Satu dari empat kursi pelatih sudah terisi.
Ujang mengisi kursi pelatih kiper di Harokah Football Club.
Mesti Ujang belum memiliki lisensi kepelatihan, namun Fachri tetap memilih dia menjadi pelatih kiper karena dia sudah melihat dan membuktikan kemampuannya dalam membendung pinalti.
🌞Keesokan harinya...
Latihan khususnya untuk kiper sudah ditangani langsung oleh Ujang.
Saat istirahat tiba....
ada salah satu siswa menghampiri Ujang.
"Coach Ujang...."
"Mau tanya Coach..."
"Gimana caranya jadi jago seperti Coach Ujang?" tanya Salim
"Cuman satu caranya..."
"Caranya adalah latihan..." jawab Ujang.
"Latihan seperti di sekolah sepakbola ini sudah cukup coach? Salim kembali bertanya.
"Latihan tidak mesti resmi seperti di sekolah..."
"Bisa dilakukan dimana saja..."
"Bisa di sekolah... bisa di rumah... bisa di saat kita berkumpul dengan teman-teman kita..."
"Intinya di mana pun kita berada, kita bisa latihan..." jawab Ujang sambil mengambil botol minuman mineral.
🙏"Saya ingin sekali seperti coach Ujang..."
"Mohon bantu bimbingannya..." Salim memohon kepada Ujang untuk diajarkan teknik-teknik menjadi kiper yang tangguh.
"Kamu yakin," tanya Ujang.
"Yakin coach," jawab Salim begitu semangat
"Oke kalau kamu yakin..."
"Besok saya tunggu kamu di gerbang Pasar Baru jam dua pagi..." perintah Ujang.
"Jam dua coach?"
"Di Pasar Baru?" ujar Salim bertanya-tanya.
Latihan hari itu selesai...
Semua siswa bergegas meninggalkan lapangan...
Namun Salim kembali menghampiri Ujang
"Sampai nanti jam dua pagi di Pasar Baru coach..." seru Salim kepada coach Ujang yang sedang membenahi baju-baju kedalam tas.
🌌Pagi hari jam dua kurang. Ditemani udara yang dingin. Salim menepati janjinya untuk bertemu coach Ujang di Pasar Baru.
"Seperti yang di informasikan kemarin sama coach Ujang..."
"Sepertinya ini tempat nya..."
"Tapi ke mana ya coach Ujang...?"
"Kok dia belum datang ya...?" gerutu Salim dalam hati.
Tak lama kemudian...
"Hai Salim..." sapa Ujang yang teriak dari atas truk.
"Hai coach... lagi ngapain di atas truk...?" tanya Salim agak bingung melihat coach Ujang ada di dalam truk.
"ya dari tadi aku disini..." jawab Ujang.
"Terus apa hubungannya latihan kiper dengan saya yang harus pagi-pagi sekali ke pasar baru ini?" tanya Salim bertubi-tubi.
"Oke kita mulai latihan..." seru Ujang.
"Ayo kamu segera naik ke dalam truk ini..." ajak Ujang
😱"Hah...truk yang ini coach?" tanya Salim.
"Iya truk yang ini..."
"Ayo cepet... nanya Mulu kau.... kayak polisi..."
ledek Ujang.
🤭
Salim pun bergegas untuk naik ke atas truk
"Waduh...."
"Banyak melon ama semangka nih..." seru Salim yang kaget, ternyata didalam truk sudah ada tumpukan semangka dan melon.
"Loh... loh... loh... kita mau ke mana...?"
"Kok truknya berjalan...?" tanya Salim yang begitu cemas.
Salim panik saat truk bergerak dan berjalan menuju gudang yang ada didalam pasar.
Truk pun berhenti tepat di sebelah gudang dalam pasar baru.
"Tugas kita adalah menurunkan semangka dan melon ini dari truk ke gudang," perintah Ujang.
"Maksudnya coach?" tanya Salim yang makin bingung.
"Nanti aja lihat...."
"Nggak usah banyak tanya..." ujar Ujang.
D dalam truk juga ada dua orang lainnya. Mereka adalah kuli panggul. Tugas mereka adalah menurunkan semangka dan melon ke dalam gudang.
Terlihat ada dua orang yang berperan dalam pemindahan buah tersebut. Yang satu di atas untuk mengambil buah untuk dilemparkan ke bawah dan yang satu di bawah tugasnya menangkap buah yang dilempar tadi untuk disusun ke dalam gudang yang ada di dekat truk.
"Hai Salim..."
"Jangan bengong..."
"Sudah siap..."
"Tangkap ini..." teriak Ujang sambil melempar semangka.
"Waduh berat sekali..." keluh Salim
"Hati-hati jangan sampai jatuh..."
"Nanti kita bisa tekor..." ujar Ujang.
"Ini tangkap lagi..."
"Nih lagi..." teriak Ujang yang melempar semangka dengan frekuensi yang makin cepat.
"Jangan cepat-cepat coach..."
"Berat nih..." keluh Salim yang mulai keteteran.
Rupanya Coach Ujang melatih Salim untuk menjadi kiper dengan cara latihan menangkap semangka dan melon.
Lebih dari tiga ratus melon dan semangka yang di ditangkap Salim pagi itu.
Salim memecahkan tiga buah semangka dan satu buah melon.
"Semangka dan melon yang hancur ini..."
"Segera kamu taruh di plastik..." perintah Ujang.
Lalu mereka menghadap seseorang yang duduk didekat pintu gudang untuk menerima upah.
Rupanya Ujang memiliki kebiasaan menjadi kuli panggul di Pasar Baru. Dan kemampuannya dalam menangkap bola karena memang dia terbiasa menangkap semangka dan melon setiap harinya.
Secara fisik sangat teruji bahkan karena dilakukan tiap hari menjadi dia mahir dalam menangkap bola.
"Nah ini jatahmu seratus ribu..."
"Untuk saya seratus lima puluh ribu..."
"Mengapa beda... karena kamu sudah memecahkan tiga buah semangka dan satu buah melon sehingga kamu harus membelinya..." jelas Ujang pada Salim yang masih setengah sadar karena seperti mimpi.
Setelah menerima upah, mereka mencari tempat untuk duduk-duduk dan berbincang.
"Mana tadi plastiknya...?" tanya Ujang.
"Plastik ini...?" Salim balik bertanya.
"kita makamin dulu ini semangka..."
"Sisanya kita bawa pulang..." ajak Ujang.
Agenda latihan pagi itu ditutup dengan pesta semangka. Buah yang sangat segar apa lagi dimakan sehabis bekerja keras.
Terdengar suara adzan dari arah masjid dekat pasar baru.
"Alhamdulillah sudah subuh...."
"Kita mampir dulu ke masjid itu..." ajak Ujang
"Siap coach..." jawab Salim.
Sejak saat itu hampir setiap pagi Salim dan Ujang ke pasar untuk menjadi kuli panggul khususnya semangka dan melon.
Salim semakin mahir dalam menangkap bola.
Bahkan sudah dua hari ini tidak satupun semangka dan melon yang hancur. Semua berhasil ditangkap oleh oleh Salim.
Dan pada suatu pagi.
"Rupanya cuaca lagi tidak mendukung nih," kata Ujang
"Iya coach..."
"Hujannya tidak kunjung reda..."
"Terus gimana ya? tanya Salim.
"Ya kita tetap harus menurunkan semangka dan melon itu..." sahut Ujang.
"Oke Salim tangkap ini..." teriak Ujang sambil melempar semangka.
"Astaghfirullah..." reflek Salim saat semangka yang dia ingin tangkap terpeleset karena licin terkena air hujan.
Tangkapan pertama meleset dan semangka pun hancur. Tiga kali lemparan semangka. Tiga kali pula Salim gagal menangkap semangka itu dengan baik.
"Hai Salim... coba gantian kamu yang di atas dan saya yang di bawah..." perintah Ujang.
"Siap coach," jawab Salim.
Salim bergegas naik ke atas truk dengan baju yang basah.
"Kau lihat ini Salim..."
"Bagaimana caranya menangkap semangka dengan kondisi yang basah..." kata Ujang.
Salim melempar semangka ke arah coach Ujang. Dan berkali-kali coach Ujang menangkap semangka dan berhasil ditangkap walaupun licin
Salim memperhatikan bagaimana coach Ujang menangkap semangka itu dengan teknik agar semangka yang licin itu tidak tergelincir dan meleset.
Akhirnya Salim sudah faham bagaimana cara menangkap semangka yang licin itu.
"Oke..."
"Boleh gantian Coach..."
"Coba gantian saya yang di bawah lagi..." pinta Salim.
Semangka kembali dilempar oleh Ujang. Namun sayang semangka masih meleset dari tangkapan Salim
Sudah enam semangka yang hancur pada pagi itu, padahal belum setengah pekerjaan mereka selesai.
"Ayo semangat Salim..." teriak Ujang menyemangati Salim.
"Kita bisa rugi nanti kalau banyak semangka yang hancur..." tambah Ujang.
"Siap coach.... saya coba lagi..." sahut Salim.
Akhirnya Salim berhasil menguasai teknik menangkap semangka yang licin itu. Pekerjaan mereka selesai berbarengan dengan berhentinya hujan pada pagi itu.
"Kita harus segera pulang nih..."
"Karena basah semua baju kita ini..." ujar Ujang.
"Terima kasih coach Ujang atas ilmunya pagi ini..." ucap Salim.
🌧️Dan mereka pun pulang dengan kondisi baju yang basah kuyup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
GHIBRAN ASSEGHAF
Pengalaman adalah guru terbaik
2022-09-17
0
Nadira
Mantap jg cara ujang mengajari salim, mungkin dg semakin berat beban yg ditangkap akan semakin kuat dan lincah
2022-09-17
2
Arsya
waduh.... jurus apatuh
2022-07-30
1