Fero akhirnya luluh,ia mulai bisa tersenyum kembali,masih dengan kepala yang bersandar di dada Narend ia melingkarkan tangan di pinggangnya,Pemuda itu pun mengecup pucuk kepalanya dengan penuh rasa sayang.
" Sudah,di luar banyak orang,tidak baik kita berlama lama di dalam kamar seperti ini." ucap Farend sambil melepaskan diri.
" Memang apa yang akan mereka fikirkan,siapa yang berani menuduh ku yang tidak tidak." Fero seolah menangtang.
Dan benar juga,tak lama dari itu pintu yang memang tak terkunci terbuka lebar.
Narend dan Fero sama sama melirik ke arahnya.
" Apa yang kalian lakukan di sini?" bentak Bayu sambil masuk begitu saja, di ikuti dua wanita yang akan hadir dalam hidupnya.
" Memang apa yang ayah fikirkan?" tanya balik Fero,masih duduk manis sambil menyilangkan kaki,tak ada raut wajah ketakutan sedikit pun di sana.
Bayu mengedarkan pandanganya keseluruh penjuru kamar,menatap Fero dan Narend bergantian,lalu melirik tempat tidur yang masih tertata rapi,penampilan mereka pun tak mencurigakan.
Ia bernafas lega,lalu melirik pada Rika dan Jesicca.
" Maaf,ayah hanya ingin membuktikan pada mereka,jika kau memang putri ayah yang paling baik,kalian tidak akan macam macam kan?"Bayu seolah merasa tak enak,sementara Fero kembali tersenyu sinis.
" Berani berfikir jelek tentang aku,silahkan! pintu ke luar masih terbuka lebar." ucap Fero,kemudian menarik tangan Narend agar segera keluar,Bayu pun mengikutinya ke luar.
" Dia menyebalkan sekali,Bu!" bisik Jessica.
" Tenang lah,tidak akan lama lagi ibu yang akan menguasai rumah ini,gadis itu akan ada di bawah pengawasan ibu,dan dia tidak akan berani macam macam." balas Rika.
" Bu,aku mau kamar seperti ini juga."
" Kamu akan segera mendapatkannya."
Mereka pun menyusulnya keluar dari kamar itu.
" Fero! kau bisa kan temani Jesicca ke butik?" pinta Bayu sedikit memohon.
mau tidak mau gadis itu pun mengangguk,lalu berlalu tanpa mau bicara.
Bayu menyuruh Jesicca untuk segera mengikutinya.
Setelah berada di dalam mobil,Jesicca memilih duduk di kursi depan sebelah Narend,jelas saja Fero semakin menunjukan taringnya,ia menatap tajam pada Narend lewat pantulan kaca spion,memberi peringatan agar tidak menunjukan senyumnya,seolah mendapat telepati,pemuda itu langsung mengerti lalu mengangguk.
" Mas Narend,sudah lama bekerja dengan ayah?" tanya Jesicca yang sok akrab,setelah Narend mulai melajukan mobilnya.
" Masih baru." jawab Narend seadanya,sesuai yang di peringatkan Nona mudanya.
" Oh,,tapi ayah bisa langsung percaya begitu saja pada mu,kau pasti memang pemuda baik." tambah Jesicca yang kini sudah mendaratkan tangannya di lengan Narend,gadis itu tersenyum dengan sedikit mencengkram gemas lengan yang berbalut jas itu,walaupun tak nampak otot otot yang menonjol namun ia bisa merasakan otot yang begitu kuat serta kekar milik Narend,dan itu berhasil membuatnya semakin suka.
Narend tak menghiraukannya,ia memilih fokus pada jalan di hadapanya,Namun walaupun begitu Fero yang berada di belakang sudah tak bisa lagi menahan emosinya,ia mengepalkan tangan hingga urat pada buku jarinya terlihat,semakin lama tangan itu bertengger,semakin mendidih juga darah darah yang menjalar ke seluruh tubuhnya,apalagi di saat Jesicca dengan santai mengelus lengan tersebut,Fero semakin geram di buatnya.
" Berhenti!" teriak Fero tiba tiba,refleks Narend pun mengingak rem secara mendadak sontak saja mereka terhuyung ke depan,dan Jesicca mengaduh karena keningnya berhasil mendarat pada dashboard,untung saja jalanan nampak sepi karena masih berada di jalanan kompleks.
" Ada apa nona?"
" Turun!" titahnya pada Jesicca.
" Ada apa,kak?" tanya Jesicca.
" Kakak,kakak,sejak kapan aku menjadi kakak mu?" bentak Fero,kemudian ia pun turun duluan,lalu membukakan pintu untuk Jessica.
" Turun!" teriaknya,Jesicca pun terpaksa turun dengan perasaan bingung,begitu juga Narend yang ikut turun.
" Nona, ada apa? tanyanya.
" Aku tidak biasa memberi tumpangan pada orang asing,aku sudah pesankan taksi untuk mu,jadi kau pergi sendiri,aku tunggu di sana." ucap Fero tanpa bisa di bantah,ia pun langsung kembali masuk ke dalam mobilnya,dan duduk di kursi depan tempat Jesicca duduk sebelumnya.
Begitu juga Narend yang langsung berlari kecil,mengelilingi mobil dan langsung masuk lalu kembali melajukan kendaraannya tanpa mau mendengar teriakan Jesicca.
Gadis cantik itu melipat kedua tangannya di dada seraya memalingkan wajah,menetap ke jendela samping.
" Maaf,Nona! apa yang membuat anda marah?" tanya Narend dengan ragu,nampaknya pria itu belum belajar tentang kekuatan peka.
Fero masih enggan membuka suara,entahkah hatinya kembali sakit saat melihat orang lain menyentuh pengawalnya itu.
" Nona! bukannya kita sudah berteman jadi tak ada yang perlu di sembunyikan dan di tutup tutupi,beri tau aku jika aku memang salah." mohon Narend sambil meliriknya sekilas,lalu kembali menatap jalan di depannya.
Fero pun akhirnya mau menunjukan wajahnya,menatap Narend dengan mata yang mulai berkaca kaca.
" Apa kau sebaik ini pada semua wanita?" tanyanya.
" Aku tidak tau apa ini baik atau tidak di mata orang lain,tapi ini memang sikap ku." jawab Narend.
" Apa kau selalu membiarkan wanita wanita menyentuh mu?" tanyanya lagi.
" Maaf,sentuhan apa yang anda maksud?"
" Sentuhan yang tarasa intim." jelas Fero.
Narend segera menggeleng.
"sebenarnya aku tidak suka ada wanita yang berani menyentuhku,jujur saja saat Salsa mencium ku, aku juga ingin sekali menghajarnya,tapi saat anda yang mencium ku entah kenapa aku malah menyukainya." balas Narend jujur dengan sedikit berbisik,dan akhirnya berhasil membuat rona merah di pipi Fero,walaupun itu bukan ciuman pertamanya namun iapun merasakan kesan berbeda,dadanya mulai bergetar saat mengingat jadian itu.
"Semakin hari Kau semakin pandai menggoda." Fero kembali memalingkan wajah untuk menyembunyikan wajah merahnya
" Aku serius." balas Narend.
" Lalu kenapa kau membiarkan wanita itu menyentuh lengan mu?" Fero menatap lengan Narend dengan mata berkaca kaca,hatinya seolah berkata " Lengan mu terlalu berharga untuk ia sentuh."
" Dia hanya menyentuh lengan ku saja,tak ada salahnya."
" Siapa bilang? asal kau tau,aku tidak menyukainya." bentak Fero kesal,Narend pun tersenyum,entah kenapa ia mulai suka menggoda Nona mudanya itu yang selalu nampak manis jika sedang dalam mood manjanya,walaupun dalam keadaan marah,namun jelas berbeda jika bibir yang mengiringi kemarahannya,bukan mata yang selalu terlihat menyeramkan.
" Baiklah kalau begitu maafkan aku." Narend menepuk lengannya yang sempat di pegang Jessica dengan gerakan menghempaskan debu.
Seketika Fero menoleh,gadis itu menggelengkan kepala sambil menahan tawa.
" Dasar konyol." gumannya.
"Demi anda, Aku akan mencucinya dengan bersih,setelah pulang dari butik,aku pastikan tidak ada lagi jejak wanita itu di lengan ini." goda Narend,dan berhasil membuat Fero terkekeh,gadis itu memukul lengannya beberapa kali dengan gemas.
" Lengan mu nakal,dia harus di beri pelajaran." ujarnya.Mereka pun tertawa bersama,hingga tak terasa mobil sudah sampai di depan sebuah butik ternama langganan Fero.
Biasakan memberi like komen dan Vote setelah membaca,,terimakasih..😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
NandhiniAnak Babeh
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-05-22
0
NandhiniAnak Babeh
typo Thor.. ko jadi Farend 🤭🤭🤭🤭
2022-05-22
0
Neneng Handayani
Up lagi thor 💪🏻💪🏻
2022-04-16
0