Fero berlenggang menuju mobil yang sudah terparkir di depan rumah,Narend segera menyusulnya lalu membuka kan pintu mobil untuknya,tanpa banyak bertanya lagi ia langsung tau kemana arah tujuannya,Salah satu Fakultas ternama di ibu kota menjadi tempat gadis itu menamba ilmu,dengan kemampuan dan kecerdasan yang terpendam, gadis itu mampu menyelesaikan pendidikannya hingga mendapat gelar s2 hanya dengan kurun waktu tiga tahun.
Mobil mewah yang di tumpangi Fero telah berhasil masuk ke halaman kampus,hanya dengan memakai nama sang ayah,tempat parkir di sediakan pihak kampus khusus untuknya,para pemilik kendaraan lain memilih mengalah dan tidak berani memprotes,jika tiba tiba kendaraan yang lebih dulu mereka perkir harus terusir,saat ini mobil sport berwarna merah milik Fero yang paling mencolok di antara deretan kendaraan lain.
" Fero!!" Salsa,dan Jen serta Max menghampirinya ketika gadis itu baru saja menampakan kakinya di aspal.
" Ada apa?" tanya Fero cuek.
" Selamat! kau terpilih menjadi pemenang pertama di event kemarin." seru Jen,mereka memeluk Fero bergantian.
" Selamat sayang." tambah Max seraya memberi sebuah hadiah berupa kecupan di bibir gadis cantik itu.
Sementara Narend yang masih berada di dalam mobil tersenyum turut meresa senang.
Pria itu memilih berdiam diri di dalam mobil sebelum orang orang itu meninggalkan parkiran,setelah Fero dan lain nya pergi ia baru bisa keluar dengan nafas lega.
Fero hanya tersenyum kecut,prestasi yang ia dapat tak mampu membuatnya bahagia,apalagi ketika melihat teman temannya yang seolah turut senang,padahal di balik itu semua ada maksud tertentu,ia tau mereka hanya mengincar uangnya saja,begitu juga dengan Max kekasihnya,yang hanya akan datang ketika ada maunya saja.
" Jadi,apa yang akan kau lakukan untuk merayakan kemenangan mu ini?" tanya Jen antusias.
" Kalian boleh makan di kantin sepuasnya,ajak yang lain juga!" jawab Fero sambil menyerahkan kartu andalannya, setelah itu iapun pergi,tanpa mengikuti pelajaran di kampusnya.
Narend segera membuka kan pintu mobil ketika melihat Fero berjalan menghampirinya tanpa banyak bicara.Setelah gadis itu duduk manis di kursi penumpang belakang,ia pun masuk dan duduk di kursi pengemudi.
" Antarkan aku ke pemakaman Sandiego hills." titah Fero,Narend mengangguk dan mulai menyalakan mesin mobilnya.
Sepanjang perjalanan,tak ada yang berani membuka suara,Fero memilih bungkam seraya memejamkan mata dengan headset yang menutupi lubang telinganya ,begitu juga dengan Narend yang tak tau harus bicara apa,semua masih terasa canggung,namun dari balik kaca spion ia bisa melihat wajah cantik Fero yang seolah menyimpan banyak beban dan kesedihan.
" Berhenti di tempat penjual bunga!" ucap Faro.
Narend mengangguk,tidak lama mobil pun berhenti di depan toko bunga,Fero keluar dari mobilnya,netranya langsung tertuju pada karangan bunga Lily putih,tak membutuhkan waktu lama ia kembali ke dalam mobil sambil memeluk karangan Bunga tersebut.
Kurang lebih dua jam berlalu,mobil mewah yang di kendarai Narend tiba di sebuah tempat pemakaman umum terbesar dan paling indah di indonesia,sebuah kompleks pemakaman pertama di dunia yang memadukan konsep ( taman )pemakaman dengan tradisi dan budaya di Indonesia, taman pemakaman mewah tersebut memiliki fasilitas yang lengkap,di antaranya tempat ibadah,gedung serba guna serta restoran italia yang menawarkan menu spesial,dan masih banyak lagi.
Jika biasanya kebanyakan tempat pemakaman memang di rasa kurang ter urus,banyak semak belukar, banyak rumput yang tumbuh liar sehingga menimbulkan suasana angker,belum lagi dengan banyak nya sampah,menambah suasana pemakaman menjadi tidak nyaman,hal ini sangat berbalikan dengan suatu area pemakaman yang terletak di daerah Karawang barat bersebut.
Tempat yang menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi keluarga Anggoro termasuk Ibunda Fero.
Gadis itu keluar dari dalam mobil dengan kacamata hitam yang sudah tersangkut di hidung mancungnya,kakinya mulai terayun membentuk sebuah langkah,ia melirik sekilas pada Narend yang mengikutinya dari belakang.
" Siapa yang menyuruh mu mengikutiku,bodoh!" ketus Fero dengan menyalangkan matanya.
" Maaf,Nona! saya hanya menjalankan tugas untuk memastikan keselamatan anda saja." ujar Narend.
" Kau fikir aku akan menggali kuburan ku sendiri?" protes Fero.
" Maaf,Nona!"
" Tunggu di sini, tidak usah mencampuri urusan ku!" titah Fero,kemudian gadis itu berjalan dengan langkah kaki yang sedikit lebar.
Fero mulai memasuki gerbang pemakaman,netranya menyapu hamparan rumput berwarna hijau yang indah dan tertata rapi,dengan ribuan gundukan serta batu nisa di sana,seketika dadanya terasa sesak ketika tiba tiba ingatannya memasuki lorong waktu 15 tahun lalu,di saat ia masih berusia 5 tahun,dimana ia harus menelan pil pahit tentang kematian ibunya yang mengalami kecelakaan saat hendak menjemputnya pulang sekolah,darah segar yang membanjiri jalanan serta kondisi sang ibu yang mengenaskan, kepala yang terpisah dari jasadnya masih nampak jelas di memori ingatannya,Fero memejamkan mata sejenak,lalu kembali melangkahkan kaki menuju makam sang Ibu berada,tak membutuhkan waktu lama ia sudah berdiri di samping pusara.
" Aku datang,Bu!" lirihnya seraya menyerahkan buket bunga Lily putih favorit sang ibu yang sempat ia beli tadi.
Gadis itu berjongkok sambil membelai batu nisa yang bertuliskan nama sang Ibu,Diana anggoro.
" Kau tau Bu! aku memenangkan event bergensi di kampus,aku pemenang pertama yang mengalahkan ribuan peserta dari berbagai Negara,ibu pasti bangga kan?" ucap Fero antusias,sedetik demikian isak tangis terdengar pilu.
" Aku merindukan mu,Bu!" lirihnya.
"Ibu tau aku sangat kesepian,aku tidak membutuhkan apa apa lagi di dunia ini,aku hanya ingin peluk kasih mu,Bu! Aku sangat merindukan Ibu,datang lah dalam mimpiku walau hanya sebentar saja,aku merindukan senyum yang tulus dari wajah cantik mu.Bu!" tangis pilu yang terdengar begitu menyayat hati.
Beberapa jam gadis itu berada di sana,mencurahkan semua ini hatinya di hadapan pusara sang Ibu,hingga tak menyadari tetesan air dari langit mulai menerpa bumi.
Narend segera meraih sebuah payung dari bagasi mobil,lalu berjalan menyusul majikannya,pria itu berdiri di belakangnya sambil memayungi Fero,semua yang di curahkan Fero tak luput dari pendengarannya,tanpa terasa di balik kacamata hitamnya,butiran kristal keluar begitu saja.
Curahan hati serta isak tangis Fero terdengar begitu pilu.
Gadis itu tersadar,jika hujan semakin deras,namun rambut serta pakaiannya masih nampak aman,kemudian membalikan tubuhnya melihat Narend yang sudah basah kuyup akibat terguyur hujan,gadis itu tersenyum sinis lalu mulai berdiri.
" Kau gila!" pekik Fero,dengan wajah merah serta mata yang sembab di balik kacamata hitam yang di pakai,gadis itu merebut payung yang di genggam Narend lalu berjalan mendahuluinya,mereka berteduh di sebuah restoran yang masih berada di dalam area pemakaman.
Gadis itu duduk di buah kursi yang masih nampak kosong,lalu memesan makanan,setelah itu melirik kembali pada Narend yang berdiri di belakangnya.
" Kau mau terus berdiri di situ seperti orang gila,hah?" bentak Fero.Namun Narend tidak menjawab.
" Duduklah!kau pasti pegal,lagipula kau bukan patung kan? kau butuh makan juga kan? temani aku makan!" titahnya.
Narend mengangguk lalu mendaratkan bokongnya di kursi yang berhadapan dengan Fero.
Narend sedikit mengigil lalu membuka kacamata hitam dan jas hitamnya yang basah, meninggalkan kemeja putih yang nampak basah juga,hingga mencetak tubuh milik pria itu.
Fero terus memperhatikan gerak gerik pria di hadapanya,dengan rambut serta pakaian yang masih basah,terlihat semakin seksi.
" Ternyata tampan juga." gumamnya,Gadis itu tersenyum sinis sambil menggelengkan kepala,menyapu debu yang mengotori otaknya.
" Maaf Nona! pakaian ku basah."Pria itu tersenyum canggung ketika mendapat tatapan liar dari sang putri.
" Aku tau,setelah makan kau bisa mengganti pakaian mu." balas Fero seraya menyerahkan buku menu.
Mereka pun makan dengan tenang,tidak ada topik untuk di bicarakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
NandhiniAnak Babeh
terbayang seorang bodyguard ganteng abisssss
🥰🥰🥰
2022-05-22
0
NandhiniAnak Babeh
tragis amat kematian nya
😥😥😥😥
2022-05-22
0