Pencabutan Hak Istimewa

Setelah memakan waktu satu jam lebih di perjalanan, akhirnya Rich tiba juga di Gentala Group. Perjalanan yang biasanya hanya memakan waktu setengah jam jika menggunakan mobil dan lima belas menit jika menggunakan motor balap, kini Rich harus rela berlama-lama di jalanan lebih dari satu jam, menyatu dengan debu dan asap kendaraan yang lainnya.

Bagaimana tidak lama kalau sebentar-sebentar mesin motor itu mati karena busi motor yang sudah tidak layak pakai. Ingin singgah di bengkel, tapi sepanjang perjalanan Rich tidak menemukan bengkel motor, hanya ada bengkel mobil dan tambal ban untuk motor. Rich tidak tau saja kalau tempat tambal ban motor itu bukan hanya menambal ban atau menambah angin, tapi juga bisa mengganti busi motor.

Sesampainya di depan lobi, dengan tidak tau aturannya Rich memarkirkan motor antiknya itu di depan lobi. Karena memang sudah kebiasaannya, setiap ia datang ke kantor sang Kakek, Rich selalu memarkirkan kendaraannya di depan lobi dan meminta petugas parkir memarkirkan kendaraannya.

Dengan santainya dan masih dengan helm mahalnya Rich pun berjalan memasuki gedung.

"Pak... Pak... Pak..!!" Panggil satpam yang berdiri di depan pintu lobi saat melihat Rich meninggalkan motor antik yang condong butut itu di depan lobi.

Rich pun memutar tubuhnya lalu membuka kaca helmnya.

"Iya. Ada apa?" Tanya Rich dengan nada tengilnya.

"Maaf Pak, motornya silahkan di parkir di tempat parkir." Ucap satpam.

"Kamu berani nyuruh saya, hah!!! Kamu gak kenal saya!!!" Tanya Rich dengan nada kesal.

Pak Satpam mengernyitkan keningnya dan menajamkan matanya untuk mencari tahu siapa sebenarnya di balik helm itu. Tak lama dengan polosnya, Pak Satpam menggelengkan kepalanya.

Melihat satpam menggeleng, Rich pun melepaskan helm mahalnya itu dari kepalanya.

Mulut Pak Satpam ternganga melihat sosok di balik helm.

"Tu-tuan Muda Rich..." kaget Pak Satpam.

"Maaf Tuan Muda, saya tidak mengenali Anda, habisnya Anda pakai helm sih." Ucap Pak Satpam lagi.

"Cih." Decih Rich.

"Udah sana, parkirin motor saya!!" Perintah Rich.

"Baik Tuan Muda." Balas Pak Satpam.

"Kuncinya mana Tuan Muda?" Tanya Pak Satpam.

"Masih nyantol di motor." Jawab Rich.

"Jangan lupa kunci stang yah." Kata Rich lagi.

"Baik Tuan Muda." Balas Pak Satpam.

"Motor begitu mah ngapain di kunci stang, di taro di tengah jalan aja gak ada yang mau ngambil, kecuali tukang besi tua." Gumam Pak Satpam dalam hati.

Rich pun kembali melanjutkan langkahnya menuju lift khusus untuk Presdir dan antek-anteknya. Dalam hal ini seharusnya Rich masuk dalam daftar antek Tuan Gentala.

Tapi mulai hari ini, Rich di coret dalam daftar antek Tuan Gentala yang memiliki akses untuk memakai lift khusus.

Rich menempelkan kelima jarinya mesin scan untuk membuka lift, tapi tak kunjung berhasil.

"Kok gak bisa!!!" Monolog Rich.

Tak putus asa, Rich kembali mencobanya. Namun hasilnya sama, pintu lift tidak mau terbuka.

"Shiit!!! Pasti telapak tangan gue kapalan deh gara-gara make motor butut itu!!" Umpat Rich kesal. Motor yang sudah terparkir cantik di parkiran khusus untuk petinggi perusahaan pun harus rela menjadi kambing hitam.

Rich pun menggosok-gosokkan telapak tangannya ke celananya lalu meletakkan kembali telapak tangannya ke alat indentifikasi. Tapi sayangnya hasilnya tetap sama.

Merasa ada yang tidak beres, Rich pun mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya lalu menghubungi Kakeknya.

Tuuut.. Tuuut.. Tuuut. Bunyi nada sambung.

"Ka...." belum juga Rich menyelesaikan kata-katanya, Tuan Gentala sudah memotong kata-kata Rich.

"Naik lift untuk karyawan!!!" Ucap Tuan Gentala yang tau apa tujuan Rich menelpon dirinya.

Tanpa mendengar jawaban dari Rich, Tuan Gentala langsung memutuskan panggilan teleponnya.

Mulut Rich menganga mendengar kata-kata Kakeknya.

"Sial!!! Hak istimewa gue juga dicabut!!!"

Bersambung...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***