Fero nampak melamun di sebuah kantin kampus,tidak lama Salsa dan Jen menghampirinya sambil menepuk bahunya.
" Apa yang kau fikirkan?" tanya Salsa.
" Tidak ada." sahutnya cepat.
" Lalu bagaimana,apa kau sudah siap untuk mengikuti simulasi konferensi PBB nanti siang?" tanya Jen,yang langsung di angguki Fero.
" Tentu saja,ini kesempatan baik untuk ku,akan aku tunjukan pada dunia jika aku ini memang pintar,bukan hanya mengandalkan uang ayah ku." sungut Fero dengan semangat.
Jen dan Salsa pun memberi tepuk tangan dan dukungan.Namun itu semua tak membuat Fero bahagia,karena seseorang yang ia harapkan bisa hadir dalam acara tersebut untuk menyaksikannya di atas panggung malah nampak tak perduli.
Pulang dari kampus,Fero langsung bergegas menuju mobilnya,dimana sudah ada Narend yang setia menunggunya.
" Antarkan aku ke gedung kedutaan!" titah Fero dengan tergesa gesa.
Narend nampak tak mengerti dengan tujuannya,namun ia tidak ingin bertanya lebih lanjut,dan membiarkan rasa penasarannya terpendam.
Narend terbelalak saat tak sengaja melirik Fero di balik kaca spion,gadis itu tengah membuka pakaiannya di kursi belakang,jam yang semakin mepet tak memberinya waktu untuk sekedar bersiap siap,maka dari itu Fero mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih sopan di dalam mobil.
Narend kembali membuang muka ketika tatapan mereka bertemu lewat kaca spion,sementara Fero tersenyum sinis.
" Tidak usah malu malu,aku tau kau sudah melihat nya tanpa berkedip." ujar Fero dengan gaya sensual,ada kepuasan tersendiri jika ada seorang pria yang menatapnya lapar,itu tandanya tubuhnya memang sangat menggoda.
" Maaf Nona." ucap Narend,kembali fokus ke depan,sementara Fero tak menggubrisnya.
Tidak lama,mobil yang di bawa Narend tiba di sebuah halaman gedung megah yang di tunjukan Fero,gadis itu langsung turun dengan tergesa gesa hendak mengikuti event semacam simulasi konferensi PBB yang di ikuti oleh lebih 1500 peserta dari 60 Negara,yang akan di adakan selama 3 hari.
Gadis tersebut di tunjuk sebagai peserta yang mewakili negaranya,tentu itu sebuah kebangaan sekaligus tanggung jawab yang berat untuk nya,saat ini ia hanya membutuhkan sebuah dukungan dari orang orang terdekatnya,namun apa yang ia harapkan tak menjadi kenyataan,bahkan sahabat dan kekasihnya pun enggan untuk ikut menemaninya.
Untung saja acara belum di mulai,gadis itu memilih duduk di sebuah kursi tamu yang sudah di siapkan, tak jauh seperti anak ayam yang kehilangan induknya,menengok ke sana ke mari tak ada satu pun yang di kenalinya,hingga ia memutuskan untuk kembali ke mobil dan menghampiri Narend.
Gadis cantik itu memperhatikan penampilan Narend dari ujung kaki hingga ujung kepala,tidak ada salahnya jika mengajaknya masuk untuk menemaninya sementara.
" Siapa nama mu?" tanya Fero
" Narendra." sahut Narend cepat.
Fero tersenyum sambil menganggukan kepala.
" Ikut aku." titahnya.
Mereka pun berjalan beriringan menuju ke tempat dimana acara terselangara.
Narend langsung mengerti ketika melihat sebuah tulisan yang terpampang jelas di atas panggung,suasana semakin ramai,para peserta dari berbagai negara mulai berdatangan.
Fero nampak gugup,ia meremas tangannya di bawah meja,tak menunggu lama Narend langsung mengerti suasana hati majikannya itu,dengan penuh keberanian ia menepuk bahu Fero untuk memberi dukungan.
" Anda pasti bisa Nona." ucap Narend,seketika Fero menatapnya,ia menghembuskan nafas kasar lalu mengangguk,tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Akhirnya acara di mulai,satu persatu peserta di panggil ke atas panggung untuk menyampaikan pidatonya,hingga kini nama Feronica putri anggoro terpanggil,gadis itu tersenyum sambil membungkukan sedikit badannya,berusaha menyembunyikan kegugupannya.
Pidato pun di mulai,dengan mengambil topik tentang pergaulan bebas,ia menyampaikan pidatonya dengan sangat lancar dalam bahasa inggris,Narend nampak terkesima saat mendengar isi pidatonya,dan memperhatikan paras cantik Fero yang sama sekali belum pernah ia lihat sebelumnya.
Tanpa terasa pidato yang di sampaikan Fero selesai,gadis itu kembali membari senyuman saat hendak turun dari panggung,suara riuh tepuk tangan menggema di ruangan itu,Faro nampak bernafas lega,Dengan segera Narend memberikan segelas air untuk di minumnya.
" Anda keren,Nona!" ujar Narend dengan jujur.
Fero tertawa puas,gadis itu langsung berlenggang pergi keluar meninggalkan acara,sedangkan Narend setia membuntutinya dari belakang.
" Antar aku ke klub." titahnya,tanpa menunggu lama Narend pun menurutinya,dan lagi lagi Narend di buat melongo,ketika Fero membuka baju lalu menggatinya dengan pakaian yang terlihat seksi,gaun tipis berwarna putih tulang seatas lutut dengan lengan pendek,memperlihatkan kulit putih mulus yang bersinar.
" Maaf Nona! klub mana yang anda maksud?" tanya Narend ragu,bagainama pun juga selama ini ia tidak pernah menginjakan kaki di tempat semacam itu.
" Monarchy bistro." jawab Fero,lagi lagi membuat Narend tak mengerti.
" Maaf ,tepatnya di daerah mana?" tanya Narend lagi.
" Ck,berhenti!" titah Fero kesal,dengan segera Narend pun menepikan mobilnya.
"Keluar kau!"
" maaf,Nana!"
" Keluar!!" suara Fero semakin melengking.
Mau tidak mau Narend keluar,dengan segera Fero menggantikan posisinya,ia berpindah tempat ke belakang kemudi tanpa turun dari mobil.
" Masuk kau!" titahnya lagi.
Tidak mununggu lama Narend kembali masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi penumpang bekalang.
" Dasar bodoh,kau fikir aku ini supir mu,duduk di depan!" teriak Fero dan lagi lagi Narend hanya bisa menurutinya.
" Dasar tidak becus,pengawal macam apa kau!" umpatnya,sambil mulai melajukan kembali mobilnya.
Narend hanya diam,saat mendengar umpatan yang terlontar dari mulut seksi Fero,tidak menunggu lama mobil yang di kendarai Fero tiba di depan sebuah klub malam berlantai dua,gadis itu langsung turun dari mobil ,tanpa ragu ia mulai melangkahkan kaki menuju klub tersebut,dan ternyata sudah ada Jen,Salsa dan Max di sana,tengah berjoget sambil mencekik sebuah botol minuman.
" Hai! sayang.bagaimana acaranya?" ucap Max seraya memberi kecupan di bibir Fero dengan mata sayu yang sudah sulit terbuka.
" Membosankan." sahut Fero sambil mengambil alih botol yang di genggam Max dan langsung meneguk isinya.
" Waahhh,,ratu wine seperti sudah haus!!" seru Salsa.
Mereka langsung memberi gelas pada Fero lalu menuang minuman ke dalamnya,dengan sekali teguk wine dalam gelas kecil tandas.
" Nambah lagi!" ucap Fero,wajahnya masih terlihat segar.
" Jangan terlalu banyak minum,ayok! kita joget dulu." ajak Jen sambil menarik tangan Fero menuju ruang tarian,Gadis cantik langsung meliuk liukan tubuh indahnya dengan iringan musik DJ yang erotis di bawah lampu yang gemerlap.
Sementara Narend yang baru pertama kali menginjak tempat seperti itu,nampak sedikit risih,namun ia harus tetap profesional dalam bekerja,pria tampan itu hanya memperhatikan Fero dari jauh,netranya tidak lepas dari satu titik,walaupun banyak wanita yang menggodanya,namun ia tetap bergeming.
Narend tersenyum sinis sambil menggelengkan kepala,pidato Fero yang sempat membuatnya terkesima seolah hanya bualan semata.
Narendra Al jalari,
melongo liat cewek buka baju..😅
Feronica putri anggoro.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
NandhiniAnak Babeh
visual ga kebuka Thor..
😢😢😢😢
2022-05-22
0