Tower Of God
Alarm di Menara Harapan, sebutan untuk Menara tertinggi dan terbesar milik Bangsa Lemurian berdering—pertanda ada yang menerobos masuk ke ruangan terlarang tempat disimpannya darah suci Lemurian pertama.
Bangsa Lemurian telah menganggap darah itu sangat sakral dan tidak boleh disentuh oleh siapapun—karena bila darah leluhur Lemurian itu sampai tercemar, maka akan menimbulkan malapetaka pada Bangsa Lemurian yang telah menjadi Bangsa paling superior di alam semesta.
Lerenia tak menyangka ruangan terlarang ternyata telah dipasang sistem keamanan tinggi, padahal ia telah berpura-pura menjadi Pelayan Suci agar bisa memasuki Menara Harapan.
“Sial! Sial! Kenapa bisa menjadi seperti ini?” gerutu Lerenia segera berbaur dengan para Pelayan Suci dan botol kecil berisi darah leluhurnya kini ia selipkan di ketiaknya agar tetap hangat.
Detak jantung Lerenia berdegup kencang saat Puluhan Prajurit Lemurian melewati rombongan Pelayan Suci yang hendak di evakuasi ke tempat aman—agar mereka tidak dijadikan sebagai sandera oleh pencuri yang memicu alarm di ruangan terlarang.
Pria Sepuh dengan telinga runcing dengan kulit gelap mirip Dark Elf dari cerita fantasi sedang merapalkan mantera Suci, kemudian dari jubahnya muncul merpati putih—yang segera terbang ke arah Lerenia.
Semua mata menatap tajam padanya dan para Pelayan Suci disekitarnya langsung menjauh, memberikan ruang untuk para Prajurit mengepungnya.
“Wanita terkutuk! Kenapa kamu mencuri darah leluhur? Apa kamu ingin menghancurkan Bangsa Lemurian!” bentak Pria Sepuh yang dipanggil Pemimpin Suci dan dianggap sebagai perantara antara Lemurian dengan Roh leluhur yang pertama yang menciptakan Bangsa Lemurian.
Lerenia tidak menjawab pertanyaan Pemimpin Suci, tetapi ia justru membangkitkan kekuatan terpendamnya. Sepasang sayap berwarna hitam muncul di punggungnya, kakinya berubah seperti kaki burung elang.
Dia kemudian mengepakkan sayapnya dan mencoba terbang meninggalkan Menara Harapan. Namun, Prajurit Lemurian yang juga telah membangkitkan kekuatan terpendam mereka segera menghentikan langkahnya.
Salah satu Prajurit Lemurian bertransformasi menjadi Lemurian yang dipenuhi kobaran api. Dia kemudian menyemburkan Api dari mulutnya; seperti laser, sehingga sayap kiri Lerenia terbakar dan ia tidak bisa terbang dengan stabil.
“Tidak! Tidak! Aku tidak ingin tertangkap!” gerutu Lerenia memaksa tetap terbang, walaupun pada akhirnya ia tetap menukik jatuh ke hutan dekat Menara Harapan.
Pemimpin Suci menghela nafas panjang saat melihat Lerenia berhasil kabur dari Prajurit Lemurian. “Cepat temukan dia dan kembalikan darah leluhur ke ruangan terlarang!”
“Kami pasti akan mendapatkannya, Pemimpin Suci!” sahut Fafian—Komandan yang bertanggungjawab atas keamanan Menara Harapan. Fafian kemudian menatap para Prajurit Lemurian dan berkata, “Wanita terkutuk itu harus ditangkap hidup atau mati! Jangan membuat kesalahan lagi!” bentaknya.
“Baik, Komandan!” sahut para Prajurit Lemurian.
Mereka kemudian menggunakan Nie yang merupakan kendaraan terbang yang mirip dengan sepeda motor. Namun, Nie tidak perlu bahan bakar untuk mengendarainya—karena Nie akan menyerap energi alam sebagai bahan bakarnya.
Nie juga tidak mengeluarkan suara saat melaju, sehingga sangat cocok digunakan dalam misi pengintaian atau berburu Manusia saat berada di Bumi.
...***...
1 Januari 2100, Bangsa Lemurian berhasil mendeteksi bahwa ada kehidupan di Planet Bumi. Kemudian mereka langsung mengirim Menara Kutukan yang merupakan jalan pintas yang terhubung secara langsung ke Menara Harapan.
Menara Kutukan muncul di kota-kota besar di seluruh Dunia dan menjadi topik hangat ditengah-tengah masyarakat, baik itu di media sosial maupun platform berita.
Para Ilmuwan dikirim ke dekat Menara Kutukan yang dijaga oleh militer dibawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Namun, para Ilmuwan tersebut tidak sanggup menganalisa Menara Kutukan; dari mana datangnya atau apa tujuan dari Menara Kutukan tersebut.
2 Januari 2100, Jutaan Prajurit Lemurian keluar dari Menara Kutukan dan menangkap apa yang mereka sebut sebagai ternak, karena mereka membutuhkan tubuh manusia untuk dimakan dan darahnya dijadikan sebagai persembahan pada Menara Harapan agar tetap memberikan berkah pada mereka.
Manusia terkejut dengan kedatangan Bangsa Lemurian yang kekuatannya tampak tak masuk akal, mereka seperti superhero dalam dunia Fantasi saja. Ada yang bisa menyemburkan Api, menjadi Manusia Besi, berubah menjadi hewan dan masih banyak bentuk aneh lainnya.
Negara-Negara besar segera menggunakan nuklir untuk melawan Bangsa Lemurian. Namun, itu tetap sia-sia saja. Lemurian malah makin ganas dan dalam satu minggu saja—hanya sepersepuluh Manusia yang tersisa di Bumi, dan itu pun harus survival di hutan atau tempat terpencil agar tidak tertangkap oleh Prajurit Lemurian.
...***...
Bonar Syamsuddin Siregar berhasil kabur dari tempat yang disebut oleh para Lemurian sebagai kandang ternak, dan tempat itu sangat luas karena menampung seluruh Manusia yang mereka tangkap—serta tempat tersebut dikelilingi tembok tinggi yang tidak sanggup di panjat oleh Manusia.
Bonar sangat beruntung bisa kabur setelah ditangkap oleh Prajurit Lemurian dan dikirim ke tempat antah-berantah yang mataharinya selalu redup dan tidak pernah malam—karena saat itu terjadi kerusuhan di gerbang masuk kandang ternak yang mengakibatkan ribuan Manusia kabur dari sana.
Namun, harga yang dibayar agar bisa kabur dari kandang ternak adalah puluhan ribu Manusia tewas akibat perlakuan keras oleh Prajurit Lemurian yang marah.
“Apa itu?” gumam Bonar terkejut melihat sosok yang mirip burung jatuh dari langit dan lokasinya jatuhnya hanya beberapa meter darinya.
Bonar yang sangat lapar tentu pergi ke sana untuk melihatnya, apakah burung raksasa itu bisa di makan atau tidak. Bonar juga berharap dengan meminum darah burung tersebut ia bisa berevolusi seperti Manusia lain—yang berevolusi setelah meminum darah Lemurian.
Manusia yang berevolusi menjadikan sangat kuat seperti superhero dalam film atau cerita fantasi.
Namun, untuk mendapatkan darah Lemurian itu sangat sulit dan tidak semua darah Lemurian dapat membuat Manusia berevolusi. Bahkan beberapa tubuh manusia tidak sanggup menahan kekuatannya sendiri setelah berevolusi—yang mengakibatkan tubuhnya hancur berkeping-keping.
Bonar memperhatikan mahkluk aneh yang mirip burung tetapi memiliki wajah mirip wanita Lemurian tergeletak di tanah. Sayap kirinya terluka dan ia mengerang kesakitan.
Sesaat kemudian sayap dan kaki burungnya menghilang serta berubah menjadi wanita Lemurian.
Bonar segera meraih kayu di dekatnya dan segera mengayunkan kayu tersebut ke arah kepala Wanita Lemurian itu, karena keberadaannya tidak boleh diketahui oleh mereka. Itu bisa mengakibatkannya diburu seperti babi hutan oleh Prajurit Lemurian.
“Tungguuuuuu! Jangan bunuh aku, aku di pihak yang sama denganmu!” seru Lerenia dengan panik. Detak jantungnya berdegup kencang dan langsung berkeringat dingin.
Bonar tak jadi memukulnya, tetapi ia tetap waspada karena bisa saja Wanita Lemurian itu diam-diam akan menyerangnya saat dia lengah.
“Anda adalah Lemurian, kenapa kita bisa di pihak yang sama?” tanya Bonar dengan menatap tajam pada Lerenia.
“Sumpah! Aku juga sedang diburu oleh Prajurit Lemurian!” sahut Lerenia—ketakutan.
Senyum cerah terpancar di sudut bibir Bonar, “Kalau begitu tolong biarkan aku mencicipi darahmu agar aku bisa terbang ke Bumi!”
Bonar menjulurkan lidahnya dan mendekati Lerenia yang langsung mengerutkan keningnya. Dia juga telah mendengar desas-desus kalau ternak mereka bisa berevolusi setelah meminum darah Lemurian. Namun, kabarnya dibutuhkan darah yang sangat banyak agar evolusi itu berjalan lancar. Membayangkannya saja membuat tubuh Lerenia menggigil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Mo Xiao Lam
lloh bang regar.....
2022-10-31
1
febri
samsudi jadi mc nanti di mintak pembuktian ama pesulap merah
2022-09-25
1
febri
samsudi jadi mc nanti di mintak pembuktian ama pesulap merah l
2022-09-25
1