Aku mundur alon-alon mergo sadar aku sopo
Mung digoleki pas atimu perih
Aku mundur alon-alon mergo sadar aku sopo
Mung dibutuhno pas atimu loro
Sebait lagu koplo itu rasanya sangat menggambarkan situasi dan kondisi Haris saat ini. Di toko mabeul miliknya yang kini tengah sepi pengunjung, Haris memutar sebuah saluran radio dan kebetulan penyiarnya mendapatkan request untuk memainkan lagu yang bertajuk mundur alon-alon.
Oh iya, sedikit info tentang pekerjaan Haris. Haris itu pengusaha muda, papanya yang mewariskan toko mabeul padanya sejak kedua orang tua Haris bercerai atas kesepakatan bersama.
Toko mabeul Haris menjual kayu ukiran asli Jepara, bahkan tidak jarang konsumen pun berasal dari mancanegara karena kualitas mabeul di toko Haris ini sangat patut untuk diacungi jempol. Mungkin karena keturunan sang papa sangat kuat mengalir pada diri Haris, Haris juga memiliki bakat untuk membuat furniture dengan tangannya. Ya, meskipun nggak semahir papanya, tetapi kalau diasah lagi Haris bisa menjadi seorang seniman hebat di bidang pembuatan furniture kayu.
Haris melamun, lemas, letih, lesu lunglai, mungkin Haris anime, eh salah, maksudnya anemia.
Sejak pagi Haris tidak nafsu melakukan pekerjaan, tetapi kalau makan Alhamdulillah sudah dua kali. Cowok itu diam duduk di ruangannya, menunggu sampai waktu toko tutup. Sesekali Haris juga ikut bernyanyi, nyaris badannya ikut joget karena DNA-nya ikutan ambyar karena musik koplo.
Bayangin, Airin hamil anak Surya. Mengingat itu membuat Surya merupakan patah hati untuk kesekian kali. Mungkin cinta Haris sudah ada pada taraf Adidas, alias garis tiga, udah paling bahaya di antara garis-garis lainnya, nggak bisa dihapus, dibengkokin, diilangin atau bahkan dilembutin. Cinta Haris ke Airin sudah punya trademark tersendiri, persis kayak Adidas.
"Selamat datang di Ris'n furniture, di mana kualitas kayunya sekeras ketampanan pemiliknya." Pelayan toko Haris menyambut pengunjung yang datang di penghujung sore.
Tampaknya pengunjung toko merupakan suami istri. Haris yang mendengar ucapan pegawainya pun segera keluar dari ruangan untuk ikut menyambut pelanggan. Alhamdulillah, ada yang mau beli.
Haris tersenyum menyambut tamunya, tetapi senyumnya pudar ketika tahu bahwa sang pengunjung adalah Airin... ditambah Surya, ditambah Jasmin yang entah kenapa bisa nyempil di sana.
Jasmin langsung berjalan duluan, menghampiri Haris sembari memijat pelipisnya yang kelihatannya masih baik-baik saja.
"Lu ngapain ke sini?" kata Haris berbisik.
Jasmin merangkul lengan Haris dan memasang tampang dikuat-kuatin. "Puyeng gue, sepanjang jalan kemari gue dengar mas Surya ngerayu kak Airin terus, dimanjain terus, kan gue pengen."
"Ck, ini si Surya lu ajakin kemari?"
"Hehe ... iya, biar gue nggak menderita sendirian, kan kita suami istri, harus berbagi dikala susah maupun senang."
"Yee, lu malah ngebagi susahnya mulu. Kapan senangnya?"
"Hehe ... maafin," kata Jasmin sok imut, tetapi tak mempan.
Haris pun akhirnya menghadap Airin dan Surya, Jasmin mengekori di belakang bak anak kecil yang tak mau ketinggalan info penting.
"Wahh, galerinya makin keren Ris, terakhir aku ke sini kamu baru produksi kursi sama lemari 'kan? Sekarang udah ada tempat tidur, pagar, sampe dinner set." Airin tampaknya takjub dengan toko mabeul Haris sekarang. Surya juga melakukan hal yang sama, pandangan suami istri itu tersita pada banyak benda artistik yang ada di sana.
"Heem, perlu deh kayaknya kita beli salah satu benda di sini."
"Harus dong." Sambut Airin pada ucapan suaminya.
Haris hanya memutar bola matanya malas, tetapi mau gimana lagi sih, mau ngajak Surya baku hantam karena udah hamilin Airin? Haris cuma sandal swallow, nggak ada hak! Makanya, Haris pendam sendirian dari pagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Halimah Sakdiah
kata2 nya lucu...
sandal swalow gak ada haknya
2022-09-14
1
Zia Fahira
sampai kapan begini terus minha
2022-04-17
0
dek
lanjut thorr.. semngat..
kira2 jasmin sama haris bakal ada rasa gk yaa, diantara merekaa
2022-04-16
1