Rencana kakak pertama dan kakak kedua

Jam sembilan pagi dokter kembali melakukan pemeriksaan terakhir sebelum ayahnya Jasmine masuk rekor ruangan operasi. Jasmine,ibu,kedua kakak dan ipar ada berkumpul untuk menyemangati ayahnya. Ayah Jasmine juga sangat segar dan terlihat siap untuk menjalankan operasi,namun disisi lain,kelihatan wajah Jasmine yang begitu gugup seperti dialah yang akan dioperasi.

"Tenang Jasmine,papa akan baik-baik saja. Percayakan kepada dokter ya".Hibur ayahnya.

"Pa,semangat. Jasmine tunggu di luar ya,papa harus berjuang". Kata Jasmine.

"Sudah,sudah saatnya papa masuk ruangan,kita disini menunggu papa,silakan dokter". Kata Ibu.

"Baiklah,pasien akan masuk ke ruangan operasi.Keluarga silakan menunggu di depan ruangan operasi atau ke ruangan pasien".Kata dokter.

Setelah pintu ruang operasi di tutup,Jasmine tidak hentinya berdoa agar operasi berjalan dengan lancar.

Sudah dua jam ayahnya di dalam ruangan operasi,namun belum ada tanda-tanda dari dokter. Mereka tau bahwa operasi ayahnya membutuhkan waktu yang lama,namun mereka setia menunggu sampai ayahnya keluar.

Setelah tim dokter melakukan operasi selama enam jam lamanya,akhirnya tim medis keluar satu persatu diruang operasi. Terlihat para tim medis sangat bekerja keras untuk melakukan operasi ayahnya.

"Sus,Dok,gimana kondisi pasien?". Kata mereka.

"Operasi berhasil,Terimakasih atas kerjasamanya. Pasien masih tertidur,tim akan membawa nya ke ruangan untuk perawatan selanjutnya". Kata dokter.

"Terimakasih dok". Jawab mereka.

Akhirnya ayahnya dipindahkan kembali ke ruangan pasien,namun ayahnya masih belum bangun.

Keluarga Jasmine sangat berbahagia setelah mendengar bahwa operasi ayahnya berhasil,walaupun mereka harus menyemangati ayahnya dalam proses penyembuhan pasca operasi,tapi mereka sangat optimis akan membantu ayah mereka melewati semua.

"Aku dan istriku akan ke bawah kantin membeli makanan,kita juga harus makan kan". Kata kakak kedua.

"Benar,setelah operasi selesai,kita masih harus mengisi tenaga untuk menyemangati ayah menjalankan pemulihan,kita tidak boleh tumbang". Kata kakak pertama.

"Baiklah kalian pergi beli,kami menunggu disini". Kata ibu.

Akhirnya kakak kedua dan istrinya yang turun untuk membeli makanan.Setelah sampai di kantin rumah sakit,kakak kedua melihat seorang pria yang tidak asing,ternyata pria tersebut adalah Steven. Pria yang semalam mencari Jasmine untuk mengembalikan kartu karyawan.

"Hmm..kamu Steven kan?". Sapa kakak kedua.

"Benar kak,oh..kakaknya Jasmine ya?".Sahut Steven.

"Iya,salam kenal nama saya Jerry,kakaknya Jasmine,ini istri saya Shelly. Sory semalam tidak memperkenalkan diri". Sambil menjabat tangannya dengan Steven.

"Halo,saya Shelly. Kakak ipar Jasmine". Lanjut kakak ipar kedua.

"Saya Steven,senang berkenalan dengan kalian". Kata Steven.

"Tak disangka bisa ketemu lagi disini. Kamu disini untuk...?".Kata kakak kedua.

"Oh,saya menunggu hasil medical checkup saya kemarin,karena belum keluar,saya tunggu disini sambil minum kopi". Kata Steven.

"Kalau begitu saya beli makanan untuk keluarga dulu ya,tidak apa-apa saya tinggal? Atau butuh teman ngilu,saya bisa menyuruh Jasmine untuk menemani". Kata kakak kedua berniat mencomblangi adiknya dengan Steven.

"Tidak perlu,gak apa-apa saya sudah terbiasa sendiri. Jangan merepotkan Jasmine". Kata Steven.

"Sudah terbiasa sendiri? Eheemm...memangnya belum punya pacar?". Goda kakak kedua.

"Emm..belum kak". Jawab Steven dengan polos.

"Oh,ternyata masih ada ya yang ganteng dan cantik tapi jomblo. Ehmm...sory maksud saya ganteng gini masa belum punya pacar? si Jasmine juga belum punya pacar". Kata kakak kedua.

"Oh ya? Saya memang masih single kak". Jawab Steven.

"Semoga segera mendapatkan ya,kalau begitu saya izin beli makanan dulu". Kata kakak kedua.

"Terimakasih doanya,silakan". Kata Steven.

Mengetahui Steven belum punya pacar,dan dari usia sepertinya cocok disandingkan dengan adiknya Jasmine,kakak kedua pun merencanakan sesuatu. Setelah dia memesan makanan dan minuman dari kantin,kakak kedua segera menelepon kakak pertamanya. Kakak pertama pun mendapat panggilan telepon dari adiknya.

"Halo,ya kenapa Jerry?". Kata kakak pertama.

"Kak,ada kabar baik. Aku ketemu Steven yang kemarin antar kartu nama untuk Jasmine,ternyata dia belum punya pacar. Aku liat orangnya lumayan,bagaimana kalau dia sama Jasmine pasti cocok. Sekarang dia ada di kantin sedang minum kopi sendiri. Aturkan supaya Jasmine bisa ke kantin sekarang". Kata kakak kedua.

"Hmmmm... kamu ini,tapi saya juga melihat Steven adalah anak yang baik. Ya sudah,sekarang saya akan suruh Jasmine turun ke kantin untuk membayar sisa makanan yang kamu pesan. Pura-pura kekurangan uang untuk pembayaran. Saya akan suruh Jasmine membawakannya padamu. Kamu atur saja". Kata kakak pertama berbisik di telepon.

"Ok,siap laksanakan". Kata kakak kedua sambil menuntup telepon.

"Siapa yang telepon kak". Kata Jasmine.

"Oh ini,kakak kedua memesan makanan di bawah kekurangan uang. Dia tidak bisa melakukan transaksi, tolong kamu bawakan uang ke kantin kasih kakakmu". Pinta kakak pertama.

"Baik kak". Kata Jasmine tanpa ada merasa yang aneh.

Setelah Jasmine turun kebawah dan bertemu dengan kakaknya,dia juga melihat Steven yang duduk sendiri sambil menikmati secangkir kopi di mejanya.

"Kak,kurang berapa uangnya? Ini Jasmine bawakan". Kata Jasmine.

"Hmmm... oh ya sini". Kata kakak kedua.

Setelah kakak kedua sudah melakukan pembayaran, dia menarik Jasmine menuju meja Steven. Jasmine terkejut melihat perlakuan kakaknya,tapi dia hanya bisa mengikuti dan tak bisa berkata-kata. Sementara kakak iparnya melihat aksi suaminya menarik Jasmine,tersenyum bahagia. Karena kakak iparnya mengetahui rencana apa yang akan dilakukan suaminya.

"Halo Steven,boleh kita bergabung". Kata kakak kedua.

"Tentu saja,silakan duduk". Kata Steven.

"Kak,kita kan mau ke atas antar makanan ini". Kata Jasmine.

"Setidaknya kalau ketemu orang itu sapa dulu Jasmine. Benar,mau antarkan makanan ini ke atas, tapi aku dan kakak iparmu yang akan bawa makanan ini ke atas,kamu temanin Steven disini,dia sendirian. Benarkan Steven?". Ejek kakak kedua.

"Tapi.. tidak apa-apa..aku...".Kata Steven.

"Sudah,tidak apa-apa,biarkan Jasmine yang temanin kamu disini. Jasmine juga tidak ngapa-ngapain diatas". Kata kakak kedua.

"Kak...aku...".Kata Jasmine.

"Sudah temanin Steven minum,ini kakak sudah belikan kamu matcha latte kesukaanmu. Kamu harus bisa berterima kasih dan balas budi,kemarin kalau bukan karena Steven yang mengembalikan kartu karyawanmu,mungkin kamu sudah tidak menemukannya lagi". Kata kakak kedua.

"Kalau begitu,kalian berbincanglah Jasmine dan Steven.ap Ayo sayang kita ke atas,yang lainnya masih menunggu makanan ini diatas". Kata kakak ipar sambil menarik suaminya ke atas.

Terlihat Jasmine yang begitu canggung duduk terbengong melihat kakak dan kakak iparnya ke atas,sedangkan dia sendirian bersama dengan Steven.

"Hi,Steven. Maaf ya,apa aku menganggumu? Hmmmm kakakku...". Kata Jasmine.

"Tidak apa-apa Jasmine,tidak mengganggu sama sekali".Kata Steven.

"Saya berterimakasih lagi untuk yang kemarin". Kata Jasmine.

"Tidak usah berterima kasih lagi,kamu sudah bilang beberapa kali". Kata Steven.

"Ngomong-ngomong kenapa kamu sendirian duduk disini?". Kata Jasmine.

"Oh saya menunggu hasil medical checkup ku kemarin,hasilnya satu jam lagi keluar. Saya datang lebih awal". Kata Steven.

"Kamu sakit apa sampai harus melakukan medical checkup?". Kata Jasmine.

"Saya tidak sakit, karena kewajiban dari perusahaan tempat saya bekerja yang mengharuskan setiap karyawannya medical checkup tiga bulan sekali". Kata Steven.

"Oh begitu". Kata Jasmine.

"Oh ya,papamu hari ini melakukan operasi,bagaimana?". Tanya Steven.

"Operasinya berjalan dengan lancar". Jawab Jasmine.

"Syukurlah,kalian adalah keluarga yang sangat kompak dalam menjaga papa kalian. Paman pasti segera membaik". Kata Steven.

"Terimakasih,oh ya ternyata kamu adalah teman Marco". Kata Jasmine.

"Iya benar,saya dan Marco adalah teman sekolah dulu. Setelah kuliah,kita pisah. Sudah lama sekali kita tidak bertemu,akhirnya ketemuan juga disini". Kata Steven.

"Oh,maaf membuat kalian bertemu di rumah sakit dengan cara seperti ini". Kata Jasmine.

"Tidak apa-apa Jasmine,seharusnya saya berterima kasih,jika tidak ada kejadian seperti ini, mungkin saya dan Marco tidak akan bertemu". Kata Steven.

Percakapan antara Steven dan Jasmine semakin akrab. Mereka juga membahas soal kerjaan dan tempat kerja. Tapi Jasmine sadar jika dia harus kembali keruangan ayahnya.

"Hmmm... Steven,kalau begitu saya permisi kembali ke kamar pasien,mungkin papaku sudah bangun". Kata Jasmine.

"Oh,baiklah Jasmine". Kata Steven.

"Tidak apa-apa kan saya tinggal sendiri". Kata Jasmine.

"Tidak masalah Jasmine, terimakasih sudah menemani aku". Kata Steven.

Mendengar itu,Jasmine segera jalan menuju ke kamar ayahnya. Setelah membuka pintu kamar ayahnya,semua melihat dia dengan tersenyum,termasuk ayahnya.

"Pa,papa sudah bangun?gimana perasaan papa,apa ada yang sakit?". Kata Jasmine.

"Papa baik-baik saja, perasaan papa ya bahagia,gimana ngobrol dengan Steven?". Kata ayahnya.

"Papa masih bisa ejek aku,kenapa papa malah ikut-ikutan,ini karena rencana kakak kedua". Kata Jasmine kesal.

"Tidak boleh begitu,kakak kedua mu benar. Kami harus tau berterima kasih dan membalas budi, setidaknya temanin dia ngobrol adalah balas budi terbaik". Kata ayahnya.

"Tapi Pa,sudah jangan bahas lagi. Papa ayo minum air". Jasmine menyodorkan air minum untuk ayahnya.

"Setelah minum air,papa boleh tau apa yang kalian bicarakan?". Ejek ayahnya.

"Papa...ini gara-gara kakak kedua,papa pun jadi kepo". Kata Jasmine.

"Eitt... tunggu dulu,ini bukan cuma rencana saya,tapi juga ide kakak pertama". Kata kakak kedua.

"Intinya kalian berdua sama saja". Jawab Jasmine makin kesal.

"Jadi kenapa kamu meninggalkan dia secepat itu Jasmine?". Kata ibu.

"Kenapa mama juga ikut-ikutan bertanya,emangnya Jasmine harus temanin dia mengambil hasil checkup?Jasmine masih perlu jadi perawat untuk pasien yang baru operasi". Kata Jasmine sambil melihat ke ayahnya.

"Hasil checkup? Emangnya dia kenapa checkup? Sakit apa? ". Tanya ibunya.

"Dia tidak sakit apa-apa,katanya itu adalah kebijakan perusahaan yang mengharuskan karyawannya medical checkup setiap tiga bulan sekali". Terang Jasmine.

"Oh,jadi begitu. Pantesan kemarin Steven bilangnya dia melakukan medical checkup". Lanjut kakak pertama.

"Steven umur berapa? Tinggal dimana? Kerjanya apa?". Tanya ayah.

"Papa.... stop kenapa jadi interview. Kita hanya ngobrol seputar kerjaan,tidak ada bertanya hal lain. Saya dan Steven tidak begitu kenal,sungguh tidak sopan bertanya hal pribadi seperti itu". Kata Jasmine.

"Jasmine sayang,berkenalan memang di mulai dari pertanyaan itu". Kata ayah.

"Apaan sih,Jasmine bukan mau berkenalan.Jasmine dipaksa menemani dia minum kopi". Kata Jasmine.

"Terus lanjutnya gimana?". Kata kakak pertama.

"Lanjutan apa?". Tanya Jasmine.

"Kenapa aku punya adik yang begitu polos ya Tuhan. Lanjutan percakapan,apakah Steven ada minta nomor teleponmu atau mengajak kamu ketemuan?". Kata kakak pertama.

"Tidak ada lah,untuk apa dia minta nomor telepon ku dan mengajak aku ketemuan. Saya sudah berterima kasih dan menemani dia ngobrol,ya udah. Saya tidak ada utang budi lagi dengan orang yang bernama Steven itu".Kata Jasmine.

"Pa,sia-sia rencana kita?". Kata kakak pertama.

"Hahaha.. tenang Jimmy, Jasmine dan Steven bisa bertemu di saat seperti ini,itu bukan suatu kebetulan,biarkan saja bagaimana mereka mengalir. Jika berjodoh akan bertemu lagi,seperti saya dan mama kalian". Terang ayah.

"Papa ini apa sih,kok bawa-bawa kisah kita". Kata ibu.

"Papa jangan dipihak kakak dong, papa gak boleh berkhianat sama Jasmine dengan bekerja sama dengan kakak. Papa harus ada di pihak Jasmine pokoknya. Sudah jangan bahas Steven lagi, yang penting papa harus sehat kembali". Kata Jasmine.

"Papa di pihak kakakmu dan dipihak kamu juga. Semuanya anak papa, gak boleh pilih kasih". Jawab ayah.

"Ya sudah,ini makan makanan mu Jasmine". Kata ibu.

Sambil makan makanannya,Jasmine mengirim pesan kepada Mia yang mengatakan bahwa operasi ayahnya berjalan lancar. Ayahnya masih perlu rawat inap di rumah sakit sekitar tiga hari lagi sampai benar-benar di izinkan pulang oleh dokter. Walaupun Jasmine sudah mendapat izin selama seminggu dari kantor,namun jiwa tanggung jawabnya ingin sekali segera kembali ke kantor untuk melakukan pekerjaannya. Jasmine dan teman kantornya Mia adalah rekan yang baik saling mendukung satu sama lain,tapi Jasmine juga merasa malu jika dalam seminggu ini pekerjaan kantornya semua dibantu oleh Mia.

Keluarganya tau kegalauan dan kerisauan Jasmine,dimana dia harus menjaga dan menemai ayahnya,di sisi lain dia harus merelakan pekerjaan kantornya dibantu orang lain. Kedua kakaknya Jimmy dan Jerry menyuruhnya untuk kembali bekerja,mengingat ayahnya juga sudah siap melakukan operasi, kedua kakaknya dan kakak iparnya akan bergantian menjaga ayahnya yang pastinya juga ditemanin oleh ibunya. Namun Mia rekan kantornya mendukung Jasmine untuk menemani ayahnya sampai ayahnya dirawat di rumah,karena Mia mengerti jika Jasmine sangat mencemaskan kondisi ayahnya.

Mendapat dukungan dari Mia,Jasmine merasa sangat berterima kasih dan bersyukur punya rekan kerja yang begitu mengerti dia. Sementara mengenai rencana kedua kakak Jasmine yang menjodohkan Jasmine dengan Steven hanya berakhir dengan percakapan di meja kantin saat itu.

Mungkin bagi Jasmine pertemuan antara dia Steven hanya sebatas teman sekali lewat dan dia tidak begitu mencemaskan hal itu,berbeda dengan kedua kakaknya yang mengharapkan lebih. Kedua kakak Jasmine menyayangkan pertemuan antara Steven dan Jasmine yang begitu singkat,lebih mengecewakan lagi,Steven sama sekali tidak berusaha mendapatkan nomor Jasmine.

Apakah Steven dan Jasmine akan bertemu lagi dan mempunyai lanjutan seperti yang diharapkan keluarganya?

Episodes
1 Menolak Perjodohan
2 Apakah Jasmine akan mendapatkan jawabanya
3 Jasmine mencari Pak Hadi
4 Jasmine sedih ayahnya sakit
5 Pertemuan di tempat yang tidak tepat
6 Rencana kakak pertama dan kakak kedua
7 Ada titik terang Steven dan Jasmine
8 Kencan pertama Jasmine
9 Perjuangan Steven mendapatkan hati Jasmine
10 Steven menyatakan cinta
11 Ke arah yang lebih baik
12 Kenangan indah di Heaven Hill kota Vilas
13 Jasmine dan Steven
14 Menuju jenjang yang lebih serius
15 Jasmine di lamar
16 Berumah tangga
17 Kondisi Jasmine
18 Kehidupan baru
19 Wanita berkelas
20 Diluar dugaan
21 Steven sibuk urusan kerja
22 Liburan Keluarga
23 Kecurigaan Jasmine
24 Semuanya terbukti
25 Jasmine kecewa
26 Pelajaran untuk Steven
27 Kehidupan masing-masing
28 Sidang perceraian
29 Siapakah CEO perusahaan?
30 Jasmine memberikan penjelasan
31 Vincent memberikan dukungan untuk Jasmine
32 Vincent penuh kejutan
33 Vincent mengunjungi rumah Jasmine
34 Jasen bertemu ayahnya
35 Hampir ketahuan
36 Jasen membocorkan semuanya
37 Sedikit mencurigakan
38 Kebun bunga di belakang kantor
39 Ibu pekerja memberikan jawaban
40 Orang tua Vincent
41 Jasen mencari Vincent
42 Hari terakhir audit
43 Makan bersama di kebun bunga
44 Permintaan Jasmine
45 Fakta yang terungkap
46 Acara ulang tahun ayah Jasmine
47 Steven tidak mau menyerah
48 Obrolan Vincent dengan Jasmine
49 Vincent menjadi tukang kebun
50 Vincent Vs Steven
51 Nasehat ayahnya Jasmine
52 Perseteruan Vincent dan Steven
53 Hari kedua Vincent menjadi tukang kebun
54 Apa yang terjadi?
55 Vincent masuk rumah sakit
56 Jasmine menemani Vincent di rumah sakit
57 Hari kedua di rumah sakit
58 Suasana semakin mencengkram
59 Rumah Vincent
60 Jasen di intrograsi oleh Steven
61 Orang ketiga
62 Klarifikasi permasalahan
63 Merry kembali berulah
64 Keputusan Jasmine ternyata...
65 Kebersamaan keluarga Vincent dan keluarga Jasmine
66 Happy Ending
67 Pengumuman
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Menolak Perjodohan
2
Apakah Jasmine akan mendapatkan jawabanya
3
Jasmine mencari Pak Hadi
4
Jasmine sedih ayahnya sakit
5
Pertemuan di tempat yang tidak tepat
6
Rencana kakak pertama dan kakak kedua
7
Ada titik terang Steven dan Jasmine
8
Kencan pertama Jasmine
9
Perjuangan Steven mendapatkan hati Jasmine
10
Steven menyatakan cinta
11
Ke arah yang lebih baik
12
Kenangan indah di Heaven Hill kota Vilas
13
Jasmine dan Steven
14
Menuju jenjang yang lebih serius
15
Jasmine di lamar
16
Berumah tangga
17
Kondisi Jasmine
18
Kehidupan baru
19
Wanita berkelas
20
Diluar dugaan
21
Steven sibuk urusan kerja
22
Liburan Keluarga
23
Kecurigaan Jasmine
24
Semuanya terbukti
25
Jasmine kecewa
26
Pelajaran untuk Steven
27
Kehidupan masing-masing
28
Sidang perceraian
29
Siapakah CEO perusahaan?
30
Jasmine memberikan penjelasan
31
Vincent memberikan dukungan untuk Jasmine
32
Vincent penuh kejutan
33
Vincent mengunjungi rumah Jasmine
34
Jasen bertemu ayahnya
35
Hampir ketahuan
36
Jasen membocorkan semuanya
37
Sedikit mencurigakan
38
Kebun bunga di belakang kantor
39
Ibu pekerja memberikan jawaban
40
Orang tua Vincent
41
Jasen mencari Vincent
42
Hari terakhir audit
43
Makan bersama di kebun bunga
44
Permintaan Jasmine
45
Fakta yang terungkap
46
Acara ulang tahun ayah Jasmine
47
Steven tidak mau menyerah
48
Obrolan Vincent dengan Jasmine
49
Vincent menjadi tukang kebun
50
Vincent Vs Steven
51
Nasehat ayahnya Jasmine
52
Perseteruan Vincent dan Steven
53
Hari kedua Vincent menjadi tukang kebun
54
Apa yang terjadi?
55
Vincent masuk rumah sakit
56
Jasmine menemani Vincent di rumah sakit
57
Hari kedua di rumah sakit
58
Suasana semakin mencengkram
59
Rumah Vincent
60
Jasen di intrograsi oleh Steven
61
Orang ketiga
62
Klarifikasi permasalahan
63
Merry kembali berulah
64
Keputusan Jasmine ternyata...
65
Kebersamaan keluarga Vincent dan keluarga Jasmine
66
Happy Ending
67
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!