Masih menggenggang jemari Diana, Guntur kembali meminta kepastian jawaban Diana tentang keinginannya untuk menjadikan gadis itu pacarnya.
Sekian detik kemudian, Diana menatap dalam mata Guntur dan mencoba mencari kesungguhan dimata laki-laki itu.
Entah karena Diana Aprilia yang mulai jatuh cinta atau Guntur Pramudya yang pandai menyembunyikan kenyataan tentang dirinya, gadis itu akhirnya mengangguk setuju.
"Yeees", Guntur berteriak senang. Tanpa sadar diciumnya pipi Diana.
Gadis itu melotot, tapi kali ini dengan senyuman menghias bibirnya.
" Maaaas, kamu sudah berjanji," pekik Diana gregetan.
Guntur tertawa lepas. Dicubitnya gemas pipi Diana, gadis yang kini telah resmi menjadi pacarnya.
"Ma' aaaaf, tapi kamu suka kaaan," goda Guntur membuat pipi Diana semakin memerah.
Gadis itu mencubit gemas lengan kokoh laki-laki itu. Secepat kilat Guntur menangkap tangan Diana, mengusap dan mencium lembut punggung tangan Diana.
"Terima kasih sayang," , bisik Guntur lembut ditelinga Diana.
Diana merinding.
Debaran dihatinya menyanyikan senandung cinta. Gadis itu mengangguk. Keduanya saling bertatapan dan tersenyum bahagia.
Babak baru kehidupan Diana Aprilia dan Guntur Pramudya telah dimulai sejak saat itu.
\=\=\=\=\=\=\=\=
Sementara itu diseberang sana, seorang wanita cantik sedang melangkah terburu-buru sambil menggendong bocah perempuan yang terlihat menggigil.
Riana, perempuan cantik itu berlari kecil sambil menggendong Kiara, putri semata wayangnya menuju poliklinik asrama.
Sejak semalam Kiara demam dan puncaknya tadi siang, panasnya makin tinggi. Biasanya, Kiara cukup diberi paracetamol, panasnya langsung turun. Tapi kali ini agak berbeda.
Riana gelisah, ingin segera menelpon suaminya.
Tapi jam segini pasti mas Guntur **s**edang sibuk.
Riana mengurungkan niatnya untuk segera memberitahukan kondisi Kiara kepada suaminya.
Nanti aja, setelah Kiara diperiksa dokter asrama di klinik, baru akan kutelpon mas Guntur.
Sesampainya di ruang periksa poliklinik, Kiara segera ditangani dr Joko, dokter jaga yang juga merupakan dokter ahli anak di poliklinik asrama.
Setelah diperiksa, Riana kemudian diminta dokter Joko untuk menggendong Kiara dan duduk dihadapannya.
"Anaknya ga apa-apa bu. Jangan khawatir. setelah minum obat yang saya berikan, Kiara akan sembuh seperti sedia kala," ujar dokter Joko memberitahukan kondisi Kiara.
Riana mengangguk lega dan menerima resep obat yang diberikan dr Joko.
Setelah menerima resep dari tangan dr Joko, kemudian Riana melangkah menuju apotik poliklinik untuk menebus obat Kiara. Gadis mungilnya masih tertidur pulas di pelukan Riana.
Riana menyerahkan resep kepada petugas apotik, dan bergegas melangkah menuju ruang tunggu. Sambil menunggu gilirannya untuk mengambil obat, Riana mencoba menghubungi suaminya, Guntur Pramudya.
Tuut...tuut...tuut.
Panggilan telepon Riana tidak diangkat di seberang sana. Riana mencoba lagi untuk kesekian kalinya, tapi tetap saja terdengar bunyi telepon masuk, tapi tidak diangkat oleh suaminya.
Hmm...mungkin mas Gun lagi sibuk, pikir Riana, mencoba berpositive thinking .
Biar kukirimin SMS aja.
Riana kemudian mengetik sebuah kalimat pendek untuk suaminya
Kiara sakit mas. Segera telpon balik, kutunggu bunyi SMS Riana.
Setelah mengetik SMS, Riana kembali memeluk Kiara dan fokus mendengar panggilan petugas apotik.
Tak lama berselang, nama Kiara dipanggil. Kemudian Riana berdiri menuju loket. Setelah menanda tangani bukti pengambilan obat, Riana kemudian mengambil obat kiara dan melangkah pulang.
Sepanjang perjalanan menuju rumah, Riana sesekali memeriksa SMS masuk, apakah sudah ada jawaban dari suaminya atau belum. Ternyata belum ada jawaban sama sekali. Bahkan SMS Riana belum dibuka oleh Guntur.
Akh..apa yang sedang dilakukan suamiku hingga tidak sempat membuka hp dan membaca SMS darinya, tanya Riana dalam hati.
Sebuah prasangka tiba-tiba muncul di benak Riana.
Apakah suamiku main gila lagi dengan perempuan lain disana ? pikir Riana menebak.
Kata salah seorang istri tentara penghuni asrama bahwa kalau anak tanpa sebab tiba-tiba sakit, itu pertanda ayahnya sedang main gila di luar sana. Riana gelisah.
Apa mungkin...?. Kembali Riana memeriksa hp nya, masih belum ada jawaban dari suaminya.
Berbagai prasangka mulai menggelayuti pikiran Riana.
Kalau memang benar Kiara sakit karena ulah suamiku, aku akan menyelidikinya, batin Riana kemudian.
Setelah beberapa kali gagal menghubungi suaminya, Riana akhirnya memutuskan untuk menelpon Anton, salah satu kawan suaminya setibanya Riana di rumah nanti. Segera Riana mempercepat langkahnya, pulang.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Sementara itu, nun jauh diseberang lautan, Guntur Pramudya masih berada di rumah kontrakan Diana.
Sempat terasa ada telpon dan SMS masuk di hpnya yang nada deringnya sengaja diubah Guntur ke mode getar.
Siapa yang nelpon jam segini ?, tanya Guntur membatin.
Penasaran, Guntur kemudian meminta ijin Diana untuk memakai kamar mandi dirumahnya. Diana mengiyakan.
Segera laki-laki itu menuju kamar mandi dan buru-buru serta secara sembunyi-sembunyi, Guntur membuka hp nya dan memeriksa telpon dan SMS masuk untuknya.
Astagaaa... 10 panggilan tak terjawab dan satu pesan singkat dari Riana istrinya, pekik Guntur membatin.
Kiara sakit ?
Buru-buru laki-laki itu menutup hpnya dan segera melangkah menuju ruang tamu.
Saat melewati dapur, terlihat Diana sedang membuat secangkir kopi hitam untuk dirinya. Segera Guntur melanjutkan langkah kakinya menuju ruang tamu.
Tak lama berselang, Diana muncul dengan nampang berisi secangkir kopi hitam dan beberapa lembar roti panggang.
Diana tersenyum ketika melihat sang pacar barunya sudah kembali dari kamar mandi dan sedang duduk menunggu dirinya.
Gadis itu kemudian meletakkan kopi dan roti bakar yang dibuatnya diatas meja dan mempersilahkan Guntur untuk minum. Guntur mengangguk dan menyeruput kopinya hingga tandas setengah cangkir.
"Aku balik dulu ke barak ya An, tadi ada telpon dari komandan untukku," pamit Guntur berbohong.
"Kopinya ga dihabisin mas?" tanya Diana melihat kopi dicangkir Guntur masih tersisa setengahnya.
Segera Guntur meminum habis kopi buatan Diana hingga hanya tersisa ampas kopinya saja.
Dipandanginya Diana sambil tersenyum, kali ini sedikit dipaksa. Diana membalas senyuman laki-laki itu dan kemudian menyusul langkah Guntur menuju pintu keluar.
Guntur Pramudya pamit pulang setelah berjanji untuk menjemput Diana ke kantornya besok.
Segera Guntur Pramudya memacu mogenya menuju barak. Sesampainya di barak, Guntur disambut Anton di depan pintu.
"Bang, ada telpon untukmu dari istrimu Riana, Kiara sakit dan abang diminta untuk nelpon balik," Anton memberi kabar sambil mengikuti langkah kaki Guntur.
"Iya, aku tau. Sebentar, aku telpon istriku dulu," jawab Guntur kemudian sambil membuka hp dan melangkah menjauhi Anton.
Terlihat Anton menggeleng-gelengkan kepalanya sambil melangkah meninggalkan Guntur.
Kamu mulai bermain api lagi bang, sesal Anton.
Sementara itu, setelah sampai di tempat tidurnya, Guntur kemudian menelpon Riana, istrinya.
Beberapa alasan sudah disiapkan laki-laki itu. Guntur memang memiliki rasa sayang yang teramat sangat kepada putri tunggalnya, Kiara yang ketika ditinggal bertugas masih berusia 1 tahun.
Sebenarnya Kiara adalah putri keduanya yang hadir setelah istrinya Riana keguguran anak pertama mereka. Makanya ketika membaca SMS Riana soal kesehatan Kiara, Guntur segera pulang ke barak dan menelpon Riana istrinya untuk menanyakan kabar Kiara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Dehan
Anak lagi sakit..eh lakiknya baru jadian sm diana 😩
2022-08-24
1
Bintang Laut
Anton tau Guntur punya istri tapi g ngasih tau Diana. Ahh laki emg brengs*k
2022-08-17
2