Beberapa hari kemudian,akhirnya Fero bisa bernafas lega saat masa hibernasinya selesai,ia kembali melakukan aftifitasnya setiap hari,masih bersama Narend yang selalu setia menemaninya,kini gadis itu baru saja keluar dari kampusnya dengan berlari kecil.
" Ayo kita pulang,lajukan mobilnya dengan cepat." ujarnya bersemangat,wajahnya berbinar kala sang ayah mengubunginya dan memberitahunya jika pria paruh baya itu sudah datang dengan membawa kejutan.
Narend mengangguk patuh,mulai menyalakan mesin mobil,dengan cepat mobil yang di kendarai Nerend melesat meninggalkan parkiran.
Dan akhirnya tanpa menunggu waktu lama,mereka sampai di depan gerbang,seorang penjaga langsung memberinya jalan masuk.
Setelah mobil terparkir,Gadis itu langsung berhambur keluar,berlari menapaki sedikit anak tangga.
" Ayaaahh!!" suara lengkingannya terdengar menggema di dalam rumah megah tersebut.
Sang ayah yang tengah duduk manis di sofa ruang tamu sambil memainkan ponselnya langsung melirik ke arah suara tersebut.
Fero langsung berlari sambil merentangkan tangan dan langsung memeluk sang ayah dengan sangat erat,begitu juga Bayu yang membalas pelukannya tak kalah erat.
" Ayah,aku sangat merindukan mu!!" lirihnya tanpa mau melepas pelukannya,gadis itu masih nampak nyaman dalam dekapan sang ayah.
" Ayah juga sangat merindukan mu,bagaimana kabar mu?" balas Bayu,yang selama satu minggu tak bertemu dengan putrinya itu.
" Aku baik." sahut Fero,kemudian melepas pelukannya,gadis itu menengadahkan tangan,menagih kejutan yang di janjikan sang ayah.
" Jadi mana kejutannya?" ucapnya dengan antusias.
Bayu pun akhirnya menunjuk ke arah lain,dimana terdapat dua orang perempuan berbeda usia telah berdiri di bawah tangga,Fero nampak terkejut saat melihat keberadaan orang asing di rumahnya,ia kembali menatap sang ayah,meminta penjelasan.
" Mereka calon ibu dan adik tiri mu." jelas Bayu,berhasil membuat Fero terkejut,itu memang benar benar kejutan yang sangat mengejutkan baginya.
" Apa maksud ayah?" tanya Fero dengan suara tertahan.
" Maaf Nak,ayah melakukan ini semua demi kebaikan mu,ayah ingin kau punya teman saat ayah tak ada di rumah."
" Tidak,aku tidak butuh mereka." tolak Fero sambil menggelengkan kepala,gadis itu mundur beberapa langkah meraih apa saja yang bisa ia gapai,lalu membantingnya ke sembarang arah,memecahkan vas bunga berbentuk kristal juga hiasa hiasan yang berada di tempat itu,bahkan guci senilai ratusan juga pun hancur seketika.
" Pergi,aku tidak butuh kalian!" teriaknya,menatap pada dua wanita yang masih berdiri dengan tenang.
" Feronica,hentikan!" teriak Bayu.
Gadis itu membalikan badannya mengadap sang ayah,dengan deru nafas tak beraturan,dadanya naik turun,wajahnya memerah,amarahnya sudah sampai naik keubun ubun.
" Ayah tidak bisa melakukan ini pada ku,aku tidak suka dengan keberadaan orang asing,cukup pekerjaan saja yang menghasilkan jarak di antara kita,jangan sampai ada yang lain,apalagi mereka,apa yang ayah lihat dari mereka,penampilannya saja tidak menarik,bahkan wajah tua ini tak lebih cantik dari ibu,mereka hanya akan menjadi parasit di rumah ini." Fero mengiba, tubuhnya lemas saat semua emosi berhasil ia tumpahkan,hingga ia terduduk di lantai yang dingin.
" Ayah melakukan ini demi kamu juga Fero!" bentak Bayu.
" Ayah tidak perlu sampai melakukan ini,aku merasa baik dengan keadaan ku sekarang!" balas Fero tak mau kalah.
Bayu mengusap sajahnya kasar,sambil berkacak pinggang,lalu menyuruh kedua wanita itu untuk masuk ke dalam kamar,sementara Narend masih berdiri di ambang pintu,memperhatikan Fero yang terlihat sangat hancur,hatinya sedikit terenyuh,ingin sekali ia merengkuh tubuh kecil itu lalu menenangkannya.
Kini bayu menatap Narend,memberi isyarat dengan gerakan kepala,agar membawa Fero ke kamarnya,pria itu mengangguk lalu mulai melangkahkan kaki menghampiri Fero.
" Nona! ikutlah aku." bisik nya dengan suara yang lembut,matanya yang sayu bertemu dengan mata sendu milik Narend,seketika perasaanya sedikit tenang,gadis itu yakin jika pria di hadapanya selalu melakukan apapun dengan tulus.
Fero menurut,Narend meraih pundaknya hendak membantunya berdiri dan berjalan menuju kamar.
" Istirahat lah,Nona!" ujarnya,kemudian merebahkan tubuh Fero di tempat tidur,lalu membantu membuka sepatunya dengan hati hati.
Fero selalu merasa tersentuh atas perlakuan lembut dari pengawalnya itu,matanya tak lepas dari wajah tampan yang selalu membuatnya lebih tenang.
" Tetaplah di sini." ucapnya sambil menarik tangan Narend,saat pria itu hendak pergi.
Narend pun mengangguk patuh,sambil tersenyum hangat.Ia kemudian duduk di tepi ranjang,tiba tiba Fero menggeser tubuhnya,meletakan kepalanya di pangkuan Narend,pria itu sedikit terperanjat,namun ia selalu berusaha tenang,agar singa betinanya bisa lebih baik dan jinak padanya.
Narend memperhatikam wajah Fero yang mulai memejamkan mata di pangkuannya,dengan mata yang sembab dan hidung memerah,gadis angkuh yang selalu mengumpatnya habis habisan kini lebih terlihat menyedihkan,kini ia tahu sisi lain dari gadis yang selalu terlihat sempurna itu.
" Kasian sekali,ayahnya selalu menganggap jika uang adalah segalanya, tapi malah tidak bisa membahagiakan anak satu satunya ini."lirihnya,refleks tangannya mulai terangkat lalu mengelus kepala gadis itu dengan lembut.Hingga Fero semakin terlelap,pria itu pun menutuskan untuk membaringkannya dengan hati hati,ia lalu ke luar hendak membersihkan dirinya sendiri di dalam kamarnya.
Selesai mandi,Narend segera pergi ke rumah utama setelah mendapat panggilan dari tuanya,pria itu telah berdiri tegap di hadapan Bayu yang kini sudah di dampingi calon istri dan juga anak tirinya,yang mungkin setahun lebih muda dari Fero.
" Bagaimana,keadaan Fero selama aku tinggal?"tanya Bayu.
" Nona baik baik saja,tidak ada masalah,hanya saja dia selalu ketakutan saat datang bulan." jawab Narend apa adanya.
" Lalu apa yang kamu lakukan."
" Saya selalu berusaha menenangkan nona Fero,dan berusaha untuk tetap di sisinya,karena saya tahu dalam keadaan seperti itu Nona Fero akan membutuhkan seseorang."
Bayu tersenyum puas,Fero memang sedikit berbeda setelah ia tinggalkan beberapa hari dan membiarkan Narend yang menanganinya,terbukti dari sikapnya saat Narend mengajaknya ke kamar, gadis itu langsung menurut tanpa menolak ataupun memberontak.
" Baiklah,kau memang bisa aku andalkan,uang gajimu akan aku naikan 5 kali lipat." ujarnya bangga.
" Terimakasih tuan,tapi itu terlalu berlebihan,semua yang anda lakukan pada ku akan menyebabkan kecemburuan sosial bagi pengawal lain,jadi maaf aku tidak bisa menerima kebaikan anda,aku tulus menjaga Nona Fero seperti aku menjaga adik ku sendiri." tolak Narend dengan lembut,membuat semua orang yang berada di sana bergeming tak menyangka,menolak tawaran yang menggiurkan hanya seorang Narend yang bisa melakukannya.
Tanpa di sadari gadis bernama Jesicca itu diam diam telah memperhatikan Narend,wajah tampan dengan postur tubuh yang selalu membuat resah kaum hawa,membuatnya tertarik walau hanya dalam hitungan menit.
" Ibu,tolong bicara pada calon suami mu,agar aku mendapat pengawal sepertinya juga." bisiknya pada sang ibu.
" Tunggu setelah ibu berhasil menikah dengannya." balas sang ibu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Cah Dangsambuh
aduuuuuh ulat bulu sekali muncul 2 jadi bimbang mo lanjut atau ga ya si fero dah mulai ada sisi lembutnya eeee datang ulat bulu ,bisa tambah brutal nih ya moga aja narend tetap bisa jadi pawangnya fero,,,,maaf kak jihan aku jadi nggerutu sendiri😀😀😀
2022-08-12
0
NandhiniAnak Babeh
iiih jadi ga semangat baca nya karena ada keong racun nya
😔😔😔😔😔😔
2022-05-22
0