Vanice.
"Rich, apa kau yakin kalau kakek mu akan menyerah menyuruh orang memata-matai mu dengan kau berpura-pura menjadi gay?"
"Yakin, tapi hanya enam puluh persen." Jawab Richard sambil menyengir.
"Kalau keyakinan mu hanya enam puluh persen, kenapa kau melakukan itu bodoh!!"
"Selain membuat kakek ku menyerah, aku juga ingin membuat dia sport jantung. Dia kan sudah tua, jarang berolahraga, kinerja jantungnya memompa darah pun lambat, jadi ada baiknya aku membantunya dengan cara seperti itu."
Lelaki bule yang menjadi teman Richard di foto itu menggelengkan kepalanya.
"Ada yah cucu model begini." Gumam lelaki bule itu dalam hati sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Sudah lah, tidak usah kita pikirkan Kakek ku, lebih baik kita party-party saja." Ucap Richard.
Richard pun berdiri dari tempat duduknya dan menarik tangan teman bule nya itu dan mereka pun pergi ke night club.
Richard tidak akan menyangka kalau malam ini adalah malam terakhirnya menjadi seorang musafir.
Satu jam kemudian.
Richard yang sudah di pengaruhi minuman beralkohol pun turun ke lantai dansa.
"Hei Rich, lebih baik kau disini saja, tidak usah turun ke lantai dansa." Teman bule Rich memberi peringatan pada Rich, karena dia tau kalau Rich sudah mabuk, pasti selalu membuat kerusuhan.
"Haish.. diam kau!!! Pergi ke club kalau tidak turun ke lantai dansa mana asyik Jo!!! Kalau kau tidak mau turun, ya sudah, biar aku turun sendiri!!" Balas Richard.
"Terserah kau lah!!" Balas Jo pasrah.
Baru saja kaki Richard menginjak lantai dansa, tiba-tiba saja dari belakang ada orang yang menyekap hidung Richard dengan sapu tangan yang sudah di tetesi obat bius dosis tinggi. Richard pun tumbang seketika.
Melihat Richard tumbang, sepuluh orang yang berada tak jauh dari tempat itu langsung datang menghampiri Richard dan membopong Richard keluar dari dalam night club.
Melihat temannya di bawa orang-orang yang tak di kenal, Jo pun berlari mengejar orang-orang itu.
"Hei, mau kalian bawa kemana teman ku?"
Tanpa banyak bicara, salah satu dari mereka hanya menunjukkan identitas mereka.
"Ooo..." respon Jo.
"Silahkan, bawa saja kalau begitu." Ucap Jo.
"Kalau Rich sudah sadar, sampaikan salam ku untuknya dan jangan lupa mengabari ku." Ucap Jo lagi.
Orang misterius itu tak menjawab, ia terus berjalan menuju mobil dimana Rich sudah berada di dalam sana. Sedangkan sebagian orang-orang misterius lainnya berada di mobil yang satunya lagi.
Jo melambaikan tangannya ke arah mobil begitu dua mobil itu melaju.
"Semoga kepala mu masih utuh Rich begitu kau bertemu kakek mu." Gumam Jo dalam hati.
💋💋💋
Indonesia.
Rich mengerjapkan matanya perlahan.
"Hemh.. ternyata masih di alam mimpi." Gumam Rich saat samar-samar melihat interior kamar yang mirip dengan kamarnya di rumah sang Kakek. Rich pun kembali memejamkan matanya.
Meski belum seratus persen sadar, tapi otak Rich sudah bekerja untuk berpikir. Rich pun perlahan membuka matanya lagi saat sang otak memberikan sinyal ketidak beresan keberadaannya.
Baru saja samar-samar penglihatannya, tak berapa lama mata Rich terbuka lebar.
"Kok gue bisa disini?" Kaget Rich sambil terduduk kaget.
"Sudah sadar?" Kakek Gentala yang sedari tadi berdiri di pintu balkon dan terus memandangi Rich, akhirnya membuka suaranya.
"Loh.. kok ada si Tua Bangka?" Lirih Rich pelan tapi masih bisa di dengar oleh Tuan Gentala.
"Cucu durhaka!!! Kakek sendiri di bilang Tua Bangka!!" Teriak Tuan Gentala.
"Hoaaaah... ternyata ini masih di alam mimpi." Lirih Rich lagi. Mode On Ngeles.
Rich pun kembali membaringkan tubuhnya di atas ranjang lalu menarik selimut dan menutup tubuhnya sampai ke kepala.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Ita rahmawati
oh cucu nya bengwk juga 😂
2023-12-07
0
Ney Maniez
🤭
2022-07-18
0
Aqiyu
wah panih cucu kurang garem
2022-07-10
1