Mau tak mau Rich pun berjalan menuju lift khusus karyawan.
Melihat pintu lift hendak tertutup, Rich pun berlari menuju pintu sebelum pintu kembali tertutup.
Rich menahan pintu lift lalu masuk ke dalam lift, setelah ia masuk barulah ia menutup kembali pintu lift.
"Huh.. huh.. huh.." Rich mengatur nafasnya.
"Kok hawanya gak enak yah? Apa lift ini ada penunggunya?" Lirih Rich pelan tapi masih bisa di dengar oleh wanita yang berdiri di pojokan tepat belakang Rich.
"Ekhem." Wanita itu berdehem agar Rich menyadari keberadaannya.
Mendengar suara deheman dari belakangnya, sontak Rich pun menoleh kebelakang.
"Astagaaaa...!!!" Kaget Rich sambil memegang dadanya. Sangking kagetnya, Rich sampai terjungkal dan terjatuh.
Sedangkan wanita yang dianggap penunggu lift oleh Rich hanya berekspresi dingin melihat Rich yang terjatuh.
"Nih cewek masuk lewat mana? Perasaan tadi pas gue masuk, dia gak ada." Gumam Rich sambil berdiri lalu mensejajarkan posisinya disebelah wanita itu.
"Ekhem." Rich berdehem untuk memecah keheningan.
"Mau ke lantai berapa Mbak?" Tanya Rich basa-basi.
Wanita tanpa ekspresi itu pun menjawab dengan lirikan matanya ke arah tombol yang ada disamping pintu lift.
Dengan polosnya Rich pun mengikuti arah yang ditunjukkan wanita itu.
"Oh.. mau ke ruang Presdir." Ucap Rich.
"Sama saya juga." Ucap Rich lagi sok ramah berharap wanita yang ada disebelahnya itu bertanya balik padanya.
Tapi sayangnya harapan Rich tinggal lah harapan, karena wanita yang ada disebelahnya itu sama sekali tidak menanggapi kata-kata Rich.
Krik.. Krik.. Krik.. Krik. Suasana kembali hening. Ditambah raut wajah dingin wanita yang ada disebelah Rich itu makin membuat suasana mencekam.
"Jutek banget nih cewek gak ada senyum-senyumnya, sampe merinding gue jadinya." Gumam Rich dalam hati.
"Dari devisi mana?" Tanya Rich sekali lagi masih berusaha ramah agar wanita yang disebelahnya juga menanyakan tentang dirinya.
Ting. Belum sempat Rich mendengar jawaban dari wanita itu, tiba-tiba pintu lift terbuka.
Dan tanpa menjawab pertanyaan Rich lebih dulu, wanita itu pun langsung keluar dari dalam lift.
"Haish!!! Sombong amat!!! Pasti tuh cewek karyawan baru!! Lihat aja, setelah loe tau siapa gue, loe nyesel udah nyuekin gue kayak gini!!" Geram Rich sambil meninju udara.
Rich pun keluar dari dalam lift dan berjalan menuju ruang kerja Tuan Gentala.
"Sep.. Septi!!!" Panggil Rich saat melihat asisten Kakeknya baru keluar dari ruang kerjanya.
"Gak Kakek, gak cucu sama aja!! Gak bisa apa manggil nama orang dengan lengkap!!!" Gerutu Septian sambil memejamkan matanya geram.
Septian yang geram tidak menoleh dan meneruskan langkahnya menuju ruang kerja Tuan Gentala.
Melihat itu asisten Kakeknya tidak menghiraukan panggilannya, Rich pun berlari menghampiri Septian.
"Sombong banget loe!!" Ucap Rich sambil merangkul leher Septian.
PLAAK. Septian memukul lengan Rich yang melingkar di lehernya.
"Gak kangen loe sama gue?" Goda Rich.
"Najis." Lirih Septian pelan tapi masih bisa di dengar oleh Rich.
"Kenapa sih loe Septi!! Ngambek loe?"
Mendengar Rich memanggil namanya dengan Septi lagi, Septi pun mempercepat langkah kakinya menuju ruang kerja Tuan Gentala.
BRAAK. Septi membuka kasar pintu ruang kerja Tuan Gentala.
Sontak Tuan Gentala dan wanita yang ada di dalam ruangan itu pun menoleh ke arah pintu.
"Tuan.. saya mau izin hari ini!!!" Teriak Septian manja.
"Kau kesurupan?! Masuk-masuk langsung teriak-teriak!!" Tanya Tuan Gentala.
"Saya mau minta izin Tuan. Saya mau ke kantor catatan sipil."
"Untuk apa? Kau mau menikah?" Tanya Tuan Gentala penasaran.
Septian menggelengkan kepalanya.
"Saya ingin mengganti nama saya Tuan, saya capek di panggil Septi terus!!!" Jawab Septian merengek.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Al Pino
😂😂
2022-09-03
0
Ney maniez
🤣🤣🤣🤣🤣
2022-07-18
0
SitiNur20969975
😁😁😁😁😁😁😁😁
2022-05-25
0