Aku adalah seorang anggota TNI AD yang bermarkas di salah satu daerah di pulau Jawa.
Namaku Guntur Pramudya, seorang bintara berpangkat sersan dua berusia 25 tahun, memiliki seorang istri bernama Riana dan putri mungil nan cantik yang kuberi nama Kiara.
Saat ini aku sedang melaksanakan tugas pengamanan daerah konflik di salah satu kota kecil yang terletak di ujung timur wilayah Indonesia. Kota yang cantik dengan penduduknya yang ramah. Namun sempat porak poranda akibat konflik berbau SARA yang melanda kota itu.
Sebagai seorang anggota TNI AD dengan tampang yang lumayan ganteng menurutku dan tubuh atletis serta kelebihanku di bidang tarik suara, aku memiliki nilai plus dimata pimpinan, teman-teman sesama tentara dan tentu saja dimata para gadis.
Kebanggaan akan segala kelebihanku itulah yang kadang membuat aku lupa bahwa ada dua perempuan yang selalu setia menungguku dirumah. Istri dan anakku.
Ego kelelakianku mengalahkan kesetiaan yang seharusnya bisa kujaga dengan baik, terutama ketika berada di daerah tempat aku ditugaskan.
Kadang untuk mengisi kesepian karena jauh dari istri dan anakku, aku iseng memacari beberapa gadis sekaligus. Dan tentu saja bersama mereka statusku berubah menjadi "bujangan".
Sesama lelaki dilarang saling membuka rahasia. Itulah perjanjian tidak tertulis dikalangan kami, para tentara terutama ketika bertugas diluar daerah atau luar negeri.
Setelah kembali dari daerah tempat kami ditugaskan, berakhir pula hubunganku dengan pacar-pacarku.
Ya..Hubungan semusim yang terjalin akan putus dengan sendirinya ketika kami kembali kepada keluarga masing-masing. Ironis memang, bahkan terdengar tidak adil bagi perempuan-perempuan yang kami pacari. Tapi seakan sudah menjadi tradisi yang tidak bisa kami hindari.
Namun, pertemuanku dengan seorang gadis bernama Diana Aprilia berhasil merubah takdirku sebagai seorang playboy.
Diawali suatu kesepakatan taruhan antara aku dan kawan-kawan seletingku, bahwa siapa saja yang berhasil memacari Diana Aprilia, maka dialah pemenangnya dan bakal ditraktir selama sebulan oleh kawan-kawanku secara bergiliran. Maka mulailah misi pdkt dimulai.
Kami secara bergantian saling tebar pesona dihadapan gadis itu. Secara diam-diam aku mencari informasi yang akurat tentang Diana Aprilia, kerja dimana, tinggal dimana, keluarganya siapa dan apa saja yang disukai dan tidak disukai gadis itu.
Dalam waktu kurang dari seminggu, berkat kelihaianku, aku berhasil mengumpulkan seluruh informasi tentang Diana. Dan dimulailah petualangan sang Casanova.
Pertemuanku dengan Diana dimulai pada saat gadis itu sedang melaksanakan tugasnya di perusahaan tempatnya bekerja. Aku sengaja menemani salah satu kawanku yang bermaksud menemui pacarnya yang kebetulan sekantor dengan Diana.
Kesempatan, ujarku dalam hati.
Ini dia informan yang kubutuhkan untuk mengorek informasi tentang Diana Aprilia.
Aku sengaja tidak melakukan interaksi secara langsung dengan Diana karena misi pertamaku adalah menilai dari kejauhan apakah gadis itu layak kujadikan pacar atau tidak. Dan Diana memang layak untuk kujadikan pacar.
Selain parasnya yang lumayan cantik, bertubuh mungil dan berkulit sawo matang layaknya gadis-gadis wilayah timur Indonesia lainnya, perangai Diana juga kunilai baik, terlihat sopan dan ramah kepada siapa saja.
Ada sebersit rasa cemburu yang hadir ketika aku melihat keakraban Diana dengan teman prianya sesama karyawan di perusahaan tersebut.
Oh...Oh..mulai cemburu aku dibuatnya. Aku harus berhasil mendapatkan gadis itu, tekadku dalam hati.
Sehari setelah kunjungan kami ke tempat Diana bekerja, berkat informasi dari pacar kawanku, aku berhasil menemukan tempat tinggal sekaligus tempat tongkrongam gadis itu.
Tidak sulit menemukan Diana, karena cafe raminah tempat Diana biasa menghabiskan waktunya sepulang kerja adalah salah satu cafe favorite para anggota TNI yang bertugas di kota itu.
Pucuk dicinta, aku diajak komandanku nyantai di cafe raminah. Kesempatan bagiku untuk mengenal gadis itu lebih jauh.
Sebuah lagu bergendre dangdut berjudul Cane, hasil karya penyanyi kesayanganku, sang legendaris Rhoma Irama kunyanyikan malam itu sambil mencari sosok gadis yang kutaksir.
Bait pertama telah kulewati, namun sosok gadis yang kucari tak kunjung kutemukan.
Apakah gadis itu tidak datang ke cafe malam ini ? tanyaku dalam hati.
Semenit kemudian muncullah Diana, orang yang kutunggu-tunggu sejak tadi.
Mengenakan celana panjang jeans berwarna hitam, kaos oblong pink lengan panjang dan selembar pasmina yang menghiasi kepala Diana dan menutupi rambutnya, membuat gadis itu terlihat semakin menarik dimataku.
Nilai plus kedua yang kuberikan setelah pertemuan pertama kami kemarim, dengan polesan makeup seadanya, gadis itu terlihat mempesona.
Sebuah senyuman dan tepuk tangan diberikan Diana kepadaku setelah aku menyelesaikan dengan mulus lagu pertama yang direquest atasanku.
Aku tersenyum menatap kearahnya. Ada rasa penasaran yang semakin membuncah dan menuntutku untuk secara langsung segera berkenalan dengan gadis itu.
Melihat kopi dimejaku yang hampir habis kuminum, akupun berpikir untuk memanggil gadis itu.
Dengan alasan minta dibuatkan secangkir kopi yang baru, akhirnya kulambaikan tanganku kearah Diana. Syukurlah gadis itupun mendekati meja kami. Dengan senyumannya yang khas, Diana menyapa kami.
"Ada yang bisa saya bantu pak?" tanya Diana, formil.
Tak lupa sebuah senyuman tersungging manis di bibir merah Diana kepadaku.
Aku tertegung.
Untuk sesaat aku lupa bahwa ada atasanku yang duduk bersebelahan denganku, menungguku menyanyikan lagu kedua yang kami request.
"Jangan panggil aku pak, panggil aja mas Guntur," ujarku manis semanis bibir merah Diana.
Hmm..aku mulai berfantasi.
Pandanganku tak lepas dari dirinya, mencoba menebarkan pesonaku dan berharap Diana menangkap isyaratku. Dan, berhasil. gadis itu terlihat memandang kearahku secara diam-diam.
Sorot matanya penuh selidik. Entah apa yang dipikirkan Diana, tapi aku suka diperhatikan olehnya. Tanpa suara, Diana mengangguk, mengiyakan permintaanku.
Akupun mengulurkan kedua tanganku bermaksud berkenalan dengannya, walaupun tentu saja aku sudah tau siapa nama gadis yang berdiri dihadapanku.
Namun, sebuah isyarat diberikan Diana sebagai tanda dirinya tidak ingin bersentuhan tangan denganku.
Gadis yang santun, ujarku dalam hati.
Bertambah lagi satu point kelebihan Diana yang membuatku semakin terpesona.
"Siapa namamu?" tanyaku singkat sembari menarik telapak tanganku kembali.
Kucoba meredakan perasaan aneh yang tiba-tiba muncul didadaku. Perasaan ingin segera memiliki Diana memenuhi pikiranku.
Namun aku harus bersabar karena informasi yang kuperoleh mengatakan bahwa Diana bukanlah orang yang mudah didekati karena gadis itu tidak suka berpacarkan seorang tentara.
Sebuah tantangan yang menggugah sifat kelelakianku.
"Diana," jawab gadis itu singkat. Terdengar renyah serenyah kacang garuda yang tersaji diatas meja di hadapanku.
Aku suka caranya memandangku, pemalu dan kadang terlihat berani. Perpaduan yang sempurna menurutku.
Kali ini Diana adalah target utama petualanganku.
Tanpa sadar untuk sesaat aku melupakan dua sosok perempuan yang dengan setia menungguku diseberang sana.
Tidak apalah, pikirku dalam hati.
Toh petualangan ini akan berakhir dengan sendirinya seiring kepulangan kami nanti.
Sama sekali tak terpikirkan olehku bahwa perkenalanku dengan Diana dan petualangan cintaku akan merubah seluruh takdir hidupku.
Pesona seorang gadis sederhana ditimur Indonesia telah memikat hatiku. Dari cafe raminah awal mula perubahan takdir hidupku dan Diana dimulai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Dhaken
iy
2022-08-28
0
Inru
Pasti keadaan saat itu, menyeramkan.
2022-08-26
1
Inru
Hai, kiara cantik 👋👋
2022-08-26
1