12. Narend vs Max

Fero dan juga Narend menghambiskan malamnya di klub tersebut hingga pukul 23.00,pengawal itu pun membawa Nona mudanya pulang dalam keadaan mabuk berat,seperti biasa Narend membopongnya dengan cara meletekan tubuh ramping itu di bahunya.

" Apa kau tidak bisa romantis sedikit saja." gumam Fero lemas,sambil memukul punggung Narend.Sementara pria itu masih nampak bergeming,melanjutkan langkah kakinya menuju kamar.

" Kau seperti menggendong sekarung beras." ucapnya lagi,kemudian terkekeh sendiri,matanya nampak berat,tanpa bisa berbuat apa apa.

sikap gadis itu membuat calon ibu dan adik tirinya menggelengkan kepala tak percaya,mereka terus memperhatikan kedua orang tersebut dari balik pintu kamar tamu yang berada di lantai bawah.

Hingga Narend menapaki anak tangga menuju lantai dua di mana kamar nona mudanya berada,sorot matanya masih tetap fokus pada mereka.

" Gadis itu benar benar merepotkan." ucapnya kesal,kemudian kembali masuk ke kamar.

"Sepertinya Aku suka dengan pria itu Bu,dia sangat tampan." cicit Jesicca dengan mimik wajah gemas.

" Kau ini,dia hanya seorang pengawal,apa yang kau incar darinya,wajah saja tidak akan membuat mu kenyang,setidaknya kau harus mendapat seorang pengusaha kaya raya lebih dari ayah tiri mu,masa kau kalah dengan ibu." sahut sang ibu yang di ketahui bernama Rika.

Jesicca tak lagi membantah,ia memilih merebahkan tubuhnya di tempat tidur berukuran besar,yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

" Aahhh,,aku merasa beruntung menjadi anak ibu." gumannya sambil meraba raba tempat tidur dengan riang.

" Tentu saja,kau sudah seperti upik abu yang berubah menjadi seorang putri kerajaan." tambah Rika.

" Aku harap ini bukan mimpi." tambah Jesicca.

Sementara di dalam kamar lantai dua,Narend berhasil merebahkan tubuh Fero di atas tempat tidur,pria itu menghembuskan nafas kasar sambil memijat otot bahunya dan sedikit memutar lengannya merasa lelah.

Setelah memantikan Fero terlelap,ia menutuskan untuk keluar,membiarkannya tidur sendiri di dalam kamar,sementara ia pergi ke kamarnya sendiri hendak membersihkan tubuh lalu istirahat.

Kata yang terucap dari bibir kecil milik Fero kembali terngiang di telinganya,saat ia hendak memejamkan mata,pria itu menggelengkan kepala sambil menarik sudut bibirnya.

" Bisa gila aku." gumamnya,setelah itu ia pun kembali mencoba menutup mata, akhirnya ia bisa terlelap,hingga pagi menjelang.

Saat ini kursi di meja makan tak lagi kosong,tak lagi hanya sebagai pajangan,namun hal itu masih tak membuat Fero senang,gadis itu seolah lupa caranya bersyukur padalah dulu ia selalu berharap jika kursi kursi tersebut berpenguni,namun sekarang ketika harapannya terkabul gadis itu malah nampak tak suka.

Ia hanya menunduk,sambil memainkan makannya,tanpa mau melihat ayah atau pun calon anggota barunya,hanya sesekali melirik pintu dapur,seperti tengah menunggu seseorang.

" Fero! ayah mau bicara pada mu." ucap sang ayah.

" Bicara saja." sahutnya.

"dua hari lagi Kami akan melangsungkan pernikahan di rumah ini,ayah harap mulai sekarang kau bisa menerima ibu dan adik mu dengan baik,dan mulai sekarang Jessica akan......" ucapanya tergantung saat melihat Fero mulai beranjak dari duduknya tanpa mau mendengar penbicaraannya sampai tuntas,sama seperti yang selalu ia lakukan ketika Fero tengah bercerita.

" Kita berangkat sekarang." ucap Fero semangat setelah melihat Narend muncul dari balik pintu dapur.

" Fero,ayah belum selesai bicara!!" tariak Bayu,namun gadis itu sama sekali tak menghiraukannya,ia berlalu tanpa pamit,berjalan menuju ke luar di ikuti Narend dari belakang.

" Nona! tuan masih ingin bicara dengan anda." ucap Narend.

" Ck,aku sudah mendengarnya." sahutnya,tanpa mau menghentikan langkahnya.

Hingga sampai di teras rumah,mobil mewah berwarna merah sudah terparkir cantik di halamannya,Narend segera membuka kan pintu untuk Nona mudanya,lalu berlari kecil dan masuk ke kursi kemudi.

Sepanjang jalan,Fero hanya mengotak atikan ponselnya,sesekali nampak menyeringai saat membuka pesan yang baru ia terima dari seseorang.

" Setelah ini kau akan merangkak dan memohon di kaki ku,Salsa!" gumamnya dengan penuh penekanan dari setiap kata katanya.

Narend hanya memperhatikannya dari balik kaca spion depan dengan penuh rasa penasaran,namun semua rasa itu harus selalu ia pendam sebelum Fero sendiri yang memberitahunya.

Setelah selesai dengan ponselnya,gadis itu menyenderkan kepalanya di senderan kursi mobil seraya membuang nafas kasar,lalu menutup mata yang nampak lelah dengan wajah yang terlihat sedih penuh beban,Hal itu membuat Narend tak bisa lagi menahan mulutnya untuk bertanya.

" Apa yang terjadi,Nona? apa kau sedang tidak baik baik saja." tanya Narend,gadis itu kembali membuka mata,menatap Narend dari balik kaca spion.

" Apa aku terlihat sedang tidak baik baik saja?" tanya balik Fero.

"Sepertinya begitu." sahut Narend ragu.

" Tidak perlu ikut campur,ini bukan urusan mu, bodoh." balas Fero,dengan menunjukan wajah kesalnya,Narend menghela nafas kasar,ia fikir singa betinanya sudah jinak,namun ternyata singa tetaplah singa,tidak akan berubah menjadi anak kucing yang menggemaskan.

Sampai di kampus,gadis itu keluar dari dalam mobil,tak ada lagi yang berhambur menyambutnya,sepertinya Jen pun tidak ada,gadis itu tersenyum ketir,lalu mulai melangkahkan kaki menuju kelasnya dengan semangat,menyelesaikan pendidikannya dengan cepat adalah hal terpenting dalam hidupnya,maka dari itu ia tak bernah main main dalam belajar,dan kini ia tengah melaksanakan tahap akhir sebelum meraih gelar D3 jurusan menejemen bisnis,setelah itu ia bisa langsung bekerja di perusahaan sang ayah.

Setelah selesai mengikuti mata kuliah,akhirnya ia pun mumutuskan untuk segera pulang,namun saat dalam perjalanan menuju tempat parkiran,seorang pria menghadangnya.

Gadis itu menatap sinis pada pria di hadapannya,lalu memilih untuk pergi menghindar,ia tak ingin menimbulkan keributan di kampusnya,yang hanya akan mencoreng nama baik ayahnya sebagai donatur.

" Fero dengarkan penjelasan ku dulu!" Max terus menggejar Fero.

" Tak ada yang perlu di jelaskan,aku sudah melihat dengan kepala ku sendiri,jadi sudahlah." tolak Fero seraya melebarkan langkahnya,perdebatan mereka menjadi pusat perhatian bagi seluruh orang yang berada di kampus,mereka saling berbisik satu sama lain,tak menyangka jika dua sejoli yang selalu menunjukan keromantisannya kini bisa saja bertengkar,namun tak ayal itu semua menjadi angin segar pagi para pria yang lama mengincar Fero.

Max terus mengejar Fero hingga akhirnya sebuah tangan kekar manarik gadis itu dan membawanya ke dalam dekapannya.

" Maaf,jangan pernah membuat Nona Fero tak nyaman." ucapnya tegas,setelah itu ia maju menghadang Max,menyuruh Fero untuk segera masuk ke dalam mobil,namun gadis itu malah tetap berdiri di belakangnya.

" Tidak usah mencampuri urusan ku!" bentak Max.

" Urusan nona Fero,urusan ku juga,jadi selesaikan masalah kalian dengan ku saja,biarkan nona Fero beristirahat."

" Baiklah,kau memang benar,kita selesaikan masalah ini secara jantan." Max menyeringai seraya melayangkan tinjuannya,Narend tak bisa menghindari serangan tiba tiba dari Max,dan akhirnya tinjuan Max berhasil mendarat di pipinya.

" Narend!!" teriak Fero histeris,saat tubuh Narend sedikit terdorong ke belakang,namun dengan segera ia kembali ke posisinya lalu membalas serangannya.

Hingga akhirnya perkelahian pun tak bisa di hendari,mereka saling menyerang,pukulan sarta tendangan mereka lakukan,Narend pun merasa mendapat kesempatan untuk memanfaatkan kemampuanya,mempraktekan bela diri yang pernah di ajari paman Satria dulu.

" Narend, Max ,hentikan!" teriak Fero berusaha melerai,gadis itu berhasil menarik tangan Narend yang hendak melayangkan tinjuannya untuk yang kesekian kalinya, saat pria itu berhasil menindih tubuh lawannya.

" Apa yang kamu lakukan,kalian benar benar membuat ku malu." ucapnya sambil merilik pada semua orang yang telah berkerumun menyaksikan adu jotos yang di kalukan dua pria itu.

" Ayo pulang!" ajaknya tanpa melepaskan pautan tangannya.

Mereka pun pergi,menghiraukan semua mata yang tertuju pada mereka,meninggalkan Max yang sudah nampak tak berdaya.

" Kau benar benar gila,seharusnya kau tidak perlu meladeninya." gerutu Fero sambil membawa Narend masuk ke dalam mobil,menyuruhnya untuk duduk di kursi penumpang,sementara ia yang mengambil alih tugasnya.

" Nona! biarkan aku yang mengemudi." ucap Narend,seraya mengusap pipinya yang terasa kebas akibat tinjuan Max.

" Diam kau!" bentak Fero sambil menampakan wajah garangnya,menapat tajam pada pria di sampingnya.

Narend pun akhirnya diam tanpa bisa membantah.

Fero melajukan kendaraanya dengan kecepetan tinggi,sesekali melirik pria di sebelahnya dengan perasaan khawatir,melihat wajah mulus Narend kini nampak lebam serta darah yang keluar dari sudut bibirnya.

Tak lama,mobil pun sampai di depan rumah,kini giliran Fero yang membantu mentatih pengawalnya,melingkarkan satu tangannya di pinggang Narend,sementara satu tangan Narend ia simpan di lehernya.

" Nona! tidak perlu berlebihan,aku tidak apa apa,aku masih bisa jalan sendiri." protes Narend,lagi lagi membuat Fero membulatkan mata.

" Bisa diam tidak!" bentak Fero.

Pemuda itu memilih diam,dan pasrah,namun terbesit dalam benaknya untuk sedikit mengerjai nona mudanya yang galak itu,ia memanfaatkan tangan yang tersampir di leher Fero untuk menarik tengkuk gadis itu,lalu sedikit memiringkan badannya mensejajarkan tinggi badanya lalu mendekatkan wajahnya,Fero di buat mematung hingga langkahnya terhenti,setelah wajah mereka semakin mendekat,Narend kembali menegakan tubuhnya.

" Beraninya kau mengerjaiku." pekik Fero dengan suara tertahan.

Narend menggulum bibirnya saat berhasil mengerjainya Fero,begitu juga dengan Fero yang sedikit merasa malu.

Terpopuler

Comments

Neneng Handayani

Neneng Handayani

Lanjut lagi dong hehehe

2022-04-11

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 02. Mulai bekerja
3 03.pergaulan bebas
4 04.kembali terbayang
5 05.Makam Ibu
6 06.datang bulan
7 Tidur satu kamar
8 8.Mencuri ciuman
9 09.berbincang
10 10.kejutan
11 11.kejutan kedua
12 12. Narend vs Max
13 13.mengobati
14 14.Mandi bersama
15 15.Teman
16 16.Aku sakit
17 17.Pintu keluar masih terbuka lebar
18 18.posesif
19 19.Kecewa
20 20.Aku membutuhkan mu.
21 21.Amukan singa betina.
22 22.Saling mempertahan kan
23 23. Kau wanita ku.
24 24.pamit
25 25.Kembali ke apartemen.
26 26.Bertemu Nizam.
27 27.Sidang
28 28.Bertemu
29 29. Pedas
30 30. Menolak
31 31.Kedatangan Salsa
32 32.Rahasia Fero
33 33.Ketakutan Fero
34 34.Kalah saing
35 35.Membawa pergi
36 36.Menahan diri
37 37.Ketiak yang memabukan.
38 38.Sekretaris baru
39 39.Manekin tak ada akhlak.
40 40.Cobaan yang berat
41 41.Sosok Nona Fero
42 42.Takdir hidup Narend
43 43.Masa lalu
44 44.Hadiah
45 45.Pria dingin
46 46. Terror
47 47. Koma
48 48.Cinta terpendam
49 49.Sadar
50 50.Menyesal
51 51. Gadis berhijab
52 52.Si kembar
53 53.Pencarian
54 54.Nasihat bijak
55 55.Kehilangan
56 56.Menyamar
57 57.Jangan tinggalkan aku lagi
58 58.Mulai terbongkar
59 59.Beda keyakinan
60 60.Bertemu calon mertua
61 61.Rencana lamaran
62 62.Pulang
63 63.Rumah sakit
64 64.Kematian Bayu
65 65.Keputusan Narend
66 66.Bocah tengil
67 67.Kembali ke pondok
68 68.menjalani hidup masing masing
69 69.Bertemu Joo
70 70.Berkelahi
71 71.bertemu Robin
72 72.Shalawat merdu
73 73.Karaoke
74 74.Si kembar pulang kampung
75 75.perjodohan
76 76.perubahan fero
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Awal mula
2
02. Mulai bekerja
3
03.pergaulan bebas
4
04.kembali terbayang
5
05.Makam Ibu
6
06.datang bulan
7
Tidur satu kamar
8
8.Mencuri ciuman
9
09.berbincang
10
10.kejutan
11
11.kejutan kedua
12
12. Narend vs Max
13
13.mengobati
14
14.Mandi bersama
15
15.Teman
16
16.Aku sakit
17
17.Pintu keluar masih terbuka lebar
18
18.posesif
19
19.Kecewa
20
20.Aku membutuhkan mu.
21
21.Amukan singa betina.
22
22.Saling mempertahan kan
23
23. Kau wanita ku.
24
24.pamit
25
25.Kembali ke apartemen.
26
26.Bertemu Nizam.
27
27.Sidang
28
28.Bertemu
29
29. Pedas
30
30. Menolak
31
31.Kedatangan Salsa
32
32.Rahasia Fero
33
33.Ketakutan Fero
34
34.Kalah saing
35
35.Membawa pergi
36
36.Menahan diri
37
37.Ketiak yang memabukan.
38
38.Sekretaris baru
39
39.Manekin tak ada akhlak.
40
40.Cobaan yang berat
41
41.Sosok Nona Fero
42
42.Takdir hidup Narend
43
43.Masa lalu
44
44.Hadiah
45
45.Pria dingin
46
46. Terror
47
47. Koma
48
48.Cinta terpendam
49
49.Sadar
50
50.Menyesal
51
51. Gadis berhijab
52
52.Si kembar
53
53.Pencarian
54
54.Nasihat bijak
55
55.Kehilangan
56
56.Menyamar
57
57.Jangan tinggalkan aku lagi
58
58.Mulai terbongkar
59
59.Beda keyakinan
60
60.Bertemu calon mertua
61
61.Rencana lamaran
62
62.Pulang
63
63.Rumah sakit
64
64.Kematian Bayu
65
65.Keputusan Narend
66
66.Bocah tengil
67
67.Kembali ke pondok
68
68.menjalani hidup masing masing
69
69.Bertemu Joo
70
70.Berkelahi
71
71.bertemu Robin
72
72.Shalawat merdu
73
73.Karaoke
74
74.Si kembar pulang kampung
75
75.perjodohan
76
76.perubahan fero

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!