Pagi-pagi sekali setelah subuh, sebelum cicitan burung dan kokokan ayam membangunkan para penghuni komplek. Haris sudah mencuci wajahnya dan menunaikan kewajiban beragama, disusul oleh Jasmin yang kini sedang merapikan diri karena wajahnya terlihat pucat gara-gara semalam kurang tidur.
Bagi Jasmin dan Haris, pantang sekali mereka meninggalkan salat lima waktu. Alasannya karena mereka takut khilaf dan melakukan dosa serta melanggar aturan-aturan agama sebagai manusia. Salat adalah tiang agama, jangan sampai tiangnya roboh. Mungkin kalau nggak sengaja Haris atau Jasmin digoda setan, dua anak manusia keras kepala itu bakalan saling cinta. Nah, itu yang Haris dan Jasmin takutkan, terkena godaan setan.
"Sejak nikah sama lu, tidur gue nggak nyenyak terus. Bawaannya waswas," ucap Jasmin.
"Benar, sejak gue nikah sama lu tidur gue juga nggak tenang," timpal Haris tak mau kalah dengan ocehan istri sekaligus sahabatnya.
Jasmin terlihat agak berpikir. "Orang-orang mah nikahnya enak sama orang yang mereka cintai. Lah kita Ris ...," keluh Jasmin yang disambut anggukan kepala Haris.
"Betul. Gue malah dapat istri kek lu, tukang pukul," keluh Haris.
Jasmin mendelik tajam. "Tapi semalam lu nggak dengar bunyi-bunyian aneh kan dari kamar Mas Surya dan kak Airin?!" Selidik Jasmin tajam.
"Kagak! Suer deh, makanya gue tidur kagak tenang karena gue patroli. Lu malah enak-enakan tidur nyenyak banget, mana ngorok lagi!" ucap Haris ketus menanggapi tuduhan menyebalkan Jasmin.
Jasmin cengengesan. "Ih, ngambek chef Arnold. Hehe ... iya iya maaf, untuk malam ini gue yang jaga deh, lu boleh tidur sepuasnya, kita periksa yuk kamar mereka. Lu nanti ajakin mas Surya ngapain kek, gue mau siapin sarapan buat kalian, hehe ...."
"Emang lu bisa masak?" ujar Haris sinis, lalu tersenyum meledek Jasmin.
Jasmin mendengkus. "Roti tawar aja sama selai, wle!"
"Mudah-mudahan kita cepat cere ya, Min. Nggak sanggup gue kalo nanti kita pindah rumah dan lu ngasih gue makan roti tawar sama selai tiap hari."
Jasmin cekikikan, "Aamiin ya Allah, semoga kita bisa cepetan cere dan kembali pada takdir masing-masing."
***
"Pagi Biii," sapa Jasmin ceria pada asisten rumah tangga yang pagi buta begini sedang merapikan rumah, sebenarnya tidak ada yang perlu dirapikan di rumah megah milik Surya itu, tetapi si bibi sepertinya sangat berdedikasi tinggi pada kerjaannya.
Haris tersenyum canggung pada bibi paruh baya yang terlihat sangat takjub dengan wajahnya.
"Kenapa Neng? Mau makan?" tanya si bibi.
Jasmin menggelengkan kepalanya. "Enggak Bi, saya mau siapin sarapan. Bibi lanjut kerja aja."
"Kalo Den Haris, mau bibi bikinin kopi atau teh?" tanya bibi pada Haris.
"Dia sukanya susu Bi," ujar Jasmin cuek. Dan Haris mengangguk ke arah si bibi.
"Oh, sukanya susu, mau cokelat atau plain, Den?"
"Plain Bi, kalo bisa yang merk ultra itu loh," kata Jasmin lagi sambil melenggang menuju dapur.
Bibi tersenyum kecil melihat tingkah Jasmin yang sangat manis terhadap Haris.
Bibi dengan centil menepuk lengan Haris hingga pemuda itu meringis canggung. "Ya ampun Den, manis banget sih istrinya. Bibi suka banget liatnya. Mana kalian cantik dan ganteng lagi. Soleh-solehah dua-duanya, pagi-pagi begini sudah bangun, duh gemes," ungkap sang bibi mengatakan rasa gemasnya pada Haris, dan Haris hanya bisa tertawa garing karena sangat canggung.
"Oh iya Bi, emang kak Surya sama kak Airin belum bangun?" tanya Haris sambil mengedarkan pandangannya ke penjuru rumah.
"Loh, emang Aden teh nggak tahu? Kalo Den Surya sama Neng Airin sudah pergi tadi jam 3 pagi. Katanya teh mau ambil penerbangan pertama."
"HAH?!"
Bukan Haris yang teriak, melainkan Jasmin yang langsung heboh dengan ekspresi terkejutnya setelah mendengar ucapan si bibi. Untung saja nampan berisi roti tawar dan selai tidak sampai jatuh ke lantai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Yuni
astagaaaaa.. passangan somplak beneran ini.. hahahaha...
2022-08-17
1
vhyra
up
2022-04-03
0