"Fung Si!" Yux Si berlari dengan wajah cemas diikuti beberapa Kakak lelakinya di belakang.
Sontak Putra mahkota Xu Kang, Pangeran Hang Kang, Pangeran Huang Li, Putri Sian, Putri Xi Lusi melirik asal suara.
Yux Si menyela tiga Pria yang berdiri di hadapan Fung Li, dia menatap gadis yang memakai topeng dengan menggendong kucing putih.
"Adikku, kau baik-baik saja? kau telah selamat syukurlah." Yux Si langsung ingin memeluk tubuh Fung Li dengan air mata mengalir.
"Kakak, aku baik-baik saja," balas Fung Li yang memeluk lebih dulu tubuh wanita di hadapannya dengan wajah sedih.
Cih, aku harus berakting seperti Fung Si sungguhan, aku akan mengikuti permainanmu kali ini, batin Fung Li.
"Adikku, kakak sangat merindukanmu dan kau baik-baik saja sekarang, hikss hikss," isak tangis Yux Si dengan air mata pura-puranya.
"Ingat adik, kali ini aku akan menbunuhmu lebih ganas dari sebelumnya, kupikir kau telah mati tapi masih hidup setelah kubuang dalam jurang, serahkan saja dirimu lebih dulu," bisiknya dengan senyuman licik di telinga Fung Li lalu melepaskan pelukannya.
Fung Li seketika menundukan kepalanya dengan wajah seperti orang ketakutan. Dia tiba-tiba berbalik dan berlari pergi membawa kucing di gendongannya.
Huang Li pun menyusul kepergiaan Fung Li dengan wajah heran.
Tiba-tiba keluar Raja Zha Wey dari dalam ruangan itu dengan wajah kecewa.
"Anakku telah tiada," gumamnya terdengar sedih.
"Suamiku," panggil Yux Si. Kemudian mendekati Raja Zha Wey dan berhambur kepelukan Pria itu.
"Hikss ... hikss, sayang aku sangat bersyukur adikku telah kembali dengan selamat tapi ... tapi dia tampak aneh," lirih Yux Si mengeratkan pelukannya
"Itu tidak penting, sekarang kita kehilangan calon bayi yang kau inginkan Yux Si, Selir Qian Yu mengalami keguguran dan tidak akan bisa membuat keturunan lagi, apa yang harus kulakukan setelah selir satunya sekarang selir kedua? mengapa aku tidak bisa mempunyai anak? dan kau ju ...," keluh Raja Zha Wey terpotong.
"Zha Wey aku juga tidak tahu mengapa aku tidak bisa mengandung?" bisik Yux Si menatap wajah Pria yang dipeluknya saat ini.
"Maaf, aku seharusnya mengerti dirimu." Zha Wey menyapu lembut kepala rambut Yux Si.
"Kakak ipar, maaf menyela maafkan atas yang terjadi di aula atas sikap adik terakhir Fung si yang berkata tidak pantas," sela Tuan muda Luw Si dengan sopan berdiri di samping Para adiknya yang lain.
"Kau juga kena sihir apa Tuan Luw Si sama halnya dengan Pangeran Huang Li mengapa rela meminta maaf dan membela gadis bodoh dan jelek itu?" sindir Raja Zha wey. Lalu melepaskan pelukannya.
Yux Si melirik Kakak tertuanya lalu mencari keberadaan Pangeran Huang Li dengan menatap kesekitar.
"Memangnya ada apa dengan Pangeran Huang Li sayang?" tanya Yux Si heran melihat raut wajah Putri sian sedari hanya diam dengan wajah ditekuk.
"Kau tau dia memutuskan Fung Zi menjadi permaisurinya, padahal banyak gadis lebih cantik dan pintar di luar sana, apalagi di kekaisarannya, Fung Si lebih buruk dari seorang pelayan sekalipun! melihat wajahnya saja rasanya aku akan muntah!" Zha Wey melirik Para Tuan muda beserta Pangeran yang adalah adiknya.
"Yang Mulia Raja, apa seperti itukah pendapat Anda tentang adikku, pernahkah kalian memikirkan perasaannya saat dia mendengar hinaan ini?" tanya Tuan muda Fei Si membuka suara.
Zha Wey sedikit terkejut mendengar lontaran pemuda itu.
Paakkk!
Tamparan keras mengenai sebelah pipi Tuan Fei Si.
"Kau berani membalas perkataan baginda Raja? Adik sebelum berkata ingatlah derajat kita dulu," tegur Tuan Jun Si. Tuan muda kedua yang menampar pipi adik kandung terakhirnya itu.
Tuan Fei Si memegang sebelah pipinya dengan bola mata berkaca-kaca menatap semua Kakaknya yang menatapnya dengan wajah marah, tiba-tiba dia membalikan tubuh dan berlari pergi.
Semua Tuan muda membungkukan badan dan meminta maaf pada Raja Zha Wey.
"Aku penasaran siapa penyebab keguguran Selir Qian Yu, berani sekali dia, saat aku menemukan orang itu aku akan menyuruh seseorang untuk memperkosa dan membunuhnya," ancam Raja Zha Wey dengan mata tajam menatap lurus.
Yux Si menelan ludahnya dengan susah payah mendengar ucapan Zha Wey. Aku harus melakukan sesuatu sekali tembak dua sekaligus, batinnya.
***
Di jalan istana, tampak dua orang berlawanan jenis sedang berjalan pelan sambil melihat kesekitar.
"Fung Si, dari kecil kau tidak bisa berkultivasikan? itulah aku sibuk mempelajari ilmu pil serbaguna dari guruku dan aku berhasil membuat satu dalam waktu selama setahun ini itupun hanya untukmu." Pangeran Huang Li melirik Fung Li yang hanya berjalan tegak sambil mengusap seekor kucing putih.
"...." Hening Fung Li hanya berdiam bagai patung tak bersuara menyimak perkataan Pria yang terus mengikutinya.
Pangeran Huang Li tersenyum merasa tidak ada jawaban dari gadis yang ia bawa bicara sedari tadi. Tiba-tiba dia menghentikan langkah kakinya dan meluruskan sebelah tangannya.
"Pil serbaguna"gumam Huang Li. Dia mengeluarkan sesuatu dari telapak tangannya yang diluruskannya.
Whussssh ...
Suara sebuah benda muncul di atas telapak tangan Pria itu.
Fung Li seketika membalikan tubuhnya melihat sebuah pil di telapak tangan Pria yang mengikutinya itu.
Huang Li tersenyum lebar berjalan kehadapan Fung Li dan memperlihatkan pil di telapak tangannya itu dengan senyuman hangat, "ambillah untukmu," lontarnya dengan lembut.
Fung Li menaikan sebelah alisnya memandang pil berbentuk bulat bewarna merah menyala dengan wajah berpikir.
Jika aku menerimanya Pria ini pasti berpikir aku menerima keinginan menjadi istrinya dan jika menolak dia pasti berpikir aku bukanlah Fung Si yang sebenarnya, batin Fung Li.
"Pangeran aku tidak memerlukan hal itu, berikan saja pada orang yang membutuhkannya." Fung Li menolak langsung lalu membalikan tubuh dan melanjutkan jalannya kembali.
"Tapi ... kau yang juga membutuhkannya Fung Si." Huang Li kembali mengejar Fung Li.
Fung Li hanya berdiam sambil berjalan melirik kesekitar jalan istana.
"Kumohon berhenti! aku ingin menanyakan ini padamu," lontar Huang Li. Pria mencoba menghalang jalan Fung Li.
Fung Li seketika menghentikan langkah kakinya menatap Pria di hadapannya yang memasang wajah memelas.
"Apa kau menerima lamaranku?" tanya Huang Li merubah raut wajahnya begitu serius menatap dalam manik mata Fung Li.
Fung Li menajamkan matanya dengan wajah berpikir. Pria ini sebenarnya luar biasa dia bisa membuat pil luar biasa dan juga terkenal dalam dunia pengobatan kultivasi aku bisa menggantungkan namaku agar tidak ada yang menganggu untuk sementara, batinnya.
"Aku akan memikirkannya, besok," tutur Fung Li. Setelah memutuskan itu dia bergegas langsung berjalan melewati Huang Li dengan wajah datar.
Huang Li tersenyum senang memegang depan dadanya, "Aku akan menemuimu besok langsung di Kediaman ayahmu," ucapnya yang terdengar di telinga Fung Li.
Misiku kali ini adalah membuat para mulut ember tidak bisa lagi berkata, tunggu saja orang-orang yang enaknya suka merendahkan pemilik tubuh ini akan aku potong lidah, sayat bibirnya dan tusukan mulutnya dengan pisau, batin Fung Li dengan gertakan gigi.
***
Hari semakin malam, Fung Li akhirnya kembali dengan Para saudara tirinya dalam sebuah kereta besar.
Keadaan hening dan sunyi dalam kereta maupun luar sepanjang jalan.
Fung Li duduk di bangku paling belakang bersama Silli dengan wajah datar dibalik topeng yang dipakainya.
"Apa Kakak yakin kembali dengan mereka?" tanya Silli berbisik menghadap Fung Li.
"Hmmm," dehem Fung Li tanpa melirik Silli.
Di dudukan paling depan, Tuan Luw Si sekilas melirik kebelakang melihat Fung Li yang asiknya menundukan kepala menyapu-nyapu bulu kucing putih di pangkuannya.
"Adik terakhir, dimana kau mendapat kucing itu? setahuku di Kota-kota Kekaisaran ini jarang menemukan sejenis kucing," tanya Luw Si pada Fung Li.
Mendengar itu, Tuan muda lainnya melirik kebelakang ikut memandang Fung Li yang terus memakai topeng. Mereka agak masih terkejut dengan kemunculan sosok gadis yang mereka kira tidak akan kembali lagi selamanya atau sudah di alam lain.
"Untuk apa kau menanyaiku? kau bukan siapa-siapaku," jawab Fung Li dengan wajah datarnya.
"Ck, coba buka topengmu Fung Si kau terus memakai topeng apa itu memang bukan kau? hahaha," tanya Jun Si diiringi tawa pelan.
"Apa kalian ingin melihat wajah burukku? bukankah kalian akan muntah jika melihatnya?" tanya Fung Li dengan blak-blakan.
Para tuan muda atau saudara tiri Fung Li itu seketika mengalihkan pandangan mereka dari Fung Li dan menatap kelain. Mereka merasa begitu heran dengan balasan ucapan yang dilontarkan Fung Li tanpa merasa takut tidak seperti dulu jika bicara saja sangat lamban dan kecil saking takutnya.
Silli menutup rapat bibirnya melirik gadis di sampingnya lalu memandang kedepan melihat Para Tuan muda yang memalingkan wajah.
Kalian pasti akan menyesal nantinya jika melihat wajah asli Kakak Fung Li, dia sangat sangat sangat cantik dan juga pintar, huh, batin Silli merasa kesal.
Keadaan kembali hening sepanjang jalan dalam kereta itu, mereka sibuknya dengan pikiran sendiri.
***
Beberapa lama kemudian kereta itu sampai di depan sebuah bangunan besar dengan pagar batu bata yang menjulang sebatas leher.
Orang dalam kereta turun secara bergantian lalu saat terakhir Fung Li yang sudah turun dan ingin masuk dalam kediaman tiba-tiba dihentikan dengan suara berat dari seorang Pria yang berjalan mendekati gerbang.
"Berhenti semuanya," pinta Pria dengan jubah terhormatnya melangkah kedepan kumpulan pemuda yang baru memasuki kediaman itu.
Seketika Para pemuda itu berhenti melangkahkan kaki melihat sosok Pria di hadapan mereka.
Fung Li ikut menghentikan langkah kakinya beserta Silli yang berdiri di samping junjungannya itu.
"Kalian minggir semuanya, aku menerima laporan jika Fung Si masih hidup dan datang kepesta topeng membuat suasana kacau apa itu benar?" tanya Pria paruh baya itu yang adalah Jenderal Si Nian.
Para Tuan muda meminggirkan tubuh mereka dan memperlihatkan sosok dua gadis yang berdiri tegak.
Fung Li tersenyum tipis melangkahkan kakinya maju kedepan Pria paruh baya itu yang memasang wajah terkejut.
"Ayah," panggil Fung Li tersenyum tipis di balik topengnya.
Aku akan bertahan dalam drama ini sampai menunggu akhir puncak permainan Yux Si lalu pergi jauh, batin Fung Li.
Jenderal Si Nian memegang dadanya dengan wajah terkejut memandang gadis di hadapannya yang memakai topeng.
"Ayah jangan marah, itu bagus adik kembali bahkan Pangeran Huang Li dari Kekaisaran Li mencalonkan adik menjadi istrinya bukankah ini lebih bagus dibanding Yux Si," lontar Tuan muda Jun Si, Tuan muda kedua.
"Marga keluarga kita akan harum dikenal dan ditakuti di Kekaisaran Li ayah!" ucap Tuan muda lainnya dengan wajah senang.
Jenderal Si Nian bertambah terkejut mendengar lontaran dari Putranya.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
ciru
cakeep
2023-08-03
1
kutus_ herbal
ah ak jd ga suka karakter fungsi yg ini, knp jd ngikutin drama sih. ak lbh sk karakter awal di bab 4 yg menakutkan...
dr awal udh brubah ga usah drama kan hbs diasingkan jd y otomatis org bs brubah...jd lah fungli yg di masa depan
2022-05-17
1