Diana mempererat pelukannya di pinggang Guntur. Angin pantai yang dingin menusuk pori-pori kulit gadis itu. Ternyata blazer yang dipakainya tak mampu menahan terpaan dinginnya angin malam.
Setelah melalui beberapa jalanan kota, Guntur dan Diana akhirnya memutuskan untuk menikmati jagung bakar yang dijual penduduk setempat disepanjang pesisir pantai kota yang telah diberi pembatas berupa talud yang kokoh.
Deretan kursi plastik yang memenuhi tepian talud serta berbagai macam makanan dan minuman yang dijual penduduk setempat menjadi daya tarik tersendiri.
Deru ombak memecah keheningan malam berbaur dengan suara orang-orang yang menikmati malamnya di sepanjang pesisir pantai.
Guntur terlihat menikmati jagung bakar yang diolesi mentega beraroma barbeque yang sedikit pedas. Sementara Diana memilih mentega beraroma manis sebagai olesan jagung bakarnya. Keduanya menikmati malam, berbaur bersama pengunjung lainnya.
Terlihat Diana menggosok-gosokkan telapak tangannya dan menempelkannya di kedua belah pipinya, mencoba mengusir rasa dingin yang semakin menusuk seiring merangkaknya malam yang semakin larut.
Guntur memegang tangan gadis itu, menggosok-gosok kedua telapak tangannya dan menempelkannya ke punggung jemari Diana, , kemudian menempelkannya di pipi Diana. Hawa panas yang mengalir dari tangan Guntur sedikit memberi kehangatan di pipi kekasihnya.
"Mau kupeluk?" tanya Guntur akhirnya.
"Nggak usah mas, ini sudah cukup hangat," tolak Diana halus, tersipu dan bermaksud untuk duduk.
Namun hawa dingin yang menusuk diikuti terpaan ombak membuat gadis itu kembali menggigil.
Tanpa menunggu persetujuan Diana, Guntur menarik tubuh Diana dan memeluknya, mencoba mengalirkan hawa panas dalam tubuhnya ke tubuh Diana.
Gadis itu terkejut namun tidak mampu berbuat apa-apa. Rasa hangat yang mengalir ke tubuh Diana berbaur dengan degup jantungnya yang berpacu tak menentu.
"Mas,.." Diana bersuara lirih namun di hentikan oleh Guntur dengan menempelkan telunjuknya dibibir gadis itu.
"Ssst diam," Guntur berbisik pelan.
Gadis itu akhirnya diam tak bersuara. Guntur Pramudya membiarkan Diana menghangatkan tubuhnya dalam pelukannya.
Selang beberapa lama, Diana menggerakkan tubuhnya mencoba melepaskan diri dari pelukan Guntur Pramudya.
"Udah mas, ga enak dilihat orang," bisik Diana sambil mengedarkan pandangannya kesekeliling mereka membuat Guntur melepaskan pelukannya.
Terlihat beberapa orang secara diam-diam memperhatikan adegan romantis Diana dan Guntur.
Keduanya kemudian duduk dan menikmati keramaian disekitar mereka. Genggaman tangan Guntur masih erat menggenggan tangan Diana.
Tiba-tiba terdengar bunyi SMS masuk di hp Guntur. SMS dari Anton yang memberitahukan kalau dirinya dan Imah telah sampai di cafe. Guntur segera menarik tangan Diana dan pergi.
"Imah dan Anton sudah sampai di cafe, ayo kita balik," ajak Guntur sembari menggandeng tangan Diana menuju moge yang diparkir tak jauh dari tempat mereka duduk.
"Oh iya, mumpung ada yang lagi jualan durian, gimana kalau kita beli durian untuk kakakmu Inah?" Guntur memberi ide yang langsung disetujui Diana.
"Mas tau aja kalau kakakku suka buah durian ?. Hmm, mulai aksi nyogok nich biar dapat restu kak Inah?" goda Diana sambil mengerling jenaka ke arah Guntur.
Laki-laki itu tertawa lepas. Ditowelnya hidung Diana yang bangir.
"Ya iyalaah sayang, harus itu. Kalau mau dapat adiknya, kuasai dulu hati kakaknya, biar hubungan kita mulus kayak jalan tol, menuju pelaminan.. ya gak?" celetuk Guntur sembari melihat-lihat tumpukan buah durian yang disusun rapi dan dijajakan didekat tempatnya berdiri.
Diana tertegung mendengar celetukan kekasihnya.
"Mas serius mau membawa hubungan kita ke jenjang pernikahan ?". tanya Diana tiba-tiba mengejutkan laki-laki itu.
Matanya lekat memandangi kekasihnya. Guntur terdiam, terperangkap oleh kata-katanya sendiri. Belum sempat menjawab, Diana kembali bersuara.
"Sebaiknya kita jalanin dulu mas hubungan kita tanpa ada komitmen apapun, apalagi untuk menikah. Aku takut kecewa nanti mas," kali ini Diana terlihat serius.
Guntur terpaku melihat tatapan mata Diana. Jelas terlihat keraguan Diana terhadap dirinya.
"Kamu meragukan cintaku Diana sayang?" tanya Guntur, walaupun disudut hatinya bukan itu pertanyaan yang ingin diutarakannya kepada Diana.
"Tidak, aku tidak meragukan cinta mas padaku. tapi aku belum mengenal betul siapa diri mas yang sebenarnya. Teman-temanku yang memiliki pacar tentara banyak yang ditinggal pergi pacarnya dan patah hati karena ternyata mereka cuma dijadikan permainan oleh para tentara itu mas. Begitu mereka kembali setelah bertugas, mereka melupakan semuanya mas. dan aku benci memikirkan itu," jawab Diana polos. Terlihat ada kemarahan dimata gadis itu.
Guntur berbalik dan menuntun Diana untuk duduk kembali. Sambil berjongkok didepan gadis itu, Guntur mencoba meyakinkan Diana.
"Tidak semua tentara seperti itu An, termasuk aku. Percayalah padaku. Aku sungguh-sungguh ingin hubungan kita berlanjut ke jenjang yang lebih serius", Guntur meyakinkan Diana sambil menatap lekat pupil mata gadisnya.
Entah pernyataannya itu sungguh-sungguh atau hanya sekedar menutupi kebohongannya, tapi Diana melihat keseriusan dimata kekasihnya.
"Kita jalanin aja dulu mas hubungan kita tanpa adanya komitmen apapun. Hubungan kita masih seumur jagung. Terlalu dini bagi kita berdua saat ini untuk berbicara tentang pernikahan," jawab Diana akhirnya membuat Guntur merasa hubungannya dengan gadis ini tidak akan bertahan lama.
Kali ini ada rasa aneh yang menusuk ketika mendengar kata-kata Diana.
"Baiklah, aku ikut apa maumu sayang," Guntur mengangguk setuju.
Laki-laki itu kemudian berdiri dan mengajak gadisnya untuk memilih buah durian yang akan mereka beli untuk Inah dan Rama.
Saat memilih buah durian bersama Diana, pikiran Guntur menerawang, tak menyangka Diana akan berkata seperti itu kepada dirinya malam ini dan secepat ini.
Hubungan tanpa komitmen sesungguhnya sangat menguntungkan bagi Guntur. Dengan begitu, saat selesai bertugas nanti, Guntur bisa lebih tenang meninggalkan Diana tanpa rasa bersalah dan kembali kepada Riana tanpa menyakiti keduanya.
Tapi egonya sebagai laki-aki memberontak. keinginannya untuk memiliki Diana seutuhnya dan bayangan Diana jatuh ke pelukan laki-laki lain setelah dirinya pulang nanti membuatnya gelisah.
Apa yang harus kulakukan, batinnya galau.
Duh..benar kata Anton, aku bakal kena batunya. Diana benar-benar telah membuatku jatuh cinta hanya dalam semalam.
Guntur menghela napasnya dan membuat Diana menoleh kearah laki-laki itu
"Kenapa mas?" tanya Diana meliat kekasihnya yang tiba-tiba saja menjadi pendiam.
"Nggak apa-apa An," sahut Guntur berusaha tenang.
Diambilnya beberapa buah durian yang telah dipilih Diana dan meminta si penjual untuk mengikat durian tersebut dalam satu ikatan serta membawanya ke moge miliknya.
Setelah membayar buah durian yang dibelinya, Guntur kemudian menggandeng tangan Diana dan melangkah ke arah moge miliknya diikuti si penjual durian yang membawa seikat buah durian yang telah mereka beli.
Si penjual durian lantas mengikat buah durian di bagian belakang moge milik Guntur agar posisi duduk Diana tidak terganggu.
Setelah selesai dan mengucapkan terima kasih, Guntur kemudian memacu mogenya perlahan bersama Diana menuju cafe raminah.
Disepanjang perjalanan, Guntur dan Diana sama-sama diam, terbawa pikiran mereka masing-masing.
Pelukan tangan Diana masih melingkar erat dipinggang kekasihnya. Dan kali ini Guntur Pramudya mengendarai mogenya sambil sebelah tangannya memegang erat tangan Diana seolah takut kehilangan gadis itu.
Cinta telah mengikat keduanya dan keraguan Diana telah membuat jiwa kelaki-lakian Guntur Pramudya tertantang. Apa yang akan terjadi nanti ?. Entahlah..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Bintang Laut
Pernah diposisi yang kurang lebih kek Diana ini. Ujung-ujungnya mbelgedes😭😭😭
2022-08-23
1