Wanita berkelas

Setelah Jasmine menjadi seorang ibu,aura keibuan terpancar dari dirinya. Dia seperti semua ibu pada umumnya yang super women. Setelah melahirkan, Jasmine memutuskan untuk menjaga sendiri bayinya selama masa cuti. Setelah masa cutinya habis,dia akan kembali bekerja dan anaknya akan di asuh oleh babysitter.

Sebenarnya Steven ingin dia menjadi ibu rumah tangga saja yang menjaga anak dirumah,tapi dia menghargai keputusan Jasmine,selama peran dia dan waktunya bisa dibagi untuk bekerja dan keluarga.

Seorang Jasmine tentu saja dia akan melakukan apapun yang terbaik yang bisa dia lakukan,seperti contohnya dia mengikuti les bagaimana cara merawat anak dan dia juga belajar hal yang berhubungan dengan pola asuh anak dan lain-lain selama dia cuti melahirkan.

Dia lakukan itu tidak lebih adalah untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya dan berusaha menjadi seorang ibu yang baik. Steven tidak berhenti mengangumi istrinya itu. Jasmine juga sangat menikmati masa menyusui dan quality time bersama buah hati kesayangannya.

"Hi Jasen sayang,liat mama belikan selimut lucu buat kamu". Kata Jasmine kepada anaknya.

"Wuahh,cantik sekali selimut bulunya". Kata Steven.

"Saya tadi pulang dari les langsung mampir ke toko pelengkapan bayi,saya rasa Jasen perlu selimut bulu yang lebih halus,kulit bayi lebih sensitif". Kata Jasmine.

"Baiklah,kamu boleh beli apa yang kamu mau dan beli yang terbaik untuk Jasen. Kalian berhak mendapatkan yang terbaik". Kata Steven.

"Terimakasih sayang,oh ya saya di les juga belajar cara memompa ASI yang benar, dan ternyata benar,secepat itu sudah tiga ratus mililiter". Kata Jasmine.

"Kamu benar-benar hebat Jasmine,cuti itu untuk kamu istirahat, malah kamu pakai buat les asuh anak,apa tidak capek?". Kata Steven.

"Saya belum begitu mengerti dunia anak,apalagi anak kita masih bayi, saya harus lebih berusaha lagi untuk memberikan terbaik untuknya". Kata Jasmine.

"Kamu sudah yang terbaik bagi kita,jika memang kamu menyukai les itu ya sudah lanjutkan, tapi kamu harus ingat,jangan terlalu lelah. Ibu yang sehat adalah yang terbaik untuk menjaga anaknya". Kata Steven.

"Kamu tenang saja,saya bisa atur dengan baik, saya juga makan makanan bergizi. Dan saya memasak sop herbal untukmu. Bukankah seorang ayah juga mesti sehat?". Ucap Jasmine.

"Iya,saya akan meminumnya nanti,saya pengen gendong anak ku dulu". Kata Steven.

Malamnya Jasmine dan Steven bergantian menjaga anak mereka. Steven juga ikut serta membantu Jasmine dalam mengasuh anak bayi mereka. Steven tidak segan untuk ikut serta menggantikan popok bayi dan memandikan bayi.

Waktu berjalan begitu cepat,dalam sekejap sudah tiga bulan,masa dimana cuti Jasmine telah habis. Dia harus kembali bekerja seperti biasa. Itu tidak membuat Jasmine merasa lelah,dia malah lebih bersemangat seakan mendapatkan kekuatan lebih.

"Jamsine,akhirnya kamu masuk juga. Bagaimana menjadi ibu baru? Tidak mudah kan?". Tanya Mia.

"Tentu saja tidak mudah,apalagi ini pengalaman pertama buat aku,tapi saya menikmatinya". Kata Jasmine sambil senyum bahagia.

"Jasen adalah anak yang beruntung karena punya ibu hebat seperti kamu". Kata Mia.

"Semua ibu di dunia ini hebat,saya benar-benar merasa mulia setelah menjadi seorang ibu". Kata Jasmine.

"Selama tiga bulan ini,bunga terus berdatangan tanpa henti sehari pun. Saya sampai pusing mau di apakan bunga-bunga ini". Kata Mia.

"Terus gimana dong bunga-bunga nya?". Tanya Jasmine.

"Ada yang saya bawa pulang,ada juga yang saya bagikan ke staf lain. Mereka begitu senang mendapat bouquet bunga,Hehe". Kata Mia.

"Bagus dong,baiklah mulai hari ini bunga-bunga ini akan saya bagikan ke staf lain jika mereka mau". Kata Jasmine.

"Kamu sudah kembali,lebih baik taruh saja di meja kamu. Bukan kah itu akan menambah semangatmu". Ucap Mia.

"Sekarang bertambah lagi semangatku karena ini,taaa.... daa....!". Kata Jasmine sambil menunjukan apa yang dia bawa.

"Huahhhhh.... lucunya. Benar sekali, foto Jasen buat tambah semangat". Kata Mia.

"Saya sengaja mencetaknya untuk di letakan disini,jika saya bekerja tiba-tiba merindukan dia,saya bis melihat foto ini". Kata Jasmine.

"Benar sekali". Kata Mia.

"Kerjaan saya sudah menunggu,saatnya saya bekerja lebih giat". Kata Jasmine.

"Menumpuk apanya,saya sudah membereskan semua". Kata Mia.

"Mia,sudah saya bilang kan,yang bisa ditunda biarkan saya menyelesaikannya sendiri". Kata Jasmine.

"Sudah,tenang saja. Tugasmu hari ini dikit,jadi nikmati pelan-pelan hari pertama setelah cuti". Kata Mia.

"Bagaimana saya harus berterimakasih kepada kamu? Kamu pasti sangat kesulitan di saat saya tidak ada". Kata Jasmine.

"Tidak sama sekali,jangan berpikir seperti itu". Kata Mia.

"Bagaimana kalau saya traktir kamu makan?". Tanya Jasmine.

"Tidak perlu tidak perlu,sudah seharusnya kita saling membantu". Kata Mia.

"Tapi saya maksa". Kata Jasmine.

"Ya terserah kamu saja deh". Kata Mia.

"Ok,deal ya tar kita makan siang,saya yang traktir ya". Kata Jasmine.

Jasmine akhirnya mentraktir Mia sebagai tanda Terimakasih. Beginilah kehidupan Jasmine sehari-hari setelah mempunyai anak. Pagi sampai sore dia bekerja dan malamnya adalah waktu dia bersama anak dan suami. Walaupun dia sebagai wanita karier,dia tetap melakukan semua kewajiban sebagai istri dan ibu dengan baik.

Begitu sempurna kehidupan Jasmine,mempunyai suami yang baik dan anak yang lucu. Keluarga yang sangat mendukung dia dan mertua yang baik. Seakan menerima hadiah yang tidak habis dari Tuhan,setelah di kasih seorang anak yang lucu,kini giliran Steven yang ternyata di promosikan jabatannya menjadi seorang general manajer di perusahaannya.Walaupun sekarang Steven lebih sibuk dari biasanya,dia tetap mengutamakan keluarga kecilnya.

"Jas,besok Sabtu ada acara gathering kantor dengan beberapa investor. Kamu ikut ya?". Kata Steven.

"Hmmm... tapi Jasen gimana? Kamu saja deh yang pergi,saya dirumah menjaga Jasen". Kata Jasmine.

"Ayolah,kita punya babysitter yang bisa dipercaya untuk menjaga Jasen,anggap saja kita ke acara pesta". Kata Steven.

"Bukannya kamu bilang banyak investor yang hadir,tentu mereka bukan tamu biasa,kamu mengajak istri apa tidak menganggu?". Tanya Jasmine.

"Tentu saja tidak sayang,ini bukan acara formal. Semua juga mengajak istri mereka,masa istriku secantik ini dibiarkan di rumah". Canda Steven.

"Saya sudah semakin gendut semenjak melahirkan. Sekarang saya sedikit tidak percaya diri". Kata Jasmine.

"Kamu tetap cantik Jasmine,semua orang harus tau kalau aku punya istri yang cantik dan pintar". Kata Steven.

"Aku tidak tau ya Pak Manajer jika istrimu ini malu-maluin nantinya". Kata Jasmine.

"Mana mungkin,orang sudah tau istri Steven adalah wanita yang luar biasa". Kata Steven.

"Kamu sudah jadi seorang ayah,masih saja pande ngegombal". Kata Jasmine.

"Kalau ngak ngegombalin kamu,gombalinya siapa lagi? Ya sudah ini sudah malam,ayo kita tidur". Kata Steven.

Di hari dimana acara gathering perusahaan Steven tiba. Semua karyawan dan beberapa petinggi perusahaan hadir disana. Steven juga terlihat sudah tiba disana bersama Jasmine.

Steven sibuk memberikan salam kepada para tamu penting yang datang,terlihat Steven senang dan bangga mengikut sertakan Jasmine di acara tersebut. Dia bahkan memperkenalkan Jasmine kepada beberapa tamu yang hadir disana.

"In istriku Jasmine". Kata Steven kepada seorang tamu.

"Wuah,istrimu cantik sekali,saya dengar anda baru melahirkan. Tapi masih terlihat seperti anak gadis".Kata tamu tersebut.

"Terimakasih Ibu,anda terlalu memuji". Kata Jasmine.

"Benar anda kelihatannya sangat pintar dan berkelas". Kata seorang tamu pria.

"Terimakasih Pak,saya biasa-biasa saja". Kata Jasmine.

"Benar kan Jas,apa kata saya,semua orang memujimu". Kata Steven.

"Diacara seperti ini,apa ada orang yang terus terang sampai menyakiti orang lain. Jangan terlalu besar kepala jika istrimu di puji". Bisik Jasmine.

Steven dan Jasmine kemudian ketawa bersama. Dan kali ini Steven membawa Jasmine berkenalan dengan Lidya,sekertaris Steven.

"Lidya sini,ini perkenalkan istri saya Jasmine". Kata Steven.

"Salam kenal Ibu Jasmine saya Lidya.Ternyata orang aslinya lebih cantik dari yang di foto". Kata Lidya.

"Salam kenal,saya Jasmine. Kamu terlalu memuji,dimana kamu melihat foto saya?". Tanya Jasmine.

"Di meja kerja Pak Steven,ada foto anak kalian yang ganteng juga". Kata Lydia.

"Kamu ini bisa saja". Kata Jasmine.

"Pak Steven dan Bu Jasmine butuh apa? Bia saya bawakan". Kata Lydia.

"Tidak perlu,saya dan Jasmine masih harus menyapa beberapa tamu lagi". Kata Steven.

"Kalau begitu saya permisi ya,jika ada perlu apa-apa,panggil saya saja". Kata Lidya.

"Terimakasih Lidya". Kata Jasmine.

Steven dan Jasmine pun melanjutkan menyapa tamu penting. Mereka mengikuti acara dari awal sampai selesai.

"Gimana Jasmine,menyenangkan bukan?". Tanya Steven.

"Biasa saja". Kata Jasmine.

"Apa yang biasa saja,selama saya membawa kamu menyapa orang. Semua pada memuji kamu daripada saya". Kata Steven.

"Jadi kamu cemburu tidak di puji? Sini aku puji kamu. Suamiku adalah seorang yang tampan dan baik hati,dia pengertian,dan dia juga adalah seorang ayah yang baik". Ucap Jasmine.

"Terimakasih istriku. Sebenarnya saya tidak cemburu,tapi malah senang. Orang bisa memuji istriku, berarti memuji aku juga". Kata Steven.

"Benar,ini yang sebenarnya harus kamu rasakan". Kata Jasmine.

"Jika ada acara seperti ini lagi,kamu ikut lagi ya?". Tanya Steven.

"Tergantung acaranya,jika sampai terlalu malam saya tidak akan ikut. Kasihan Jasen dirumah". Kata Jasmine.

"Jasen tidak sendiri,ada babysitter. Jika kamu tidak percaya,kamu bisa menitipkan Jasen ke rumah mama,mereka pasti senang". Kata Steven.

"Kita sudah bekerja seharian,malan ada waktu kita bersama anak kita. Saya harus mengoptimalkan waktu yang ada untuk merawat Jasen". Kata Jasmine.

"Iya ngerti mama Jasmine". Kata Steven.

"Bisa lebih cepat gak nyetirnya? Saya sudah kangen sama Jasen". Kata Jasmine.

"Ya ampun baru tiga jam tidak bertemu". Kata Steven.

Sesampainya di rumah,Jasmine langsung memeluk dan mencium anaknya Jasen. Padahal Jasen sudah tidur.

"Jangan ganggu dia Jasmine,dia sudah tidur". Kata Steven.

"Saya hanya pengen peluk dan cium bentar. Hari ini karena mengikuti acaramu,saya tidak bisa menidurkan Jasen". Kata Jasmine.

"Dasar ibu-ibu,baru sehari tidak menidurkan anak sudah kangen. Besok hari Minggu,kamu bisa seharian main bersama Jasen.Sekarang anak menjadi prioritas utama,lebih sering pegang anak daripada pegang suami". Kata Steven.

"Kamu ini,sama anak sendiri cemburu. Pergi sana mandi habis itu tidur". Kata Jasmine.

Lima tahun kemudian,Jasen kecil sudah sekolah. Jasmine dan Steven sepakat untuk menyekolahkan anak mereka ke sekolah internasional. Walaupun Jasmine kini masih bekerja,dia tetap menjadi peran yang penting bagi anaknya.

Jasmine sudah tidak menggunakan jasa babysitter lagi. Seperti orang tua yang lain,pagi buta dia sudah sibuk menyiapkan sarapan dan bekal untuk anak dan suaminya,setelah itu dia harus mengurus Jasen untuk siap-siap pergi ke sekolah. Setelah Jasen selesai sekolah,akan ada bus sekolah yang mengantarnya ke rumah neneknya yaitu rumah orang tua Jasmine. Sampai pada sore hari setelah Jasmine dan Steven pulang kerja,mereka akan menjemput Jasen pulang ke rumah.

"Jasen sayang,bangun,sudah jam enam". Kata Jasmine.

"Bentar lagi mommy,Jasen masih mengantuk". Ucap Jasen.

"Jasen,nanti terlambat ke sekolah lo. Atau Jasen tidur saja lah tidak usah pergi ke sekolah". Kata Jasmine.

"Ngak ngak,Jasen mau sekolah. Ini bangun mommy". Kata Jasen.

"Bagus,sekarang bangun. Mandi dan gosok gigi,habis itu kita sarapan ya". Kata Jasmine.

"Baik mommy. Daddy cepatan mandinya nanti Jasen bisa terlambat". Teriak Jasen.

"Siapa yang males bangun tadi,kalau takut terlambat,harus lebih cepat bangun". Kata Steven.

"Cepatan daddy,bus Jasen sudah mau datang". Kata Jasen.

"Iya-iya". Kata Steven.

"Kalian berdua anak dan bapak sama saja,sini makan. Oh ya Steven,bukankah kamu hari ini ada jamuan makan malam dengan tamu?". Tanya Jasmine.

"Iya benar,nanti kamu dan Jasen tunggu saya di rumah mama papa ya,setelah selesai perjamuan,saya akan langsung jemput kalian". Kata Steven.

"Tidak perlu,nanti kamu buru-buru. Saya dan Jasen bisa pulang sendiri. Papa saya akan mengantar kita,tenang saja". Kata Jasmine.

"Kalau begitu baiklah,apakah bekal Jasen sudah siap?". Tanya Steven.

"Sudah siap,disini". Kata Jasmine sambil menunjukan kotak nasinya.

"Jasen senang sekali sekolah,saya sangat bangga dengannya. Dia juga sangat berprestasi di sekolah". Kata Steven.

"Jangan terlalu memuji anak,dia baru masuk playground. Kita masih tetap harus mengawasi pelajarannya. Semoga dia terus berprestasi di sekolah sampai SMA". Kata Jasmine.

"Saya percaya anakku pasti bisa,dia punya orangtua yang pintar,dia pasti lebih pintar". Kata Steven.

"Siapa yang pintar daddy?". Tanya Jasen yang baru selesai mandi.

"Daddy membicarakan mommy mu. Dia adalah orang yang sangat pintar,kelak kamu harus seperti mommy ya". Kata Steven.

"Tapi Jasen juara pertama di sekolah,kata guru Jasen adalah yang terpintar di kelas". Kata Jasen.

"Jasen,walaupun Jasen juara pertama bukan berarti Jasen sudah boleh bangga. Harus lebih giat lagi belajar supaya Jasen menjadi anak yang pintar dalam segala hal". Kata Steven.

"Jasen,kamu juara pertama yang terbaik di kelas,tapi belum tentu akan selalu pertama. Yang terpenting Jasen tidak boleh sombong dan tetap harus belajar". Kata Jasmine.

"Jasen janji akan lebih rajin lagi belajar". Kata Jasen.

"Anak pintar,ayo di makan nasi gorengnya". Kata Jasmine.

Mereka pun makan sarapan bersama,kemudian terdengar suara bus sekolah yang klakson.

"Mommy,bus Jasen datang". Kata Jasen.

"Iya,sini mami antarkan ke bus,cium daddy dulu". Kata Jasmine.

"Daddy,Jason sekolah dulu ya". Ucap Jasen sambil mencium pipi Steven.

"Belajar yang rajin ya sayang". Kata Steven membalas ciuman Jasen.

"Dahhh... mommy,I love you". Kata Jasen sambil memeluk Jasmine.

"I love you sayang,bekalnya di makan ya,jangan lupa minum airnya". Kata Jasmine.

"Jasen lucu banget,kita harus bersyukur mempunyai anak seperti Jasen,dia pintar,baik dan pengertian". Kata Steven.

"Tentu saja saya bersyukur banget. Duniaku dua kali lipat lebih indah setelah memiliki Jasen". Kata Jasmine.

"Jasen sudah umur lima tahun,apa kamu tidak kepikiran untuk kasih adik lagi ke dia?". Canda Steven.

"Nanti kita pikirkan lagi setelah Jasen sudah di bangku SD,sekarang masih belum saatnya". Kata Jasmine.

"Baiklah, kapan kamu siap kita langsung gas". Ejek Steven.

"Iya,sekarang habiskan sarapan kamu bapak,sudah waktunya kita berangkat ke kantor". Kata Jasmine.

Beginilah kehidupan Jasmine setelah berkeluarga,dia sangat menikmati peran sebagai istri dan ibu. Steven mempertimbangkan untuk memiliki anak kedua,namum Jasmine berpendapat lain. Bagi Jasmine,anaknya sekarang masih kecil dan perlu kasih sayang orang tua. Jika mereka punya anak lagi,Jasmine takut Jasen yang masih kecil belum siap mempunyai adik dan malah kekurangan kasih sayang.

Episodes
1 Menolak Perjodohan
2 Apakah Jasmine akan mendapatkan jawabanya
3 Jasmine mencari Pak Hadi
4 Jasmine sedih ayahnya sakit
5 Pertemuan di tempat yang tidak tepat
6 Rencana kakak pertama dan kakak kedua
7 Ada titik terang Steven dan Jasmine
8 Kencan pertama Jasmine
9 Perjuangan Steven mendapatkan hati Jasmine
10 Steven menyatakan cinta
11 Ke arah yang lebih baik
12 Kenangan indah di Heaven Hill kota Vilas
13 Jasmine dan Steven
14 Menuju jenjang yang lebih serius
15 Jasmine di lamar
16 Berumah tangga
17 Kondisi Jasmine
18 Kehidupan baru
19 Wanita berkelas
20 Diluar dugaan
21 Steven sibuk urusan kerja
22 Liburan Keluarga
23 Kecurigaan Jasmine
24 Semuanya terbukti
25 Jasmine kecewa
26 Pelajaran untuk Steven
27 Kehidupan masing-masing
28 Sidang perceraian
29 Siapakah CEO perusahaan?
30 Jasmine memberikan penjelasan
31 Vincent memberikan dukungan untuk Jasmine
32 Vincent penuh kejutan
33 Vincent mengunjungi rumah Jasmine
34 Jasen bertemu ayahnya
35 Hampir ketahuan
36 Jasen membocorkan semuanya
37 Sedikit mencurigakan
38 Kebun bunga di belakang kantor
39 Ibu pekerja memberikan jawaban
40 Orang tua Vincent
41 Jasen mencari Vincent
42 Hari terakhir audit
43 Makan bersama di kebun bunga
44 Permintaan Jasmine
45 Fakta yang terungkap
46 Acara ulang tahun ayah Jasmine
47 Steven tidak mau menyerah
48 Obrolan Vincent dengan Jasmine
49 Vincent menjadi tukang kebun
50 Vincent Vs Steven
51 Nasehat ayahnya Jasmine
52 Perseteruan Vincent dan Steven
53 Hari kedua Vincent menjadi tukang kebun
54 Apa yang terjadi?
55 Vincent masuk rumah sakit
56 Jasmine menemani Vincent di rumah sakit
57 Hari kedua di rumah sakit
58 Suasana semakin mencengkram
59 Rumah Vincent
60 Jasen di intrograsi oleh Steven
61 Orang ketiga
62 Klarifikasi permasalahan
63 Merry kembali berulah
64 Keputusan Jasmine ternyata...
65 Kebersamaan keluarga Vincent dan keluarga Jasmine
66 Happy Ending
67 Pengumuman
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Menolak Perjodohan
2
Apakah Jasmine akan mendapatkan jawabanya
3
Jasmine mencari Pak Hadi
4
Jasmine sedih ayahnya sakit
5
Pertemuan di tempat yang tidak tepat
6
Rencana kakak pertama dan kakak kedua
7
Ada titik terang Steven dan Jasmine
8
Kencan pertama Jasmine
9
Perjuangan Steven mendapatkan hati Jasmine
10
Steven menyatakan cinta
11
Ke arah yang lebih baik
12
Kenangan indah di Heaven Hill kota Vilas
13
Jasmine dan Steven
14
Menuju jenjang yang lebih serius
15
Jasmine di lamar
16
Berumah tangga
17
Kondisi Jasmine
18
Kehidupan baru
19
Wanita berkelas
20
Diluar dugaan
21
Steven sibuk urusan kerja
22
Liburan Keluarga
23
Kecurigaan Jasmine
24
Semuanya terbukti
25
Jasmine kecewa
26
Pelajaran untuk Steven
27
Kehidupan masing-masing
28
Sidang perceraian
29
Siapakah CEO perusahaan?
30
Jasmine memberikan penjelasan
31
Vincent memberikan dukungan untuk Jasmine
32
Vincent penuh kejutan
33
Vincent mengunjungi rumah Jasmine
34
Jasen bertemu ayahnya
35
Hampir ketahuan
36
Jasen membocorkan semuanya
37
Sedikit mencurigakan
38
Kebun bunga di belakang kantor
39
Ibu pekerja memberikan jawaban
40
Orang tua Vincent
41
Jasen mencari Vincent
42
Hari terakhir audit
43
Makan bersama di kebun bunga
44
Permintaan Jasmine
45
Fakta yang terungkap
46
Acara ulang tahun ayah Jasmine
47
Steven tidak mau menyerah
48
Obrolan Vincent dengan Jasmine
49
Vincent menjadi tukang kebun
50
Vincent Vs Steven
51
Nasehat ayahnya Jasmine
52
Perseteruan Vincent dan Steven
53
Hari kedua Vincent menjadi tukang kebun
54
Apa yang terjadi?
55
Vincent masuk rumah sakit
56
Jasmine menemani Vincent di rumah sakit
57
Hari kedua di rumah sakit
58
Suasana semakin mencengkram
59
Rumah Vincent
60
Jasen di intrograsi oleh Steven
61
Orang ketiga
62
Klarifikasi permasalahan
63
Merry kembali berulah
64
Keputusan Jasmine ternyata...
65
Kebersamaan keluarga Vincent dan keluarga Jasmine
66
Happy Ending
67
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!