Jangan lupa like dan komentarnya, terimakasih...
°°°
“Ternyata sekeliling Kota Kazan memang dipenuhi banyak tambang berharga,” kata Arthur setelah menggunakan mata dewa miliknya, melihat apa yang ada di bawah tanah wilayah sekitaran Kota Kazan.
“Apa Pangeran tidak salah melihat?” tanya Sena yang senantiasa mendampingi Arthur.
“Aku sudah memastikannya berkali-kali, dan itu bukan sebuah kesalahan,” jawab Arthur.
“Kalau benar adanya seperti apa yang Pangeran katakan, bukannya tempat ini jauh lebih berharga dibandingkan dengan keberadaan Kota Kekaisaran?” ujar Sena.
“Kelak di masa yang akan datang, Kota Kekaisaran mungkin bisa dipindahkan ke tempat ini,” balas Arthur.
“Namun, sebelum itu semua terjadi, aku ingin membuktikan pada Kaidar kalau aku bisa mengembangkan wilayah ini, tanpa bantuan apapun darinya!” kata Arthur bersemangat.
“Hamba tidak sabar melihat perkembangan tempat ini di bawah kepemimpinan Pangeran,” ungkap Sena.
“Dalam enam bulan ke depan sebelum orang-orang penilai dari Kekaisaran datang, aku pasti dapat merubah penampilan Kota Kazan dan wilayah di sekitar Kota,” kata Arthur.
“Pangeran, bagaimana dengan desa-desa yang letaknya tidak jauh dari Kota, apa Pangeran tidak tertarik menjadikan mereka sebagai penduduk Kota Kazan?” tanya Sena.
“Soal Desa, apa kamu tahu ada berapa jumlah desa di sekitaran Kota Kazan, dan kira-kira ada berapa penduduk yang tinggal di masing-masing desa?” kata Arthur balik bertanya.
“Setidaknya ada 30 desa di sekitaran Kota Kazan dengan masing-masing desa kurang lebih di huni seratus penduduk. Akan tetapi, jumlah itu pasti berkurang setelah terjadi serangan besar kawanan monster,” jawab Sena.
“Jumlah yang cukup banyak untuk sekelompok orang yang berani mendirikan desa di wilayah utara,” kata Arthur.
“Kalau Pangeran ingin menjadikan mereka sebagai penduduk Kota Kazan, sebaiknya Pangeran segera melakukannya. Saat ini hampir memasuki pertengahan tahun. Kalau mereka masih bertahan di desa yang tidak memiliki pertahanan, bisa dipastikan mereka musnah saat terjadi gelombang serangan monster, yang biasanya terjadi di pertengahan tahun,” ungkap Sena.
“Bukannya itu dua bulan lagi?” tanya Arthur sembari menoleh, melihat Sena.
Sena menganggukkan kepalanya, lalu berkata, “Tahun lalu Kaisar mengirim dua ratus ribu prajurit Kekaisaran dan sepuluh orang Jenderal untuk melindungi Kota Kazan, tapi untuk tahun ini hamba tidak tahu apa Kaisar mengirim prajurit bantuan atau tidak!...”
“Masih ada dua bulan untuk melakukan persiapan. Ada atau tidaknya bantuan, selagi aku masih hidup, Kota Kazan pasti bisa aku selamatkan dari gelombang serangan monster,” kata Arthur.
“Meski terasa mustahil mempertahankan Kota Kazan yang hanya dijaga kurang dari sepuluh ribu prajurit dari gelombang serangan monster, selama Pangeran mengatakan mengatakan bisa, hamba yakin kita mampu mempertahankan kota ini!” ungkap Sena.
“Hamba akan berusaha lebih keras meningkatkan sebelum dagangan gelombang serangan monster,” lanjutnya.
“Mulai besok kita bersama-sama meningkatkan kekuatan!” kata Arthur sembari menunjukkan senyuman di wajahnya.
Sean hanya membalas perkataan Arthur dengan anggukan kepala.
“Hari semakin siang, sebaiknya kita segera kembali ke istana sebelum Sean mencari keberadaan kita yang terlalu lama pergi meninggalkan istana!” kata Arthur.
“Sebentar lagi tiba waktu makan siang, sebaiknya kita memang kembali,” ungkap Sena.
Keduanya melompati pepohonan dan kadang berlari di atas permukaan tanah, bergerak secepat mungkin kembali ke istana Kota Kazan.
°°°
Di istana Kota Kazan...
“Makananku sekarang jauh lebih baik dari semua makanan yang pernah aku makan di masa lalu,” gumam Arthur menikmati makan siangnya dengan ditemani Sean dan Sena.
“Sean, bagaimana pemahamanmu tentang ilmu kedokteran setelah belajar dari dokter terbaik di Kekaisaran Solomon?” tanya Arthur pada Sean yang lebih tertarik dengan ilmu kedokteran daripada menjadi seorang prajurit.
“Dokter Hans sangat luar biasa, dalam waktu singkat hamba berhasil memahami semua yang dia jelaskan,” jawab Sean.
‘Itu bukan Dokter Hans yang luar biasa, tapi kamunya saja yang memang berbakat dalam ilmu kedokteran’ kata Arthur dalam hati.
“Besok aku dan Sena akan pergi meninggalkan Kota Kazan untuk meningkatkan kekuatan, apa kamu tertarik ikut dengan kami?” tanya Arthur.
“Pangeran, bukannya hamba tidak tertarik, tapi besok hamba sudah berjanji menemani Dokter Hans memeriksa keadaan penduduk kota setelah terjadi serangan monster,” jawab Sean.
“Seharusnya kami melakukan itu hari ini, tapi karena banyak persediaan oobat-obatan yang habis, Dokter Hans menunda kegiatan itu, dan berfokus membuat obat untuk mengisi persediaan,” lanjutnya.
Mendengar semua itu Arthur hanya menganggukkan kepalanya.
“Kalau kamu atau Dokter Hans membutuhkan bantuanku, kalian tinggal mengatakannya,” ujar Arthur.
Selesai makan siang, Sean kembali ke tempat Dokter Hans, sedangkan Arthur dan Sena, keduanya sedang dalam perjalanan menuju gudang istana Kota Kazan, untuk mengecek ketersediaan bahan pangan.
Sampai di gudang tempat menyimpan bahan makanan, Arthur dapat melihat persediaan makanan yang hanya memenuhi seperempat ruangan gudang. Dari penuturan Sena, persediaan makanan yang tersimpan di dalam gudang akan habis dalam satu sampai dua bulan ke depan.
“Kota Kazan hanya menghasilkan kentang dan beberapa jenis sayuran, tapi karena keterbatasan luas tanah yang bisa ditanami, membuat hasil panen tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan selama masa menunggu panen selanjutnya...”
“Berburu monster untuk dikonsumsi juga tidak bisa dilakukan mengingat penduduk Kota Kazan hanyalah orang biasa yang tidak memiliki kekuatan...”
“Sena, sembari meningkatkan kekuatan, besok kita juga berburu monster yang dagingnya bisa dikonsumsi! Dengan ketersediaan daging monster, penduduk kota tidak akan kelaparan...”
“Tapi itu hanya untuk penanganan jangka pendek, untuk penanganan jangka panjang, aku ingin membangun wilayah pertanian di lahan yang tersedia di luar kota, tentu akan ada benteng yang melindungi tempat itu untuk mencegah datangnya monster perusak tanaman,” ungkap Arthur.
“Langkah Pangeran sudah tepat, tapi untuk mewujudkan semua itu bukannya kita butuh banyak orang?” kata Sena.
Senyum terlihat di wajah Arthur mendengar perkataan Sena, lalu dia berkata, “Mengerjakan tiga hal dalam sekali jalan bukannya itu sangat menguntungkan kita?”
“Maksud Pamgeran?” tanya Sena bingung dengan apa yang dikatakan Arthur.
“Meningkatkan kekuatan, berburu monster, dan mengumpulkan penduduk desa untuk dijadikan penduduk Kota Kazan. Bukannya besok kita dapat melakukan tiga hal itu dalam waktu bersamaan?” jawab Arthur dan kembali dia menunjukkan senyuman di wajahnya.
Setelah mendengar jawaban Arthur, Sena mengerti apa yang dimaksud dengan mengerjakan mengerjakan tiga hal dalam sekali jalan.
“Dengan bergabungnya penduduk desa menjadi penduduk Kota Kazan, walau tidak banyak, setidaknya itu mampu meningkatkan jumlah penduduk kota, dan kita bisa merekrut beberapa dari mereka untuk mengerjakan lahan pertanian di sekitaran kota,” ungkap Arthur.
“Daripada memberi Pangeran gelar Pangeran sampah, entah kenapa aku lebih setuju jika Yang Mulia Kaisar menyerahkan gelar Putra Mahkota pada Pangeran,” kata Sena.
“Semua itu sangat tidak mungkin terjadi karena bagaimanapun juga aku hanyalah anak Selir yang terbuang. Sampai kapanpun gelar Putra Mahkota hanya akan dimiliki oleh anak-anak Permaisuri Kaisar,” ungkap Arthur.
“Seorang Putra Mahkota cengeng dan sangat manja, entah apa yang akan terjadi pada Kekaisaran Solomon kalau orang seperti itu menjadi Kaisar di masa depan!” kata Sena yang jelas dia tidak menyukai keberadaan Putra Mahkota.
“Apa kamu tidak takut dijatuhi hukuman matu karena menghina seorang Putra Mahkota?” tanya Arthur yang tentu tidak akan membiarkan semua itu menimpa Sena.
“Kalau menghina Putra Mahkota dijatuhi hukuman mati, mungkin Kota Kekaisaran telah menjadi Kota mati,” balas Sena.
“Aku lupa kalau selain menghinaku sebagai Pangeran sampah, penduduk Kota Kekaisaran juga sering menghina Putra Mahkota walau mereka hanya berani melakukan itu tanpa sepengetahuan pihak Kekaisaran,” kata Arthur.
“Putra Mahkota adalah sampah yang sesungguhnya,” kata Sena sembari menunjukkan senyuman di wajahnya.
Puas membicarakan Putra Mahkota, keduanya meninggalkan gudang penyimpanan makanan, dan pergi menuju lahan pertanian penduduk Kota Kazan.
°°°
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Harman LokeST
belum hilang gelar pangeran sampah
2022-05-22
0
🙇$uk4.B@c@.~~~
lanjut
2022-04-10
2
🙇$uk4.B@c@.~~~
like
2022-04-10
0