"KAKAK!!" Seseorang gadis berlari di tengah hamparan rumput taman itu seraya berteriak kencang.
Mendengar teriakan, Fung Li dan Burung Phoenix melirik asal suara dengan wajah seketika terkejut melihat tiga binatang besar mengejar gadis itu.
Pohon-pohon jadi tumbang diterobos oleh Seekor Kucing besar berbulu putih, manik matanya bewarna biru, ekornya sangat besar berkibas menghancurkan pepohonan yang dilewatinya di taman itu.
Bukan hanya itu, di belakang Kucing besar itu juga terdapat Rubah berbulu putih dan lebat berekor sembilan dengan wajah tampak garang.
Burung Phoenix terbang menjauh. Dia terbang mendekati Kedua binatang yang berlari itu mengejar Silli.
"Hmm, berhenti!"
Burung Phoenix terbang menghalangi jalan Kucing dan Rubah besar itu.
Fung Li melompat turun, dia berjalan mendekati Silli yang ketakutan setengah mati melihat dua binatang besar itu.
"Siapa kalian berani membuat adikku takut?" tanya Fung Li dengan tegas dan wajah dinginnya memeluk tubuh Silli.
Kucing dan Rubah tadi langsung duduk di tempat dengan wajah takut dan merasa bersalah.
"Ampun, Saya adalah Ratu Kucing dari semua binatang sprit, maaf ampun atas keterlambatan melayani Sang Ketua," mohon Kucing itu dengan mata cantiknya yang berbinar sedih.
"Salam ketua, saya adalah Rubah yang Para Kultivator rebutkan, tapi saya adalah milik Anda karena telah mencapai tahap akhir kultivasi Master. Harap ketua menerima saya sebagai pelindung Anda," ungkap Rubah putih yang memiliki sembilan ekor itu.
"Mengapa itu bisa terjadi?" Fung Li melepaskan pelukannya pada Silli. Dia melangkah maju kedepan dua Binatang itu yang duduk dengan kepala ditundukan.
Fung Li mengamati Kucing besar dan Rubah putih di depan matanya. Dia berjalan memutari tubuh Kucing itu lalu Rubah.
"Me ... menjawab Ketua Saya terlambat karena takut bertemu Anda," jawab Kucing itu dengan pejaman mata tidak berani melihat reaksi dari Fung Li yang mendengarnya.
Burung Phoenix yang mendengar ucapan Kucing itu tidak kuasa menahan tawa, "hahahaha," tawanya lepas merasa lucu akan yang dikatakan Kucing itu.
Silli melongo melihat Burung cantik itu tertawa lepas, sedangkan Kucing itu hanya menunduk malu.
"Diam Tutu," tegur Fung Li pada Burung Phoenix yang diberinya nama itu.
Burung Phoenix seketika menghentikan tawanya akan teguran Fung Li.
"Takut?" tanya Fung Li berdiri di hadapan Kucing besar itu dengan wajah datarnya.
"Begini karena kau terlambat muncul di depanku saat aku sudah mencapai akhir kultivasi tingkat langit maka aku akan memberikan hukuman padamu," putus Fung Li merasa sedikit marah.
"Baik Ketua, Saya akan menerima hukuman apapun asalkan Anda memaafkan dan menerima Saya menjadi binatang sprit Anda," tegas Kucing putih itu mendongakan kepalanya.
"Hukumannya adalah ikutlah bersamaku pergi kesebuah pesta besar yang diadakan Di Kerajaan Wexi sekarang Juga," ajak Fung Li dengan wajah dingin dan tatapan tajamnya.
Semuanya terkejut mendengar keputusan Fung Li. Mereka merasa itu bukanlah hukuman melainkan keberuntungan bisa ikut bersama Sang Ketua.
"Saya ingin, Saya ingin," jawab Kucing putih dengan mata berbinar senang.
"Silli, Tutu dan kau Rubah Nine tetaplah di ruang dimensi," pinta Fung Li.
"Baik Ketua," jawab serempak Burung Phoenix dan Rubah putih itu.
"Baiklah Kakak, tapi saya cemas jika nanti anda terluka di luar sana, saya ikut yah?" mohon Silli dengan wajah memelas.
"Kau boleh ikut, dan Lili kau tidak perlu cemas, kini saatnya kita kembali, aku tidak sabar bertemu dengan gadis yang telah merusak harga diri Fung Si dipandangan semua orang," ucap Fung Li dengan wajah dinginnya.
Silli menganggukan kepala, "emm." Dia mengangkat sebelah tangan membentuk tinju karena merasa bersemangat.
Malam hari
Bulan penuh bersinar terang di atas langit, ditemani beberapa bintang yang berkelip-kelip memancarkan cahaya kilaunya.
Di Jalan besar yang berada di perkotaan tengah diramaikan oleh Para rakyat memadati jalan besar itu, ada yang berkuda, naik kereta, bertandu dan sebagainya.
Keadaan malam hari itu begitu indah terlihat dari atas, setiap lentera api menerangi sudut tempat sepanjang jalan di kota itu. Toko-toko pinggir jalan ada yang terbuka maupun tutup karena ingin pergi ke pesta topeng di Istana Kerajaan Wexi.
"Perhatian-perhatian, harap semua yang berada di tengah jalan minggir! kereta tamu dari kerajaan lain akan lewat!" teriak Pria dengan tubuh kekar dan pakaian terhormatnya.
Sontak mendengar teriakan itu, orang-orang yang berada di tengah jalan segera menepi kepinggir dan menghentikan aktivitas jalan mereka.
Kereta besar yang begitu mewah lewat dengan cepat, bukan hanya itu di belakang kereta besar terdapat kereta besar lagi sampai kebelakang sepanjang jalan.
Para rakyat jelata yang berada di pinggir berbisik-bisik melihat kereta besar dan mewah lewat.
"Itu pasti Para Pangeran dan Putri yang berada dari Kerajaan lain,"
"Wah, keretanya saja sangat besar," bisik-bisik Para rakyat.
\*\*\*
Di istana Kerajaan Wexi
Dalam aula sangat besar dan luas, dengan tiang-tiang besar yang berada di tengahnya, keadaan dalam tempat itu begitu ramai.
Dalam tempat besar itu begitu indah, kursi dan meja sudah disediakan untuk Para tamu terhormat.
Para orang-orang ternama yang memakai topeng berbagai jenis berkumpul dengan sesama teman. Mereka mengobrol dengan santai membicarakan topik tentang bisnis, kehidupan dan sebagainya.
Beberapa lama kemudian, acara telah dimulai. Semua Tamu terhormat yang baru datang duduk di tempat masing-masing.
Di dudukan besar atas singgasana tampak Pria Paruh baya dengan Pakaian terhormatnya. Terpapang Mahkota besar di atas kepalanya yang mengkilat kuning.
Keadaan hening saat Tuan rumah yang mengadakan Pesta itu berdiri dari dudukannya. Dia tersenyum santai memandang semua orang dari atas yang tidak tampak wajahnya karena memakai topeng.
Para tamu pun berdiri dari dudukannya menyambut acara.
"Salam semua hadirin yang datang keundangan Pesta topeng ini, terimakasih atas kedatangannya," ucap Kaisar tua Wexi pada semua tamunya.
"Silakan duduk, Musisi Kerajaan mainkan musiknya," perintah Kaisar Wexi pada musisi kerajaan untuk segera menuju tengah aula.
Para musisi yang berkalangan Pria semuanya membawa alat musik semacamnya berjalan ketengah aula.
Dari jauh tengah kerumunan seorang gadis cantik dengan memakai topeng putih polos menggendong Kucing putih berbulu lebat dengan sebelah tangan kanannya dan sebelah tangan kirinya sedang memegang gelas kaca yang berisi air sirup. Senyum tipis terukir dibibir cantiknya melihat keadaan ditengah aula.
Alat musik dimainkan dengan nada merdu oleh Para musisi kerajaan. Semua orang menonton permainan musisi itu dengan perasaan damai.
\*\*\*
Di lain tempat
Dekat danau besar yang berada di istana Kerajaan Wexi, tampak dua wanita yang saling mendorong tubuh.
"Kau mati saja!" geram Permaisuri Yux Si mendorong tubuh wanita yang perutnya sedikit membesar.
"Ahh tidak, ini sakit!" jerit wanita itu yang adalah Selir Qian Yu, Selir Raja Zha Wey.
Permaisuri Yux Si terus mendorong wanita itu bahkan dia mengarahkan ujung kakinya dengan sigap menendang perut Selir Qian Yu tanpa ampun
"Akhhh!" Selir Qian Yu memegang perutnya. Tubuhnya termundur kebelakang terus didorong oleh Yux Si.
Sampai mendekati danau besar yang airnya begitu dalam, Selir Qian Yu menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Permaisuri jangan lakukan," larang Qian Yu dengan wajah memelas dan kesakitan.
"Kau berani hamil anak dari suamiku!, asal kau tahu Zha Wey terpaksa melakukan itu!" geram Yux Si menghentikan langkah kakinya di depan Selir Qian Yu.
"Ta ... tapi dia juga suamiku!nterpaksa atau tidak mengapa aku bisa hamil? mungkin kau hanya mengada-ada jika Zha Wey melakukannya dengan paksa dan kau sudah menikah selama setahun belum hamilpun oleh Zha Wey malah aku yang hamil kas ...," balas Selir Qian yu terpotong.
"Ergghhh!" geram Yux Si.
Yux Si langsung mendekat kedepan Selir Qian Yu dan mendorong kuat tubuh wanita itu sampai terjatuh dalam danau dalam tanpa berpikir dua kali.
Byuurrr ...
Selir Qian Yu jatuh dalam air danau yang sangat dalam. Dia tenggelam dan berusaha memunculkan dirinya di permukaan air. Akan tetapi nasib tidak berbaik padanya hingga dia kesusahan karena tidak bisa berenang.
Yux si langsung pergi dengan cepat dari situ.
"Emmhh, tolongg!" teriak Selir Qian yu berusaha bertahan memunculkan kepalanya kepermukaan air.
\*\*\*
Dalam Aula
Keadaan hening saat masuk acara pemilihan pasangan untuk Para Pangeran yang berdatangan.
"Kini giliranku, hormat Kaisar Wexi"ucap Pria tampan berdiri dari dudukan hormatnya.
"Silakan Pangeran Huang Li," balas Kaisar Wexi melempar senyum.
Pangeran Huang Li tersenyum lembut begitu melelehkan Para gadis yang melihatnya.
"Pangeran Huang Li sangat tampan," lontar Putri Sian yang duduk didudukan terhormatnya.
"Adikku, terus saja goda," oceh Raja Zha Wey yang duduk di sebelah dudukan Pangeran Xu kang.
"Hehehe, Kakak tau saja," cengiran Putri Sian.
Pangeran Huang Li tersenyum lembut melirik Putri Sian yang duduk secara berlawanan jauh darinya.
"Maafkan aku, aku akan melihat Para gadis kalangan biasa." Pangeran Huang Li berjalan menuju kerumunan Para gadis bangsawan ataupun biasa.
"Yah," keluh Putri Sian memayunkan bibirnya mendengar perkataan Pangeran Huang Li.
Para Pangeran jadi heran akan ucapan Pangeran dari Kekaisaran Li itu.
Fung Li yang sedari tadi berdiri sambil asiknya mengelus-elus lembut bulu kucing di gendongannya jadi terkejut saat menengok keatas melihat pengantungan lentera besar.
Lentera yang Menerangi tempat aula itu sedikit bergoyang menandakan sesuatu.
Di tempat duduk Para terhormat, Raja Zha Wey tiba-tiba berdiri menerima laporan melewati telepati dari Pengawal pribadinya.
Fung Li membungkuk meletakan kucing di gendongannya di lantai. Dia berdiri dengan tatapan tajam melirik pengantungan lentera ingin terjatuh.
Fung Li tiba-tiba berlari mendekati Pangeran Huang Li yang berjalan pelan membuat semua orang heran dan terkejut melihat Fung Li.
Saat di hadapan Pangeran Huang Li. Fung Li menarik tangan Pria itu dan membawanya berlari menjauh.
Raja Zha Wey yang ingin berlari meninggalkan aula jadi berhenti tiba-tiba melihat apa yang terjadi di depan matanya.
Fung Li melepaskan pegangan tangannya. Dia dengan sigap berputar membalikan tubuh dengan langsung mengarahkan tangannya pada pengantungan lentera yang ingin terjatuh.
Semua orang melebarkan mata dan mulut mereka dari balik topeng melihat sesuatu menyilaukan mata mereka.
Pengantungan lentera tadi jadi terjatuh. Namun tidak dengan kasar menghentakan lantai karena ditahan oleh Fung Li menggunakan kekuatan Qi-nya (dalamnya).
Pangeran Huang Li langsung menarik tubuh Fung Li dan membaliknya menghadapnya.
"Fung Si," sebut Pangeran Huang Li langsung melepaskan topeng yang dipakainya.
Raja Zha Wey seketika terkejut mendengar sebutan nama yang keluar dari bibir Pangeran Huang Li bertambah melihat gadis yang berada di hadapan Pangeran itu.
Fung Li terkejut menyentuh wajahnya baru menyadari topeng yang dipakainya terlepas saat berputar tadi.
Semua Tamu terhormat yang awalnya duduk langsung berdiri melihat Sosok rupa gadis yang menahan tarjatuhnya pengantungan lentera mengenai Pangeran Huang Li.
*Bersambung*...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
ciru
cakeep
2023-08-03
0
Putri Arista
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻😀👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻😀
2022-03-30
1