"Duduk di sini!" titah Fero, setelah gadis itu berhasil membawa Narend masuk ke dalam kamarnya.
Narend pun menurut,ia duduk di sebuah sofa,sementara Fero mengambil kotak obat untuk membantu mengobati beberapa luka yang ada di pelipis mata dan juga pipi serta sudut bibir pengewalnya itu.
Gadis itu mengobatinya dengan telaten dan hati hati,mengompres serta mengoleskan obat juga membalutnya dengan plaster.
" Sssttt..." Narend sedikit meringis saat Fero menyentuh sudut bibirnya yang sedikit robek,netranya masih tertuju pada satu titik, yaitu paras cantik Fero yang nampak tulus dalam mengobatinya,terpancar raut kekhawatiran juga di sana.
" Seharusnya kau tak perlu sampai berbuat seperti ini." ucap Fero sambil memperhatikan wajah Narend dengan lekat,hingga tatapannya berahir pada bibir tipis yang selalu membuatnya tergoda,sampai tak bisa menahan diri.
" Dia yang duluan menyerangku,aku hanya mem....."
Cup..ucapannya terpotong karena secara tiba tiba
gadis itu menyambar bibirnya dan sedikit **********,hingga pria itu terkesiap sambil membulatkan mata.
Gadis itu terkekeh tanpa merasa bersalah,sementara Narend masih bergeming berusaha tersadar dari keterkejutannya.
" Itu bayaran untuk ku,karena aku sudah mengobati mu." ucap Fero,kemudian kembali mengecupnya lagi.
" Dan itu balasan karena kau sudah berani mengerjaiku tadi." ucapnya lagi.
" Apa ada luka lain?" tanya Fero setelah selesai mengibati luka di wajah Narend.
" Tidak ada." sahut Narend,padalah ia merasakan nyeri di bagian tubuh lainnya.
" Kau bohong,aku lihat Max memukul perut dan punggung mu." Fero menatap ragu.
Sementara Narend di buat gelagapan.
" Tidak apa apa,aku bisa mengobatinya nanti." ujar Narend.
" Sudahlah,aku tidak suka di bantah,cepat buka baju mu aku akan mengobatinya." titah Fero seraya menarik pakaian Narend.
" Tidak usah,Nona!" cegah Narend seraya menahan tangan Fero,membuat gadis itu sedikit kesal,menatapnya dengan mata menyalang,setelah itu Fero kembali menyambar bibirnya,bukan lagi dengan kecupan,melainkan dengan sebuah ciuman yang memabukan,kemampuannya dalam memainkan lidah memang patut di acungi jempol,ia mampu membuat pria polos itu terbuai,terhipnotis hingga melambung tinggi tak sadarkan diri,Fero semakin memperdalam ciumannya sambil maremas rambut belakang Narend,pria itu pun semakin nyaman dan mulai terbiasa,sebagai pria dewasa yang normal,tentu saja pria itu pun dengan senang hati membalas ciumanya dengan melingkarkan tangannya di pinggang Fero serta menarik tengkuk gadis itu,semakin lama Fero berhasil mengusainya,perlahan gadis itu membuka jaket serta kaos hitam yang di kenakan Narend hingga akhirnya perut kotak kotak milik Narend terpampang jelas di depan mata,ciuman pun terhenti.
" Kau suka?" Fero menyeringai saat berhasil memancing gairah pria di hadapannya, membuat wajah pria itu memerah.
Sementara Narend kembali bergeming,menelan silavinya dengan susah payah,ia tak menyangka dengan kelakuannya sendiri.
Fero kembali menatap tubuh Narend,terdapat beberapa luka juga di sana.
" Sini,aku akan mengobatinya." ucap Fero,pakaian sudah terlanjung terbuka,tak ada yang perlu di tutupi lagi,akhirnya Narend pun pasrah,ia membiarkan Fero menyentuh perut dan punggungnya.
Dalam hati,Fero tak henti hentinya menggagumi pemandangan indah di hadapannya,memandang sebuah punggung dan perut yang putih mulus serta berotot itu,matanya seolah enggan untuk berkedip dan hal itu membuat ia tak ingin mengakhiri aktifitasnya,jari lentiknya seolah tak punya urat malu,mengusap serta meraba roti sobek milik Narend.
" Sudah cukup,Nona!" ucap Narend,setelah menyadari jika Fero tengah menatapnya liar.
" Tubuh mu bagus,sayang untuk di lewatkan." ucap Fero dengan santai,sementara Narend kembali di buat tercengang,mendapat godaan dari seorang gadis memang bukan hal baru baginya,namun kali ini ia merasa sedikit berbeda,ada sesuatu yang menggelitik di hatinya. Pemuda itu pun tersenyum,sambil kembali memakai pakaiannya.
" Terimakasih,Nona!" ucapnya,Fero pun mengangguk sambil membereskan kotak obat,lalu menaruhnya di atas nakas.
" Istirahatlah." titah Fero,pemuda itu mengangguk,lalu mulai beranjak.
" Haii,,kau mau kemana? aku menyuruh mu untuk istirahat." bentak Fero .
" Aku juga mau istirahat,Nona!" sahut Narend dengan suara tertahan.
" Lalu siapa yang menyuruh mu pergi?"
" Aku akan istirahat di kamar ku."
" Aku menyuruh mu untuk istirahat di sini,bukan di kamar mu,kau tidak mengerti? dasar bodoh!" Fero kembali berteriak,suara lengkingannya terdengar menggema di tempat itu,untung saja kamarnya kedap suara,hingga tak ada yang bisa mendengarnya dari luar.
Narend menghembuskan nafas kasar,dan kembali duduk di sofa sebelah nona mudanya,pria itu melirik kesal lalu membuang muka.
Fero menggulum bibirnya,saat melihat raut wajah Narend yang merajuk ,menurutnya itu sangat menggemaskan,tak ada lagi wajah datar dan kaku,seperti pertama kali mereka bertemu.
" Berhenti merajuk,atau aku akan mencium mu lagi." ancam Fero
" Sudahlah,Nona! kau juga pasti lelah,sebaiknya kau juga istirahat." ucap Narend dengan malas. menghadapi gadis yang berada di hadapannya itu memang perlu kekuatan mental serta fisik yang sempurna,sehingga ia mampu menangani apa yang nona mudanya perintahkan ,walaupun seringkali harus menguras emosi dan tenaga.
" Kau sudah berani menyuruh ku?" bentak Fero ,membuat Narend tak bisa berkata kata lagi,pria itu memilih diam,menyenderkan punggungnya di sandaran kursi,menutup kupingnya dengan handsfree,lalu memejamkan mata.
" Lancang sekali kau." gumam Fero,seraya mengendus kesal ia memukul wajah Narend dengan bantal sofa, pria itu sama sekali tak menghiraukannya,hingga Fero pun menyerah,namun tiba tiba Narend kembali terbelalak saat Fero membaringkan tubuhnya di sofa dengan paha Narend sebagai bantalnya.
" Jangan bergerak,biarkan aku tidur di sini." pinta Fero sambil memejamkan mata,mau tidak mau pria itu pun mengalah,membiarkan nona mudanya terletap di atas pengkuannya.
" Kau selalu berhasil membuatku tak berdaya,Nona!" lirih Narend,dengan bibir tersunggung sempurna,perlahan tangannya mulai bergerak mengusap rambut panjang Fero dengan lembut.
tinggalkan jejak,dengan memberi like vote dan komen..😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Cah Dangsambuh
narend yang polos sekarang dah lihai main bibir lucu🤣🤣
2022-08-12
0
X_LM
🆙🆙🆙🆙🆙🆙
2022-05-22
0
NandhiniAnak Babeh
kadang suka susah di tekan nya si jempol like
2022-05-22
0