Masih tahap revisi guys.
Berikan dukungan like, komentar, dan votenya ya.
Salam dari kak Nana.
Selamat membaca.
***
Pagi ini, suasana dikediaman Marques, terlihat sangat berbeda. Kehangatan telah kembali hadir ditengah keluarga tersebut. Penghuni rumah mulai menyibukan diri dengan aktivitasnya masing-masing. Saat ini, mereka sedang bersantai sejenak di ruangan keluarga, sembari menonton televisi.
"Belle, apakah kau sudah mendapatkan informasi mengenai pengasuh untuk si Kembar?" tanya Lily melirik kesamping.
"Sudah kak. Aku sudah mendapatkan beberapa kandidat yang bagus. Kakak percayakan saja padaku," jawab Belle cepat, tanpa mengalihkan pandangannya dari layar persegi, yang berada didepannya.
"Baiklah, Belle."
"Kau sudah mempunyai informasi mengenai sekolahan untuk si Kembar yang bagus nak?" tanya Anastasya menimpali.
"Sudah Mom, Belle tadi malam membantuku. Dia mendapatkan informasi dari Benjamin," jelas Lily dengan menatap lawan bicaranya itu.
"Baguslah, Benjamin sekarang ada di mana, Belle? Ibu tidak melihatnya dari semalam." Anastasya menolehkan kekanan dan kiri, memastikan menantunya itu apakah berada dirumah. Dia tahu terkadang Benjamin, bangun kesiangan karena perkerjaannya yang menumpuk di kantor. Dia memakluminya.
"Sorry, Mom. Aku lupa memberitahu kalau Benjamin tadi malam menghubungi ku, setelah selesai berkerja, dia langsung pergi ke Australia. Dalam beberapa minggu ini, dia akan sibuk menangani proyek yang mengalami masalah disana Mom," ucap Belle dengan raut wajah sedih.
"Benarkah? Apakah lama?" tanya Anastasya sembari mengusap punggung Belle, dia sangat tahu betul jika Belle pasti akan merindukan menantu kesayangannya itu.
"Sepertinya tidak hanya di perusahaan Daddy saja, yang mengalami masalah. Semoga saja Benjamin bisa mengatasinya." Jonathan menimpali sambil menghembuskan napas dengan berat. Sedari tadi dia mendengarkan obrolan tiga wanita kesayangannya itu.
"Amin, Dad," ucap Anastasya, Lily dan Belle serampak tanpa sadar.
"Dad, aku akan berusaha untuk mencari tahu siapa dalang yang mengacaukan perusahaan," ucap Lily dengan penuh keyakinan.
"Iya, terimakasih nak. Daddy juga ingin mengingatkan untuk mewarnai rambut mu nak, Berhati-hatilah dengan orang di sekitar!" Jonathan memperingati.
"Iya tentu saja. Lily tidak akan lupa."
"Mommy kita hari ini pergi keluar ya?" tanya Nickolas sedari tadi mendengarkan apa yang dibicarakan.
"Iya, sayang."
"Yee, Mommy. Sam mau pergi ke Mall juga. Bolehkah?" Samuel menimpali.
"Tentu saja, boleh sayang," jawab Lily dengan cepat, sembari mengusap kepalanya.
"Dalaaaa boleh ikut kan?" tanya Darla mendekat kepada Lily, menunjukkan wajah memelasnya.
Lily terkekeh, saat melihat gelagat keponakannya itu. Dia mengusap pelan pipi bulatnya, yang dihiasi lesung pipit.
"Tentu saja boleh, sayang."
"Yeiiiiiii, kak Ken nanti kita main-main ya!" ajak Darla dengan suara cemprengnya.
Kendrick memutar dengan malas, kedua bola matanya.
"Iya," jawabnya terpaksa.
"Oma ngak diajak keluar ni?" Anastasya bertanya dengan menaikkan sebelah alis matanya, sembari menatap Darla.
"Boyeh Oma, tapi harus ada syalatnya kalau Oma mau ikut." Darla menggerakkan tubuh mungilnya.
"Wah, apa syalatnya?" Anastasya menahan senyumnya, melihat tingkah Darla seperti ulat keket. Karena tak bisa diam.
"Oma beliin Dalaa es klim ya," pinta Darla dengan tersenyum dan mengedipkan matanya dengan cepat.
"Jangan, sayang. Mommy kan sudah beliin kemarin," sela Belle, saat mendengar perkataan putrinya itu.
"Ihh ngak mau Dalla mau es klim." Rengek Darla sambil memanyunkan bibir.
"Sudah, biarkan saja nak." Anastasya menimpali.
"Tapi, Mom!"protes Belle dengan menatap Anastasya, dia menggelengkan kepala. Pasalnya hampir setiap hari, Darla merengek untuk makan es krim.
"Nanti Darla giginya ompong loh!" ejek Nickolas.
"Iya, kayak nenek lampir," cetus Samuel menimpali kakaknya. Mereka pun terkekeh pelan.
"Ngakkkkkkkk!" pekik Darla, dia sebal dengan kedua sepupunya itu. Mengapa selalu saja membuatnya naik darah.
Mereka yang berada didalam ruangan, hanya bisa menggelengkan kepalanya, saat melihat tingkah laku ketiga bocah kecil tersebut.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sesuai rencana Lily, siang harinya. Dia pun pergi bersama keluarga kecilnya, hanya Jonathan saja yang tidak ikut. Dia sedang menikmati waktunya untuk bermain catur dengan mitra kerjanya.
Selesai mengurus surat kepindahan Sekolah untuk si Kembar. Dia segera melajukan mobil mewah yang berukuran besar tersebut ketempat tujuan.
Selayaknya bodyguard, Nickolas dan Samuel memimpin langkah kaki mereka memasuki area Mall.
Tak ketinggalan Darla dari belakang bergelayut manja di lengan Kendrick. Kendrik memasang wajah dingin.
Beberapa pengunjung yang berada di Mall Marq, memusatkan perhatian pada cucu Jonathan tersebut. Mereka tidak tahu saja, yang mereka perhatikan saat ini adalah cucu dari pemilik Mall itu. Paras keempat cucu Jonathan sangat menarik perhatian. Tingkah konyol mereka menjadi hiburan tersendiri.
Jangan lupakan Lily dan Belle yang juga menjadi pusat perhatian. Paras rupawan mereka menarik perhatian kaum adam. Proporsi tubuh mereka membuat air liur mereka menetes.
Anastasya memperhatikan dengan seksama, tatapan lapar dari kaum adam kepada anaknya. "Mereka tidak tahu saja, dulu ketika aku masih muda lebih cantik dari anak-anakku." Batin Anastasya membanggakan dirinya.
"Gila, cantik banget."
"Itu anak-anaknya atau adiknya ya."
"Aduhai, itu body kayak gitar Spanyol."
Batin beberapa pengunjung yang tidak sengaja berpapasan dengan Lily dan Belle. Sementara Lily dan Belle acuh tak acuh dengan tatapan pengunjung. Mereka sudah tidak heran. Padahal saat ini, penampilan mereka biasa saja.
Pusat wahana permainan adalah salah satu tempat yang akan dikunjungi oleh mereka. Mereka pun segera memulai aktivitasnya.
.
.
Jam menunjukkan pukul 1 siang. Lily mengajak si Kembar untuk menyudahi permainannya. Dia pun mengajak mereka makan siang bersama di salah satu Restoran Jepang. Selagi menunggu makanan tiba, mereka bercengkrama sejenak.
"Mom, Nickolas masih mau main boleh ya,"pinta Nickolas sembari menunjukkan puppy eyesnya.
"Baiklah," jawab Lily dengan pelan.
"Bagaimana kalau Oma saja yang menemani mereka nak. Kau lupa ya, kau harus mewarnai rambutmu nak." Anastasya mengingatkan.
"Astaga, aku hampir saja lupa Mom," Lily menepuk keningnya. "Belle kau temani kakak ke salon ya!" ajaknya menatap ke arah Belle.
Belle membalas perkataannya dengan menganggukkan kepala.
"Dalaaa ikut Oma ya, Mom." Darla mengedipkan mata bulatnya dengan cepat.
"Iya anak Mommy yang cantik jelita," jawab Belle sambil menggelitik tubuh kecilnya.
Makanan yang mereka pesan sudah tiba. Ketujuh orang tersebut, segera menyantap makanan dengan begitu lahap. Tak selang berapa menit, makanan sudah tak tersisa. Selesai mengisi perutnya, mereka segera melanjutkan aktivitasnya.
Anastasya mengajak si kembar dan Darla ke wahana permainan. Sementara Belle menemani Lily pergi ke Salon untuk mewarnai rambut.
Salon Markicop.
"Selamat datang. Terimakasih sudah berkunjung. Ada yang bisa kami bantu?" tanya salah satu pegawai di Salon dengan ramah.
"Aku ingin mewarnai rambutku menjadi berwarna coklat," pinta Lily sambil menatap pegawai yang berada dihadapannya.
"Baik, kak. Ayo kita bersihkan rambut kakak terlebih dahulu ya. Silahkan!"
.
.
.
Seorang pria sedang menghisap sepuntung rokok. Asap rokok mengepul diudara. Sorot matanya sangatlah tajam. Perlahan dia memejamkan sebentar matanya. Terdengar suara helaan napas yang begitu berat.
Tiba-tiba tangan kekar dan berotot itu mengambil handphone yang berada di saku jas. Dia mulai menekan nomor di layar handphone.
"Bagaimana kau sudah berada di Mall?"
"Sudah, Tuan."
"Lakukan tugasmu. Jangan sampai gagal!"
"Baik, Tuan."
.
.
Sementara itu kembali ke Mall.
Lily sudah selesai dengan aktivitasnya.
"Sis, You're so beautiful!" Puji Belle.
"Kau juga cantik Belle!" ucap Lily sembari menoel pipi adiknya.
"Benaran kakak. Sueer deh. Ayo kita sekaligus mencari tulang iga di Mall."
"Tulang iga?" Lily mengerutkan dahi.
"Pacar kakak!" seru Belle.
"Kau ini!" Lily mendengus kesal sambil menatap tajam.
"Anggap saja itu kiasan, aku kan belajar dari kakak." Belle terkekeh pelan saat melihat Lily terlihat kesal.
"Ah sudahlah ayo kita ketempat Oma dan pasukannya." Lily menuntun Belle untuk segera keluar dari salon.
.
.
"Oma, aku sama Darla ke tempat Mommy dulu ya, Darla mau ke tempat Onty Belle," pinta Kendrick.
"Iya, Oma. Dalaa mauu cucuu hausss." Rengek Darla.
"Tunggu sebentar ya. Nick dan Sam masih bermain bola basket," ucap Anastasya sambil menunjuk ke arah mereka berada. Saat ini Nickolas dan Samuel sedang sibuk dengan dunianya.
"Ngak mau, Oma! Dalaaa pengen cucuu hiks.. hiks.." Rengek Darla sambil menarik-narik baju Kendrick.
"Sudah, sudah. Darla ikut sama kak Ken ya. Kita ke tempat Mommy Belle." Hibur Kendrick.
"Baiklah, Ken. Kau bisakan mengajak Darla ke salon Markicop. Oma akan menyusul kalian. Ken tahu Salon Markicop berada?" Anastasya pasrah saat melihat air mata menggenang di pipi bulat Darla.
"Tahu, Oma. Ayuk Darla!" Ajak Kendrick sambil menggandeng tangan Darla.
Anastasya memantau dari kejauhan, arah langkah kaki keduanya. Memastikan mereka baik-baik saja. Selang 10 menit, tampaknya Nickolas dan Samuel sudah selesai bermain.
"Sudahkah kalian puas bermainnya?"
"Belum Oma!" ucap mereka serempak sambil cengnengsan.
"Oh My! Mau sampai kapan. Ayo kita ke tempat Mommy kalian." Pasalnya dia sudah kelelahan mengikuti cucunya itu.
"Hehehe okay dehhh.. Eh itu Mommy." Sembari menunjuk ke arah Lily yang sedang berjalan menghampiri mereka.
Lantas Anastasya memutar kepalanya ke belakang. Akan tetapi dia merasa heran bukannya Kendrick dan Darla akan menemui Lily. Lalu mengapa hanya ada Lily dan Belle saja.
"Hai, kalian sudah selesai bermain?" tanya Lily.
"Tentu saja sudah Mommy."
"Loh nak, Kendrick dan Darla dimana?" tanya Anastasya penasaran.
"Apa maksudmu Mom?" Lily mengerutkan kening.
"Tadi mereka mau menyusul kalian ke Salon nak," jawab Anastasya cepat.
"Mom jangan bercanda dengan kami. Dari tadi kami tidak berpapasan dengan mereka." Panik Belle dia merasa ada yang tidak beres.
"Mommy tidak bercanda!" jelasnya sambil memegang keningnya, dia pun ikut gelisah.
"Mungkin mereka berada di salon. Ayo kita ke sana!" Lily berusaha menenangkan adiknya. Walaupun sebenarnya dia juga panik.
" Nick, Sam. Ayo kita pergi ke Salon!"
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Senajudifa
Aku aja yg jd pengasuhnya thor...Hadir lg y thor
2022-05-19
2
Ranran Miura
Nama salonnya unik amat 😆
2022-05-14
0
Ranran Miura
Inilah yang dikatakan orang2 kalo aku jalan sama ibuku. Dikira adiknya malah 😅
2022-05-14
0