“Tungguuuuuu!”
Lerenia mendorong wajah Bonar dengan telapak tangannya.
“Kenapa kamu menolak? Aku tidak akan membunuhmu seperti yang dilakukan oleh Bangsa Lemurian kalian!” sahut Bonar—tidak senang dengan penolakan yang dilakukan Lerenia.
Dia kemudian berpikir mungkin lebih baik membunuhnya saja, supaya ia bisa meminum darah wanita Lemurian ini dengan tenang tanpa ada gangguan.
Lerenia tidak menjawab pertanyaan Bonar, tetapi ia justru mengambil sesuatu dari ketiaknya dan menyerahkan botol kecil berisi darah Leluhur Bangsa Lemurian.
Bonar menerima botol kecil tersebut, tetapi ia mengerutkan keningnya. “Ini tidak akan cukup! Kau kira aku bodoh, ya? Butuh sepertiga darahmu untuk membuat tubuhku berevolusi!”
Lerenia takut Manusia di hadapannya itu akan menggigit lehernya dan segera berkata, “I-itu adalah darah yang kucuri dari Menara Harapan dan kabarnya milik Lemurian Pertama. Aku yakin darah itu pasti akan memberikan kekuatan yang hebat untukmu!”
“Lemurian Pertama?” Mata Bonar berbinar-binar menatap botol kecil tersebut. “Sepertinya ia tidak berbohong!” gumamnya memperhatikan ekspresi wajah Lerenia.
Tanpa meminta petunjuk aturan pakai pada Lerenia, Bonar langsung menenggak Darah Lemurian Pertama tersebut. Namun, tiba-tiba ia merasa dadanya sangat panas seperti terbakar saja.
“Kau Lemurian sialan! Seharusnya kumakan kau. bulat-bulat Begu (Jin) kampret!” umpat Bonar mengarahkan jati telunjuknya pada Lerenia yang mundur selangkah sembari memegang tangan kirinya yang patah—karena saat ia berubah wujud menjadi Manusia Burung Hitam, tangan kiri itulah yang menjadi Sayapnya yang terkena tembakan laser api dari Prajurit Lemurian.
Tubuh Bonar menggeliat di tanah dan berguling-guling seperti cacing yang disiram air panas. Teriakan sangat keras sekali dan memancing kedatangan Prajurit Lemurian yang sedang mencari keberadaan Lerenia.
“Sial! Kalau mau mati, jangan ngajak-ngajak orang dong!” gerutu Lerenia menyumpal mulut Bonar dengan dedaunan dan memeluknya dengan erat agar tidak menggeliat, karena ada Nie yang ditunggangi Prajurit Lemurian mendekati mereka.
Nie menembakkan sinar inframerah melacak apakah ada makhluk hidup bersembunyi di balik pepohonan.
Lerenia menarik tubuh Bonar yang masih menggeliat ke dalam kubangan lumpur di dekatnya dan keduanya bergulung di lumpur.
Nie kemudian muncul di atas mereka dan sinar inframerah bersinar di dekat mereka, sehingga detak jantung Lerenia berdebar-debar tak karuan. Hidupnya pasti akan berakhir seperti para ternak Manusia dan darahnya akan dijadikan persembahan untuk Menara Harapan.
Sinar inframerah hampir mengenai dirinya, tetapi tiba-tiba Cerberus—makhluk asli di daratan Lemurian tiba-tiba menembakkan bola api dari mulutnya.
Prajurit Lemurian yang mengendarai Nie segera menghindari serangan Cerberus dan langsung melompat ke arah pepohonan.
Cerberus yang memiliki tiga kepala dengan bentuk mirip Serigala tersebut—langsung kehilangan Prajurit Lemurian yang memiliki kemampuan berkamuflase dengan benda apa saja yang disentuhnya. Ini mirip dengan kemampuan yang dimiliki hewan Bunglon di Bumi.
Ketiga Kepala Cerberus memiliki kemampuan Air, Api dan penciuman tajam—makanya ia muncul di sini, karena ia mencium aroma darah yang sangat disukai oleh hewan yang mirip seperti monster dalam cerita fantasi tersebut.
Darah yang memicu kedatangan Cerberus berasal dari darah Leluhur Lemurian yang ditelan oleh Bonar. Namun, tiba-tiba Cerberus itu kehilangan jejak darah itu, karena Lerenia membawa Bonar masuk ke dalam kubangan lumpur.
Prajurit Lemurian menahan nafasnya, sehingga Cerberus tidak bisa mengendus keberadaannya. Dia kemudian membidik Cerberus dengan Senapan Laser bertenaga Nuklir yang pelurunya hanya berdiameter satu centimeter saja.
Namun, saat peluru itu mengenai Cerberus, tiba-tiba tubuh Cerberus hancur berkeping-keping oleh ledakan yang menghancurkan hutan seluas lapangan sepak bola. Untung saja Bonar telah selesai berevolusi dan tiba-tiba lumpur disekitar mereka mengeras dan tidak hancur oleh ledakan Nuklir tersebut.
Nie kemudian terbang ke arah Prajurit Lemurian dan berbicara dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh Bonar, sehingga ia tidak tahu apa yang sedang dikatakan oleh Prajurit Lemurian itu. Namun, kemudian ia segera pergi ke arah lain tanpa memeriksa apakah ada korban jiwa oleh ledakan Nuklir tersebut.
Lumpur yang mengeras di tubuh Bonar dan Lerenia segera menghilang.
Bonar yang awalnya kurus karena kekurangan gizi selama di Bumi,—akibat terus berpindah-pindah tempat untuk menghindari patroli Prajurit Lemurian yang memburu Manusia seperti ternak. Namun, akhirnya ia ditangkap di Gunung Sinabung dan di bawa ke kandang ternak, sebelum akhirnya kabur dan bertemu Lerenia—akhirnya kini memiliki tubuh atletis.
“Alamak! Tampan kali aku kurasa, bah!” Bonar memegang perut kotak-kotaknya. “Macam mana kau lihat? Ganteng nggak?” Bonar tersenyum cerah menatap Lerenia yang masih takut padanya.
Bonar menyadari sesuatu yang salah, dia seharusnya berbicara dengan bahasa Inggris saja—karena Bangsa Lemurian hanya mengerti bahasa Inggris sebagai bahasa persatuan di Bumi dan mereka mempelajari itu agar bisa berkomunikasi dengan Manusia.
“Ehmmm!” Bonar berdehem. “Apa yang dikatakan oleh mahkluk terkutuk tadi?” tanyanya pada Lerenia yang secara tak sadar sebenarnya mengutuk wanita di hadapannya itu juga.
“Dia mengatakan ....” Lerenia ragu-ragu menjawabnya. Namun, Bonar melotot menatapnya, “Umm, intinya mereka kehilangan jejakku yang telah mencuri darah Leluhur Lemurian!”
“Oh, ternyata cuma itu,” sahut Bonar memejamkan matanya membayangkan sepasang sayap muncul di punggungnya.
Lerenia langsung tercengang melihat Sayap Putih yang sangat indah muncul di punggung Manusia di hadapannya, bukan di tangan seperti miliknya.
“Ini seperti sayap Malaikat dalam cerita fantasi,” gumam Bonar tersenyum bahagia. “Baiklah! Kau boleh pergi dan jangan sampai mereka menangkapmu. Oh, ya! Berapa jauh dari tanah Lemurian ini dari Bumi?”
“Itu sangat jauh, saking jauhnya sulit untuk mengukurnya. Kalau kamu ingin kembali ke Bumi, maka harus melalui Menara Harapan atau mencari Menara Kutukan, karena semua Menara Kutukan terhubung ke Menara Harapan dan secara otomatis Anda bisa langsung menuju Bumi!” sahut Lerenia. “To-tolong bawa aku bersamamu!” katanya lagi.
Karena ia tidak memiliki tempat bersembunyi dari kejaran Prajurit Lemurian, maka ia memutuskan mengikuti Manusia di hadapannya ini saja, dan yakin Manusia ini akan menjadi makhluk yang sangat kuat karena berhasil menyatu dengan darah Leluhur Lemurian Pertama.
Bonar terkejut mendengar jawaban Lerenia dan permintaan anehnya yang ingin ikut bersama Ras yang dianggap ternak oleh Bangsanya tersebut.
“Baiklah, sepertinya memiliki penerjemah juga sangat bagus di negeri antah-berantah ini!” sahut Bonar meraih pinggang Lerenia dan membawanya terbang. Namun, ia bingung apa yang harus ia lakukan selanjutnya. “Apakah ada Kota yang dekat dari sini?”
Bonar akhirnya memutuskan mencari keberadaan Manusia yang telah berevolusi—memiliki kekuatan super dan berencana mengajak mereka bekerjasama untuk merebut salah satu Menara milik Bangsa Lemurian—agar mereka bisa kembali ke Bumi.
“20 Km ke tenggara ada sebuah Kota kecil di sana,” sahut Lerenia.
“Baiklah, kita ke sana dulu mencari informasi!” Bonar langsung terbang ke arah tenggara yang ditunjuk oleh Lerenia tersebut.
...***...
Visual Lerenia (sumber dari pinterest)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Mo Xiao Lam
coklat ya
2022-10-31
0
mas kus
bah jadi burung juga kau, cok
2022-08-28
0
mas kus
kayak hewan di prince regar vermilion
2022-08-28
0