Diana berlari meninggalkan warung ibu Sri dengan perasaan malu dan marah.
Ketika keluar dari warung, Diana berpapasan dengan ibu Sri yang terlihat membawa kantong belanjaan.
Rupanya Guntur sengaja menyuruh perempuan paruh baya itu untuk keluar berbelanja agar laki-laki itu memiliki kesempatan untuk berduaan dengan dirinya.
Diana geram. Perasaan malu, marah dan kecewa berbaur menjadi satu. Walaupun insiden sentuhan itu disadari Diana terjadi tanpa disengaja, namun sikap Guntur yang berlebihan dengan memanfaatkan situasi yang ada membuat Diana merasa di abaikan harga dirinya.
Netra gadis itu kembali mengalirkan air mata kecewa.
Sesampainya Diana di kantor, gadis itu langsung menuju ruang kerjanya, mengambil tas dan berjalan melalui koridor menuju lobi. Sesampainya di lobi kantor, Diana bertemu Imah, sahabat sekaligus rekan kerjanya.
"Ada apa An, kamu nangis?" tanya Imah melihat sembab dimata Diana.
"Nggak, tadi aku kelilipan debu, makanya mataku jadi berair dan sembab," Diana mencoba berbohong.
Gadis itu memalingkan wajahnya, menghindari tatapan selidik Imah.
"Imah, please..tolong mintakan izin untukku ke pimpinan. Aku pulang duluan. Kepalaku terasa sedikit pusing," Diana memohon sambil menggenggam tangan sahabatnya.
Gadis itu tau, dirinya butuh waktu untuk menenangkan diri saat ini.
"Iya...Iya, udah, sana pulang dan istirahatlah", Imah tidak bertanya lagi.
Percuma, Diana tidak akan jujur padanya. Diantarnya Diana sampai di depan lobi kantor, memesan ojek online dan mengantar gadis itu hingga Diana beranjak pulang bersama ojek online pesanan Imah.
Diana..Diana, apa yang terjadi denganmu ?. apakah laki-laki itu yang menyebabkan kamu menangis ?. Imah mencoba menerka ketika Anton pacarnya tiba-tiba muncul dihadapan gadis itu.
Anton adalah salah satu kawan baik Guntur Pramudya.
"Mas Anton," sapa Imah senang.
"Ayo..aku antar kamu pulang," Anton mendekati Imah, digandengnya tangan Imah kemudian menuntun gadis itu menuju parkiran.
Tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang dikenal baik oleh keduanya. Guntur Pramudya. Laki-laki itu terlihat mendekati mereka.
"Maaf mbak.., Diana dimana ya?" tanya Guntur.
Sorot mata laki-laki itu terlihat mencari-cari seseorang. Pasti sosok Diana yang dicarinya.
Hmm..apa ini penyebab Diana menangis tadi ?, pikir Imah menebak.
Ingin rasanya Imah bertanya, apa yang dilakukan Guntur hingga membuat Diana menangis. Namun lirikan mata Anton seolah memberi isyarat kepadanya untuk tidak bertanya terlampau jauh.
"Diana sudah pulang duluan mas, tadi aku ajak bareng, tapi Diananya ga mau," jawab Imah akhirnya.
Setelah bertegur sapa dengan Anton, Guntur Pramudya akhirnya berpamitan, hendak menemui Diana di rumahnya. Mereka pun berpisah di area parkiran kantor.
Sementara itu Diana telah sampai di rumah kontrakannya.
Setelah membayar ongkos ojek, Diana membuka pintu rumahnya. Gadis itu membanting tubuhnya di atas tempat tidur. Pikirannya menerawang membayangkan apa yang dilakukan Guntur kepadanya tadi.
Masih terasa sentuhan laki-laki itu. Diana meraba bibirnya.
Apa yang kulakukan hari ini ?. Diana sadar apa yang terjadi hari ini bukanlah mutlak salah Guntur.
Ini juga salahku, sesal Diana.
Akhhh...kenapa aku ini.
Diana bermaksud mengganti seragam kantornya ketika terdengar suara motor berhenti tepat di depan rumahnya. Tak berselang, bunyi ketukan di pintu rumah terdengar oleh Diana.
"Assalaamualaikum. An..Diana," terdengar suara seseorang yang sangat dikenal Diana.
Suara Guntur Pramudya, laki-laki yang telah mempermainkan perasaanya hari ini. Diana tidak menjawab salam dan panggilan Guntur. Gadis itu diam saja.
Tidak mendapatkan respon Diana, Guntur Pramudya kembali mengetuk pintu rumah gadis itu.
"Diana, aku tau kamu ada di dalam. Tolong buka pintunya. Kita bicara baik-baik ya," pinta Guntur lagi, kali ini suaranya terdengar tidak sabar.
Diana masih ragu untuk membuka pintu. Dengan malas Diana melangkah kearah pintu rumahnya.
Gawat kalau tidak diladeni, bisa kedengaran tetangga nich, pikir gadis itu risau.
"Mendingan kamu pulag mas, jangan ganggu aku," tanpa membuka pintu, Diana menyuruh laki-laki itu untuk pulang.
Tapi bukan Guntur namanya kalau dirinya akan menyerah begitu saja.
Kepalang basah, sebaiknya kuselesaikan masalah ini hari ini juga.
Diketuknya lagi pintu rumah Diana. Kali ini ketukannya lebih keras dari ketukan pertama. Guntur yakin, gadis itu tidak akan membiarkan semua tetangga mengerumuni rumahnya hanya karena mendengar suara kerasnya.
"Nggak An, aku akan tetap disini sampai kamu keluar menemuiku," jawab Guntur, masih dalam nada tinggi.
Ngeyel , geram Diana.
Beberapa tetangga terlihat menengok kearah rumah kontrakan Diana.
Diana membuka pintu dengan perasaan enggan. Wajah kusut Diana menyambut laki-laki itu.
Begitu pintu terbuka, Diana langsung berbalik hendak melangkah masuk. Tetapi langkah kakinya tertahan oleh genggaman erat tangan Guntur di lengan Diana.
"An, maafkan aku. Aku khilaf," Guntur bersuara, mencoba membujuk Diana.
Tangannya masih menggengam lengan Diana. Gadis itu menoleh dan memandangi lengannya, kemudian wajah Guntur. Gadis itu terlihat tak suka.
Menyadari tatapan tidak suka Diana, Guntur kemudian melepaskan genggaman tangannya. Perlahan diikutinya langkah kaki Diana. Gadis itu duduk di kursi ruang tamunya tanpa mempersilahkan Guntur untuk duduk.
Laki-laki itu membiarkan Diana menenangkan perasaannya. Selang beberapa menit kemudian, Guntur Pramudya menarik salah satu kursi ke hadapan Diana dan mendudukinya. Gadis itu menoleh, kaget.
Kebiasaan...., dia akan menempatkan aku diposisi terpojok lagi.
Kesal, gadis itu melotot dan hendak berdiri tapi tertahan oleh Guntur. Laki-laki itu menekan tubuh Diana untuk duduk kembali. Diana bergidik, tak berkutik.
"Duduklah, kita bicara baik-baik," Guntur mencoba menguasai keadaan.
Kedua tangannya masih memegang kursi yang diduduki gadis itu. Ditatapnya lekat wajah gadis dihadapannya. Diana jengah, dipalingkannya wajahnya kesisi lain ruang tamunya.
"An, aku salah telah menciummu. tapi An, itu semua terjadi diluar kesadaranku. Kamu tau sendiri, ciuman itu tak disengaja. semua terjadi begitu saja," ujar Guntur panjang lebar mencoba membela diri. .
*Memang ini salah aku mas, tapi seharusnya mas bisa lebih menahan diri. Mas mengawali hubungan kita dengan sesuatu yang tidak ingin aku lakukan," Suara Diana meninggi.
Amarahnya tak terbendung lagi, demikian pula dengan air matanya. Gadis itu menangis.
Guntur terkesima melihat tangis Diana. Laki-laki itu menghela napas panjang dan menggenggam lembut jari jemari Diana.
"Aku mencintaimu Diana. Dan aku ingin memilikimu," Guntur mengungkaplan isi hatinya.
Diusapnya air mata Diana dengan penuh sayang. Diana tersedu.
Kelembutan yang ditunjukkan laki-laki dihadapannya membuat Diana melemah. Ada debaran aneh yang dirasakan gadis itu. Apalagi ciuman sesaat yang diberikan Guntur kepadanya di warung tadi dilakukan laki-laki itu dengan lembut dan tidak menyakitinya.
Tapi, menjadi pacar Guntur Pramudya yang seorang tentara ? apa mungkin ?. Kalau hanya sekedar cinta sesaat, ya... Tapi jika hubungan ini menjadi serius, maka prinsip Diana dan pesan ibunya untuk tidak menikahi tentara akan dilanggar oleh Diana sendiri.
Allah, aku mulai menyukai laki-laki ini. Bukan karena ciumannya atau karena dia seorang tentara, tapi kegigihan, perhatian dan kelembutan dibalik sosoknya yang terlihat garang yang membuat aku jatuh cinta.
"Diana, maukah kamu menjadi pacarku?" ucap Guntur lagi, menegaskan keinginannya atas diri Diana. Gadis itu masih diam.
"Aku janji tidak akan ceroboh lagi, tidak akan menyakitimu lagi dan tidak akan menciummu lagi tanpa persetujuanmu," janji Guntur sambil mengangkat kedua jari tangan kanannya.
Senyumnya mengembang, terlihat nakal dan lucu. Diana tersenyum. Rona wajahnya terlihat memerah.
Ah, sudahlah..biarkan semua berjalan seperti apa adanya dan biarlah takdir yang menentukan kearah mana hubungan ini akan dibawa.
Diana menatap Guntur, kali ini dengan tatapan yang berbeda, lembut dan terlihat ada cinta untuk Guntur Pramudya disana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Bintang Laut
Begitulah wanita, hatinya selalu lembut untuk orang yang dicintainya
2022-08-17
0
Dehan
Udah mulai meleleh ya diana
2022-08-13
1