Perjuangan Steven mendapatkan hati Jasmine

"Jas,Terimakasih ya untuk hari ini,sudah bersedia menemani saya. Maaf jika ada salah kata atau apapun itu yang menyinggung kamu". Kata Steven.

"Tidak apa-apa,Terimakasih juga sudah mengantar saya". Kata Jasmine.

"Hmmm...aku mau bertanya,apakah kamu senang dengan pertama kita?" Tanya Steven.

"Kencan pertama kita? Apa ini termasuk kencan pertama?Masa iya kencan diatur orang tua. Hmm... apa ya,anggap saja ini kita hangout bareng". Kata Jasmine.

"Jadi kamu tidak anggap ini sebagai kencan ya,saya yang terlalu berlebihan ternyata". Kata Steven.

"Hmmm... maksud saya,anggap saja ini kencan yang fake,atau istilahnya kencan yang diatur. Aduh.. maaf ya,jika ada kata saya menyinggung kamu". Kata Jasmine.

"Tidak apa-apa,kalau ini kencan fake atau kencan yang diatur,baiklah. Next time kita atur kencan yang real. Gimana?". Kata Steven.

"Hah? Ada next time?". Tanya Jasmine.

"Mungkin kesan pertama saya kurang ya,sepertinya saya tidak punya harapan lagi untuk ajak kencan". Kata Steven.

"Ngak kok,tidak ada yang kurang. Kamu baik dan sopan,sebenarnya aku lebih insecure,soalnya saya tidak pernah kencan dengan pria". Kata Jasmine.

"Hahaha... tidak perlu insecure. Aku juga belum pernah kencan dengan wanita,kamu adalah yang pertama. Saya hanya ingin mengenal kamu lebih jauh,saya tidak mau membuat kesalahan sekecil apapun saat kita kencan. Supaya kamu mempunyai kesan yang positif terhadap saya". Kata Steven.

"Kamu berkata begini seolah saya begitu positif,saya sendiri tidak pandai menilai orang". Kata Jasmine.

"Kalau begitu,saya boleh kan ajak kamu keluar lagi?". Tanya Steven.

"Hmmm... gak tau deh,tergantung mood ku nanti". Kata Jasmine.

"Baiklah,saya akan berusaha". Kata Steven.

"Berusaha membuat rencana dengan keluargaku lagi?". Kata Jasmine.

"Tentu saja,hahaha".Kata Steven.

"Kamu ini lama-lama saya liat sama jahilinya dengan keluargaku". Kata Jasmine.

"Bercanda,next time jika saya ajak berkencan,saya janji tidak akan melibatkan bantuan dari keluargamu. Saya akan berusaha sendiri dengan kemampuanku". Kata Steven.

"Ya baguslah". Kata Jasmine.

"Untuk hari ini saya sangat berterima kasih kepada keluargamu dan lainnya. Janji ya sama saya,nanti sampai di rumah,kamu jangan membuat perhitungan dengan keluargamu. Jika kamu kesal,boleh marahin saya sekarang,karena apa yang mereka lakukan adalah hanya untuk membantu saya". Kata Steven.

"Tapi...". Kata Jasmine.

"Janji dulu,kamu kesal dan mau marah sama saya saja,jangan salahkan yang lain. Jika kamu kesal dengan mereka,saya yang merasa tidak enak".Kata Steven.

"Ya sudah,baiklah..aku gak akan cari perhitungan dengan mereka". Kata Jasmine.

"Kita sudah mau sampai,saya antar kamu masuk ya". Kata Steven.

"Aku bisa masuk sendiri,papa mama juga pasti menunggu ku di rumah,ini sudah malam,kamu pulanglah". Kata Jasmine.

"Aku harus antar kamu ke dalam,jika kamu masuk sendiri,bagaimana saya harus bertanggung jawab sama papamu?Saya mau menjemput kamu,saya juga yang harus mengantar kamu". Terang Steven.

"Baiklah". Jasmine mengiyakan.

Setelah sampai mengantarkan Jasmine,Steven pamit dengan ayah dan ibunya Jasmine. Terlihat ayahnya berbisik sesuatu dengan Steven yang mengundang curiga Jasmine.

"Apa Pa tadi bisik-bisik? Awas ya yang aneh-aneh lagi. Karena Jasmine hari ini capek dan sudah janji sama Steven tidak mencari perkara. Jasmine mau mandi dan tidur. Selamat malam papa mama". Kata Jasmine.

"Ya ya,selamat malam Jasmine ku sayang". Kata ayah.

Jasmine segera mandi dan bersiap untuk tidur,hari ini merupakan hari yang begitu panjang dan melelahkan bagi Jasmine. Baru saja dia mau memejamkan mata,telepon nya berdering.

"Halo Jasmine,ini saya Steven. Saya sudah sampai di rumah". Kata Steven.

"Lah,dari mana kamu punya nomor saya? Oh,kerjaan papa ku lagi ya?". Kata Jasmine.

"Hehe,bukan dari papamu. Saya dapatkan nomor kamu dari Mia". Kata Steven.

"Dapat nomor telepon rumahku dari Marco,dapat alamat rumahku dari papa,dapat nomorku dari Mia. Mantap ya kamu,banyak yang kerjasama". Kata Jasmine.

"Eitt...tidak boleh marah sama mereka ya,kalau mau marah ya marahin saya saja". Kata Steven.

"Ya,saya memang pengen marah sama kamu sekarang. Terimakasih sudah menelepon untuk kasih kabar,tapi untuk saat ini saya sudah mengantuk". Kata Jasmine.

"Oh baiklah,kalau begitu selamat malam. Besok saya boleh telepon lagi ya?". Tanya Steven.

"Oke...bye". Jasmine langsung tutup telepon.

(Apa yang dia bilang tadi? Dia bilang besok mau telepon saya lagi. Terus... terus apa yang saya jawab? Saya mengiyakan. Astaga Jasmine... Jasmine...). Ucap Jasmine dalam hati.

Minggu pagi seperti biasa,kakak pertama dan kakak kedua datang berkunjung membawa anak mereka dan mereka sekeluarga sarapan bersama. Jasmine yang selalu tidak sabar ingin bermain dengan keponakan segera turun.

"Pagi semuanya,lah kakak kedua kok ...katanya hari ini mau keluar kota?". Kata Jasmine.

"Tidak jadi Jas,sini sarapan bareng". Jawab kakak kedua.

"Hah..Jasmine tau. Kakak cuma akting kan,kalian semua sedang membuat skenario tapi Jasmine yang dijadikan pemerannya". Ketus Jasmine.

"Yee.. maaf,terus gimana kencannya? lancar?". Tanya kakak kedua.

"Karena kalian semua sudah bersekongkol,Jasmine tidak akan kasih tau kalian. Jadi simpan penasaran kalian,tidak usah bertanya lagi. Titik.". Kata Jasmine dengan kesal.

"Lah,mama kan gak ikutan. Jadi cuma mama dong yang boleh tau". Kata Ibu.

"Sama saja,mama kan tau rencana mereka semua tapi tidak kasih tau Jasmine. Itu berarti sama saja bersekongkol dengan mereka". Ucap Jasmine.

"Kenapa anakku jadi pendendam sekarang,nah dengar ya kalian,lain kali kalian kalau rencanakan apapun itu jangan bawa-bawa mama. Mama gak mau ikutan,begini ok kan Jasmine?". Kata ibu.

"Gitu dong baru benar". Kata Jasmine.

"Tapi menurut kakak,Steven itu gentleman. Saya saja tidak seberani itu waktu ajak kakak iparmu keluar". Kata kakak pertama.

"Iya,mantap. Dia berani izin langsung sama papa. Artinya dia sopan dan menghormati orang tua". Lanjut kakak kedua.

"Kesan papa terhadap dia juga lumayan. Pertama kali papa bertemu dengan Steven di rumah sakit, papa tau dia orang yang bertanggung jawab. Jika dia tidak memiliki kepedulian dengan orang lain,mana mungkin dia mau kembalikan kartu karyawan Jasmine". Kata ayah.

"Mama juga ngerasa Steven anak yang baik,sopan dan tampangnya lumayan. Cocok dengan anakku Jasmine". Lanjut ibu.

"Gimana Jas,semua sekeluarga sudah setuju ini? Ditunggu kelanjutannya". Sambung kakak ipar pertama.

"Saya tidak ikut dalam bahasan kalian,sory saya mau metime dulu". Kata Jasmine.

"Hahaha..bagus lah metime,kalau sudah jadi istri orang,sudah gak ada waktu metime lagi". Kata kakak ipar kedua.

"Yeee...kalian ini,sudah ahhh". Kata Jasmie sambil bergegas naik ke kamar nya.

Perkataan dari keluarganya hanya dianggap angin lalu oleh Jasmine. Steven juga tau jika dia mendapat dukungan dari keluarga dan teman Jasmine. Seoalah mendapatkan lampu hijau,Steven tidak akan berhenti mengejar. Minggu itupun Steven menelepon Jasmine berniat mengajak Jasmine keluar.

"Halo,Jasmine. Sudah sarapan?". Kata Steven di telepon.

"Tentu saja sudah,ini sudah jam sebelas siang,waktunya makan siang". Ucap Jasmine.

"Hmmm...kalau begitu sudah makan siang?". Tanya Steven.

"Belum". Jawab Jasmine.

"Kita keluar makan siang yuk?". Ajak Steven.

"Mama saya masak di rumah,kedua kakak saya juga disini. Saya makan di rumah saja". Kata Jasmine.

"Hmmm...gitu. Nanti setelah makan siang,kita pergi nonton yuk?". Ajak Steven lagi.

"Saya pengen main bersama keponakan saya". Kata Jasmine.

"Kalau begitu,saya gabung boleh?". Kata Steven sedikit memaksa.

"Gabung? Maksudnya?". Tanya Jasmine.

"Kebetulan saya belum makan,laper banget. Saya boleh kan ke rumahmu? habis makan nanti kita main bareng sama keponakanmu". Jelas Steven.

"Hah...kamu mau datang?". Kata Jasmine.

"Iya,saya jalan sekarang ya,tunggu saya. Bye-bye". Kata Steven.

Setelah tanpa basa-basi Steven mengatakan dia mau datang,dia langsung menutup telepon. Jasmine yang mendengar itu bagaikam disambar petir,Jasmine bahkan tidak dikasih kesempatan untuk menjawab. Perasaan Jasmine campur aduk,bagaimana dia menjelaskan kepada keluarga pada saat Steven datang.

Seoalah akan di apelin pacar,tanpa berpikir panjang Jasmine segera melepaskan masker muka di pipi dan bergegas mandi. Jasmine mandi dengan cepat dan bergegas lari kebawah,karena dia tidak mau jika Steven duluan datang sebelum dia di bawah. Jasmine turun dengan perasaan panik dan linglung.

"Kenapa kamu Jas,dikejar setan?". Kata kakak pertama.

"Sepertinya kamu ngos-ngosan. Seperti habis olahraga".Kata ayah.

"Eh..itu,Pa Ma. Ada yang mau Jasmine kasih tau". Kata Jasmine.

Ting...Tong... (Suara bel rumah berbunyi).

"Bentar Jas,mama buka pintu dulu". Kata ibu.

"Ma...ma...biar Jasmine saja yang buka". Kata Jasmine.

"Ahhhh sudah biar kakak saja yang buka pintu,siapa yang datang ya". Kata kakak kedua sambil berjalan menuju pintu.

"Hi kak Jerry". Kata Steven.

"Steven.....eh... silakan masuk". Sambut kakak kedua.

"Terimakasih,apa kabar semuanya? Apa kabar paman,tante?". Tanya Steven.

"Baik nak Steven,sini duduk. Kita tadi baru saja bahas kamu". Kata ayah.

"Bahas aku? Bahas aku apa paman?". Tanya Steven.

"Hmm... bahas soal kemarin,bagaimana kencan kamu dengan Jasmine. Soalnya Jasmine tidak mau memberitahukan kita". Kata ayah.

"Papa mulai kan". Kata Jasmine.

"Oh,itu... kemarin berjalan lancar. Terimakasih ya paman. Oh ya,ini aku ada beli sedikit cemilan,saya lupa bertanya kepada Jasmine apa makanan kesukaan kalian. Semoga kalian suka". Kata Steven.

"Tidak apa-apa Steven,kenapa harus repot-repot. Lain kali datang tidak usah membawa apa-apa". Kata ayah.

"Kalau ada apa-apa atau Jasmine menyusahkan kamu,lapor saja ke kita".Kata kakak kedua.

"Jasmine bukan anak TK". Kata Jasmine.

"Ya ya,papa tau kamu sudah dewasa. Jadi tadi apa yang mau kamu kasih tau ke papa?". Tanya ayah.

"Tidak jadi lah,orangnya sudah datang". Kata Jasmine.

"Oh,jadi Jasmine tadi mau bilang kalau Steven mau datang". Kata ibu.

"Iya,dia bilang mau datang,langsung tutup telepon. Saya belum sempat bilang apa-apa". Kata Jasmine.

"Maaf ya Jasmine,maaf ya semua. Saya datang tiba-tiba begini,jadi tidak enak ya". Kata Steven.

"Tidak apa-apa,kamu mau kapan saja datang,pintu ini akan terbuka untuk mu". Kata ayah.

"Jangankan pintu rumah,pintu hati Jasmine juga akan terbuka untukmu". Tambah kakak pertama.

"Saya sudah tau akan seperti ini,kamu datang pasti saya yang jadi objek perbincangan". Ucap Jasmine.

"Maaf ya Jasmine,sudah terlanjur. Harusnya saya tanya kamu dulu boleh atau ngak". Kata Steven.

Tidak perlu bertanya,kita semua senang kok kamu datang".Kata ayah.

"Sebenarnya saya telepon Jasmine ingin ajak dia keluar. Karena dia bilang ingin makan di rumah bersama keluarga dan bermain dengan keponakan. Saya lalu inisiatif untuk kesini dan ikut bergabung". Jelas Steven.

"Hahaha... bagus lah,tante hari ini masak banyak sayur. Steven belum makan kan,kita makan bersama ya". Ajak ibu.

"Terimakasih tante". Kata Steven.

Akhirnya untuk pertama kalinya,ada seorang pria gentle yang datang ke rumah Jasmine dan makan bersama keluarganya. Setelah makan Steven pun bermain bersama keponakan Jasmine,melihat itu semua,ada sedikit tergerak hati Jasmine untuk mengiyakan jika Steven itu pria yang baik.

Setelah menjelang sore,Steven berniat mengajak Jasmine sekali lagi untuk keluar jalan-jalan. Karena Jasmine tidak mau keluar dengan alasan dia mau istirahat untuk besok mulai bekerja kembali,Steven pun mengiyakan dan berpamitan pulang.

Malam harinya,Steven hanya mengirim pesan untuk Jasmine yang bertulis "Malam Jasmine,semoga tidur nyenyak dan mimpi indah. Besok saya antar kamu ke kantor ya,sampai jumpa besok". Karena memang Jasmine sudah tidur,maka pesan itu belum dibaca oleh Jasmine.

Keesokan harinya,Jasmine bersiap untuk pergi kerja,dan Steven sudah menunggu di bawah. Betapa terkejutnya Jasmine,kenapa Steven lagi-lagi muncul secara tiba-tiba.

"Jas,cepat makan gak enak kan Steven sudah tunggu kamu setengah jam". Kata ibu.

"Ma,kok Steven bisa datang?". Tanya Jasmine.

"Lah..mana mama tau,kan katanya sudah kasih tau kamu mau antar kamu ke kantor". Kata ibu.

"Tidak kok". Kata Jasmine.

"Mungkin Steven sudah kirim pesan atau apa". Kata ayah.

"Duh...iya. Steven chat aku semalam Pa,Jasmine tidak baca. Ini Jasmine baru baca,semalam Jasmine sudah tidur". Kata Jasmine.

"Ya sudah,sekarang cepat makan,jangan biarkan Steven tunggu lama". Kata ayah.

"Jadi maksud papa Jasmine harus diantar sama Steven?". Tanya Jasmine.

"Ya iya lah,sudah jangan banyak tanya. Gak enak kan orang sudah niat datang kamu tolak". Kata ayah.

Setelah sarapan,Jasmine mengikuti kata ayahnya membiarkan Steven mengatarnya ke kantor.

"Hmmmm,maaf aku sudah tidur tidak membalas pesan mu". Kata Jasmine.

"Tidak apa-apa,nanti pulang saya jemput ya?" Kata Steven.

"Ngak perlu Steven,saya pulang sendiri saja. Ngak enak kan saya repotin". Kata Jasmine.

"Tidak repot kok,saya senang". Kata Steven.

"Tapi benaran tidak perlu,saya pulang naik grab aja".Kata Jasmine.

"Hmmm... untuk hari ini saya antar saya juga yang jemput. Kalau besok kamu tidak mau saya antar lagi saya tidak akan memaksa. Oke?". Kata Steven.

"Baiklah". Kata Jasmine.

Setelah sampai kantor Jasmine,Steven membiarkan Jasmine turun dan melihat Jasmine masuk kedalam gedung kantor dengan aman,barulah Steven lanjut jalan.Sudah seminggu lamanya Jasmine tidak masuk kantor,dia sudah sangat merindukan sekali kantornya dan teman-temanya terutama Mia.

Episodes
1 Menolak Perjodohan
2 Apakah Jasmine akan mendapatkan jawabanya
3 Jasmine mencari Pak Hadi
4 Jasmine sedih ayahnya sakit
5 Pertemuan di tempat yang tidak tepat
6 Rencana kakak pertama dan kakak kedua
7 Ada titik terang Steven dan Jasmine
8 Kencan pertama Jasmine
9 Perjuangan Steven mendapatkan hati Jasmine
10 Steven menyatakan cinta
11 Ke arah yang lebih baik
12 Kenangan indah di Heaven Hill kota Vilas
13 Jasmine dan Steven
14 Menuju jenjang yang lebih serius
15 Jasmine di lamar
16 Berumah tangga
17 Kondisi Jasmine
18 Kehidupan baru
19 Wanita berkelas
20 Diluar dugaan
21 Steven sibuk urusan kerja
22 Liburan Keluarga
23 Kecurigaan Jasmine
24 Semuanya terbukti
25 Jasmine kecewa
26 Pelajaran untuk Steven
27 Kehidupan masing-masing
28 Sidang perceraian
29 Siapakah CEO perusahaan?
30 Jasmine memberikan penjelasan
31 Vincent memberikan dukungan untuk Jasmine
32 Vincent penuh kejutan
33 Vincent mengunjungi rumah Jasmine
34 Jasen bertemu ayahnya
35 Hampir ketahuan
36 Jasen membocorkan semuanya
37 Sedikit mencurigakan
38 Kebun bunga di belakang kantor
39 Ibu pekerja memberikan jawaban
40 Orang tua Vincent
41 Jasen mencari Vincent
42 Hari terakhir audit
43 Makan bersama di kebun bunga
44 Permintaan Jasmine
45 Fakta yang terungkap
46 Acara ulang tahun ayah Jasmine
47 Steven tidak mau menyerah
48 Obrolan Vincent dengan Jasmine
49 Vincent menjadi tukang kebun
50 Vincent Vs Steven
51 Nasehat ayahnya Jasmine
52 Perseteruan Vincent dan Steven
53 Hari kedua Vincent menjadi tukang kebun
54 Apa yang terjadi?
55 Vincent masuk rumah sakit
56 Jasmine menemani Vincent di rumah sakit
57 Hari kedua di rumah sakit
58 Suasana semakin mencengkram
59 Rumah Vincent
60 Jasen di intrograsi oleh Steven
61 Orang ketiga
62 Klarifikasi permasalahan
63 Merry kembali berulah
64 Keputusan Jasmine ternyata...
65 Kebersamaan keluarga Vincent dan keluarga Jasmine
66 Happy Ending
67 Pengumuman
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Menolak Perjodohan
2
Apakah Jasmine akan mendapatkan jawabanya
3
Jasmine mencari Pak Hadi
4
Jasmine sedih ayahnya sakit
5
Pertemuan di tempat yang tidak tepat
6
Rencana kakak pertama dan kakak kedua
7
Ada titik terang Steven dan Jasmine
8
Kencan pertama Jasmine
9
Perjuangan Steven mendapatkan hati Jasmine
10
Steven menyatakan cinta
11
Ke arah yang lebih baik
12
Kenangan indah di Heaven Hill kota Vilas
13
Jasmine dan Steven
14
Menuju jenjang yang lebih serius
15
Jasmine di lamar
16
Berumah tangga
17
Kondisi Jasmine
18
Kehidupan baru
19
Wanita berkelas
20
Diluar dugaan
21
Steven sibuk urusan kerja
22
Liburan Keluarga
23
Kecurigaan Jasmine
24
Semuanya terbukti
25
Jasmine kecewa
26
Pelajaran untuk Steven
27
Kehidupan masing-masing
28
Sidang perceraian
29
Siapakah CEO perusahaan?
30
Jasmine memberikan penjelasan
31
Vincent memberikan dukungan untuk Jasmine
32
Vincent penuh kejutan
33
Vincent mengunjungi rumah Jasmine
34
Jasen bertemu ayahnya
35
Hampir ketahuan
36
Jasen membocorkan semuanya
37
Sedikit mencurigakan
38
Kebun bunga di belakang kantor
39
Ibu pekerja memberikan jawaban
40
Orang tua Vincent
41
Jasen mencari Vincent
42
Hari terakhir audit
43
Makan bersama di kebun bunga
44
Permintaan Jasmine
45
Fakta yang terungkap
46
Acara ulang tahun ayah Jasmine
47
Steven tidak mau menyerah
48
Obrolan Vincent dengan Jasmine
49
Vincent menjadi tukang kebun
50
Vincent Vs Steven
51
Nasehat ayahnya Jasmine
52
Perseteruan Vincent dan Steven
53
Hari kedua Vincent menjadi tukang kebun
54
Apa yang terjadi?
55
Vincent masuk rumah sakit
56
Jasmine menemani Vincent di rumah sakit
57
Hari kedua di rumah sakit
58
Suasana semakin mencengkram
59
Rumah Vincent
60
Jasen di intrograsi oleh Steven
61
Orang ketiga
62
Klarifikasi permasalahan
63
Merry kembali berulah
64
Keputusan Jasmine ternyata...
65
Kebersamaan keluarga Vincent dan keluarga Jasmine
66
Happy Ending
67
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!