"Silakan Pangeran saya akan mengantarkan Anda kedalam," tutur Tuan Fei Si tersenyum binar maju kehadapan Pangeran Huang Li.
"Baiklah." Pangeran Huang Li menganggukan kepala dan membalikan tubuh lalu melangkah pergi diikuti semuanya.
Mereka berjalan dengan langkah sedang sambil berbicara sesama. Saat berada tidak jauh dari kamar milik Fung Li kelompokan Pria berjalan itu menghentikan langkah kakinya saat melihat sosok gadis berlari kehadapan mereka.
Sesampainya gadis itu...
"Salam Pangeran, salam Tuan muda, salam semuanya," Silli membungkukan badannya di hadapan kelompokan Pria itu.
"Ada apa kau berlari tadi?" tanya Pangeran Huang Li mengerutkan alisnya melirik Silli.
Silli berdiri tegak kembali dan menatap Pangeran Huang Li, "Putri meminta Pangeran agar menunggu di teras sekitar sini," tuturnya dengan sopan.
Tuan Luw Si maju mendekati Silli dan membisikan sesuatu di telinga gadis itu, "apa yang kau katakan? di mana Fung Si jangan membuat Pangeran menunggu terlalu lama dan beritaukan bahwa ini penting bagi kesejahteraan keluarga marga Si," bisiknya di telinga Silli.
Silli terpaksa mengangguk, dan membalikkan tubuhnya
"Baik aku akan menunggu," balas Pangeran Huang Li dengan suara lembut.
"Saya mohon pergi," tutur Silli langsung berlari kembali menuju kamar Fung Li.
Tuan muda Luw Si membalikan tubuhnya dan melempar senyum pada Pangeran Huang Li.
"Ayo kita jalan mundur lalu berbelok kanan" tunjuk Luw Si mempersilahkan.
Pangeran Huang Li menganggukan kepala, semuanya pun membalikan tubuh dan pergi.
***
Beberapa lama kemudian...
Di teras atau pondok terbuka yang tidak terlalu luas dengan lantai papan mengkilat dan tiang teguh yang berada di pinggirnya.
Di situ mengumpul Para pemuda duduk di depan meja kecil masing-masing saling berhadapan. Mereka asiknya sedang meminum sajian teh di cangkir masing-masing sambil berbincang pelan.
"Pangeran jika boleh jujur mengapa Anda memilih adik kami sebagai istri di harem Anda, bukankah gadis cantik lain banyak?" tanya Tuan Lung Si si ahli bercinta membuka suara di tempat duduknya.
Semua matapun terpusat keorang yang bertanya lalu pada Pangeran Huang Li.
"Karena ...," jawab Pangeran Huang Li terpotong.
"Aku menerima lamaranmu Pangeran." Seseorang menaiki anak tangga menuju lantai teras itu dengan langkah anggunnya.
Semua mata melirik asal suara dan terkejut melihat penampilan orang yang menyela itu tampak berbeda.
"Meski hanfu yang dipakai adik bagus, tapi wajahnya tetap jelek, yah tetap jelek," bisik Tuan Lung Si bergumam sendiri tidak jelas.
"Benarkah Fung Si?" kaget Pangeran Huang Li. Pria tampan itu seketika berdiri dari dudukannya mendengar lontaran Fung Li.
Fung Li tersenyum tipis di balik cadar hitam yang dipakaiannya, kedua kakinya kini menginjak lantai teras diiringi Silli berada di belakangnya.
"Bagus Fung Si," seru Tuan Fei Si berdiri dari dudukannya dan berlari langsung memeluk tubuh Fung Li dengan erat.
Fung Li merasa tidak nyaman langsung melepaskan pelukan pemuda itu dengan wajah datar.
Fei Si menjauhkan tubuhnya dan duduk kembali ditempat duduknya dengan senyum senang merasa bahagia mendengar keputusan Fung Li.
Pangeran Huang Li keluar dari meja dan berjalan menuju Fung Li dengan melewati dudukan Para Tuan muda dari belakang.
"Jadi saat ini kau sudah resmi calon istriku," ucapnya terdengar begitu senang.
Saat sudah berdiri di hadapan Fung Li, Pangeran Huang Li ingin meraih tangan gadis itu. Namun tiba-tiba terhenti.
Fung Li memundukan dirinya dengan wajah datar, "jadi kapan?" tanyanya.
Pangeran Huang Li jadi tersenyum mendengar pertanyaan gadis di hadapannya, "kau terasa seperti tidak sabaran," candanya.
Tidak sabaran? iya aku tidak sabar mengetahui resep rahasia darimu Pangeran, misiku kali ini adalah mengincar itu, jika sesudah menikah dalam satu hari aku mendapatkan resep maka aku akan kabur pergi, maaf Pangeran merepotkanmu, aku tidak punya pilihan lain, batin Fung Li.
Fung Li menundukkan kepalanya tampak malu dimata Pangeran Huang Li dan saudara tirinya.
"Jika begitu mari, aku akan membawamu kekaisaranku dan membicarakan kapan kita bertunangan Fung Si," ajak Pangeran Huang Li tersenyum menatap Fung Li.
"Baik," jawab singkat Fung Li menatap manik mata Pangeran Huang Li.
***
Di Istana Kerajaan Wexi
Dalam sebuah kamar mewah yang begitu luas mempunyai banyak ruangan dan berisi barang-barang serba emas.
Di dekat jendela, sosok dua berlawanan jenis berdiri sedang berpelukan nyaman sambil memandang pemandangan di luar jendela.
"Sayang, aku tidak ingin kau memiliki Selir lagi demi aku," pinta Permaisuri Yux Si.
Yux Si menggeleng-gelengkan kepalanya dalam pelukan Pria tampan di hadapannya saat ini.
"Istriku, aku tidak akan mencari Selir lagi, tapi bagaimana ini semua akan terjadi aku tidak ingin ada yang melukai dan menghinamu karena ini, aku akan memikirkan jalan keluarnya." Raja Zha Wey menyapu lembut rambut wanita di pelukannya.
Yux si tersenyum mendengar ucapan Raja Zha Wey, "semoga aku bisa mengandung anak kita," tuturnya lembut.
Raja Zha Wey mengecup puncak rambut Yux Si dengan sorot mata sedih.
Maaf aku membuat wanita yang sangat penting dalam hidupku ini merasa kecewa, aku berjanji akan mencari jalan keluar mengapa kau tidak bisa mengandung sayang, aku tidak ingin gadis kecil yang menolongku saat dalam masalah waktu kecil dan kini sudah menjadi istriku ini merasa sedih, aku akan berusaha, batin Raja Zha Wey.
***
Di jalan raya yang begitu besar, lebar, dan panjang. Tampak satu buah kereta besar yang dikusir empat kuda dan di belakang kereta diiringi Para prajurit yang masing-masing menunggangi kuda.
Di dalam kereta itu tiga orang duduk di bangku dalamnya. Keadaan hanya hening di dalam kereta.
Fung Li dan Pangeran Huang Li duduk bersampingan dan sedangkan Silli duduk di belakang kedua orang itu dengan wajah tampak berkeringat.
Pangeran Huang Li menengok kesamping menatap wajah Fung Li yang terhalang cadar, hanya sepasang mata tajam dengan bola mata hitam pekat yang terlihat.
"Fung Si," panggil Huang Li dengan pelan.
Tanpa menjawab Fung Li hanya menatap balik Pria yang duduk di sampingnya.
"Saat kita sampai di tempatku, aku akan memperkenalkanmu pada ayah dan ibuku dan memutuskan kapan pertunangan kita," tutur Huang Li tersenyum lembut.
Fung Li menganggukan kepalanya dan menatap lurus kembali tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.
Demi resep pil penyempurnaan dan Tutu, aku harus bisa menerima saat ini, batin Fung Li.
Ketua, aku jadi merasa tidak enak seperti ini, mengapa kau harus mengorbankan dirimu demi penyakit yang ku ..., sela Tutu dalam ruang dimensi.
Cukup diam! tegur Fung Li bertelepati menjawab lontaran Tutu.
"Kau sedang memikirkan apa?" tanya Huang Li. Dia menaikan kedua alisnya mengamati Fung Li sedari tadi.
"Tidak ada," ketus Fung Li menjawab.
Huang Li tersenyum tipis, tiba-tiba ia sedikit menyodongkan kesamping tubuhnya, sebelah lengannya terulur melewati depan Fung Li membuat gadis itu langsung sedikit memundurkan tubuhnya karena pergerakan Pria itu.
Huang Li membuka tirai jendela yang tepat berada di samping Fung Li dengan senyuman tipis.
"Agar udara masuk dan tidak merasa sesak," ucap Huang Li selesai membuka tirai. Kemudian menjauhkan tubuhnya dan duduk seperti semula kembali.
Silli yang melihat dari belakang hanya bisa berdiam menyimak dua orang di depan matanya.
"Mungkin sore kita akan sampai di sana Fung Si, jika kau butuh sesuatu langsung saja katakan padaku," lontar Huang Li tersenyum pada Fung Li.
Fung Li menganggukan kepalanya, "baik" jawabnya singkat.
Pangeran Huang Li tersenyum memandang lurus, "prajurit lebih cepat, aku ingin saat kita sampai di sana berhenti di depan rumah makan termahal dan kita akan bersinggah sebentar, apa kau setuju Fung Si?" tanyanya.
Fung Li hanya menganggukan kepala merespon pertanyaan Huang Li.
Silli menutup rapat bibirnya dengan wajah masam melihat sang junjungan begitu dingin.
Aku penasaran siapakah Pria yang dapat meluluhkan hati dingin Kak Fung Li, sungguh luar biasa orang itu, dengan Pangeran Huang Li yang sudah tampan, hebat, pintar masih saja diacuhkan oleh Kak Fung Li, aku hanya bisa menghela napas melihatnya, batin Silli.
Bersambung ...
Terus baca yah, jgn lupa LKV (Like Komen dan Vote).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
ciru
cakeep
2023-08-03
1
kutus_ herbal
panggilan ya masih fung si 🤭padahal di istana mnt ganti fungli
2022-05-17
0