Chapter 19. Rival

****

Terlihat beberapa mobil mewah berjejer rapi di salah satu parkiran Hotel Grand Canyon, malam ini tampaknya akan ada acara yang di adakan di hotel itu. Dekorasi nan apik yang begitu megah, memanjakan mata bagi yang melihatnya.

Di tengah pintu terpasang red carpet yang memanjang hingga ke ambang pintu masuk. Hiasan bunga mawar berwarna ungu menyiratkan kemewahan dan keagungan, telah terpajang sangat rapi di bagian sisi kanan dan kiri karpet.

Tampak beberapa wartawan memenuhi area depan pintu hotel, sepertinya acara akan di hadiri beberapa artis dan pengusaha ternama di tanah air. Tak lupa kamera sudah di siapkan oleh mereka.

Beberapa petinggi sudah memasuki Ballroom Hotel. Tak lupa kamera flash light bercahaya memenuhi area depan pintu.

Suasana tampak riuh, saat mobil mewah dengan eksterior modis dan elegan berhenti tepat di pintu masuk.

Pintu mobil pun terbuka, tampak seorang pria dan wanita keluar dari dalam mobil.

Pria itu adalah Arnold Fabrizio Kardo, salah satu pengusaha ternama yang melejit namanya sejak 3 tahun belakang. Penampilannya begitu mewah dan modis. Di sampingnya, Rissa sedang bergelayut manja menggandeng tangan sang kekasih. Dia mengenakan pakaian sexy yang mengekspos lekukan tubuh. Rissa berjalan melengak-lengokkan tubuhnya.

Kamera Flash Light di arahkan pada 2 manusia yang baru saja memasuki area pintu masuk, mereka berjalan pelan ke dalam Ballroom. Rissa memberikan senyuman terbaiknya. Berusaha mencari muka di awak media, agar citranya tidak buruk. Pasalnya sebentar lagi dia akan menjadi Nyonya Kardo. Breslin tangan kanan Arnold melewati pintu masuk khusus, dia tahu diri. Dia hanyalah bawahan Arnold.

5 menit kemudian.

Terlihat satu mobil mewah lagi memasuki pelataran hotel.

Wartawan memusatkan perhatian, kembali mereka bersiap ingin memotret siapakah yang berada di dalam mobil.

Terlihat 2 pria tampan keluar dari dalam mobil dialah pengusaha yang baru melejit kurang lebih 1 tahun belakang dialah Leon Andersean dan Lexi tangan kanannya.

Busana yang di kenakan 2 pria itu sangatlah mewah. Setelan jas berwarna hitam senada dengan sepatu pantofel yang mereka kenakan. Lengan kekar dan kokoh membuat penampilan mereka semakin sempurna. Sorot mata tajam Leon membius kaum hawa, rahang wajah kokoh yang di tumbuhi bulu-bulu halus serta hidung yang mancung, menjadi daya tarik tersendiri.

Mereka berjalan beriringan. Secepat kilat Lexi meminta kode untuk tidak memotret Leon. Wartawan pun menuruti permintaan pengusaha ternama nomor 2 saat ini di Indonesia.

Lexi mendekat ke arah Leon.

"Tuan, sepertinya tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan?"

Leon hanya menganggukkan kepala, mereka pun berjalan memasuki Ballroom.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sesampainya di dalam Leon disambut oleh si pemilik acara.

"Selamat datang, Tuan Andersean," ujar pria bertubuh tambun yang berusia sekitar 41 tahun, dia tersenyum dan berjabatan tangan dengan Leon dan Lexi.

Leon menganggukkan kepala.

Lexi tersenyum. "Terimakasih atas undangannya pak," ucap Lexi sebagai juru bicara. Para pengusaha sudah tahu watak dari Leon Andersean, mereka tidak heran lagi.

"Tuan Andersean mari kita bergabung di ruangan VIP."

"Baik," ujar Leon sembari mengikuti langkah kaki si pemilik acara. Lexi pun mengikuti langkah kaki Leon di belakang sambil matanya melirik ke setiap sudut ruangan.

Ruangan VIP.

Ruangan sudah di penuhi beberapa tamu penting. Tampak mereka sedang berbicara tentang masalah pekerjaan ataupun bergosip ria. Minuman champagne dan makanan tersedia di atas meja kaca yang bulat.

Leon duduk tepat di depan musuhnya, siapa lagi kalau bukan Arnold. Dia sengaja!

Sedari tadi ekor mata Arnold memperhatikan Leon yang baru saja memasuki ruangan bersama Lexi.

Leon tak mengubris tatapan dari Arnold. Wajahnya datar tanpa ekspresi. Lain halnya dengan Lexi, dia menahan amarahnya mengingat perbuatan keji Arnold yang di lakukan kepada Lunna. Tapi dia bersikap profesional, Lexi berdiri tepat di belakang Leon seperti patung.

Ting.. Ting.. Ting.

Suara dentingan gelas.

"Attention please!" ujar pria bertubuh tambun.

Seketika para tamu undangan memusatkan perhatian.

"Terimakasih karna sudah hadir di acara yang saya selenggarakan. Nikmatilah makanan dan minuman yang tersedia. Jika lapar tambahlah lagi," ujarnya sambil terkekeh pelan.

"Terimakasih kembali Pak Toni, ini sudah banyak sekali. Perut ku nanti kembung." Salah satu tamu terkekeh pelan.

Beberapa tamu undangan pun ikut terkekeh mendengar guyonan tersebut. Mereka kembali meneruskan aktivitasnya yang tertunda .

Lexi menawarkan minuman anggur kepada Leon. Leon pun menerima dan meminum hingga tandas.

Sedari tadi Arnold tak melepas pandangan pada Leon.

"Sayang!" panggil Rissa yang berada di samping. Tampaknya Rissa sudah selesai bergosip dengan teman sosialita yang menjadi tamu undangan juga.

"Iya sayang." Arnold menoleh ke arah Rissa.

"Jangan anggurin aku donk!" Rissa berdecak kesal.

"Ngak kok sayang." Arnold mengecup sesaat bibir Rissa.

"Menjijikan!" Celetuk Lexi yang melihat interaksi kedua manusia yang berada di hadapannya.

"Apa kata mu?" Arnold bereaksi terhadap perkataan Lexi. Rissa yang melihat suasana tak nyaman segera berlalu pergi ke tempat teman sosialitanya berada tadi.

Lexi menatap tajam Arnold seraya tersenyum sinis.

"Tuan Andersean sepertinya kau harus mengajari bawahan mu untuk beretika." Arnold menatap tajam Leon.

Leon tampak tenang, dia mengacuhkan perkataan Arnold. Dia memalingkan wajahnya ke arah lain.

Lexi terkekeh pelan melihat Leon mengacuhkan Arnold.

"Sombong sekali kau Tuan Andersean. Apakah anak mu kembali dengan selamat?" Arnold tersenyum sinis.

Leon bereaksi mendengar perkataan Arnold, seketika sorot matanya tajam dan dingin. Aura kegelapan tampak di sekeliling tubuhnya. Lexi bergedik ngeri melihat reaksi Leon. Lexi juga menahan diri untuk tidak melakukan tindakan bodoh.

Leon menahan amarah, dia berusaha menguasai emosinya. Lexi menepuk pundak Tuannya, berniat menyadarkan Leon.

Leon segera tersadar, untung saja dia bisa mengontrol emosinya. Dia menarik napas dalam.

1 menit kemudian.

"Breslin!" panggil Arnold kepada tangan kanan yang tidak berada jauh darinya.

Mendengar panggilan, Breslin pun segera mendekat ke arah Arnold.

"Ambilkan rokokku. Mulutku sudah kering!" Titahnya.

"Baik, Tuan."

Breslin mengambil tas khusus barang bawaan Arnold. Dia segera mengambil rokok dan memberikan pada Tuannya.

Terlihat kepulan asap mulai memenuhi ruangan, beruntung ruangan tersebut memang di khususkan untuk merokok.

Arnold menghirup rokok itu dengan perlahan. Dia melirik ke arah Leon yang diam tak bersuara, hanya gerakan matanya sesekali mengarah pada dirinya. Entah apa yang dipikirkan rivalnya.

Lantas Arnold menawarkan rokok kepadanya.

"Kau tak ingin rokok." Arnold memegang 1 bungkus rokok mahal favoritnya.

Leon tak bereaksi, dia diam hanya menatap tajam.

"Tuan tak merokok, dia anti dengan asap rokok Tuan Arnold," ujar Lexi menatap tajam.

Arnold tersenyum sinis, dia ingin bermain dengan rivalnya itu.

"Pantas saja, anakmu batuk ketika aku menghirup asap rokok di dekatnya," ujar Arnold pelan. Dia sengaja memancing amarah, agar membuat image Leon buruk di depan tamu undangan.

Leon sudah tak tahan, lantas dia segera bangkit berdiri dari tempat duduk.

BUGH.

Satu tinju mendarat tepat di pipi Arnold. Tampak darah mengalir di sudut bibirnya, dia meludah ke sembarangan tempat. Secepat kilat matanya mengarah ke depan siapa yang berani meninjunya.

"Sial!" Batin Arnold.

Ternyata Lexi lebih cepat dari Leon, Lexilah yang meninju Arnold. Mata Lexi tampak memerah. Dia sudah tak tahan. Pengecut itu dari awal mempermainkan emosi Tuannya.

Terlebih lagi dia membahas Lunna, biarlah dia mati di tangan Tuannya, daripada telinganya sakit mendengar nama Lunna di sebut oleh Arnold.

Seketika para tamu undangan memusatkan perhatian dengan kegaduhan yang terjadi.

"Hei, Leon kau ajari bawahan mu untuk hormat pada ku!" teriak Arnold mulai memprovokasi para tamu di ruangan.

Leon dengan santai menatap para tamu undangan berusaha meluruskan keributan yang terjadi.

"Maaf, para hadirin. Ini kesalahan ku, Lexi sudah ku anggap seperti saudaraku, dia bukan hanya bawahanku. Dia juru bicara ku. Aku yang salah tidak mengajari dia. Maaf atas kegaduhan yang telah terjadi," ujar Leon datar tanpa ekspresi.

Lexi menundukkan kepala, dia malu karna tak bisa profesional. Leon tak pernah merendahkan dirinya.

Arnold menatap tajam pada keduanya, rencana untuk mempermalukan Leon gagal.

Para tamu undangan tampak menganggukkan kepala, mereka kembali sibuk dengan rutinitasnya.

Dikarenakan suasana sudah tak nyaman, Leon mengajak Lexi untuk segera pulang. Mereka pun berpamitan kepada Pak Toni.

Di ambang pintu keluar.

"Tunggu Tuan!" panggil seseorang dari arah belakang.

Leon dan Lexi memutar tubuh, mereka mengernyitkan dahi. Kenapa dengan tangan kanan rivalnya.

Leon memberikan kode pada Lexi, untuk menyusulnya ke dalam mobil. Lexi langsung mengerti dengan maksud Leon.

Breslin mendekati Lexi, dia terlihat ingin berbicara. Dia menoleh ke kanan dan kiri, seperti memastikan sesuatu. Lexi mengernyitkan dahi melihat gelagat Breslin.

"Ada apa?" tanya Lexi menatap tajam pada tangan kanan rivalnya.

Breslin tampak ragu-ragu." Begini, apakah Lunna sudah di temukan?" tanya Breslin tampak khawatir.

"Apa pedulimu?" Lexi tampak heran.

"Nona sudah kembali dengan selamat. Kalian mengharapkan apa?" Lexi tersenyum sinis sembari berlalu pergi meninggalkan Breslin.

Breslin terdiam, entah apa yang di pikirkannya. Sepersekian detik Breslin mengelus dada.

.

.

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Ranran Miura

Ranran Miura

Unch, Breslin care sekalee

2022-05-22

2

Ranran Miura

Ranran Miura

johh, di depan umum hlo itu 🙈🙈

2022-05-22

1

Ranran Miura

Ranran Miura

ih, ganteng2 jomblo abadi wkwkwk

2022-05-22

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01. Sangkar Masa Lalu
2 Chapter 02. Mulut Tanpa Filter (Revisi)
3 Chapter 03. Hempaskan Masa Lalu (Revisi)
4 Chapter 04. Mencari Tulang Iga (Revisi)
5 Chapter 05. Kegelisahan (Revisi)
6 Chapter 06. Anak Hilang (Revisi)
7 Chapter 07. Tulang Iga (Revisi)
8 Chapter 08. Pertemuan (Revisi)
9 Chapter 09. Ayah Lalunna (Revisi)
10 Chapter 10. Leon Andersean (Revisi)
11 Chapter 11. Pindah (Revisi)
12 Chapter 12. Tetangga Aneh (Revisi)
13 Chapter 13. Mencurigakan
14 Chapter 14. Bertemu Masa Lalu (1)
15 Chapter 15. Mommy untuk Lunna
16 Chapter 16. Salah Sangka
17 Chapter 17. Lunna Penasaran
18 Chapter 18. Hotel Grand Canyon
19 Chapter 19. Rival
20 Chapter 20. Awalan
21 Chapter 21. Lambe Ooh Aah On Fire
22 Chapter 22. Bertemu lagi
23 Chapter 23. Cupid Love
24 Chapter 24. Bunga lagi!
25 Chapter 25. Bertemu Masa Lalu (2)
26 Chapter 26. November Rain
27 Chapter 27. Degup Jantung
28 Chapter 28. Mati Lampu
29 Chapter 29. Sekrup Lepas
30 Chapter 30. Dalang
31 Chapter 31. Pelakor
32 Chapter 32. Petunjuk
33 Chapter 33. Musuh
34 Chapter 34. Permainan di Mulai
35 Chapter 35. Pesta
36 Chapter 36. Ulah Kalian!
37 Chapter 37. Kilas Balik
38 Chapter 38. Bermain Kasar
39 Chapter 39. Taring Keluar
40 Chapter 40. di Balik Layar (1)
41 Chapter 41. Daddy!
42 Chapter 42. Darah Lebih Kental Daripada Air (tidak semua)
43 Chapter 43. Psyco
44 Chapter 44. Nyanyian Suara Hati
45 Chapter 45. Calon Anak
46 Chapter 46. di Balik Layar (2)
47 Chapter 47. di Balik Layar (3)
48 Chapter 48. Penemuan Mayat
49 Chapter 49. Today's News
50 Chapter 50. Nada-Nada Cinta
51 Chapter 51. Bye Bye [Two-M]
52 Chapter 52. Hakim Cinta
53 Chapter 53. Akting
54 Chapter 54. Where Have You Been (L)
55 Chapter 55. Surprised
56 Chapter 56. Identity of Two Women
57 Chapter 57. Keresahan Leon
58 Chapter 58. Wedding Day
59 Chapter 59. Simfoni Hitam
60 Chapter 60. Sesak!
61 Chapter 61. Tiga Pukulan Telak
62 Chapter 62. Ladang Ranjau
63 Chapter 63. Mom, I'm Coming!
64 Chapter 64. Other Side
65 Chapter 65. Di mana Mereka?
66 Chapter 66. Los Angeles
67 Chapter 67. Adventure
68 Chapter 68. Visual
69 Chapter 69. Parade
70 Chapter 70. Dua Bocah Tengil
71 Chapter 71. Gangsta Paradise
72 Chapter 72. My Woman
73 Chapter 73. Pasutri Gaje dan Tiga Kurcaci
74 Chapter 74. Benang Merah
75 Chapter 75. Montero
76 Chapter 76. Ratu Singa
77 Chapter 77. Infrared
78 Chapter 78. Explosive
79 Chapter 79. Gara-Gara Jengkol
80 Chapter 80. Duda Mesum
81 Chapter 81. Pablo Ketar Ketir
82 Chapter 82. King and Queen
83 Chapter 83. Bad Blood
84 Chapter 84. Saint Clara
85 Chapter 85. Duel - Lily vs Arnold
86 Chapter 86. Jebakan
87 Chapter 87. City on Lockdown
88 Chapter 88. Partner in Crime
89 Chapter 89. Mine
90 Chapter 90. Suicide Squad
91 Chapter 91. Gedung Faust
92 Chapter 92. Pablo Picik
93 Chapter 93. Action
94 Chapter 94. Mama Mertua Beraksi
95 Chapter 95. Montero vs Swedish
96 Chapter 96. Arena Pertempuran
97 Chapter 97. Showtime
98 Chapter 98. Di mana? Ke mana?
99 Chapter 99. Salah Sasaran
100 Chapter 100. Wonder Woman
101 Chapter 101. Dewa Zeus - Dewa Hades
102 Chapter 102. DogFight (Duel Udara)
103 Chapter 103. Pablo Kalah
104 Chapter 104. Terdampar di Pulau Antah Berantah
105 Chapter 105. Survival
106 Chapter 106. Malam Bertabur Bintang
107 Chapter 107. Maximus vs Marimar
108 Chapter 108. Penduduk Setempat
109 Chapter 109. Aksi Penyelamatan
110 Chapter 110. I Was Made For Loving You
111 Chapter 111. Kalah Start
112 Chapter 112. Aloha - Surga Dunia
113 Chapter 113. Leon is a Lion
114 Chapter 114. Pillow Talk
115 Chapter 115. Harleys in Hawai
116 Chapter 116. Pelangi untuk ku
117 Chapter 117. Marco Hilang
118 Chapter 118. Akhir Kisah - Gelora Cinta
119 Chapter 119. Author menyapa + Pemenang Giveway!!
120 Bonus Chapter - Welcome to The World
121 Novel Baru - Romeo dan Wanita Malam
122 NOVEL BARU! DI JAMIN SERU
123 Pengumuman Novel Baru
124 Pengumuman penting!
125 Cinta Satu Malam Mama Muda
126 Anak Kembar Tuan Dingin
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Chapter 01. Sangkar Masa Lalu
2
Chapter 02. Mulut Tanpa Filter (Revisi)
3
Chapter 03. Hempaskan Masa Lalu (Revisi)
4
Chapter 04. Mencari Tulang Iga (Revisi)
5
Chapter 05. Kegelisahan (Revisi)
6
Chapter 06. Anak Hilang (Revisi)
7
Chapter 07. Tulang Iga (Revisi)
8
Chapter 08. Pertemuan (Revisi)
9
Chapter 09. Ayah Lalunna (Revisi)
10
Chapter 10. Leon Andersean (Revisi)
11
Chapter 11. Pindah (Revisi)
12
Chapter 12. Tetangga Aneh (Revisi)
13
Chapter 13. Mencurigakan
14
Chapter 14. Bertemu Masa Lalu (1)
15
Chapter 15. Mommy untuk Lunna
16
Chapter 16. Salah Sangka
17
Chapter 17. Lunna Penasaran
18
Chapter 18. Hotel Grand Canyon
19
Chapter 19. Rival
20
Chapter 20. Awalan
21
Chapter 21. Lambe Ooh Aah On Fire
22
Chapter 22. Bertemu lagi
23
Chapter 23. Cupid Love
24
Chapter 24. Bunga lagi!
25
Chapter 25. Bertemu Masa Lalu (2)
26
Chapter 26. November Rain
27
Chapter 27. Degup Jantung
28
Chapter 28. Mati Lampu
29
Chapter 29. Sekrup Lepas
30
Chapter 30. Dalang
31
Chapter 31. Pelakor
32
Chapter 32. Petunjuk
33
Chapter 33. Musuh
34
Chapter 34. Permainan di Mulai
35
Chapter 35. Pesta
36
Chapter 36. Ulah Kalian!
37
Chapter 37. Kilas Balik
38
Chapter 38. Bermain Kasar
39
Chapter 39. Taring Keluar
40
Chapter 40. di Balik Layar (1)
41
Chapter 41. Daddy!
42
Chapter 42. Darah Lebih Kental Daripada Air (tidak semua)
43
Chapter 43. Psyco
44
Chapter 44. Nyanyian Suara Hati
45
Chapter 45. Calon Anak
46
Chapter 46. di Balik Layar (2)
47
Chapter 47. di Balik Layar (3)
48
Chapter 48. Penemuan Mayat
49
Chapter 49. Today's News
50
Chapter 50. Nada-Nada Cinta
51
Chapter 51. Bye Bye [Two-M]
52
Chapter 52. Hakim Cinta
53
Chapter 53. Akting
54
Chapter 54. Where Have You Been (L)
55
Chapter 55. Surprised
56
Chapter 56. Identity of Two Women
57
Chapter 57. Keresahan Leon
58
Chapter 58. Wedding Day
59
Chapter 59. Simfoni Hitam
60
Chapter 60. Sesak!
61
Chapter 61. Tiga Pukulan Telak
62
Chapter 62. Ladang Ranjau
63
Chapter 63. Mom, I'm Coming!
64
Chapter 64. Other Side
65
Chapter 65. Di mana Mereka?
66
Chapter 66. Los Angeles
67
Chapter 67. Adventure
68
Chapter 68. Visual
69
Chapter 69. Parade
70
Chapter 70. Dua Bocah Tengil
71
Chapter 71. Gangsta Paradise
72
Chapter 72. My Woman
73
Chapter 73. Pasutri Gaje dan Tiga Kurcaci
74
Chapter 74. Benang Merah
75
Chapter 75. Montero
76
Chapter 76. Ratu Singa
77
Chapter 77. Infrared
78
Chapter 78. Explosive
79
Chapter 79. Gara-Gara Jengkol
80
Chapter 80. Duda Mesum
81
Chapter 81. Pablo Ketar Ketir
82
Chapter 82. King and Queen
83
Chapter 83. Bad Blood
84
Chapter 84. Saint Clara
85
Chapter 85. Duel - Lily vs Arnold
86
Chapter 86. Jebakan
87
Chapter 87. City on Lockdown
88
Chapter 88. Partner in Crime
89
Chapter 89. Mine
90
Chapter 90. Suicide Squad
91
Chapter 91. Gedung Faust
92
Chapter 92. Pablo Picik
93
Chapter 93. Action
94
Chapter 94. Mama Mertua Beraksi
95
Chapter 95. Montero vs Swedish
96
Chapter 96. Arena Pertempuran
97
Chapter 97. Showtime
98
Chapter 98. Di mana? Ke mana?
99
Chapter 99. Salah Sasaran
100
Chapter 100. Wonder Woman
101
Chapter 101. Dewa Zeus - Dewa Hades
102
Chapter 102. DogFight (Duel Udara)
103
Chapter 103. Pablo Kalah
104
Chapter 104. Terdampar di Pulau Antah Berantah
105
Chapter 105. Survival
106
Chapter 106. Malam Bertabur Bintang
107
Chapter 107. Maximus vs Marimar
108
Chapter 108. Penduduk Setempat
109
Chapter 109. Aksi Penyelamatan
110
Chapter 110. I Was Made For Loving You
111
Chapter 111. Kalah Start
112
Chapter 112. Aloha - Surga Dunia
113
Chapter 113. Leon is a Lion
114
Chapter 114. Pillow Talk
115
Chapter 115. Harleys in Hawai
116
Chapter 116. Pelangi untuk ku
117
Chapter 117. Marco Hilang
118
Chapter 118. Akhir Kisah - Gelora Cinta
119
Chapter 119. Author menyapa + Pemenang Giveway!!
120
Bonus Chapter - Welcome to The World
121
Novel Baru - Romeo dan Wanita Malam
122
NOVEL BARU! DI JAMIN SERU
123
Pengumuman Novel Baru
124
Pengumuman penting!
125
Cinta Satu Malam Mama Muda
126
Anak Kembar Tuan Dingin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!