Saat ingin mengenai pipi yang penuh luka di wajah Fung Si, tiba-tiba tampak tangan menahan pergelangan tangan Pria paruh baya yang menyandang gelar Kaisar itu.
"Ayah ... kau tidak pantas menampar wajah menjijikan gadis ini, biarkan aku yang memberi pelajaran pada gadis bodoh ini!" sela orang yang berada di samping Fung Si.
Mendengar ucapan itu, semua kembali membuka mata dan melihat apa yang terjadi.
"Kau lagi, kau masih saja mengikutiku, siapa kau hah?!" bentak Fung Si yang memasang wajah dingin menatap wajah Pria di sampingnya.
"Kakak Wey Wey!" teriak Putri Sian adik Raja Zha wey. Gadis itu langsung berhambur mendekati Raja Zha Wey sang Kakak dan sigap memeluk tubuh Pria itu.
Raja Zha Wey menurunkan tangannya yang menahan tangan ayahnya, dia membalas pelukan sang adik perempuannya.
Fung Si jadi berpikir sejenak melihat apa yang terjadi di depan matanya.
Putri Sian melepaskan pelukan pada Kakaknya lalu beralih menghadap Fung Si dan langsung ingin mendorong tubuh Fung Si sampai terhuyung kebelakang.
"Kau gadis jelek dan murahan, berani sekali kau membentak Kakakku sangat tidak pantas menjadi Permaisurinya!" geram Putri Sian.
Tubuh Fung Si jadi sedikit termundur kebelakang. Dia tidak menduga bahwa lelaki yang mengikutinya sedari tadi adalah Raja Zha Wey calon suami pemilik tubuh yang dia tepati. Mungkin beberapa jam lagi sudah akan menjadi suami sahnya.
Tiba-tiba,
Paakkk!
Tamparan keras mengenai pipi mulus Putri Sian secara tidak terduga.
Semua orang dalam aula itu terkejut mendengar suara itu dan melihat kearah suara.
"Jangan berani berbuat sesukanya terhadapku, dengarkan baik-baik aku tidak ingin menikah pada siapapun, bukankah kalian bilang aku jelek dan tidak pantas? jadi untuk apa menikahkanku pada orang seperti dia!" Fung Si menunjuk langsung Raja Zha Wey yang tampak sangat marah.
Putri Sian menangis sesegukan sambil menghapus air mata dan mengusap-usap pipinya yang memerah.
Kaisar Wexi yang sedari tadi berdiam tidak bisa menahan amarahnya lagi.
"Prajurit! bawa gadis ini kepengasingan yang jauh di dalam hutan kematian. Mulai sekarang dia diasingkan selama setahun atas hukuman penghinaan pada Putri Sian maupaun Raja Zha Wey!" perintah Kaisar Wexi dengan suara meninggi yang terdengar menggema dalam aula itu.
Fung Si hanya memasang wajah santai tanpa takut ataupun terkejut mendengar ucapan Kaisar sombong itu. Itu lebih bagus dibanding aku menikah dengan lelaki songong itu batinnya.
Dengan gerak cepat, lima Prajurit datang dan langsung melaksanakan perintah Sang Kaisar mereka mencekal kedua tangan Fung Si dan membawanya pergi.
"Lalu pernikahan kami ayah?" tanya Raja Zha wey membuka suara. Dia menatap ayahnya yang tampak masih marah.
Kaisar Wexi melirik putranya yang mengajukan pertanyaan padanya, "batalkan saja," jawabnya dengan suara parau akibat berteriak sedari tadi karena Fung Si.
Semua orang terkejut mendengar pernikahan dibatalkan termasuk Raja Zha Wey itu sendiri namun dia juga merasa senang dan tersenyum dalam hati.
Jika begitu aku ada kesempatan menikah dengan Yux Si, nanti aku akan meminta persetujuan pada ayah dan ibu, batin Raja Zha Wey.
"Wexi, mari kita bicara dalam kamar." Permaisuri Zhao Musi turun dari atas singgasana dengan cepat dan saat mendekati suaminya dia langsung menarik tangannya berjalan keluar dari aula.
Keadaan hening, semua orang asik berpikir mengenai gadis jelek yang mereka anggap penakut kini sangat berani tadi, membungkam diri mereka.
"Mengapa sikap gadis itu sangat tidak sopan tadi?" tanya Pangeran Xu Kang dengan alis berkerut.
"Lagi pula tidak ada yang pernah memikirkan kaka Xi Zhu ku," sambung Putri Xi Lusi adiknya Pangeran Xi Zhu anak dari Selir kedua yaitu Xi Mian. Gadis muda itu berdiri dan melangkahkan kakinya dengan jalan menghentak-hentak kasar.
"Tunggu Xi Lusi, aku telah menemukan di mana Xi Zhu tinggal," sela Raja Zha Wey menghalang jalan Putri Xi Lusi yang ingin melewatinya.
"Di mana Kakak tertua?" tanya Putri Xi Lusi seketika tersenyum.
Raja Zha Wey tersenyum membisikan sesuatu di telinga adik tirinya itu.
"Kakak, mengapa mengabaikanku? Ayo kita pergi melihat gadis yang telah berani menamparku itu, lihat saja dia akan malu sendiri," kesal Putri sian yang muncul disamping Raja Zha wey. Dia menggandeng tangan kakanya itu dengan manja.
"Baiklah, terimakasih kakak tampan," puji Putri Xi Lusi langsung melesat pergi menggunakan kekuatan dalamnya.
"Baik kita pergi," ajak Raja Zha Wey pada Sian adik kandungnya.
***
Di depan gerbang besar Kerajaan Wexi itu, Para penghuni kerajaan mengumpul berkerumunan melihat sosok gadis yang berada di atas kuda bersama seorang Pria di belakangnya dalam satu kuda.
Gadis itu dililit banyak tali disekitar tubuhnya, wajah gadis itu hanya tampak biasa diperhatikan dan dilihat oleh orang-orang dengan tatapan benci.
Tidak jauh datang dua orang berpakaian mewah dan bagusnya mendekati gadis yang jadi pusat perhatian berada di atas kuda itu.
"Hahahaha," tawanya dengan keras sembari berjalan.
Sontak mendengar tawa itu semuanya jadi heran.
"Cepat pergi, aku sungguh muak melihat wajah jeleknya," ejek Raja Zha Wey melempar senyum sinis pada Fung Si.
Fung Si hanya terdiam dengan tatapan lurus dan dinginnya. Dia juga sudah muak akan Pria sombong itu.
Ketua Prajurit yang berada di belakang Fung Si langsung menarik tali dan memacu kuda itu.
"Lemah." Hanya satu kata itu dikeluarkan oleh Fung si lagi seakan membuat Raja Zha Wey marah ditempat.
"Sialan!" teriaknya dengan keras melihat kepergian Fung Si yang sudah menjauh.
"Kakak-kakak, kau jadi tidak menikahkan dengan gadis bodoh itu?," tanya Putri Sian menaikan satu alisnya menatap wajah Raja Zha Wey yang sedang memandang kepergian Fung Si.
Mendengar pertanyaan Putri itu, orang-orang di sekitar yang masih belum beranjak dari tempat terkejut.
"Benar," jawab Zha Wey singkat menatap wajah adiknya.
Bertambah lagi mendengar jawaban Raja Zha Wey yang membenarkan tidak akan menikah, itu seakan jadi topik perbincangan bagus yang akan segera terjadi.
"Yey itu lebih bagus biar kakak Yux Si yang menjadi Permaisuri kakak, Kakak Yux Si sungguh tidak ada bandingannya apalagi dengan gadis itu Kak Yux Si lebih hebat," puji Putri Sian tersenyum senang.
Raja Zha Wey tersenyum tipis, dia membalikan tubuhnya kembali dan berjalan pergi.
"Menikah dengan Putri Yux Si?" tanya salah satu Kasim pada temannya yang adalah seorang Prajurit.
"Itu lebih bagus, Putri Yux Si tidak sebodoh dan sejelek Putri Fung Si, meski Putri Kedua Putri itu memang keturunan anak Jenderal tapi Putri Yux Si lebih pantas. Dia sangat cantik, pintar beladiri dan bahkan dia sudah di tahap tingkat kultivasi akhir bumi, apalagi yang kurang?" tanya Prajurit itu menjawab pertanyaan temannya.
"Benar-benar," saut lainnya membenarkan.
Topik pernikahan yang dibatalkan, Fung Si diasingkan bahkan rumor tentang peralihan nikah pada Putri Yux Si kini jadi perbincangan hangat oleh di mulut Para rakyat.
Begitu cepat bagai angin yang berhembus dan lewat sesekali topik itu sudah menyebar dari mulut kemulut dan disaring melalui telinga. Kemudian diucapkan lagi dari mulut tidak lupa ditambahkan bumbu palsu, cabe pedas, sehingga topik tadinya itu menciptakan topik lain yang sangat berbeda dengan aslinya.
***
Kediaman Jenderal Si
Tempat yang besar memiliki bangunan kamar yang berbeda-beda, tempat ini di mana sosok gadis yang malang yang raganya digantikan itu tinggal.
Keadaan begitu ramai di Kediaman itu mempersiapkan pernikahan Sang Putri terakhir yaitu Fung Si yang mereka belum ketahui berita dibatalkannya pernikahan.
Dalam ruang rapat, duduk sosok Pria tubuh tegap berkumis dengan wajah sudah sedikit menua.
Pria paruh baya itu duduk di kursi tengah, dan kursi di samping kanan dan kirinya terdapat Putra-putranya yang juga berduduk.
Mereka asiknya berbincang pembicarakan tentang urusan politik pasukan.
"Ayah, di Pegunungan Feng Yi terjadi penyerangan terhadap kelompok Klan di situ, perbatuan tambang mereka dia ambil ahli oleh Pasukan gelap yang kata orang-orang pasukan misterius, apa ayah tahu dan pernah melihat pasukan itu?" tanya Tuan Jun Si pada ayahnya yang sudah memasang wajah berpikir.
"Dulu selama ayah masih seorang Prajurit memang ada sejenis pasukan yang jarang sekali terlihat ataupun menonjol di muka umum tapi sesekali dia menunjukan maka itu artinya kerusakan besar akan terjadi," jawab Jenderal Si Nian sembari memainkan kumisnya.
"Lalu apa nama pasukan dulu itu ayah?" tanya Tuan muda Yang Si dan Tuan muda Lung Si secara bersamaan.
Dua pemuda yang bertanya secara kompak itu jadi saling melirik kedepan menatap sesama mereka.
"Jika tidak salah namanya Pasukan topen ...," jawab Jenderal Si Nian terpotong.
"Gawat-gawat," sela seorang Prajurit. Dia berlari tergesa-gesa mendekati dudukan Para Tuan muda itu.
Empat Pria yang duduk di kursi jadi heran melihat tingkah Prajurit itu nampak panik dan heboh.
Prajurit itu langsung bersujud di lantai di depan keempat Pria itu.
"Salam sejahtera pada Jenderal terhormat dan Tuan muda sekalian ... hoss," ucapnya dengan napas terengah-engah.
"Ada apa kau tampak panik seperti itu?" Jenderal Si Nian menaikan kedua alisnya sembari memainkan kumis.
Prajurit itu menarik napas dalam-dalam lalu, "i ... itu pernikahan dibatalkan," jawabnya terbata-bata.
"Pernikahan siapa yang kau maksud?" tanya dua orang baru masuk dalam ruangan. Mereka berjalan mendekati tempat duduk.
"Kakak tertua Luw Si." Tuan muda Lung Si langsung berdiri dari dudukannya.
"Ayah aku sudah pulang setelah bertapa selama setahun, nanti giliran Yux Si lagi," ucap Tuan muda Luw Si tersenyum melirik sosok Pria paruh baya yang berduduk.
"Iya kakak," jawab Yux si yang berdiri di samping Luw Si tersenyum merekah.
"Yang mulia pernikahan Putri Fung Si dengan Raja Zha Wey dibatalkan sendiri oleh Kaisar terhormat Wexi atas permintaan Putri Fung Si sendiri yang datang tidak sopan masuk dalam ruang perbincangan keluarga," ucap Prajurit itu tidak tahan lagi.
"Apaaa?" kaget semua orang yang berada di situ mendengar ucapan Prajurit yang bersujud di lantai itu.
"Benar, sekarang Putri Fung Si jadi topik pembicaraan oleh Para rakyat. Kata orang-orang dia datang keistana besar Kerajaan Wexi sendiri dan marah-marah pada Kaisar Wexi karena pernikahannya dibatalkan, Putri Fung Si juga kena tamparan oleh Putri Sian adik Raja Zha Wey karena menghina Sang kakak dan lebih parahnya sekarang Putri Fung Si mendapat hukuman di asingkan selama setahun," ungkap Prajurit itu dengan jujur mendengar apa yang dikatakan oleh orang-orang.
Bertambah mendengar hukuman pengasingan, Tuan muda yang adalah kakak tiri dari Putri Fung Si seketika berdiri termasuk Sang Ayah.
"Anak bodoh itu!" Jenderal Si Nian menggertakan giginya merasa geram.
Yux Si terkejut baru mengetahui bahwa adik yang dia bunuh malam tadi ternyata masih hidup. Namun dia merasa senang gadis itu mendapat hukuman tapi dia juga kecewa gadis itu belum mati.
Jenderal Si Nian membalikan tubuhnya, dia memegang kursi kayu yang jadi tempatnya duduk tadi lalu mengangkat dan membantingnya kedinding.
Braakkk!
Kursi itu dilayangkan membentur dinding dalam ruang itu hingga hancur lebur di lantai.
Semuanya terkejut mendengar suara hancurnya kursi itu.
Kukira aku kembali adik kecil itu sudah berubah namun dia malah menambah masalah, batin Luw Si.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
ciru
cakeep
2023-08-03
0