Guntur sedang bersiap-siap ketika Anton masuk ke baraknya. Terlihat Guntur Pramudya mengenakan kemeja bermotif kotak-kotak berwarna coklat muda dipadu celana Jeans biru tua yang membalut tubuh atletisnya.
Aroma parfum bernuansa maskulin tercium dari tubuhnya, lembut tapi macho. Rambut disisir rapi dan sedikit diacak agar terlihat bergelombang alami.
Hm..perfect, seru Antom kagum.
Inilah kelebihan yang dimiliki oleh Guntur Pramudya. Berwajah tampan, bertubuh tinggi dan atletis. Ditambah bonus sikap cuek namun penuh perhatiannya membuat banyak gadis yang tergila-gila padanya.
Berbeda dengan Anton yang bersifat lebih pendiam. Beberapa gadis yang pernah diincar Anton, gagal dimilikinya setelah mereka mengenal sosok Guntur. Salah satu gadis yang diincar Anton adalah Diana.
Namun ketika tau, Guntur Pramudya adalah salah satu rivalnya dalam memperebutkan hati Diana, Anton kemudian memilih mundur dan memutuskan untuk menjadikan Imah sahabat Diana sebagai pacarnya.
Malam ini, untuk menemani Guntur dan Diana, Anton berdandan seadanya dan terlihat lebih santai. T- Shirt dipadu celana jeans hitam melengkapi penampilannya. Namun tidak tercium wangi parfum di tubuh Anton Ya ..berbanding terbalik dengan Guntur Pramudya yang suka beraroma wangi, Anton tidak terlalu suka memakai parfum.
Setelah menelpon Imah tadi, Anton langsung menuju barak Guntur.
"Ck..ck..ck, yang lagi jatuh cinta," Anton berdecak kagum melihat penampilan Guntur.
"Habis parfum di toko kalau begini caranya"," ledeknya lagi disambut tawa Guntur.
Laki-laki itu terlihat bahagia di kencan pertamanya bersama Diana.
"Bang, apa abang nggak khawatir kalau Diana sampai tau kalau abang sudah berkeluarga?" tanya Anton hati-hati, mencoba mengorek isi hati sahabatnya.
Guntur menghentikan tawannya sesaat sembari memandangi Anton yang terlihat serius. Guntur menggeleng dan kembali meneruskan kesibukannya mempersiapkan diri.
"Nggak ton. Kecuali kamu ngasi tau Diana soal statusku," Guntur memandangi wajah Anton dengan pandangan yang hanya dipahami oleh Anton.
Komitmen untuk tidak saling ikut campur urusan masing-masing membuat Anton tak berdaya untuk menasehati sahabatnya yang kadang suka berbuat semaunya.
Saat menerima telpon Riana tadi siang yang menanyakan keberadaan Guntur, Anton terpaksa berbohong kepada Riana.
Namun kondisi Kiara yang tiba-tiba sakit membuat Anton merasa perlu untuk mengingatkan sahabatnya malam ini, sebelum semuanya menjadi terlambat.
"Jangan khawatir bro, kisah cintaku dengan Diana tidak akan selamanya bertahan. Aku hanya butuh seseorang yang bisa kuajak bersenang-senang disini, dan kebetulan Diana adalah gadis yang tepat untuk itu," jawab Guntur, mencoba meyakinkan Anton bahwa semua akan baik-baik saja.
Kekhawatiran Anton bukan tanpa alasan. Setiap kali Guntur membuat kesalahan, selalu Anton yang jadi bulan-bulanan Riana, istri Guntur.
Selain itu, alasan utama Anton tentu saja karena Anton mengenal baik siapa Diana. Anton tidak ingin Diana tersakiti yang tentu saja bakal mempengaruhi hubungannya dengan Imah, sahabat Diana.
Terdengar lantunan suara penyanyi Manado yang memperdengarkan salah satu bait lagu berbahasa daerah.
Kapal Bastom
Lapas tali Lapas cinta
Guntur tersenyum sambil bernyanyi mengikuti lirik lagu tersebut. Anton menggelengkan kepalanya, menyerah. Percuma menasehati sahabatnya yang lagi jatuh cinta itu. Nggak bakal mempan.
"Yo weslah bang. terserah kau. Aku cuman ngingatin kamu aja. Jangan sampai kamu lengah. Ada dua hati yang kamu pertaruhkan. Diana dan Riana. Jangan sampai kamu yang kena karmanya", jawab Anton akhirnya, masih mencoba mengingatkan Guntur sahabatnya. Guntur tertawa mengiyakan.
"Kita bertemu pacarmu di cafe atau kau jemput dulu pacarmu nton?" tanya Guntur begitu laki-laki itu menyelesaikan dandanannya.
Terlihat Anton berdiri dan hendak melangkah keluar.
"Iya bang. Aku jemput Imah dulu. Kita ketemu di cafe aja," jawab Anton sambil melanjutkan langkahnya keluar meninggalkan Guntur yang kembali bercermin untuk meyakinkan penampilannya malam ini.
Perfect, guman Guntur puas, kemudian mengenakan sepatu kulit kesayangannya dan melangkah menuju parkiran.
Si moge terlihat terparkir rapi dan kinclong setelah dicucinya tadi sore. Setelah yakin tidak ada lagi yang terlupakan, Gunturpun memacu laju mogenya, memecah malam menuju rumah Diana.
Sementara itu, di rumah kontrakan Diana, gadis itu sedang kebingungan sendiri memilih gaung yang bakal dipakainya malam ini.
Aku belum tau apa yang disukai mas Guntur, bagaimana aku milih gaung yang tepat ya ? tanya Diana pada dirinya sendiri.
Beberapa gaung yang pernah dipakai Diana teronggok tidak beraturan diatas tempat tidurnya.
Jam di diatas meja rias Diana menunjukkan pukul 18.30 dan gadis itu belum menemukan apa yang pantas untuk dipakainya malam ini. Diana menghela napasnya, gerah.
Setelah menenangkan dirinya sejenak, Diana kemudian memperoleh lagi kepercayaan dirinya.
Aku harus menjadi diriku sendiri, putus Diana akhirnya.
Tidak perlu menjadi orang lain, karena hanya akan membuat dirinya merasa tidak nyaman. Setelah merenung sejenak, akhirnya pilihan Diana jatuh ke celana jeans biru tua, kaos rajut coklat muda, pashmina coklat tua dan blazer bermotif khas daerah yang disimpan rapi dalam satu paket dilemari gadis itu.
Setelah mengenakan setelan yang dipilihnya, Diana mematut dirinya di depan cermin, mengambil make up dan mendandani wajahnya sesederhana mungkin. Tak lupa polesan lipstik berwarna ceria menghiasi bibir Diana.
Hmm..sempurna, batin Diana puas.
Tak lama berselang, terdengar bunyi motor diparkir didepan rumah kontrakan Diana. Suara yang akhir-akhir ini mulai akrab ditelinga Diana. Gadis itu tersenyum ceria dan buru-buru menyelesaikan dandanannya.
Diana bergegas melangkah menuju ruang tamu dan membuka pintu sebelum diketuk oleh Guntur. Begitu pintu terbuka, tercium oleh Diana aroma parfum Guntur.
Hmm, wangi namun tidak terasa norak dan menyengat hidung Diana. Laki-laki itu tersenyum kearah kekasihnya.
Ck.ck..ck, cantik, batin Guntur memuji gadisnya.
Seperti biasa, Diana terlihat santai namun tetap modis, dan Heiiii..ternyata dandanan Diana dan Guntur menggunakan warna yang sama. Apa mungkin ini pertanda mereka berdua memiliki kesamaan dan cocok satu sama lain ?.
Entahlah, Guntur menepis pikirannya sendiri.
"Kamu terlihat cantik An" puji Guntur akhirnya. Diana tersenyum malu.
"Kamu juga mas, terlihat berbeda malam ini" Diana memuji penampilan Guntur Pramudya. Laki-laki itu tersenyum senang. Digenggamnya tangan Diana kemudian dikecupnya punggung jemari Diana. Gadis itu tersenyum malu.
"Yuk, kita jalan," ajak Guntur kemudian sambil menarik lembut tangan Diana.
Mereka kemudian melangkah bareng, keluar menuju moge Guntur.
"Peluk pingganku An," Guntur menarik tangan Diana melingkari pinggangnya. Gadis itu diam saja, mengikuti kemauan Guntur. Laki-laki itu kemudian memacu laju motornya, perlahan menuju cafe raminah.
Di saat week end seperti ini, Suasana cafe terlihat semakin ramai. Apalagi saat.malam minggu, tamu yang mengunjungi cafe raminah meluber sampai di halaman depan cafe yang sengaja didesain khusus untuk waktu-waktu tertentu saja.
Beberapa rekan Guntur juga terlihat bersantai di cafe. Guntur sedikit ragu untuk memasuki ruang cafe. Akhirnya laki-laki itu memutuskan untuk membawa Diana jalan-jalan terlebih dahulu, menikmati suasana kota dimalam hari. Apalagi terlihat Imah dan Anton belum sampai di cafe.
Dianapun setuju dengan keputusan kekasihnya. setelah memperat pelukan tangan Diana di pinggangnya, Gunturpun akhirnya memutar arah mogenya, melaju membelah jalanan kota yang semakin ramai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Dhaken
🤭🤭🤭
2022-08-24
2
Dhaken
gitu dech say..karakter tokoh utama laki-lakinya..thanks udh mampir 😊👍🙏
2022-08-24
1
Dehan
Hadehhh geregetan lihat guntur 😡
2022-08-24
2