Malam telah larut ketika Diana berniat untuk pamit pulang. Gadis itu terlihat menguap beberapa kali. Matanya berkedip menahan kantuk yang teramat sangat.
Melihat itu Guntur memutuskan untuk mengakhiri acara mereka malam itu. Segera laki-laki itu melangkah menuju meja kasir, menyapa Inah yang malam itu menempati meja kasir, membayar billing pesanan mereka dan meminta ijin Inah untuk mengantar Diana pulang.
Inah mengiyakan dan hendak menyerahkan uang kembalian kepada Guntur, namun ditolak laki-laki itu. Inah tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
Setelah urusan bayar membayar selesai, Guntur kemudian mendekati Diana dan kawan-kawannya yang sudah menunggunya dan bersiap-siap untuk pulang.
"Kami duluan ya mas...Ana, terima kasih traktirannya," pamit Imah dan Anton sambil berlalu, diikuti Nina Nani dan kedua pacar mereka.
Setelah semuanya pulang, Guntur menoleh ke arah Diana yang sudah terlihat sangat mengantuk. Beberapa kali Diana menutup mulutnya dengan sebelah tangannya,
"Aku antar kamu pulang ya?" Guntur menawarkan diri untuk mengantar gadisnya pulang. Diana mengangguk mengiyakan. Keduanya berpamitan kepada Inah dan Rama.
Karena jarak cafe raminah ke rumah kontrakan Diana tidak terlalu jauh, Guntur dan Diana memutuskan untuk pulang dengan berjalan kaki. Sepanjang perjalanan, keduanya diam, terbawa pikiran masing-masing.
Guntur melirik kearah Diana. Terlihat gadis itu menyilangkan kedua tangannya memeluk kedua bahunya seolah sedang mengusir dingin yang semakin menusuk.
Melihat itu, perlahan guntur mendekati Diana, merangkul bahu kekasihnya dan menuntun langkah gadis itu. Diana tersenyum.
Aku harus tau maksud perkataan Nina tadi, tekad Guntur. Walaupun garis besar masa lalu Diana sudah diketahui Guntur dari Nina sewaktu di cafe tadi, namun Guntur merasa perlu mengetahui keseluruhan cerita masa lalu Diana langsung dari mulut Diana sendiri.
Sesampainya di rumah kontrakan Diana, karena terlampau mengantuk, gadis itu bermaksud untuk masuk dan menyuruh Guntur untuk segera pulang. Tapi Guntur menolak.
"Kita ngobrol dulu yuk An. ada yang ingin kutanyakan," Guntur mengajak kekasihnya untuk duduk di teras rumah kontrakannya.
Dengan perasaan enggan karena ngantuk berat, Diana mencoba menolak ajakan Guntur.
"Besok aja ya.mas, aku ngantuk banget," tolak Diana halus.
"Sebentar aja An, aku janji tidak akan lama," Jawab Guntur mencoba meyakinkan Diana
"Ya udah, tapi jangan lama ya mas," Diana menyetujui ajakan kekasihnya. Keduanya kemudian duduk saling berdampingan.
"Apa Maksud perkataan Nina tadi An?" tanya Guntur kemudian memulai obrolan mereka malam itu.
"Perkataan yang mana mas?" tanya Diana mencoba mengingat-ingat apa saja yang diucapkan Nina tadi.
Namun karena pengaruh kantuk yang dirasakan Diana, gadis itu tidak mengingat lagi apa yang dikatakan Nina kepada Guntur di cafe tadi. Dahinya berkerut, berusaha mengingat kembali namun gagal.
"Perkataan Nina soal alasan kamu menolak dijodohkan dengan kawannya Agus, pacar Nina," Guntur mencoba mengembalikan ingatan Diana.
Gadis itu kaget dan spontan menoleh kearah kekasihnya. Rasa kantuk yang dirasakan Diana sejak tadi tiba-tiba menghilang begitu saja. Matanya berusaha menghindari tatapan mata Guntur yang menyelidik.
Yaa ampun, kenapa dia masih ingat perkataan Nina tadi, batin Diana gelisah.
Guntur kemudian mengangkat kursi yang didudukinya, dan meletakkannya di depan Diana. Laki-laki itu kini berjarak sangat dekat dengan Diana.
Duh.., tiba-tiba Diana menggigil, bukan karena udara dingin yang menerpa kulitnya, namun karena tatapan mata Guntur. Diana gugup dan mencoba untuk berdalih.
"Sudahlah mas, ga usah diingat-ingat lagi apa kata Nina tadi. Dia suka ngaco kalau ngomong," Diana beralasan sambil mencoba meredakan kegelisahannya. Namun Guntur tak bergeming.
"Jangan menghindari mataku An, tatap mataku dan bicaralah jujur. Aku tidak suka.membiarkan masalah berlarut-larut menghantui pikiranku," Guntur menegaskan keinginannya kepada Diana.
Disentuhnya kedua pipi Diana dan mengarahkan wajah gadis itu untuk hanya menatap kearahnya.
Diana tertegung dan menepis tangan Guntur. gadis itu hendak berdiri. Namun langkah kakinya terhalang kaki Guntur.
"Sudahlah mas, ga usah merasa terganggu dengan ucapan Nina tadi. Pulanglah mas, kita bicara nanti. Aku ngantuk dan ingin tidur,"
Diana menyuruh laki-laki itu untuk pulang sambil melewati kaki Guntur dan melangkah masuk.
Sontak Guntur berdiri dan secepatnya menyusul Diana sebelum gadis itu menutup pintu rumahnya.
Dengan sebelah kakinya Guntur menutup pintu rumah kemudian mendorong pelan tubuh Diana menempel ke dinding, meletakkan kedua tangan kokohnya diantara tubuh Diana hingga gadis itu tak bisa kemana-mana.
Kini tak ada jarak diantara keduanya. Jantung Diana berdegup kencang. Suasana rumah yang sepi dan lampu ruang tamu yang bercahaya temaran membuat suasana terasa mencekam baginya.
"Bicaralah sayang, ceritakan kepadaku semuanya. Jangan ada yang kamu tutup tutupi dariku dan jangan membuat aku menunggu," bisik Guntur tepat ditelinga gadisnya.
Bibir laki-laki itu nyaris menyentuh daun telinga Diana. Tubuhnya semakin dekat, mengapit tubuh Diana yang diam bersandar di dinding rumahnya. Gadis itu merinding, bulu kuduknya berdiri merasakan hangat napas laki-laki itu menyentuh pipinya.
"Oke..oke, baiklah mas. Aku akan ceritakan Semuanya... Seeemuanya. Tapi tolong lepaskan aku dulu. Mas membuatku takut," Diana menyerah dan memohon untuk dilepaskan.
Kali ini nada suara Diana terdengar meninggi. Laki-laki itu kaget dan sontak melepaskan tubuh gadisnya.
Diana menghela napas panjang, seolah enggan menceritakan masa lalunya, apalagi kepada Guntur. Gadis itu tidak ingin cerita masa lalunya diketahui siapapun, termasuk kekasihnya, Guntur Pramudya.
"Memang benar mas, aku menolak semua laki-laki yang dijodohkan Nina kepadaku," Diana memulai kisahnya.
Mata gadis itu menerawang mengingat kembali kisah lama yang sungguh ingin dilupakannya. Guntur menatap wajah gadisnya, tak berkedip.
"Semua karena seorang laki-laki brengsek bernama Tomi. Dan sepertimu, dia juga seorang tentara mas yang bertugas disini saat pertama kali terjadinya kerusuhan,".
"Kami saling mencintai. laki-laki itu penuh perhatian kepadaku dan keluargaku. Hubungan kami telah mendapatkan restu ayah ibuku dan dia berjanji untuk menikahiku,".
Akhirnya dia melamar diriku mas, didepan kedua orang tuaku," lanjut Diana akhirnya memulai cerita masa lalunya.
Kedua mata Diana menerawang, mengingat kembali kisah masa lalunya.
Guntur menghela napas panjang melihat reaksi Diana saat bercerita. Digenggamnya tangan gadis itu seolah ingin memberikan kekuatan kepada Diana. Netra gadis itu mulai memerah. ada dendam dan amarah tersimpan disana.
"Semua persiapan sudah dilakukan mas. Laki-laki itu meminta pernikahan kami dilakukan secara agama terlebih dahulu dan berjanji akan mengurus pernikahan kami secara Dinas,".
Pada saat semua persiapan telah matang dilakukan, keluargaku menerima kabar yang mengejutkan tentang dia. Ternyata laki-laki itu sudah beristri mas. Dia menipuku, menipu keluargaku mentah-mentah. Aku sakit hati mas," Diana mulai marah dan terisak.
"Dia meninggalkanku mas, tanpa pamit dan tanpa kabar berita. Aku malu mas, aku marah, terlalu marah kepadanya hingga akupun berjanji untuk seumur hidup tak akan berpacaran apalagi bersuamikan seorang tentara," isak tangis Diana kini pecah bercampur amarah yang membuncah.
"Lalu kenapa kamu menerima cintaku An dan mau menjadi kekasihku," tanya Guntur mencoba meminta jawaban gadis itu.
Diana menggelengngkan kepalanya berulang kali dan berkata penuh emosi
"Aku nggak tau mas, sungguh..ak..aku nggak tau," gagap suara Diana menjawab pertanyaan Guntur.
Melihat tangis Diana, tanpa sadar Guntur Pramudya menarik tubuh Diana kedalam pelukannya, membujuknya dan berusaha membuat gadis itu menghentikan tangisnya.
"Sudahlah, berhenti bicara dan jangan menangis lagi," ucap Guntur membujuk kekasihnya. Dikecupnya kening gadis itu.
"Besok kita jalan-jalan ya," Guntur memgajak kekasihnya dan disambut anggukan kepala Diana.
--------------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Sri Maniyah
guntur sma ja kya kisah masa lalu diana. ga bda jauh dri ststs nya guntur pnya, ank sma istri tapi ga jjur ksian bgt nsib mu diana di bhogin 2 cwo sma2 abdi negara sehrus nya diana jgn gmpag trma guntur seldikin dlu ststs guntur pa cba lah brljar dri peglman yg lalu
2022-08-01
2