Hujan mulai reda bersamaan dengan selesainya makan,Fero memanggil pelayan hendak membayar makananya,setelah itu ia mulai beranjak dan melangkahkan kaki tanpa sepatah kata pun,dengan terpaksa Narend pun ikut beranjak dan mengikuti langkah gadis tersebut meninggalkan makanan yang belum sempat ia habiskan.
Setelah berada di halaman restoran,Narend tiba tiba saja terbelalak saat netranya tidak sengaja melirik bagian bokong Fero yang memang tengah berjalan mendahuluinya.
" Maaf, Nona! anda terluka?" Narend berlari kecil menghampiri anak majikannya dengan raut panik,sementara Fero menatapnya tak mengerti.
" Apa anda terluka?" tanya Narend lagi.
" Tidak!" sahut Fero cepat.
" Tapi maaf Nona! itu mu berdarah." ucap Narend ragu,sambil menunjuk bagian bokong Fero.
" Darah?" Fero membulatkan mata,mendengar kata darah seketika ia bergeming,tubuhnya mulai bergetar,matanya pun mulai berkabut.
Gadis itu menarik ujung dressnya,memastikan apa yang di ucapkan pengawalnya itu tidak benar,namun ternyata dress selutut berwarna peach yang ia kenakan itu kini telah tercampur dengan noda merah yang pekat.
" Astaga!" pekiknya,gadis itu langsung berlari menuju mobil,tanpa mengiharuakan teriakan Narend,dengan segera ia membuka seluruh pakaiannya di dalam mobil.
" Heh bodoh! jangan dulu masuk."teriak Fero saat melihat Narend yang sudah membuka pintu mobil bagian depan.
" Maaf,Nona!" Narend segera mengurungkan niatnya,lalu kembali menutup pintu mobil,pria itu pun berdiri di samping mobil tersebut,sambil menunggu perintah anak majikannya itu.
Dress yang di kenakan berhasil di lucuti,kini tinggal celana pendek dan CDnya,gadis itu menutup matanya dengan tubuh yang masih bergetar serta keringat yang mulai membanjiri kening dan lehernya,tamu tak di undang yang datang tiba tiba setiap bulan selalu membuatnya frustasi,ketakutan yang berlebihan meninggalkan trauma yang mendalam,gadis itu begitu takut saat melihat hal hal yang berwarna merah,apalagi darah.
Fero membuka sedikit kaca jendela,dengan segera Narend menghampirinya dan tak lama ia kembali memalingkan wajah saat lagi lagi netranya tak sengaja melirik dada yang indah milik gadis itu.
" Ambilkan aku pakaian,Cd dan pembalut!" titah Fero dengan suara bergetar.
Membuat Narend mengerutkan kening tak mengerti.
" Cepat,bodoh! ambil di bagasi." gadis itu mulai meninggikan suaranya,masih dengan wajah yang nampak ketakutan.
Pria itu segera membuka bagasi mobil,dan membuka sebuah koper yang berada di dalamnya,ia baru menyadari ternyata di sana sudah di penuhi pakaian dan barang barang pribadi milik Fero yang pastinya mahal dan bermerk.
" Pakaian yang mana,Nona?"
" Terserah kau saja." sahut Fero.
Narend pun langsung mengambil baju berbahan kaos serta celana hotpants dengan asal,tak lupa dengan CDnya juga,pria itu sedikit berkidik ketika tangannya menyentuh benda segitiga berwarna putih itu. namun sayang ia tidak menemukan satupun pembalut yang di maksud Fero.
" Maaf,Nona! pembalutnya tidak ada." ucap Narend ketika ia menyerahkan pakaian pada Fero,gadis itu semakin Frustasi.
Ia menyuruh Narend untuk segera masuk,dan menjalankan mobilnya,Narend pun menurutinya, ia masuk ke dalam mobil sebelum Fero mengenakan pakaian.
Pria itu menghembuskan nafas kasar,sambil memutar kaca spion agar mata jahatnya tak bisa melirik ke belakang,sementara Fero nampak cuek memakai pakaian berbahan kaos yang di ambil Narend tadi,dengan bagian bawah yang masih terbuka tanpa benang sehelai pun.
" Berhenti di minimarket,belikan aku pembalut." titah Fero,membuat Narend terlonjak kaget.
" Yang benar saja,masa aku harus membeli pembalut,apa kata orang orang nanti." jeritan hati Narend.
" Cepat! kau mau membiarkan barang berharga ku mengigil." teriak Faro lagi.
" Maaf Nona! tapi saya tidak tau seperti apa bentukya." ujar Narend,membuat Fero darah tinggi.
" Dasar bodoh! ambil saja semuanya." Fero sudah tidak bisa menahan kesabarannya lagi,mood buruk yang di sebabkan kerena datang bulan serta kecemasan dan ketakutan yang tinggi membuatnya tak bisa berfikir jernih.
Setelah sampai di depan minimarket,Narend pun segera turun dari mobil,hendak menuruti perintah majikannya,tak mau berlama lama menjadi pusat perhatian pengunjung lain,karena pakaian basah yang masih ia kenakan,ia pun langsung mengambil semua yang ia ketahui dapat mencegah kebocoran,tanpa melihat dan berfikir lebih dulu, dengan santainya ia mengambil pembalut kemasan berwarna kuning yang memiliki ukuran L berisi 34 pcs.
" Isinya banyak dan cukup tebal,tidak mungkin bisa bocor." gumamnya dalam hati.
Dengan penuh percaya diri,pria itu membayar barang belanjaannya di kasir lalu kembali ke dalam mobil dan menyerahkan pesanan sang tuan putri.
"Dasar bodoh!" umpat Fero sambil melempar barang yang di beli Narend tadi tepat mengenai kepalanya.
" Kau buta! atau tidak bisa membaca ini popok bayi tolol." teriak Fero semakin geram.
Pria itu menepuk jidatnya sedikit kesal,tanpa berfikir panjang lagi ia kembali ke dalam minimarket,dan langsung menanyakan pada karyawan tentang keberadaan barang tersebut.
" Silahkan tuan!" ujar seorang karyawan perempuan,seraya menunjuk rak tempat dimana barang tersebut di simpan.
Narend kembali bingung,dengan beberapa pilihan,ia kembali menanyakan tentang perbedaan nya.
Dengan sabar sang karyawan menjelaskan,tanpa menunggu lama pria itu pun langsung
mengambil semua produk pembalut berbagai ukuran,untuk siang dan malam,ada sayap dan tanpa sayap, menghiraukan tatapan aneh dari para karyawan dan pengunjung lain,persetan dengan itu semua ia tak perduli,harga dirinya terlanjur di injak injak saat pertama masuk ke tempat itu.
" Silahkan,Nona!" ucap Narend sambil menyerahkan kantong plastik berukuran besar berisi puluhan pembalut pada Fero,gadis itu tersenyum puas,dan langsung memakainya.
" Buang semua pakaian ku ini!" titah Fero,seraya menunjuk dress lengkap dengan celana pendek dan CD yang terongkok di kursi sampingnya,Narend kembali membulatkan mata,bagaimana bisa membuang pakaian semahal ini? harganya saja bisa mencapai dua bulan gajinya.
" Anda serius Nona?" tanya Narend berusaha meyakinkan.
" Iya,memangnya kenapa? kau bisa mengambilnya jika mau,baju itu aku beli dari prancis,baru satu kali aku pakai,lumayan untuk kekasih mu,dia pasti senang." ujar Fero santai.
Sementara Narend menggelengkan kepala,sambil menyembunyikan keterjutaannya,hari ini ia benar benar di buat kesal dengan kalakuan anak majikannya itu.
ia lalu meraih pakaian tersebut dan langsung membuangnya ke tempat sampah,selesai dengan tugasnya ia kembali ke dalam mobil dan melanjutkan perjalananya,hingga akhirnya mereka sampai di halaman rumah mewah Tuan Bayu.
" Cuci mobil ku dengan bersih,jangan ada noda ataupun bau darah yang menganggu penciuman ku,aku tidak suka itu."
ucap Fero,setelah itu ia pun berlalu,dan baru beberapa langkah,ia kembali berhenti lalu melirik pada Narend.
" Mulai saat ini, tugas mu membersihkan pembalut yang sudah aku pakai lalu membuangnya." ucap Fero berhasil membuat Narend membulatkan mata untuk yang kesekian kalinya,pria itu menatapnya tak percaya.
" Jika kau tidak mau,tidak masalah! aku tunggu surat mengunduran diri mu." Fero melanjutkan langkah kakinya dengan anggun, tanpa mendengar protes dari Narend,sementara Narend mengusap wajahnya kasar sambil menarif nafas dalam dalam,dadanya terasa sesak menahan emosi,ia tak menyangka nasibnya akan stragis ini,menghadapi seorang gadis limited edition,pantas saja tidak ada yang kuat bertahan menghadapi nona mudanya itu yang selalu berbuat semena mena.
wajah bingung Narend..😅😅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Puji Lestari
wadauuu gimanaaa rasanya Narendra tuh pas megang pembalut yg penuh darah....
hiiii....
2022-10-01
0
Cah Dangsambuh
masya allah walaupun hanya cerita tapi kok aku pingin njitak pala fero ya,,,gemes masa iya lelaki suruh nyuci pembalut rasanya kita sebagai perempuan di injak injak sama kaum sendiri untuk kak author keren makasih udah menyuguhkan cerita yg berbeda
2022-08-11
0
NandhiniAnak Babeh
aaaah aku sedih g bisa kebuka visualnya
2022-05-22
0