Esok harinya,Fero baru saja bangun saat matahari sudah nampak muncul ke permukaan dengan sempurna,menghangatkan penguhi bumi.
Gadis itu menyibakan kain gorden,sontaknya saja matanya menyipit karena terik mentari menyorot menembus dinding kaca,ia keluar dan berdiri di atas balkon dengan bertumpu tangan di pagar pembatas,memperhatikan semua orang sibuk berlalu lalang di lantai bawah,serta banyak kendaraan besar bermuatkan pelaratan WO terparkir di pekarangan rumah mewahnya.
Fero tersenyum ketir,nampaknya keputusan sang ayah untuk menikah lagi sudah tak bisa lagi di ganggu gugat,ia tak bisa berbuat apa apa lagi sekarang.
" Ok,selamat datang ibu dan saudari tiri ku,mulai sekarang kita akan bersenang senang,rumah ini akan semakin ramai,dan lihat sampai kapan kalian betah tinggal di sini untuk menemani ku." gumamnya di iringi seringai.
Ia menarik nafas panjang,lalu menghembuskannya dengan kasar,setelah itu membersihkan diri,lalu keluar dari dalam kamarnya.
Pemandangan pertama yang ia lihat adalah sosok wanita paruh baya dan anaknya yang langsung menatapnya tajam,tersirat kebencian dari sorot mata mereka,namun Fero tak perduli,ia membalasnya dengan tersenyum sinis.
" Mas,Narend! di minum dulu minumannya,anda pasti lelah." Jessica menyerahkan segelas air di atas nampan,pada pria yang tengah sibuk membantu para pekerja,mengangkut barang barang yang akan di pakai untuk kelangsungan acara pernikahan tuannya besok.
" Terimakasih,Nona!" Narend menganggukan kepala ramah,seraya menerimanya di iringi dengan senyuman yang khas.
Sontak saja membuat darah dari dalam diri Fero mendidih,ia tak terima itu.
Gadis itu langsung berjalan menghampirinya,dan dengan sengaja menyenggol tangan Narend saat hendak meneguk minuman yang di berikan Jesicca.
" Ups!! sorry,aku tidak sengaja." ucap Fero tanpa rasa bersalah.
" Tidak apa apa." sahut Narend dengan senyuman hangat yang selalu membuat resah kaum hawa yang melihatnya.
" Aku akan mengambilkannya lagi." ucap Fero dengan cepat ia membalikan tubuhnya.
" Tidak usah,Nona!aku akan mengambilnya sendiri nanti." cegah Narend repleks menarik lengan Fero.
Gadis itu kembali tersenyum melirik Jesicca yang sudah memasang tanda jika pertempuran akan segera di mulai,hanya tinggal menunggu genderang di bunyikan.
" Baiklah,kalau begitu ikut aku!" titah.
" Tapi ini belum selesai."
" Banyak orang di sini,biarkan mereka yang melakukanya,kau tidak perlu repot repot mengerjakan ini semua."Fero menarik tangan Narend dengan posesif lalu membawanya masuk ke dalam kamar.
Sementara itu,dua pasang mata tertuju pada mereka secara diam diam,walaupun ini bukan pertama kalinya melihat Narend masuk ke dalam kamar putrianya.Namun kali ini Bayu sedikit geram setelah mendengar bisikan bisikan dari calon istrinya.
" Lihatlah,Mas! anak gadis mu itu terang terangan membawa seorang pria ke dalam kamarnya,bahkan ketika sedang banyak orang berlalu lalang seperti ini,apa selama ini kau selalu membiarkannya? apa kau tidak takut,bagaimana kalau orang lain memiliki prasangka buruk pada mereka dan menuduhnya yang bukan bukan, itu akan membuat nama baik mu tercemar." bisik Rika.
" Narend hanya pengawalnya,dia pemuda yang baik,mereka tidak akan berbuat macam macam,aku percaya pada mereka,Fero juga tidak akan berbuat sejauh itu ,walaupun aku tau bagaimana kelakuanya." Bayu mencoba mempertahankan kepercayaannya,walaupun sekarang sedikit demi sedikit sudah mulai goyah akibat mendapat bisikan yang terus menerus.
" Tetap saja,kau harus perduli pada tanggapan orang lain,bagaimana kalau mereka mengira yang bukan bukan,lagipula mereka manusia biasa,seorang wanita dan pria dewasa berada di dalam satu ruangan,aku sendiri juga jadi curiga."
" Sudahlah,untuk saat ini tidak perlu memikirkan
mereka,fokus pada pernikahan kita saja dulu,setelah itu,aku serahkan semua tugas berat ini padamu,tolong jaga anak ku,dan didik lah dia,aku yakin kau bisa merubah sikap buruknya,aku percaya pada mu." Pria paruh baya itu merangkul pundak calon istrinya,dan sedikit mengusapnya.
Sementara di dalam kamar,Narend di buat bingung,ia seperti menghadapi seorang kekasih yang tengah merajuk,duduk di atas sofa sambil mendengar ocehan Fero yang menurutnya terlalu berlebihan.
"Aku tidak suka melihat kau tersenyum pada gadis lain,aku mau kau persikap manis seperti itu hanya pada ku saja." rengek Fero sambil melipat kedua tangannya di dada,dan duduk di pinggiran tempat tidur.
" Kau tau Narend! dada ku sesak melihat kau seperti itu tadi,apa kau tidak bisa menjaga perasaan ku sedikit saja." tambah Fero,sementara Narend hanya diam sambil menggulum bibir,merasa gemas melihat seorang Fero yang super galak kini nampak manis saat memperlihatkan sisi manjanya,membiarkan Nona mudanya mengoceh hingga mulutnya berbusa.
" Dada ku sakit melihat kau tersenyum pada gadis itu,rasanya lebih sakit di banding saat aku malihat Max dan Salsa waktu itu."
" Sungguh,aku belum pernah merasakan sakit seperti ini sebelumnya,walaupun aku sering merasa kecawa,aku masih bisa melampiaskannya dengan amarah,dan sakit yang aku rasakan sekarang malah membuatku rapuh dan cengeng,aku tak bisa menahannya." suaranya melemah,ia mulai terisak,menutup wajahnya dengan telapak tangan.
Narend pun mulai bergerak,ia beranjak lalu berjongkok di hadapan Fero dengan bertumpu pada lututnya.
" Maaf,Nona! aku tidak tau jika apa yang aku lakukan akan melukai perasaa anda." sesal Narend,merasa bersalah karena sudah membuat nona mudanya menangis,dan hal itu selalu membuatnya merasa sakit.
" Sungguh aku tidak bermaksud untuk membuat anda menangis." tambahnya lagi,mereka benar benar terlihat seperti seorang kekasih yang tengah mengalami masalah hingga menyebabkan pertengkaran,Narend terus berusaha membujuk Fero untuk bisa menghentikan tangisnya.
Pria itu berdiri,menangkup wajah Fero yang merah di banjiri air mata,lalu menyekanya dan mengusap pipi mulus gadis itu dengan lembut.
Tatapan mereka bertemu,Narend tersenyum hangat dengan wajah yang begitu teduh.
" Jangan menangis lagi,Ok!" ucapnya,Fero pun mangangguk patuh.
lalu pria itu manarik kepala Fero dan membawanya kedalam dekapannya,Fero tersenyum saat merdengar jelas debaran jantunnya.
Entah apa yang ada dalam benak mereka saat ini, walaupun belum ada kata cinta yang terucap dari mulut mereka,namun sepertinya benih benih itu mulai tumbuh tanpa di sadari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Cah Dangsambuh
fero sangat pandai menggiring perasaan narend
2022-08-12
0
Neneng Handayani
Iiii aku yang baper 😍😍😍😍
2022-04-16
0