"Pagi Jasmine,kangen banget". Sambut Mia.
"Aku juga kangen banget sama kamu". Lanjut Jasmine sambil memeluk Mia.
"Oh ya,ini Jas. Sudah seminggu bunga-bunga ini tidak disentuh olehmu. Hari ini ada bunga mawar,ini taruh mejamu".Mia memberikan bouquet bunga di tangannya kepada Jasmine.
"Benar
"Gimana gimana?". Tanya Mia.
"Gimana apanya? Kamu tanya apa sih,yang jelas". Kata Jasmine.
"Itu loh,hubungan kam dengan Steven". Ucap Mia.
"Itu...ya gitu lah,gak ada apa-apa di antara kita". Jelas Jasmine.
"Tidak ada apa-apa? Setelah pulang dari acara ulang tahun anak Marco,dia langsung mengantar kamu pulang?". Tanya Mia.
"Itu.. sudah lah gak usah di bahas,aku mau cek email dulu. Terimakasih ya sudah bantu kerjaanku. Saatnya bekerja". Kata Jasmine sambil membuka komputer di mejanya.
"Ini belum jam delapan,jangan mengalihkan pembicaraan. Cerita cepat". Cetus Mia yang sudah menarik kursinya duduk di depan Jasmine.
"Hmmm...ya ya kita ada pergi makan malam dan nonton. Udah". Kata Jasmine.
"Terus...terus...". Seru Mia.
"Terus terus apa,kan sudah saya bilang udah itu aja". Kata Jasmine.
"Maksud saya kelanjutannya gimana? Semalam dia ada ajak kamu keluar lagi gak?". Tanya Mia.
"Ada,tapi saya menolak. Eh,dia seenak perutnya bilang mau datang ke rumah langsung datang". Kata Jasmine.
"Apa? Dia ke rumahmu? Bukannya kedua kakakmu biasanya kumpul di rumah setiap Minggu?". Tanya Mia.
"Ya itu,di saat saya lagi mau quality time bersama keluarga,dia datang dan ikut meramaikan". Jelas Jasmine.
"Wuahh...good job banget Steven. Sungguh bernyali". Kata Mia.
"Dan parahnya Mia,Papa ku welcome banget sama dia". Kata Jasmine.
"Terus kamu gimana? Welcome gak sama Steven". Tanya Mia.
"Aku sih tidak terlalu suka dengan cowok yang begitu agresif, dia antusias sekali,masa ya dia mau antar aku ke kantor,terus datang aja gitu. Memang sih dia ada chat aku dulu,tapi kan aku tidak baca chat nya,aku belum iyakan dia juga main datang saja". Terang Jasmine.
"Itu bukan agresif,itu gentle man". Kata Mia.
"Apa sih,sudah ahh kerja. Kamu sama saja dengan keluargaku". Kata Jasmine.
"Aku ada di pihak kamu Jas,tapi aku dukung kalian". Kata Mia.
"Sudah kerja kerja". Jasmine melanjutkan kerjanya.
Mendengar penjelasan dari Jasmine, Mia yakin kalau Steven adalah orang yang tepat untuk Jasmine. Walaupun kedengarannya Jasmine belum membuka hati untuk Marco,Mia dan Marco membantu Steven untuk mendapatkan hati Jasmine. Mereka merencanakan sesuatu yang tidak disangka oleh Jasmine.
Mia juga membantu Steven dengan memberikan informasi perihal apa yang paling di sukai dan yang paling tidak di sukai oleh Jasmine.
Sesuai janji yang dikatakan Steven dia akan kembali menjemput Jasmine untuk mengantarkan Jasmine pulang kantor. Bahkan Steven tidak telat sedetik pun.
"Gimana kerjanya?". Tanya Steven.
"Ya beginilah,banyak kerjaan". Jawab Jasmine.
"Oh,semangat ya". Kata Steven.
"Kamu kenapa bisa on time gitu datangnya,bukannya kamu juga pulangnya jam lima sore. Tapi kenapa sebelum jam lima kamu sudah disini?". Tanya Jasmine.
"Pekerjaanku flextime,saya bisa saja kerja dalam kantor atau luar kantor". Jawab Steven.
"Bukannya kamu bagian perpajakan?". Tanya Jasmine lagi.
"Benar,tapi saya yang ditugaskan ke kantor pajak dan ke konsultan pajak. Jadi waktu kerja saya bisa fleksibel". Terang Steven.
"Oh,jadi begitu. Hmmmm,tapi bisa gak besok jangan antar jemput aku lagi? Soalnya aku gak enak jadi repotin". Kata Jasmine.
"Tidak repotin,saya senang bisa antar jemput kamu. Tapi kalau besok tidak mau ya sudah tidak apa-apa. Lusa ya saya baru antar jemput lagi?". Kata Steven.
"Benaran tidak usah,saya tidak mau repotin kamu dan mengganggu pekerjaanmu". Kata Jasmine.
"Tidak sama sekali,bisa gak jangan tolak saya. Kamu begini saya jadi susah mau mengejar". Ucap Steven.
"Apa aku pantas di kejar? Aku tidak bisa apa-apa,dan tidak punya kelebihan apa-apa". Kata Jasmine.
"Kamu pantas,sangat pantas buatku. Banyak kelebihan kamu yang tidak bisa saya ungkapkan". Kata Steven.
"Tapi saya....". Jasmine berusaha membuat Steven menyerah.
"Tidak apa-apa untuk saat ini kamu belum bisa melihat ketulusan saya,tapi saya akan membuktikan nya kalau aku benar-benar serius. Aku akan berjuang dan bahkan bertaruh dengan sainganku". Kata Steven.
"Apa perlu sampai segitunya. Kata-katamu membuat saya merasa malu,saya seakan di perebutkan banyak orang". Kata Jasmine.
"Saya tidak tau siapa saja yang menjadi sainganku,tapi saya yakin banyak yang mengejar mu.Benarkan?". Kata Steven.
"Hmmmm tidak ada, tidak ada yang mau sama cewek introvert seperti ku". Terang Jasmine.
"Baguslah kalau tidak ada,peluangku bisa lebih besar". Kata Steven.
"Sudah sudah kenapa jadi bahas ke sini". Kata Jasmine.
Tanpa sadar karena asik berbincang,tidak terasa sudah sampai ke rumah Jasmine,kali ini Jasmine sendiri yang menawarkan Steven untuk masuk ke rumahnya. Mendengar tawaran Jasmine,Steven pun langsung tidak menolaknya.
Steven bahkan sekarang akrab dengan keluarga Jasmine,terutama ayahnya. Melihat ayahnya begitu senang berbincang dengan Steven membuat Jasmine sedikit terharu.
Ada satu kotak paket di meja ruang tamu yang ditujukan untuk Jasmine. Namun paket tersebut adalah dari teman ayahnya Jasmine Pak Robert. Teman ayahnya yang dulu mau menjodohkan anaknya kepada Jasmine namun Jasmine menolaknya. Tapi apa isi paket yang ada di dalam kotak tersebut,dengan rasa penasaran Jasmine pun membukanya. Ternyata isinya adalah gelas bertulis nama Jasmine dan mantel tebal yang cantik dari luar negeri.
"Pa,apa-apa an ini. Kenapa om Robert tiba-tiba mengirim paket ke Jasmine?". Tanya Jasmine.
"Oh,itu... dia juga mengirimkan papa susu herbal dan ginseng. Katanya ada satu paket hadiah untuk Jasmine". Terang ayah.
"Tapi kan Jasmine tidak ulang tahun,sudah di kasih hadiah". Kata Jasmine.
"Teman papa itu memang orangnya baik banget,diterima saja hadiahnya. Oh ya,katanya ada surat kecil untukmu di dalam kotak,tulisannya apa? Coba bacakan". Kata ayah.
"Hmmm...ini suratnya. Saya bacakan ya Pa. (Dear Jasmine,saya om Robert teman papamu. Walaupun kita belum pernah ketemu,pastinya kamu sudah pernah mendengar namaku dari papamu. Maaf sekali waktu papamu di rumah sakit,saya ada luar negri,saya tidak berkesempatan untuk menjenguk papamu di rumah sakit. Senang sekali mendegar papamu sudah keluar dari rumah sakit dan operasinya lancar. Saya mengirim beberapa obat herbal untuk kesehatan papamu,dan ada sedikit hadiah untukmu sebagai tanda permintaaan maafku karena sudah menjodohkan kamu dengan anakku. Walaupun sayang sekali kamu tidak bisa menjadi menantuku,tapi saya sudah menganggap kamu seperti anakku sendiri. Jasmine anak yang baik,jaga papamu ya,jika saya sudah pulang dari luar negri,saya akan datang mengunjungi papamu. Semoga kamu senang dengan hadiah kecil ini. From Robert Heirs Australia)". Ucap Jasmine.
"Nah begitulah om Robert,dia sudah tidak permasalahkan tentang perjodohan,sekarang dia sudah anggap kamu sebagai anaknya sendiri". Kata ayah.
"Hmmmm... ya baguslah". Kata Jasmine.
"Hmmmmm....siapa om Robert?". Tanya Steven.
"Dia teman paman,dulu mau menjodohkan Jasmine dengan anaknya. Namun Jasmine sudah menolaknya". Jelas ayah.
"Oh begitu,syukurlah". Kata Steven.
"Hahaha...benar-benar kamulah yang berjodoh dengan Jasmine. Jika Jasmine menerima tawaran perjodohan,mungkin kamu tidak punya kesempatan untuk mengejar Jasmine". Kata ayah.
"Tapi paman,mungkin aku tidak sebanding dengan anaknya om Robert. Aku hanya....".Kata Steven.
"Tidak ada yang membandingkan dan tidak perlu dibandingkan. Semuanya punya kelebihan masing-masing. Lebih kaya,lebih pintar,dan lebih tampan bukanlah patokan sebuah kebahagiaan. Yang paling penting adalah punya rasa pengertian dan ketulusan". Kata ayah.
"Terimakasih paman,menurut paman saya pantas tidak bersanding dengan Jasmine?".Tanya Steven.
"Tentu saja,jika kamu tidak pantas,mana mungkin kamu duduk disini". Kata ayah.
"Apa yang kalian bahas?". Tanya Jasmine.
"Rahasia,jangan menguping pembicaraan lelaki". Kata ayah.
Mendengar itu,ayah dan Steven tertawa riang menuai rasa curiga dan penasaran Jasmine. Namun Jasmine tidak mau bertanya lebih lanjut. Hari mulai gelap,Steven permisi pulang.
Keesokan harinya,Jasmine seperti biasa turun untuk menyantap sarapan sebelum pergi ke kantor. Dia memegang kunci mobil papanya dan meminta izin ayahnya untuk membawa ke kantor.
"Pa,pinjam mobil ya?".Kata Jasmine.
"Lah,Steven hari ini tidak jemput kamu?". Tanya ayah.
"Ya tidaklah,emangnya Steven supir ku,papa ada-ada saja". Kata Jasmine.
"Bukannya dia mau antar jemput Jasmine tiap hari?". Tanya ayah.
"Papa,jangan merepotkan Steven.Diajuga punya pekerjaan,tugasnya bukan hanya antar jemput Jasmine. Kemarin saya suruh dia tidak usah datang".Kata Jasmine.
"Hmmmm...iya benar,jika antar jemput tiap hari juga repotin dia. Ya sudah mau papa yang anterin?".Tanya ayah.
"Tidak usah Pa,papa masih perlu istirahat ya. Jasmine bisa nyetir sendiri saja,ya sudah Pa,Ma,Jasmine berangkat ya". Izin Jasmine.
"Hati-hati Jasmine". Kata Ibu.
"Iya Ma". Kata Jasmine sambil mencium ibunya.
"Jangan ngebut ya Jasmine". Kata ayah.
"Iya Pa,mana pernah Jasmine ngebut". Kata Jasmine.
Jasmine pun nyetir sendiri di kantor. Setelah sampai kantor,dia baru menyadari ada satu mobil yang dari tadi mengikutinya. Ternyata itu adalah mobil Steven. Walaupun Steven tidak menjemput Jasmine,namun dia diam-diam mengikuti Jasmine sampai ke kantor. Jasmine seketika terbengong melihat tingkah Steven,telepon Jasmine tiba-tiba berbunyi.
"Halo Jasmine,selamat pagi. Sudah sampai kantor kan?". Kata Steven.
"Kamu dari tadi membuntuti saya ya? Kenapa sih?". Kata Jasmine.
"Hmmm iya,ketahuan ya,padahal saya sudah berusaha mungkin supaya tidak ketahuan kamu. Saya hanya ingin memastikan kamu dengan aman sampai di kantor". Kata Steven.
"Kamu pikir saya bakal di culik?". Tanya Jasmine.
"Iya takut kamu di culik pria lain". Ejek Steven.
"Kamu ini,saya sudah bilang tidak usah antar jemput saya,kamu malah buntutinya saya". Kata Jasmine.
"Hmmmm... kamu kan hanya bilang tidak usah antar jemput,sudah saya lakukan". Kata Steven.
"Nanti pulang kerja pokoknya tidak usah jemput saya dan tidak usah ikutan saya". Tegas Jasmine.
"Baik-baik,siap tuan putri, kalau begitu selamat bekerja". Kata Steven.
Begitu masuk ruangan kantor,Jasmine segera menceritakan semuanya kepada Mia,namun apa daya Mia malah ketawa dengan gembira mendengar cerita Jasmine.
"Hahaha.... pria zaman sekarang sudah sangat yang jarang modelan begitu Jas". Kata Mia.
"Modelan gimana maksudmu,kamu tidak merasa aneh,jangan-jangan dia itu seorang penguntit". Kata Jasmine.
"Jangan terlalu negatif sama Steven,tujuan dia baik. Dia benar-benar peduli dengan kamu,makanya dia diam-diam mengikutimu". Kata Mia.
"Apa benar begitu? Saya malah merasa tidak nyaman". Kata Jasmine.
"Tidak nyaman apanya,bukannya kamu bilang tidak mau dia antar jemput hari ini? Demi menghargai keinginan kamu,dia rela mengikutinya. Tapi karena peduli dengan kamu,dia bela-bela in ikutan kamu sampai ke kantor". Jelas Mia.
"Hmmmm....sebenarnya saya belum bisa membuka hati saya. Melihat dia begitu berusaha saya merasa tidak tega. Tujuan saya menyuruhnya untuk berhenti antar jemput saya adalah agar dia menyerah". Terang Jasmine.
"Jika kamu tidak tega ya berusaha membuka hati. Apa salahnya kasih kesempatan ke Steven untuk membuktikan kalau dia layak jadi pendampingmu". Kata Mia.
"Kalau kamu jadi Steven,kira-kira apa yang kamu rasakan saat ini?".Tanya Jasmine.
"Jika aku jadi Steven,saya juga tidak akan menyerah. Walaupun saat ini sebuah penolakan adalah sakit untuk saya. Tapi saya akan membuktikan seperti Steven kalau aku layak". Terang Mia.
"Hmmm... kalau kamu jadi aku gimana?". Tanya Jasmine lagi.
"Aku jika jadi kamu diperlakukan seistimewa ini,saya akan membuka hati saya,mungkin saya sudah melayang di kebahagiaan cinta". Ucap Mia.
"Ihhhh... kamu ini kenapa jadi lebay..".Kata Jasmine.
"Kamu bisa lihat sendiri,Steven sopan,pengertian,tampan,dan punya pekerjaan yang layak,terus dia juga sangat antusias. Apa lagi yang kamu cari! Belum tentu kriteria seperti Steven ada di pria lain". Kata Mia.
"Saya mikir-mikir dulu". Kata Jasmine.
"Hmmmm... kamu ini,nah ambil bunga mu,hari ini bungamu indah sekali. Bunga aster yang dipadu dengan bunga dahlia menjadi lebih berwarna seperti kisah cinta Steven dan Jasmine". Gombal Mia.
"Hari ini sepertinya kamu salah makan obat". Kata Jasmine.
Jasmine lalu mengambil bunga tersebut dan meletakannya di pot meja. Setelah waktu nya pulang,Jasmine memantau sekeliling apakah ada mobil Steven yang membutuntinya lagi. Tapi kali ini tidak ada mobil Steven. Jasmine nyetir dengan tenang sampai di rumah,dan ternyata mobil Steven sudah ada di depan rumahnya. Jasmine pun bergegas masuk.
"Ma Pa pulang". Sapa Jasmine.
"Eh,Jasmine sudah pulang,sini duduk. Steven sudah menunggu kamu dari tadi". Kata ayah.
"Tunggu aku? Kenapa?". Kata Jasmine.
"Kamu tidak memperbolehkan aku ikutin kamu,ya saya tunggu di rumah. Untuk memastikan kamu pulang dengan aman". Kata Steven.
"Kamu ini... apa saya kelihatan tidak bisa menyetir dengan benar". Kata Jasmine.
"Jasmine kenapa bicaramu begitu,sudah baik Steven peduli sama kamu". Kata ayah.
"Ya deh ya deh,sory ya Steven. Bukan maksud saya begitu". Kata Jasmine.
"Tidak apa-apa".Kata Steven.
"Tidak bisa,Jasmine harus di kasih hukuman". Kata ayah.
"Kok dapat hukuman si Pa". Kata Jasmine.
"Iya,biar kamu tau caranya menghargai kepedulian orang". Kata ayah.
"Tapi Jasmine sudah minta maaf". Kata Jasmine.
"Tetap saja harus di hukum,biar lain kali ingat tidak boleh bicara seenaknya dengan orang yang peduli sama kita". Kata ayah.
"Ya ya deh,hukumannya apa?". Tanya Jasmine.
"Steven,mau kasih hukuman apa?". Tanya ayah.
"Tidak perlu paman,Jasmine tidak terlalu salah kok".Kata Steven.
"Tidak apa-apa,hukum saja dia". Kata ayah.
Sambil mendesak Steven memberi hukuman pada Jasmine,ayah Jasmine memberi kode kedip mata ke Steven dan lalu Steven pun mengerti apa maksud dari ayahnya Jasmine.
"Kalau begitu,Jasmine dikasih hukuman harus keluar dengan saya malam ini". Kata Steven.
"Hah? Hukuman apa seperti itu?". Tanya Jasmine.
"Jangan banyak tanya,ini hukuman. Jadi Jasmine siap-siap,nanti malam keluar dengan Steven". Kata ayah.
"Hmmmm...ya ". Kata Jasmine.
"Kalau begitu saya pulang duluan ya paman,tante. Nanti malam saya jemput ya Jasmine". Kata Steven.
"Ya............". Kata Jasmine.
Setelah Steven pulang,satu jam kemudian Steven datang untuk menjemput Jasmine. Setelah setengah jam pejalanan, Steven membawa Jasmine di sebuah resto terkenal. Steven sudah mempersiapkan sebuah candle light dinner yang romantis.
"Kita candle light dinner?". Tanya Jasmine.
"Aku sengaja reservasi tempat,disini lebih nyaman". Kata Steven.
"Tapi kan...ini resto terkenal dan mahal. Kamu tidak perlu sampai reservasi disini,kita bisa dinner biasa di tempat lain". Kata Jasmine.
"Tidak apa-apa,saya ingin dinner disini bersama kamu". Kata Steven.
"Hmmm...ya sudah lah". Kata Jasmine.
"Kenapa Jas,kamu tidak suka?". Tanya Steven.
"Suka,hanya saja ini terlalu mewah,sayang sekali rasanya". Kata Jasmine.
"Tidak apa-apa,untuk orang yang spesial sangat worth it". Kata Steven.
Mereka berdua pun menyantap makanan yang sangat lezat sambil mendengar alunan musik klasik yang dimainkan.Hidangan demi hidangan di keluarkan dari mulai appetizer sampai pada main course,setelah itu mereka akan dihidangkan makanan penutup yaitu desert. Sembari menunggu desert,ada pelayan restoran yang membawakan bouquet bunga mawar merah yang cantik ke meja mereka.
Terlihat pelayan restoran tersebut memberikannya kepada Steven untuk diserahkan ke Jasmine. Steven yang mengambil bouquet bunga tersebut lalu berlutut di depan Jasmine dan menyatakan cinta.
Jasmine yang terlihat gugup sekaligus kaget tidak bisa berkata apa-apa,dia hanya membeku melihat aksi Steven. Akankah Jasmine menerima cinta Steven?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments