Kondisi Alex Reus sangat menyedihkan ketika Bonar dan Lerenia muncul seratus meter darinya. Kobaran api yang menyelimuti tubuhnya telah menghilang karena luka berat yang ia alami membuatnya tidak bisa lagi menggunakan Sihir Api.
“Orang Asia?”
Pemuda Bavarian itu berkata pelan saat pandangannya tertuju pada Bonar yang muncul dengan tatapan angkuh dan sombong pada Prajurit Lemurian yang tampak terkejut melihatnya.
Alex menyeka darah yang melumuri wajahnya dan berusaha berdiri. Dia sangat gembira melihat ada Manusia yang telah berevolusi datang menolongnya, padahal sudah setahun ia berkeliaran di sekitar Kota Sirte ini mencari informasi keberadaan Manusia yang berhasil kabur dari Kandang Ternak, tempat para Manusia dikurung oleh Bangsa Lemurian.
“Lerenia taruh dia di atas Nie!” Bonar menyuruhnya untuk menaruh Alex di atas sepeda motor terbang tersebut.
Lerenia mengerutkan keningnya, karena enggan melakukan perintah Bonar. Namun, sikap Bonar yang acuh tak acuh—membuatnya terpaksa melakukan perintah tersebut karena takut Bonar malah memarahinya akibat membangkang dari suruhannya.
Alex terkejut melihat Wanita Lemurian mendekatinya dan segera mundur beberapa langkah—walaupun sangat sulit menggerakkan tubuhnya yang telah terluka parah.
Dia curiga Bonar dan Lemurian sebenarnya adalah antek-antek dari Bangsa Lemurian, karena di Bumi sudah terbiasa ada antek-antek lokal yang mau menjadi kaki tangan asing untuk menindas bangsanya sendiri. Kalau di masa penjajahan Belanda—orang seperti ini dinamakan londo ireng.
“Jangan takut temanku, dia adalah bawahanku dan kami di sini untuk menolongmu!” seru Bonar yang menyadari kalau Alex ketakutan melihat Lerenia.
“Betulkah?” sahut Alex ragu-ragu dan Bonar hanya menganggukkan kepala—kemudian mengalihkan perhatian pada Prajurit Lemurian yang belum mengambil tindakan apapun pada mereka, sepertinya Komandan Prajurit Lemurian itu ragu-ragu membuat keputusan karena Bonar dengan mudah melenyapkan Sepuluh Polisi Lemurian yang berjaga di luar barikade.
Alex duduk di atas Nie dan kendaraan terbang itu kemudian melayang ke belakang Bonar yang juga sedang melayang Seratus Meter di atas permukaan tanah menggunakan Sayap Teofani.
“Kenapa mereka diam saja, Bos?” bisik Lerenia menghampiri Bonar yang tetap bersikap acuh tak acuh pada Prajurit Lemurian.
“Mungkin mereka takut padaku atau Komandan Prajurit Lemurian itu telah menyadari kekuatan yang kumiliki!” sahut Bonar sembari menatap Alex yang telah menutup matanya—berusaha menahan rasa sakit yang ia derita.
“Kalau begitu apa yang akan kita lakukan pada mereka?” Lerenia bertanya lagi.
“Kalau mereka tidak menyerang kita, maka lebih baik kita juga menghindari pertarungan yang tak perlu untuk saat ini—karena walaupun aku kuat, tetapi untuk melawan musuh satu negara itu sungguh tak mungkin dilakukan dan satu-satunya cara kita agar bisa melawan mereka adalah dengan mengumpulkan lebih banyak Sekutu!” sahut Bonar segera berbalik arah tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Prajurit Lemurian yang hanya menatapnya tanpa melakukan perlawanan.
Bonar, Lerenia dan Alex yang tampak tertidur di atas Nie segera pergi ke arah utara Kota Sirte.
Salah satu Prajurit Lemurian yang tidak mengerti kenapa Komandannya tidak menyerang Dua buronan itu akhirnya memberanikan diri bertanya, “Komandan! Kenapa Anda membiarkan mereka pergi?”
Wajah Komandan Prajurit Lemurian tersebut langsung berubah menjadi masam dan berkata, “Manusia itu menggunakan berbagai macam Sihir dan dia bersama dengan Wanita Lemurian yang mencuri darah Rataka Yang Agung!” Cuma itu yang dikatakan oleh Komandan Prajurit Lemurian. Namun, Prajurit tersebut telah memahami apa maksudnya.
“Ternyata dia telah mewarisi kekuatan Rataka Yang Agung! Wanita itu sungguh bodoh, kenapa malah menjadi kaki tangan manusia? Jangan-jangan dia jatuh cinta pada ternak itu!” Prajurit Lemurian tersebut mengutuk Lerenia.
“Laporkan kejadian ini pada Menara Harapan dan beberapa Prajurit ikuti aku mengawasi mereka, kemudian sisanya bereskan TKP ini serta rahasiakan kejadian ini agar tidak tersebar ke publik!” Komandan Prajurit Lemurian memberikan intruksi.
“Baik Komandan!” sahut Prajurit Lemurian—segera melaksanakan tugas mereka.
...***...
Lerenia merasa kondisi tubuh Alex makin melemah dan ia harus segera di bawa ke Rumah Sakit. Namun, masalahnya itu justru mengungkapkan keberadaan mereka pada Prajurit Lemurian yang pasti akan segera datang dalam jumlah banyak dari Menara Harapan atau pusat Pangkalan Militer di Kota Sirte.
“Bagaimana kalau kita menuju Desa yang tidak jauh dari Kota Sirte saja Bos Bonar,” kata Lerenia memberikan usulan. “Selain lebih jauh dari jangkauan Prajurit Lemurian, Desa kecil juga akan lebih mudah diawasi dari mata-mata yang mengikuti kita serta dapat dengan mudah memotong informasi yang mengungkapkan keberadaan kita!” katanya lagi.
Bonar mendukung rencana yang diusulkan oleh Lerenia dan mereka langsung terbang sejauh 20 Km ke arah utara dan menemukan sebuah Desa kecil yang hanya memiliki 30 rumah saja.
Tidak sulit mencari Klinik Kesehatan di sana, karena bangunan Klinik Kesehatan satu-satunya yang tampak mencolok di sana—sebab memiliki desain bangunan berbeda, sementara rumah penduduk justru semuanya terlihat sama—dengan corak berbentuk atap kerucut berwarna coklat.
Bonar dan Lerenia mendarat di halaman Klinik Kesehatan, begitu juga dengan Nie yang membawa Alex. Namun, satu Polisi Lemurian yang menjadi petugas keamanan di Klinik Kesehatan segera menodongkan Senapan serbu miliknya ke arah Bonar—karena dia adalah ternak yang telah berevolusi dan menurut imbauan dari Pemimpin Suci Bangsa Lemurian, para penduduk harus menghindari mereka—karena mereka sama saja dengan Binatang buas yang dapat melukai para Lemurian yang tidak bersalah.
“Pergilah dari sini dan aku akan berpura-pura tidak pernah melihat kalian!” ancam Polisi Lemurian yang tampak masih berusia 18 tahun tersebut.
Tangannya gemetaran, sehingga ia kesulitan membidik Bonar yang tersenyum jahil menatapnya dan melangkahkan kaki ke arahnya.
Dua Perawat wanita Lemurian langsung berteriak histeris karena ketakutan melihat Bonar, sehingga Dokter yang berusia paruh baya keluar dari Klinik Kesehatan dan langsung mengerutkan keningnya saat melihat ada Manusia yang terluka di atas Nie.
Dia menyadari tujuan kedatangan Manusia dan Wanita Lemurian ini adalah untuk mengobati rekan mereka.
Kemudian ia menghela nafas dalam-dalam dan menurunkan todongan Senapan serbu milik Polisi Lemurian. “Biarkan mereka masuk dan segera tandu Manusia yang terluka itu!”
Bonar tersenyum cerah dan berkata, “Anda adalah Lemurian pertama yang kulihat menjunjung tinggi etika profesi-nya—karena Anda tidak membeda-bedakan pasien yang datang ke Klinikmu!”
Dokter itu juga tersenyum—walaupun sebenarnya ia sangat ketakutan akan di bunuh oleh Manusia ini, tetapi ia berusaha melawan rasa takutnya agar Manusia di hadapannya itu tidak menghancurkan Desa kecil mereka.
“Tuan tidak perlu memujiku dan kami akan berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan rekan Anda!” sahut Dokter tersebut dengan seulas senyum tipis.
“Ha-ha-ha ... ya, lakukanlah semaksimal mungkin untuk menyelamatkannya, kalau tidak Desa ini akan bernasib sama dengan kampung halaman kami di Bumi!”
Bonar membalas ucapannya yang langsung membuat Dokter tersebut berkeringat dingin, karena ia tahu ancaman ini berarti kematian bagi semua Lemurian di Desa mereka.
Lerenia juga terkejut mendengarnya dan ingin mengatakan agar Bonar tidak menargetkan masyarakat sipil, tetapi ia teringat hal serupa juga dilakukan oleh Prajurit Lemurian pada Planet yang mereka invasi—sehingga ia hanya bisa mendesah pelan saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
mas kus
biasalah dalam darurat harus menggertak
2022-08-29
2
Reymundo Hidayat
gas
2022-08-15
0
REY ASMODEUS
thor loe ngopinya pake susu atau tampa gula ya ? novel loe keren kece.. lanjut berkaryanya ya. hhh
2022-07-03
0