Part 18 : Flashback

Enam bulan telah berlalu sejak perkenalan antara Kai dan Jasmin lewat perantara Haris yang mengenalkan keduanya. Tidak butuh waktu lama buat Kai bisa meluluhkan Jasmin dan menjadikan gadis itu sebagai pacarnya di bangku kelas 2 SMA. Jasmin dan Kai LDR sebab keduanya berada di sekolah yang berbeda. Kai dan Haris sekelas, kakak kelas mereka adalah Airin yang tak lain dan tak bukan adalah gebetan Haris. Sementara Jasmin sekolah di SMA lain bersama kawan-kawannya.

"Anterinnya sampai sini aja," ucap Jasmin sembari menekuk bibirnya. Kai hanya bisa menghela napas kasar, cowok itu masih duduk di atas motor, tidak ikhlas membiarkan Jasmin pulang naik angkot.

"Kenapa? Selalu gitu. Aku anterin sampai rumah aja, sekalian sapa mami kamu."

Jasmin bergidik, maminya pasti marah besar kalau tahu Jasmin pacaran. "Ish, bukannya aku nggak mau. Nanti kalau kepergok bisa bubar jalan kita!"

Enggak bukan gitu jawaban Jasmin, melainkan : "aku bakal dimarahin mami kalau pacaran. Aku masih kelas 1 SMA. Mami bilang aku harus fokus sekolah dulu, kamu ngerti dong," bujuk Jasmin pada Kai yang masih terlihat bete dan gusar.

Selalu saja Kai mengantar Jasmin sampai tikungan dekat minimarket yang cukup jauh dari rumah Jasmin.

"Ah, aku ada ide. Gimana kalau aku sambil main ke rumah Haris!" seru Kai dengan wajah berbinar.

Jasmin ceria, tapi di detik berikutnya gadis itu langsung cemberut, "Mamiku kepo. Dia pasti tanya-tanya kamu, kita kan beda sekolah..." Kai cemberut lagi.

"Duh susah yaa... yaudah deh, aku anterin kamu sampe sini..." Kai akhirnya menyerah, cowok itu juga menyerahkan tas Jasmin yang sedari tadi digendong olehnya. Jasmin menerima tasnya dan tidak lupa memberikan senyum termanis untuk sang pacar.

"Thank you.. nanti kalo aku udah kuliah mami pasti bolehin pacaran. kamu boleh anter jemput aku," ujar Jasmin dengan ditambahi bola-bola mono sodium glutamat diatas senyumannya. (monosodium glutamat \= penambah rasa sedap)

"Hehe, iyaa.. hati hati yaa. kalo naik angkot jangan deket deket sama cowok. Pilih tempat duduk yang sebelahan sama mbak-mbak." Kai mengusap sisi kanan kepala Jasmin dengan lembut, Jasmin senyam-senyum.

"Kamu juga, kalo napas pilih-pilih yaa, banyak polusi, nanti kamu sakit." peringat Jasmin pada Kai, membuat cowok itu tertawa kecil.

"Okee sayang! Aku pergi yaa."

"Neng masih lama nggak pacarannya!" teriak mamang angkot yang sejak 15 menit lalu menunggu Jasmin beres perpisahan sama Kai. Penumpang dalam angkot pun berbisik jengkel karena ulah Jasmin yang nyegat angkot, tapi pas mau naik lamaaaa.

"Iya mang, sabar atuh!" kata Jasmin jutek, lalu naik angkot sambil melambaikan tangannya pada Kai, tidak mau berpisah karena cowoknya ganteng banget!

***

Sementara itu di rumah Haris dihadiri banyak orang, pekarangan rumahnya pun dipenuhi oleh mobil yang terparkir di sana-sini, terlihat Pak RT dan pengurus komplek serta ibu-ibu komplek berkumpul di kursi yang tertata rapi di bawah tenda.

Jasmin yang berjalan melewati rumah Haris tampak tersita pandangannya pada pemandangan itu, pemandangan yang tidak biasa. Iseng, Jasmin menyapa pak RT dan pengurus komplek serta ibu komplek yang diketuai oleh Tante Sunny si mungil nan cantik.

"Tante... ini ada apaan?"

"Hei, baru pulang? Mamimu ada di dalem," jawab tante Sunny dengan ceria. Jasmin masih bingung.

"Rumah Haris kok rame, ada tenda biru segala... ada apa sih, Tan?"

"Mamanya Haris kan mau menikah."

"APA?!" Jasmin kaget, begitupula pak RT yang sejak tadi berada di sisi Jasmin.

"Kok nggak bilang-bilang?"

"Bilang-bilang kok, cuma menikahnya sederhana engga di gedung. Cuma orang-orang deket yang diundang."

Jasmin lemes, gadis itu langsung masuk rumah Haris dengan seragam SMA yang melekat di tubuhnya. Saat masuk dia melihat sang mami mendampingi tante Fanny yang berhias pengantin, ditambah om-om tampan yang menggandeng lengan tante Fanny dengan mesra. Dan ada....

"Airin?" ucap Jasmin lirih.

Jasmin tidak mempedulikan Airin, maminya atau kecantikan dan ketampanan pengantin baru. Satu hal yang Jasmin cari di ruang ramai itu, Haris!

Segitu sibuknya Jasmin sampai tidak tahu kalau sobat dekat maminya menikah lagi.

"Ris!" Jasmin berhasil menemukan Haris, yang duduk terpekur di sudut ruang kamarnya. Haris terlihat mengenakan batik, celana jeans dan wajah suram menghiasi ekspresinya siang itu. Haris tidak menjawab sapaan kawannya, Haris tidak berselera bahkan untuk sekedar membuka mulut.

Jasmin duduk di ranjang, berjarak satu meter dengan Haris yang membelakanginya.

"lu tadi bolos?" tanya Jasmin hati-hati.

"Ris, ada seblak enak loh deket sekolah gue. Tadi gue beli sama Kai di sana. Pedes loh. Pake daging ayam," ucap Jasmin dengan mata agak dipejamkan, kalo masih gak direspon Haris beneran marah.

Lima menit Haris tak kunjung menjawab Jasmin, cowok itu masih diam dan hanyut dalam lamunannya.

"Hun? Marah yaa... maafin gue," kata Jasmin sembari menepuk pundak Haris.

Haris berbalik, sambil melepas headset dari telinganya. "Ehh, ada elu Min?" kata Haris sambil cengengesan.

"Eh Lu dari tadi nggak nyadar gue ada di belakang lu?!"

Haris tertawa kecil, "Hehe sorry, gue tadi nonton video terlalu fokus.

"Sialan ah!" Jasmin dengan jengkel memukul pelan pundak Haris, tapi tak lama gadis itu menangis sambil menutupi wajah dengan kedua tangannya. Membuat Haris bingung.

"Lah, kok lu mewek? kenapa?" tanya Haris sambil berusaha melihat wajah Jasmin dengan jelas.

"Huhu.. kenapa ga bilang mama lu nikah lagi hari ini?!" kata Jasmin sambil agak membentak.

Haris tersenyum kecut, "Sorry... gue gak mau ganggu lo aja sih."

Jasmin mengusap air matanya, lalu menatap Haris prihatin.

Segitu sibuknya Jasmin pacaran dan sekolah sampai dia melupakan Haris yang selama ini selalu bernasib sama sepertinya. Berada ditengah keluarga broken home dan dibesarkan oleh ibu tunggal. Sekarang, Haris justru harus menerima kenyataan untuk memiliki Papa tiri yang akan sangat sulit buat dia terima.

"Kenapa lo kasih izin?"

Haris mengendikkan bahunya cuek. "Mau gimana lagi.. mama gue udah kelamaan sendiri. Dia juga masih muda. Gue jahat dong kalo ga kasih izin."

"Lu juga, kalo nyokap lu punya temen deket cowok dan dia mau nikah. Lu harus kasih izin, Min..."

"Kita harus damai sama kenyataan yang nggak selalu menyenangkan, kita juga nggak boleh egois. Orang tua kita punya pilihan, dan kita harus dukung pilihan itu dengan kepala dingin."

"Ris... tapi, gue tadi liat Airin di bawah... itu siapanya?"

"Airin itu... kakak tiri gue mulai hari ini."

Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15 : Flashback
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18 : Flashback
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35 : Anak Mantan
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Episode 42 : Masa lalu tak selalu Indah
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57 : Pesona Haris
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61 : Pernikahan pura-pura
62 Part 62 : Hey Arnold
63 Part 63 : Ungkapan
64 Part 64 : Ke Belanda
65 Part 65 : Papi mertua
66 Part 66: Nafkah batin
67 Part 67 : Di pagi hari
68 Part 68 : LDR
69 Part 69 : Anak cowok atau cewek
70 Part 70 : Rumah baru
71 PART 71 : Mantan
72 PART 72 : Reuni
73 PART 73 : Dua garis
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80 : Reuni 2
81 Part 81 : Reuni 3
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89 : Flashback
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15 : Flashback
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18 : Flashback
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35 : Anak Mantan
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Episode 42 : Masa lalu tak selalu Indah
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57 : Pesona Haris
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61 : Pernikahan pura-pura
62
Part 62 : Hey Arnold
63
Part 63 : Ungkapan
64
Part 64 : Ke Belanda
65
Part 65 : Papi mertua
66
Part 66: Nafkah batin
67
Part 67 : Di pagi hari
68
Part 68 : LDR
69
Part 69 : Anak cowok atau cewek
70
Part 70 : Rumah baru
71
PART 71 : Mantan
72
PART 72 : Reuni
73
PART 73 : Dua garis
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80 : Reuni 2
81
Part 81 : Reuni 3
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89 : Flashback
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!