makan bersama di kebun bunga
44
Permintaan Jasmine
45
Fakta yang terungkap
46
Acara ulang tahun ayah Jasmine
47
Steven tidak mau menyerah
48
Obrolan Vincent dengan Jasmine
49
Vincent menjadi tukang kebun
50
Vincent Vs Steven
51
Nasehat ayahnya Jasmine
52
Perseteruan Vincent dan Steven
53
Hari kedua Vincent menjadi tukang kebun
54
Apa yang terjadi?
55
Vincent masuk rumah sakit
56
Jasmine menemani Vincent di rumah sakit
57
Hari kedua di rumah sakit
58
Suasana semakin mencengkram
59
Rumah Vincent
60
Jasen di intrograsi oleh Steven
61
Orang ketiga
62
Klarifikasi permasalahan
63
Merry kembali berulah
64
Keputusan Jasmine ternyata...
65
Kebersamaan keluarga Vincent dan keluarga Jasmine
66
Happy Ending
67
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!