Part 9

Harapan terakhir adalah om Dimas, satu-satunya orang yang saat ini menjadi sumber informasi untuk Haris dan Jasmin mengetahui di mana keberadaan Airin dan Surya berbulan madu. Namun, sayangnya om Dimas masih berada di kantor dan belum pulang meski sudah larut malam begini.

Jasmin yang masih berada di dalam kamarnya mencoba menghubungi Surya dan Airin, tetapi HP pasangan suami istri itu sama sekali tidak aktif sehingga membuat Jasmin agaknya menjadi frustrasi. Mana si Haris lagi main sama teman-temannya, jadi deh Jasmin bete akut sendirian di rumah.

"Mi ... Papa belum pulang?" tanya Jasmin pada maminya yang sedang duduk di depan TV. Seharian ini mama Hani nggak bisa diganggu karena lagi maraton drama Turki. Aslinya deh, ini ibu-ibu satu lagi keranjinan banget sama drama Turki, gabut banget maminya Jasmin sejak nikah sama papa Dimas.

"Ah, papa nggak akan pulang, dia lembur di kantor. Paling pulangnya besok subuh."

"Apa?" jerit Jasmin kaget, Hani sampai harus melototi anaknya biar nggak teriak-teriak.

"Emang kamu mau ngapain nanyain papa kamu? Nggak biasanya ...." Hani mematikan layar televisi dan menghadap Jasmin yang tampaknya kecewa karena tak dapat bertemu Dimas.

"Aku mau pulang ke rumah, kalau papa nggak pulang berarti mami sendirian dong di sini."

"Yaudah, kamu nginep aja di sini, temenin mami. Btw, Haris mana?"

Duh males banget, kalau nginep di sini sang mami pasti nyuruh Jasmin sama Haris tidur sekasur, bisa ketahuan kalau Jasmin sama Haris sering berantem tiap pagi gara-gara insiden kasur.

"Haris lagi main sama Ardi."

"Suruh pulang, gimana sih, udah nikah kok masih aja main sama Ardi," perintah Hani pada Jasmin.

"Ya masa Haris main sama Jasmin, mau main apaan? Haris sukanya mabar loh Mi," keluh Jasmin pada sang mami.

"Iya, kalau sama kamu main kuda-kudaan kek. Ngapain kek."

Yakali kuda-kudaan, dih bayanginya aja Jasmin udah geli sendiri. Masa main kuda-kudaan sama Haris, entar yang dipecut siapa? Mulai deh ngelantur.

Jasmin menyebikkan bibirnya. "Mi, pengen punya adek," kata Jasmin sambil memeluk maminya dengan erat.

Hani melotot lalu mencubit pipi tembam Jasmin gemas. "Lah, udah gede minta adek. Seharusnya mami yang minta cucu sama kamu."

"Idih, emang Mami siap dipanggil nenek?"

"Enggak juga sih, hehehe. Tapi kayaknya kalau masalah cucu, Surya sama Airin bakalan ngasih duluan deh," ujar Hani, sembari membayangkan betapa indahnya pernikahan Surya dan Airin.

Jasmin murung, dia langsung melepaskan pelukannya dari maminya dan mendelik sebal.

"Mami tuh apaan sih, anaknya Mami kan aku, kok Mami kayaknya lebih sayang sama kak Surya sama kak Airin ketimbang aku!" kata Jasmin pura-pura marah.

"Yeh ini anak, kok sensi begini... Mami kan cuma bilang kalo Airin sama Surya bakalan kasih cucu duluan."

"Tapi aku nggak mau jadi Tante! Aku maunya jadi teteh!" balas Jasmin ketus. Jasmin kemudian lari ke atas menuju kamarnya.

Haris pulang setelah Jasmin minta untuk segera enyah dari kosan Ardi. Jasmin bilang kalau maminya jahat dan tidak sayang padanya, hal ini membuat Haris harus menanggapi ocehan Jasmin yang tak henti-henti dengan kuping panas. Jasmin ini kalau sudah ngomel macam idol kpop lagi ngerapp, nggak beres-beres.

Sambil rebahan di atas tempat tidur dan sambil terkantuk-kantuk. Haris masih mendengarkan curahan hati Jasmin. Hampir setengah jam Jasmin mengomel yang isinya masih perihal Surya dan Airin. Mungkin kalau Haris cewek dia juga bakal ngomel seperti Jasmin, tetapi Haris lebih melampiaskan kekesalannya dengan bertemu teman-temannya dan menghabiskan waktu dengan main game.

"Ris, minggir lu, gue mau tidur," ujar Jasmin setelah lelah bercerita, gadis itu mendorong tubuh Haris untuk menyingkir dari kasurnya.

Haris menaikkan sebelah alisnya. "He to the llow,,, hellow... lu itu udah janji bakalan bikin gue tidur nyenyak malam ini. Lu aja yang minggir, wlee ...." Haris menjulurkan lidahnya dan bersikap tak acuh pada Jasmin yang kini cemberut.

"Ya ampun, tapi kan malam ini kita nggak bakal patroli! Lagian kita ditinggal mas Surya dan kak Airin juga gara-gara lu yang nggak becus jaga!" bentak Jasmin marah dan kesal.

Haris menegakkan tubuhnya. "Apa?! Enak banget lu nyalahin gue. Lu tahu nggak gimana si mas Surya lu itu buat rumah macam studio musik republik cinta management. Ruma si Surya itu kedap suara. Mana bisa gue dengar kalau mereka bakalan pergi diam-diam."

Jasmin menunduk. "Harusnya lu cari cara dong, diam di dekat dinding kek, nguping lewat lubang pintu kek. Itu kan tugas lu. Kita kecolongan semuanya karena lu."

"Jadi lu nyalahin gue?!"

"Pokoknya, gue mau tidur di kasur. Sana ah." Sekali lagi Jasmin meminta Haris untuk pergi dari atas tempat tidurnya. Karena kasihan dan sudah malas diomelin, akhirnya Haris mengalah dan menuju karpet beludru yang ada di sisi tempat tidur. Cowok itu mengambil bantal dan guling punya Jasmin, berjanji tidak akan menggangu si kucing garong yang sedang sensi.

Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15 : Flashback
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18 : Flashback
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35 : Anak Mantan
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Episode 42 : Masa lalu tak selalu Indah
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57 : Pesona Haris
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61 : Pernikahan pura-pura
62 Part 62 : Hey Arnold
63 Part 63 : Ungkapan
64 Part 64 : Ke Belanda
65 Part 65 : Papi mertua
66 Part 66: Nafkah batin
67 Part 67 : Di pagi hari
68 Part 68 : LDR
69 Part 69 : Anak cowok atau cewek
70 Part 70 : Rumah baru
71 PART 71 : Mantan
72 PART 72 : Reuni
73 PART 73 : Dua garis
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80 : Reuni 2
81 Part 81 : Reuni 3
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89 : Flashback
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15 : Flashback
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18 : Flashback
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35 : Anak Mantan
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Episode 42 : Masa lalu tak selalu Indah
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57 : Pesona Haris
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61 : Pernikahan pura-pura
62
Part 62 : Hey Arnold
63
Part 63 : Ungkapan
64
Part 64 : Ke Belanda
65
Part 65 : Papi mertua
66
Part 66: Nafkah batin
67
Part 67 : Di pagi hari
68
Part 68 : LDR
69
Part 69 : Anak cowok atau cewek
70
Part 70 : Rumah baru
71
PART 71 : Mantan
72
PART 72 : Reuni
73
PART 73 : Dua garis
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80 : Reuni 2
81
Part 81 : Reuni 3
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89 : Flashback
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!