***
Lily, Belle, dan si Kembar sudah sampai di tempat tujuan mereka. Gedung apartment mewah ini memiliki tiga puluh lantai dan dilengkapi dengan fasilitas kolam renang yang lengkap dengan perosotan air, terhubung langsung dengan ruangan apartment.
Apartment ini juga memiliki tingkat keamanan yang cukup ketat. Apartment yang akan ditempati Lily berada di lantai 20, tampak si Kembar mengekori Lily dan Belle dari belakang. Mereka berjalan pelan memasuki gedung tersebut.
"Kak, sepertinya apartment ini nyaman," ucap Belle mengedarkan pandangan di dalam gedung.
"Iya, semoga saja, Triplet betah tinggal di sini," ucap Lily mengangguk kecil.
"Mom, nanti Sam sekolahnya di mana?" Samuel menimpali.
"Ngak jauh dari sini kok sayang." Lily menoleh ke belakang sejenak.
Samuel menganggukkan kepala sedikit, mereka pun segera memasuki lift dan menekan angka dua puluh.
"Belle, pengasuh untuk si kembar bagaimana?"
"Mungkin nanti sore dia akan datang ke sini kak, kakak tenang saja."
"Baiklah."
Ting.
Lift pun terbuka.
Kelima orang itu segera keluar dari Lift. Mereka menapaki lantai bangunan itu dengan pelan. Akhirnya mereka sudah sampai ke tempat tujuan.
Ceklek
Suara pintu terbuka.
Lily mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan. Sepertinya Ayahnya sudah menyiapkan apartment yang akan ditempati dengan cukup baik.
Terlihat kolam renang yang tersedia di luar ruangan. Kaca bening yang menjadi pembatas antara kolam renang dan apartment menghiasi bilik tanpa sekat itu, menjadi lebih indah.
"Terimakasih, Daddy." Batin Lily bermonolog.
"Wow ada kolam renang Mom!" seru Samuel dengan raut wajah senang.
"Yey, asikkk!" Nickolas dan Samuel mendekati kaca bening itu dan menempelkan pipi di kaca tersebut.
"Kalian suka boys?" tanya Lily sambil menatap ketiga anak kembarnya.
"Suka Mom!" Nickolas mengepalkan satu tangannya ke atas.
"Baguslah," ucap Lily seraya tersenyum.
Terdengar suara handphone Belle berdering. Dia pun segera mengangkatnya. Dia berbicara dengan seseorang di sebrang sana, kurang lebih 2 menit pembicaraan tersebut berlangsung.
"Kak, sepertinya aku harus kembali ke mansion. Darla mencari ku, dia baru bangun tidur," jelas Belle singkat
"Iya, Belle. Berhati-hatilah, jangan mengebut." Lily melihat dengan seksama raut wajah adiknya, yang panik. Dia tahu Belle tidak bisa lama berjauhan dengan anak semata wayangnya itu.
"Iya kak. Maaf aku tak bisa berlama di sini kak."
"Tak apa, Belle. Pergilah. kau gunakan saja dulu mobil kakak."
"Ngak usah kak. Aku bisa naik taxi."
"Baiklah." Lily pasrah.
"Hei, boys kalian jangan menyusahkan Mommy kalian ya," ucap Belle menatap ketiganya secara bergantian.
"Never!" ujar Nickolas dan Samuel bersamaan sambil mengangkat jari telunjuk mereka.
"Good!" Belle memegang satu-persatu kepala keponakannya, giliran kepala Kendrick.
"Eitss, jangan memegang kepalaku, Onty. Aku bukan anak kecil!" Kendrick berdecak kesal.
"Hehehe, santai boy. Onty cuma pegang saja kok." Belle terkekeh pelan.
"Kendrick, jangan seperti itu ya nak. Onty cuma ingin pegang sebentar saja sayang," ucap Lily memberikan pengertian.
"Hmm, baiklah," ucap Kendrick pasrah.
Belle pun meletakan tangan di kepala Kendrick dan mengelus dengan cepat.
"Kak, aku berangkat dulu ya. Hubungi aku jika perlu sesuatu!"
Lily menganggukan kepala.
"Bye, Boys!"
"Bye, Onty!" seru Triplet bersamaan.
"Baiklah, sekarang kita harus membereskan barang-barang kita. Kalian bisa membantu Mommy?" Lily menatap si Kembar.
"Tentu saja, bisa Mom," ucap si Kembar serempak.
"Sekarang kita turun ke bawah sebentar untuk mengambil barang di bagasi mobil!" perintah Lily.
"Oke, let's go!" seru Nickolas dan Samuel seraya mengangkat tangannya ke udara. Sementara Kendrick menggelengkan kepala melihat tingkah saudara kembarnya.
Mereka pun segera turun ke bawah untuk menggambil beberapa barang yang berada di dalam mobil.
Dengan cekatan si Kembar mengangkat barang yang ringan. Beruntung saja barang ketiga bocah itu tidak banyak.
Sesampainya, di ambang pintu masuk apartment Lily, mereka tak sengaja berpapasan dengan seorang pria yang bertubuh lumayan kekar. Sepertinya mau masuk juga ke dalam apartment yang bersebelahan, dengan apartment Lily.
Lily tersenyum pada pria tersebut bermaksud menyapa penghuni apartment tetangganya itu. Akan tetapi pria itu tak membalas senyuman Lily malah memalingkan wajahnya, dan langsung masuk ke dalam apartment tanpa menghiraukan Lily.
"Apaan-apaan ini!" Batin Lily seraya mulutnya terbuka sedikit.
Si Kembar Triplet melihat pria yang mengacuhkan Ibunya, mengernyitkan dahi. Mereka saling pandang satu sama lain, si Kembar Triplet mengedikkan bahunya.
Lily menghela napas dengan berat. "Semoga saja penghuni apartment yang lain tidak seperti itu." Batin Lily lagi.
"Ayo, Boys. Kita langsung masuk saja ya," ajak Lily.
"Iya, Mommy."
Keempat manusia berbeda generasi tersebut, dengan cekatan membereskan barang. Si Kembar Triplet pun membereskan sendiri pakaian dan perlengkapan mereka di kamar.
Satu persatu Lily memasukan pakaian ke dalam lemarinya. Kemudian dia mengecek beberapa barang yang diperlukan Si Kembar untuk bersekolah besok.
"Done!" Celetuk Lily tanpa sadar.
Selesai mengecek keperluan si Kembar. Lily segera berjalan cepat menuju dapur, dia mengecek keadaan di dalam kulkas dan peralatan dapur.
Ting tong.
Suara bell berbunyi.
Lily reflek berjalan cepat untuk membukakan pintu.
Ceklek
"Permisi, Nyonya."
"Iya. Siapa ya?" tanya Lily sambil memindai sosok wanita yang berada di depan.
"Nama saya Gissell, Nyonya. Saya yang di suruh untuk mengasuh anak Nyonya. Tadi Nyonya Belle sudah menghubungi pihak Yayasan Asuh Anak untuk menemui Nyonya!" jelas Gissel singkat.
"Oh, iya. Silahkan masuk. Maaf aku sedang merapikan barang-barang ku. Jadi agak berantakan."
Gissel, pengasuh si Kembar menuruti perkataan Lily, dia pun segera masuk ke dalam apartment.
"Tidak apa-apa, Nyonya!"
"Panggil aku Lily saja. Rasanya terlalu aneh jika kau memanggil ku dengan sebutan Nyonya."
"Tidak, Nyonya. Saya nyaman dengan panggilan Nyonya," ujar Gissel sambil menundukkan kepala.
"Baiklah, terserah kau saja. Mari, aku akan mengenalkan mu pada anak-anakku," ajak Lily seraya tersenyum.
Gissel menganggukan kepala dan mengikuti langkah kaki wanita berparas rupawan itu dari belakang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Lexiii!" panggil Lalunna yang sedang duduk bersantai di taman depan mansion.
"Iya, Nona kecil." Lexi mendekat dan mensejajarkan tubuhnya pada Lunna.
"Apakah Daddy akan lama pulangnya?" tanya Lunna dengan raut wajah penasaran.
"Mungkin akan pulang malam. Ada apa Nona?" tanya Lexi sambil melihat gelagat Lunna.
"Hehe, tidak hanya tanya saja. Lexii cinikkk. Lunna pengen bicik," panggil Lunna seraya mengedipkan mata.
Lexi pun mendekatkan daun telinganya pada Lunna.
Lunna mulai membisikkan sesuatu.
"Lunnaa linduu Mommy, coba telepon." Bisik Lunna dengan pelan di telinga Lexi.
Lexi menggeser sedikit tubuhnya.
"Mommy? Maksud Nona, wanita yang kemarin menemukan Nona di Mall?" tanya Lexi memastikan.
"Iyaaaa, Lexii. Lunna lindu Mommy," kata Lunna sambil menunjukkan wajah sedih.
"Baiklah, sebentar Nona."
Mendengar perkataan Lexi, raut wajah Lunna berubah ceria.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
ya ampun, mama lompat ke episode 79.
nyadar pas episode 80 ko Leon manggil honey ke lily.. wakakakaka... 🤣🤣
2022-05-30
1
Senajudifa
mampir sambil nyicil y
2022-05-27
1
Pujiati
Salam kenal semua dari Ujian Kesetiaan,
2022-05-26
2