"Sayang istri, sayang istri ... dikutangan dikutangan!" Seorang pedagang pakaian dalam tampak menawarkan dagangannya di emperan pasar, Haris yang kebetulan lewat di pasar itu tengah menikmati kemacetan, Jasmin ada di belakangnya karena minta diantar dulu ke sebuah gedung yang akan diadakan perhelatan pesta dan Jasmin didapuk sebagai MUA nya.
Haris tertawa kecil saat mendengar ocehan si mamang pedagang. Diikuti oleh Jasmin yang geli mendengar cara si amang menjual dagangannya.
"Lu mau gue beliin, nggak?" tanya Haris sambil menoleh ke belakang.
"Ih, apaan sih lu!" Jasmin menepuk pundak Haris
kencang, cowok itu tertawa ngakak.
"Mang ada apa aja?" tanya Haris iseng, Jasmin melotot.
"Heh, jangan gila lu! Mau beli?!" ujar Jasmin rusuh.
"Ck, biarin kek. Bagi-bagi rezeki!" jawab Haris sambil ngeles. Haris memarkir motornya agar merapat ke arah kios si mamang, sementara Jasmin tidak dapat berkutik karena dia hanya 'penumpang' motor Haris.
"Apa aja juga ada, beha, cd, ******, pokoknya ****** *****, celana luar, celana betmen dan celana supermen pun ada," jelas si mamang dengan logat sundanya yang cepat dan santai. Haris melihat-lihat dengan seksama.
"Tuh Min, pilih. Pas seserahan kemarin kan gue nggak kasih lu apa-apa. Lu pilih gih, yang mana yang disukain, mau yang berenda apa mau yang ada pitanya?"
Jasmin mendelik, si mamang tampak tersenyum usil.
"Haris bangsat lu!" bentak Jasmin pada suaminya.
"Yaudah Mang, yang ini aja ...." Haris mengambil satu kotak boxer yang kotaknya itu bergambar cowok macho dengan otot perut sixpack aduhai.
"Ini aja, A? Oke deh!" Mamang membungkus pesanan Haris, lalu Haris membayarnya sambil memasang tampang kocak pada Jasmin.
"Beli buat siapa sih? Tumben."
"Buat Ardi. Nitip katanya, yaudah sekalian gue beliin."
"Ooh, emang dia nggak bisa beli sendiri?"
"Malu katanya, biasanya dia dibeliin nyokapnya. Tapi kan sekarang nyokapnya pindah ke Makasar, dia di Bandung sendiri, kepaksa deh gue sebagai temennya beliin."
"Lu beliin di emperan. Kenapa nggak di mall?"
"Ah, takut duitnya nggak diganti. Kalo di emperan kan murah. Hehe."
***
Bulan februari, musim hujan masih terasa begitu kental menyelimuti langit Bandung. Beberapa jalan ditutup karena terjadi kemacetan parah dibeberapa titik disebabkan oleh banjir. Jasmin sudah cukup panik, karena gedung tempatnya melakukan acara berada di jalan rawan banjir, hujan deras mengguyur membuat aliran air selokan mencuat ke permukaan.
Jasmin mengambil Hp yang ada di tasnya, kemudian men-dial sebuah nomor.
Haris yang tengah rebahan di toko sambil mendengarkan musik pun langsung terbangun ketika HP nya berbunyi pertanda telepon masuk.
“Uy?”
"Ris, bisa jemput nggak?"
Ssshhhhhsh ....
"Min, lu lagi goreng tahu bulat?"
"Hujan bego!"
"Wkwkw, kirain lagi ngegoreng tahu bulat, kek suara minyak sih," kata Haris sambil ngakak.
"Jemput dong, gue di gedung yang tadi. Di sini hujan deres... nggak bisa balik gue. Mau naik ojol apa taksi juga nggak ada yang mau pick up gue."
Haris mendesah pelan. "Tunggu ujannya reda, ini kan belum sore banget, baru jam 2."
"Gue pengen ee...."
"Ya tinggal ee."
"ih nggak bisa, kalo nggak di rumah nggak keluar."
"Ish, pantat lu haus kasih sayang apa gimana sih. Ee aja di situ. Tar kalo ujannya udah aga redaaan gue jemput."
"Haris mah... gue bilangin mami!"
"Ancaman klasik... yaudah tunggu situ. Tahan dulu, jangan ee!"
"Hehe, makasiiih!"
Bip
Jasmin Tersenyum jenaka, nggak pengen banget ee sih, Cuma enak aja isengin Haris. Eh, ditambah lagi, Jasmin juga bete akut karena acara kali ini benar-benar bikin Jasmin capek, Jasmin nggak ada temen, cuma dia doang yang jadi MUA udah gitu kateringnya nggak enak pula.
"Jasmin?"
Jasmin menoleh pada sebuah suara yang memanggil namanya, gadis itu cukup terkejut saat seorang laki-laki berpakaian kemeja rapi meski sedikit basah dan rambut agak basah karena kehujanan.
"Beneran Jasmin kan?!" Cowok itu tersenyum makin lebar, menghampiri Jasmin lebih dekat.
"Undangan ke sini juga?" tanyanya meski tak
mendapatkan respon dari Jasmin.
Karena Jasmin tak kunjung menjawab, cowok itu kemudian bersikap santai ditambah senyum kecut di wajahnya yang maskulin.
"Min... apa kabar?"
Jasmin mengepalkan tinjunya, gadis itu kemudian menggigit bibir bawahnya agar dapat menahan kesal dan terkejut.
"Baik"
Dia tersenyum lembut. "Bingung ya, ketemu tiba-tiba begini," tambah cowok itu, Jasmin masih tidak bergeming. Jasmin fokus pada rintik air hujan yang sedikit berkurang.
Tiba Tiba Sebuah motor tiba dengan si pengendara mengenakan jas hujan warna hitam, ditengah air hujan itu si pengendara langsung turun, menghampiri Jasmin sambil membuka sedikit kaca helmnya.
"Nih pake," katanya sambil menyerahkan jas hujan kering pada Jasmin. Haris agak melirik ke samping, di mana seseorang menatapnya dengan kening berkerut.
Jasmin menerima jas hujan pemberian Haris, memakainya dengan telaten, dibantu oleh Haris yang memegangi dulu tas peralatan make up Jasmin.
"Helmnya, mau gue pakein?" tanya Haris dengan suara tertutup helm.
Jasmin mengangguk. Haris memasang helm di
kepala Jasmin dan menguncinya sekaligus.
"Ayo jalan ...." Haris juga menggandeng lengan Jasmin, tidak memedulikan cowok yang ada di antara mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Yenni Ajah Lah
mantannya jasmin ya...🤔
2022-06-16
1