"Eh Min...."
"Hmm...," sahut Jasmin dengan mata terpejam.
Hening....
Haris mendekat ke arah sofa, kemudian duduk di lantai menghadap ke arah Jasmin.
"Apa kita... nggak bisa nyoba jadi pasangan... normal?"
Jasmin membuka matanya perlahan, menoleh ke arah Haris yang amat dekat dengannya.
Gadis itu lalu terduduk di atas sofa dengan kedua mata membulat, Haris masih menunggu jawaban Jasmin dengan posisi yang sama.
"Kesambet lu?!"
Haris menatap Jasmin serius, sambil mengambil tangan gadis itu, Jasmin semakin dibuat terperangah.
"Kayaknya... tapi... gue serius."
"Haris...," bisik Jasmin lembut dengan bibir agak ditekuk.
"Buahahahahahaha!!! Anjir sok cakep banget lu. Wkwkwkwk." Pecah tawa Haris, cowok itu ngakak di lantai persis kek kucing sawan. Jasmin langsung membanting bantal ke arah Haris dan berhasil mengenai perut laki-laki itu.
"Ohh haha... jadi gitu ya Min muke lu kalo gombalin Surya. Nggak kuat anjir kek vivi pas lagi boker!"
(vivi adalah kucing peliharaan mama Haris yang sekarang dibawa untuk bulan madu)
"Berisik lu. Dasar setan! Sampe kapan juga gua nggak bakal mau jadi pasangan lu beneran!!!"
"Sape juga yang mau. Wkwkwkw!"
"Dah ah dedeknya kak Airin mau bobo dulu. Met malem Jubaedah!" Haris naik ke kasur, sambil memakai selimut.
"Yaa ampun, kasurnya enak banget. Empuk... hmmm harum lagi." Haris membuat Jasmin makin mencibir kesal.
"Semoga mimpi buruk lu!"
***
Sudah tiga bulan berlalu sejak pengumuman kehamilan Airin, kini perut Airin pun terlihat membuncit dan penjagaan Surya semakin ekstra dari hari ke hari. Pagi itu sebelum semuanya memulai beraktivitas, seperti biasa berkumpul dulu di kediaman Dimas dan Hani untuk sarapan. Karena Airin mengalami ngidam yang cukup parah, maka Airin tidak bisa memasak untuk sarapan, dengan terpaksa Surya pun harus meminta tolong pada mami tirinya agar menyiapkan sarapan.
Bukan hanya Hani yang memasak, melainkan Jasmin juga, sarapannya simple sih hanya berupa telur dadar dan nasi hangat, menu kali ini kesukaan Haris, sebab Haris ini suka banget sama telur dadar dan nasi ditambah kecap manis.
Haris menunggu Jasmin selesai mendadar telur sambil pegang-pegang piring kosong.
"Dah mateng belum? Lu bisa nggak sih goreng telor?"
Jasmin mendelik tajam. “Sabar kek, ini mah buat mas Surya. Elu mah ntar dibikinin sama mami"
"Gue laper, ini gue udah bawa bawa
piring capek-capek kemari. Gue dulu lah,
buru-buru nih, mo ada pembeli ke toko," kata
Haris pada Jasmin dengan sedikit memaksa.
"Nih nih."
Sreng sreng sreng... satu telur dadar telah selesai dibuat, Jasmin menaruhnya ke atas piring yang dipegang Haris, membuat cowok itu tersenyum manis.
"Uwu... Thank you Min...." Haris langsung ngacir ke meja makan, mengambil nasi dan menuangkan kecap ke atas nasi dan telur dadarnya.
Sementara itu tepat di hadapan Haris ada Surya dan Airin yang sedang menikmati hidangan pembuka, berupa susu hangat yang sudah dibuatkan oleh Surya untuk dirinya dan Airin.
Airin terlihat pucat dan tidak berselera bahkan untuk sekedar meminum susu, membuat Haris urung menyuapkan makanannya ke dalam mulut. Haris kasihan sama Airin, karena ngidam malah jadi pucet.
"Huueeekkk ...." Airin mual dan hendak muntah, Surya dengan sigap berada di sisinya sambil memberikan tisue ke tangan isterinya.
Haris melihatnya sebentar lalu pura-pura tak dengar.
"Sayang... bed rest aja yaa... nggak usah pergi ke resto."
Airin menggelengkan kepalanya. "Enggak, aku belum kasih instruksi sama kokinya. Aku masih harus pergi," jawab Airin lemah.
Surya hanya dapat memakluminya dengan ekspresi kurang senang.
"Yaudah, minum susunya dikit biar perutnya agak anget." Surya menyodorkan susu yang telah dia buat agar Airin minum.
Irene meneguknya sedikit. “Udah ah... nanti agak siangan pasti baikan kok."
"Iyaa, ini morning sickness... sabar kalo aja bisa dituker, gapapa biar aku yang kena morning sickness."
Duh, Haris hampir aja muntah denger gombalan Surya yang norbis (norak abis).
Tanpa sadar telur dadar dan nasi di piring Haris tinggal sedikit lagi. "Lumayan juga masakan Jasmin," gumam Haris sambil menyuapkan sepotong telur dadar ke dalam mulut.
"Makanan datang...." Jasmin dengan senyum semringah, keringat sedikit di dahi dan dua piring ditangannya.
"Taraaa ...." Jasmin menaruh dua piringnya di atas meja, ada dua hidangan ternyata pemirsa.
Surya menatap takjub, sementara Airin tampak menutup mulutnya dan hidungnya.
"Wah ini Jennie semua yang masak?"
Jasmin mengangguk, celemek di tubuhnya masih belum dilepas. Haris menyebikan bibirnya jengkel.
"Iya dong, ini telur orak-arik ditambah cream keju, kalo ini telur dadar...," ungkap Jasmin dengan bangga.
"Ini telur orak arik pasti karena lo gagal bikin telor dadar kan?"
Buk. Jennie menonjok bahu Haris membuat suaminya itu meringis.
Surya dan Airin tampak tertawa kecil melihat tingkah kedua adiknya. "Jasmin pinter, baru beberapa bulan nikah udah bisa bikin dua menu," puji Airin.
Jasmin memasang tampang songong setelah dipuji, Haris malah berkali-kali menyebikan bibirnya.
"Hihi, Kak Airin bisa aja... nanti aku mau bikin menu baru deh."
"Coba kakak cicipin masakannya...." Surya dengan cepat mengambil beberapa sendok telur orak arik hasil masakan Jasmin dan menaruhnya ke atas piring.
"Kak Airin nggak makan?" tanya Jasmin keheranan.
"Oh, Airin biar kakak yang suapin," jawab Surya manis.
KRAK!
Hati Jasmin patah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments