Aki seperti mengenali Fachri

🎸Alief dan Fachri sepertinya terlalu bersemangat dalam berlatih

🌳Dibawah pohon jambu air mereka berlatih, berbekal sebuah majalah musik yang dimiliki Alief…… pak Fachri menghafal lirik satu demi satu. Tak terlalu sulit karena menurut Alief pak Fachri berbakat menjadi penyanyi, he..he..he..

“Nah lagu macem ini nih yang cocok.” Sambil menunjuk lirik lagu Ebiet G A D dia memperlihatkan pada Alief.

“Ya… dech…… ape aje..... nyang penting jangan ampe lupa tuh liriknye.” Ujar Alief.

Malam harinya setelah sholat Isya Alief mengajak makan di warung nasi mbok Nunung yang berada dalam yayasan.

Alief menjelaskan kalau mau makan kita harus punya uang, kalau mau punya uang berarti kita mesti kerja.

Tidak tua, tidak muda semua mesti kerja, dari laki-laki sampai perempuan tidak boleh mengangur.

“Malem ini Alief bayarin tapi mulai besok bayar sendiri-sendiri, okey!!!” Seru Alief.

“Okeh dah, makasih ya Lief” Ucap Fachri berterima kasih pada Alief.

“Kalo udah selesai mending kita cepat ke kamar, nanti malam ada razia orang malas” Kata Alief. seraya menakut-nakuti.

“Maksudmu?” Tanya Fachri bingung.

“Yuk.. cepet, entar juga tau!!!” Ledek Alief sambil menarik-narik baju Fachri

Sesampainya dikamar

“Assalamu’alaikum” Salam pak Fachri dan Alief saat memasuki kamar.

“Wa’alaikum salam” Semua orang yang ada didalam kamar menjawab salam.

“Kenalin ini pak Fachri.” Alief memperkenalkan Fachri pada yang lain.

Fachri berkeliling mengalami satu per satu penghuni kamar.

Sampai pada seorang tua...... berambut putih..... potongan ABRI...... memakai kaos PERSIJA...... umur kisaran 50 tahunan.

“Kayaknye gue kenal muka yang kaya lho gini” Kata orang tua itu.

“eh…. Dimana ya? Oh… waduh lupa, kayaknye ngga asing lagi nih orang!” Kata orang tua itu sambil menjabat tangannya begitu lamanya.

“Ya… iyalah..... dia kan sodare jauhnye Tengku Wisnu Cinta Fitri...... he..he..he..” Ujar Alief.

“Piss men..... santai....... becanda dikit...... maklum die dari Aceh, Ki........ jadi kalo kaga mirip..... ente mirip-miripin aje dech.” Canda Alief pada orang tua itu yang di panggil dengan pangilan aki.

Tiba-tiba.

DUG..DUG..DUG..

“Tidur..tidur, hey..he..heey, ayo tidur.” Seseorang tinggi besar tiba-tiba datang sambil memukul-mukul pintu kamar.

Namun anehnya semua terlihat patuh...... langsung berhamburan menuju kasur masing-masing....... tak ada suara satupun....... semua berusaha memejamkan mata...... keadaan pun menjadi hening....... dan lampu kamar dimatikan oleh orang itu.

Fachripun terbawa suasana yang hening....... tak ada suara dari sudut manapun....... tak lama kemudian mulutnya mulai menguap dan mata perlahan terpejam menahan beratnya rasa kantuk yang tiba-tiba datang menyerang.

⏰Saat itu jam tiga pagi.

DUG..DUG..DUG..

“Bangun..bangun, hey..he..heey, ayo bangun.” Seseorang tinggi besar itu lagi, kembali datang sambil memukul-mukul pintu kamar.

Semua terbangun, dan bergegas membersihkan tempat tidur.

“Ayo pak Fachri, cepat beresin tuh kasur, trus kumpul dimasjid, kita qiyamullail.” Kata Alief.

“Apa Lief?” Tanya Fachri bingung.

“Sholat malam?” Jelas Alief.

“Haa… apa tadi” Tanyanya kembali.

“Sholat tahajjud, pak Fachriiiiiiiii…” dengan bernada sedikit kesal Alief menjawab pertanyaan Fachri.

Ternyata yang kumpul dimasjid itu bukan hanya dari dalam yayasan..... warga sekitarpun banyak yang datang.

“Alief ajarkan saya sholat tahajjud.” Bisik Fachri pada Alief.

“Beres boss.” Jawab Alief.

Ternyata begitulah keseharian di Yayasan Baabuttaubah......

Tidur Awal Waktu, Bangun Juga Awal Waktu.

Bagaikan HP………

Setiap pagi kami diisi dengan siraman rohani…….

Mulai dari Sholat Tahajjud……..

Muhasabah dari Ustadz Fadlan…….

dilanjutkan dengan Sholat Subuh…….

Ba’da Subuh semua bertebaran untuk mencari nafkah dan kembali di sore hari.

“Kite ke depan naek apa Lief.” Ujar Fachri.

“Naek kaki bro😁….. sorry becanda……. jangan dimasukin ke hati.” Jawab Alief.

“Kuat ape ngga pa’e???” Ujar Alief.

“Insya Allah……. ente yang sabar ye, maklum masih perdana.” Jawabnya

“OKELAHKALOBEGBEGBEGITO.” Canda Alief.

Lebih dari empat kilo meter mereka berjalan menuju terminal……… tapi Alhamdulillah dalam perjalanan sudah dapat sepuluh ribu rupiah…….. karena dalam perjalanan mereka ngamen dari rumah ke rumah.

“Nah ini terminal……. ladang uang kite.” Ujar Alief.

“Kite ngamen sebelum bus jalan……. jadi mesti faham nih……. kapan tuh bus mao jalan.” Tambah Alief.

Seharian sudah mereka naik dan turuni bus. Tepat adzan Ashar kami kembali ke yayasan dan seperti halnya berangkat....... pulangnya juga jalan kaki. Diperjalanan Alief banyak bercanda, seakan hidupnya tak banyak beban. Sepertinya dia tidak canggung dengan Fachri yang umurnya terpaut 10 tahun diatasnya.

Tidak terasa akhir sampe juga di warung nasi mbok Nunung.

“Nih uang kite bagi dua” Sambil mengeluarkan uang dari kantong Alief menghitung dan membagi dua uang perolehan ngamen hari ini.

Jumlahnya fantastis, dua ratus empat puluh ribu rupiah penghasilan hari ini.

“Ini bagian untuk pak Fachri, seratus dua puluh ribu rupiah.” Ujar Alief.

“Alhamdulillaaaah.” Serunya sambil mencium uang yang diberikan Alief.

“Ini hari, makan! ane yang traktir, ente ambil aje yang ente mao.” Tambah Fachri

“Bener nih?”Tantang Alief.

“Spesial buat ente.” Jawab Fachri

“Mbok…… biasa ayam goreng pake sambel goreng kentang, jangan lupa tambahin kuah ama sambel sedikit.” Perintah Alief pada mbok Nunung.

“Beres boss.” Canda mbok Nunung.

“Makasih banyak pak Fachri...... baru kali ini saya dapet hasil ngamen sebanyak ini.” Ujar Alief.

“Emang biasanye dapet berapa.” Tanya Fachri.

“Paling banyak delapan puluh ribu...... itu juga jarang-jarang!!!” Keluh Alief.

“Jangan-jangan mereka pada kasihan ame tongkat ini.” Kata Fachri sambil mengangkat tongkat.

“Ah…ngga juga...... suara ente juga bagus kok.... bisa nyatu ama suara ini gitar.” Alief pun mengangkat gitar yang dibawanya.

“Udah jangan kebanyakan ngobrol...... ini nasinya.” Kata mbok Nunung.

“Makasih mbok.” Ucap mereka.

Begitulah keseharian mereka di Yayasan Baabuttaubah.....

Tempat yang benar-benar cocok buat bertaubat. Setiap pagi mereka dapat dorongan semangat hidup dari Ustadz Fadlan, siang dapat uang dari ngamen, malam dapat beristirahat dengan layak.

Hampir seminggu sudah pak Fachri berada di yayasan ini. Tepat hari Jum’at, saat Fachri menjalankan nazarnya.

“Ini hari kite dapet dua ratus ribu rupiah.” Ujar Alief.

“Ente mao ikut ngga? Kata Fachri pada Alief.

“Mo kemane? Tanya Alief.

“Mau ngadep Ustadz Fadlan, saya sudah nazar dalam hati, kalo penghasilan saya di hari Jum’at, semuanya akan saya sedekahkan buat kepentingan umat.” Jelas Fachri.

🤭Tiba-tiba Fachri berpantun ria

"Ada Forklif naek orangnya..." teriak Fachri

👍"Cakep...." Balas Alief

"Orangnya Gambut tak butuh hadiah..." tambah Fachri.

👍"Cakep...." Balas Alief

"Buat Alief yang baik hatinya...." tambah Fachri.

👍"Cakep...." Balas Alief

"Kita sambut Jum'at yang berkah...", Fachri menutup pantunnya

👍"Cakep...." Balas Alief

😜

Terpopuler

Comments

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Hwaiting Kk
Perjuangan Ucup mampir

2022-10-17

0

Nadira

Nadira

Mantapp👍👍

2022-08-23

2

Arsya

Arsya

ajiiiib

2022-07-30

2

lihat semua
Episodes
1 Perjalanan Fachri ke Jakarta
2 Sambutan Kyai Hasan
3 Kejutan dari Ali
4 Terusir.....
5 Yayasan Baabuttaubah
6 Aki seperti mengenali Fachri
7 Oh..... jadi ini, pengkhianat PERSIJA
8 Kalo udah selesai.... mayatnye langsung lho buang ya....
9 Ustadz Fadlan di bawa ke POLRES
10 Fachri dan Diana
11 Dia adalah bandar judi pertandingan sepak bola
12 Diluar Batas
13 Harokah Football Club
14 Harokah FC vs Persitara
15 Menyerang adalah Pertahanan terbaik
16 Liburan ke Banda Aceh
17 Tendangan Menembus Ombak
18 MTB.... Misteri Tukang Bubur
19 Ujang sang Penantang
20 Balada Pasar Baru
21 Clean Sheet
22 Seleksi Tim Nas
23 Sepuluh Petunjuk untuk Para Kapten
24 Dasar PANJUL
25 Senyum adalah Sedekah yang Paling Murah
26 Antara SINGA dan Si JABRIK
27 Catenaccio ala Italiano
28 Bagai Katak Dalam Tempurung
29 Siasat Priok United
30 Ajang Promosi
31 Tendangan Pisang
32 Biarlah hasil yang menjawab kecurangan yang terjadi
33 Mirip Euis
34 Muara Kasih Bunda
35 Nafas Kuda Pasukan Cianjur
36 Masakan ala Chef Diana
37 Divisi 3 Liga Indonesia
38 Touring of Java
39 Satu Milyar
40 Kota Kembang yang Menawan
41 Dorokdok Cinta
42 Cemburu Niye....
43 Rayuan Maut Goyang Samba
44 Pemain terbaik dari Kota Santri
45 Meminang anak pak Lurah
46 Pelabuhan Ratu
47 Diana hilang
48 Tendangan Pemecah Ombak
49 Mochi untuk Diana
50 Jamur Bisa Bikin Makmur
51 Betismu Kayak Talas Bogor
52 Bojo Loro
53 Nasi Jamblang Empal Gentong
54 Tahu Gejrot Rasanya Ikan
55 Satu Gol Satu Assist
56 Malam Jum'at Kliwon
57 Telur Asin Buatan Iqbal
58 Geng Motor
59 Engkau lah sandaran hati
60 Tugas kita hanya berusaha, namun tetap Allah SWT yang menentukan.
61 Keroncong Kemayoran
62 Di Tinggal Pas Lagi Sayang-Sayangnya
63 Jika Sudah Tiada... Barulah Terasa...
64 Diary sang pujaan hati
65 Giea Nabela Iswati
66 MRC - Menahan Rasa Cemburu
67 Pilih Gadis atau Janda
68 Matahari Biru
69 Tiba-tiba Aku Melayang... Menembus Lapisan Awan...
70 Tantangan Makan Sushi
71 Wanita Cantik Blazer Biru
72 Tubuh Kita Adalah Dokter yang Terbaik
73 Kembalinya Sang Matahari Biru
74 Beasiswa S1 dari Harokah FC
75 Berita Kepada Kawan
76 Persiapan Seleksi
77 VIRAL... tembus satu juta follower...
78 Sandy terjatuh
79 Sulistyantika
80 Alphard hitam
81 Berfikir Positif
82 Pertemuan Diana dengan Giea
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Perjalanan Fachri ke Jakarta
2
Sambutan Kyai Hasan
3
Kejutan dari Ali
4
Terusir.....
5
Yayasan Baabuttaubah
6
Aki seperti mengenali Fachri
7
Oh..... jadi ini, pengkhianat PERSIJA
8
Kalo udah selesai.... mayatnye langsung lho buang ya....
9
Ustadz Fadlan di bawa ke POLRES
10
Fachri dan Diana
11
Dia adalah bandar judi pertandingan sepak bola
12
Diluar Batas
13
Harokah Football Club
14
Harokah FC vs Persitara
15
Menyerang adalah Pertahanan terbaik
16
Liburan ke Banda Aceh
17
Tendangan Menembus Ombak
18
MTB.... Misteri Tukang Bubur
19
Ujang sang Penantang
20
Balada Pasar Baru
21
Clean Sheet
22
Seleksi Tim Nas
23
Sepuluh Petunjuk untuk Para Kapten
24
Dasar PANJUL
25
Senyum adalah Sedekah yang Paling Murah
26
Antara SINGA dan Si JABRIK
27
Catenaccio ala Italiano
28
Bagai Katak Dalam Tempurung
29
Siasat Priok United
30
Ajang Promosi
31
Tendangan Pisang
32
Biarlah hasil yang menjawab kecurangan yang terjadi
33
Mirip Euis
34
Muara Kasih Bunda
35
Nafas Kuda Pasukan Cianjur
36
Masakan ala Chef Diana
37
Divisi 3 Liga Indonesia
38
Touring of Java
39
Satu Milyar
40
Kota Kembang yang Menawan
41
Dorokdok Cinta
42
Cemburu Niye....
43
Rayuan Maut Goyang Samba
44
Pemain terbaik dari Kota Santri
45
Meminang anak pak Lurah
46
Pelabuhan Ratu
47
Diana hilang
48
Tendangan Pemecah Ombak
49
Mochi untuk Diana
50
Jamur Bisa Bikin Makmur
51
Betismu Kayak Talas Bogor
52
Bojo Loro
53
Nasi Jamblang Empal Gentong
54
Tahu Gejrot Rasanya Ikan
55
Satu Gol Satu Assist
56
Malam Jum'at Kliwon
57
Telur Asin Buatan Iqbal
58
Geng Motor
59
Engkau lah sandaran hati
60
Tugas kita hanya berusaha, namun tetap Allah SWT yang menentukan.
61
Keroncong Kemayoran
62
Di Tinggal Pas Lagi Sayang-Sayangnya
63
Jika Sudah Tiada... Barulah Terasa...
64
Diary sang pujaan hati
65
Giea Nabela Iswati
66
MRC - Menahan Rasa Cemburu
67
Pilih Gadis atau Janda
68
Matahari Biru
69
Tiba-tiba Aku Melayang... Menembus Lapisan Awan...
70
Tantangan Makan Sushi
71
Wanita Cantik Blazer Biru
72
Tubuh Kita Adalah Dokter yang Terbaik
73
Kembalinya Sang Matahari Biru
74
Beasiswa S1 dari Harokah FC
75
Berita Kepada Kawan
76
Persiapan Seleksi
77
VIRAL... tembus satu juta follower...
78
Sandy terjatuh
79
Sulistyantika
80
Alphard hitam
81
Berfikir Positif
82
Pertemuan Diana dengan Giea

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!