Pelangi Untuk Lily
Masih tahap revisi guys.
Berikan dukungan like, komentar, dan votenya ya.
Salam dari kak Nana.
Selamat membaca.
***
Duar, jedar.
Suara guntur menggelegar.
Plak...plak...plak...plakkkkkkkk
"Aku mohon hentikan!" teriak seorang wanita, sambil menahan rasa sakit yang menjalar diwajahnya.
"Cih!" Pria itu berdecih kesal dan menghempas kasar cengkramannya.
Prang.....
"Kau berani denganku?!" pekik pria itu dengan begitu nyaring. Napasnya memburu, sorot matanya begitu tajam dan menghunus, aura mencekam meliputi ruangan tersebut. Dia menyambar kepala wanita dihadapannya dengan sangat kasar, dan membenturkan ke tembok sebanyak lima kali.
Tak...tak...tak..tak...takkkkkk.
"Ku mohon lepaskan, aku mohon..." lirihnya tak mampu lagi, deraian air mata mengalir sangat deras dipipinya, tampak darah segar menghiasi pelipis dan wajah cantiknya.
"Mommmmyyyy, hiksss, hikkssss, hiksssss, hikss, Mommmyyy!" Terdengar suara tangisan bocah kecil yang menggema di sudut ruangan.
"Mommy!!!"
...----------------...
Wanita bermanik warna biru itu, tersentak dari mimpi buruknya, dadanya naik turun. Ia berusaha mengatur ritme pernapasan. Suara rintik hujan terdengar dari luar apartment. Lily segera beranjak dari tempat tidurnya. Ia berjalan perlahan menuju jendela kamar. Ia menatap datar pemandangan di depan.
Tak terasa sudah 3 tahun, Lily meninggalkan tanah kelahirannya. Namun, tak membuat dia melupakan semua bayangan masa lalu yang telah terjadi.
Moskow, Rusia menjadi kota pilihan Lily untuk berlari dari masa lalu, sekaligus merintis bisnisnya agar berkembang lebih pesat lagi.
Dia bertahan hidup di kota ini bersama ketiga anak kembarnya. Di negara asing ini, Lily berusaha melupakan semua kenangan yang telah terjadi. Akan tetapi, tetap saja tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Dinginnya malam membuat Lily memeluk tubuhnya sendiri. Hari ini adalah pertengahan bulan November, yang selalu menjadi bulan terburuk bagi wanita itu.
Di mana kenangan pahit, mulai terajut satu-persatu diingatannya. Lily mengutuk dirinya sendiri, mengapa sampai saat ini, ia tak bisa melupakan semua kenangan yang telah terjadi.
Apakah ia harus mengikuti saran adiknya?
Mencari pendamping hidup?
Entahlah.
Ceklek.
Suara pintu terbuka.
“Mommy!" Suara panggilan Kendrick, anak pertama Lily membuyarkan lamunan.
“Iya, ada apa sayang?" tanya Lily sambil menoleh, ketiga anaknya masuk ke dalam kamarnya.
“Mommy, telponnya bunyi-bunyi. Nung nung!" cetus Nickolas dan Samuel secara bersamaan, dengan menyodorkan ponsel yang tertinggal di luar kamar.
“Astaga, sebentar ya. Mommy angkat dulu.”
Terpampang sebuah nama yang sangat dia rindukan di layar smartphone. Senyuman manis pun, merekah tak kala seseorang yang dia pikirkan saat ini menghubunginya.
Hallo, sapa Lily dengan raut wajah senang.
Duh, lama banget sih angkatnya. Kakak gimana sih, ngak kangen apa sama aku? tanya Belle di sebrang sana.
Maafin kakak ya dek, jangan ngambek donk. Nanti cantiknya hilang.
Iya, kakak ku yg paling cantik. Kapan kakak balik ke Indonesia? Daddy dan Mommy kangen banget sama kakak.
Lily tak langsung menjawab pertanyaan dari Belle. Untuk kesekian kalinya, pertanyaan yang sama, adiknya lontarkan. Bibir Lily seakan membeku, dia tidak bisa langsung menjawab.
Tak dapat dipungkiri, bahwa saat ini jiwa dan pikirannya berada di Indonesia. Dia merindukan keluarga kecilnya yang berada disana.
Hallo, kakak. Kakak masih di sana kan?
Eh, ya dek. Kakak usahakan bulan depan ya, ucap Lily dengan cepat.
Kak mau sampai kapan, kakak berlari dari masa lalu?
Terdengar helaan napas Belle, yang berhembus kasar di sebrang sana.
Lily terdiam.
Kak, Belle memang ngak bisa merasakan apa yang kakak rasakan sekarang. Tapi ini sudah 3 tahun kak, cobalah untuk berdamai dengan masa lalu kakak.
Lily mencoba memahami perkataan Belle.
Belle, terimakasih sudah memberikan saran. Kakak akan berusaha..., ucapnya lirih.
Pokoknya Belle, ngak mau tahu bulan depan kakak harus pulang ke Indonesia. TITIK! protes Belle.
Iya, adikku yang bawel.
Lily pasrah dengan permintaan adik kesayangannya itu.
Nah, gitu dunk kak. Belle tutup telepon dulu ya. Mau ngelonin Darla dia tiba-tiba nangis, Belle terkekeh dengan pelan.
Iya dek, salam sama Darla dan suami mu ya.
Oke kakak, pungkas Belle.
Lily menaruh handphone di atas nakas. Tanpa terasa buliran air mata membasahi pipinya, rasa rindu semakin tercipta manakala dia mendengar suara Belle. Secepat kilat dia mengusap jejak air mata.
“Mommy, are you okay?" tanya Kendrick, ia tak sengaja menguping pembicaraan.
“I’m, okay darling," jawab Lily.
“Siapa yang telpon mommy?" tanya Samuel menimpali Kendrick.
“Onty Belle, Sam," jawab Lily cepat.
“Mommy rindu Onty Belle?" tanya Nickolas, saat melihat raut wajah ibunya tampak sedih.
“Mommy rindu semuanya Nick, tapi..."
“Shfftt, sudah Mommy kita bertiga mengerti kok. Mommy jangan sedih lagi ya," potong Kendrick, dia tahu bagaimana perasaan ibunya saat ini.
Sebagai anak pertama Kendrick yang peka terhadap situasi dan kondisi yang terjadi. Sementara Nickolas dan Samuel masih belum bisa memahami keadaan yang terjadi disekitar.
Lily merasa beruntung memiliki ketiga anak yang cerdas dan dewasa. Si kembar mempunyai kemampuan dan kekurangannya masing-masing. Mereka selalu berusaha memahami dirinya. Walaupun dia tahu yang dilakukannya sangat lah salah.
Lily merasa dirinya terlalu egois, hanya mementingkan perasaannya sendiri. Dia memperhatikan satu-persatu wajah ketiga anaknya. Wajah seperti pahatan Dewa Yunani, hidung mancung, serta bibir pink yang tercetak dengan sempurna.
“Kalian mau pulang ke Indonesia?" tanya Lily, sambil mengusap kepala si Kembar satu-persatu.
Lantas mereka pun saling pandang satu sama lain. Ada guratan kebingungan, kesenangan, dan kerinduan yang terpampang di garis muka ketiganya.
“Mommy, kami boleh jujur," ucap Kendrick.
“Tentu saja, katakanlah nak.”
“Mom, kami rindu Opa, Oma, Onty Belle, dan Darla!" sela Samuel secara tiba-tiba.
“Astaga, bisakah kau tidak memotong pembicaraanku," ucap Kendrick sambil melipat kedua tangan di dada.
“Habisnya kak Ken lama banget ngomongnya keburu film Teletubies season 2," ucap Samuel dengan terkekeh pelan.
Senyuman kembali terukir di wajah Lily saat melihat tingkah si Kembar.
“Duh, kalian berdua ini selalu saja ada dramanya." Nickolas sambil memanyunkan bibir.
“Mommy, Ken mewakili kedua bocil ini, mau mengatakan kami sebenarnya sangat rindu dengan Indonesia. Kami tentu saja mau pulang," jelas Kendrick sembari menundukkan kepala.
Lily terkejut, saat mendengar kejujuran anaknya. Seharusnya dia tidak boleh berlarut dalam sangkar masa lalunya itu. Dia pun mendekat dan mensejajarkan tubuhnya pada si Kembar.
“Maafkan Mommy ya nak. Bulan depan kita balik ke Indonesia ya," ucap Lily sambil memeluk ketiga putranya bergantian.
“Beneran, Mommy?" tanya Kendrick.
“Iya sayang."
“Yeee, yeeee aku bakalan ketemu Darla!" ucap Nickolas dan Samuel bersamaan, sambil berlari kesana kemari sehingga membuat keduanya hampir saja terjatuh.
“Sudahlah hati-hati nak. Sekarang kalian tidur ya sudah malam. Besok kita harus mengurus segala keperluan untuk balik ke Indonesia.”
“Siap Mom!" seru Nickolas dan Samuel serempak.
Sementara Kendrick sebagai anak pertama hanya bisa menghela napas, melihat tingkah konyol dari saudara kembarnya.
Setelah, mengantarkan ketiga anaknya ke kamar dan membacakan dongeng pengantar tidur. Lily mengitari ruangan yang sudah 3 tahun dia tempati selama ini.
Dia mengenang kebersamaannya dengan si Kembar. Ada perasaan lega yang menjalar di dalam hatinya. Di kota inilah dia berusaha melupakan kenangan, beberapa tahun silam. Kenangan yang indah, namun menyakitkan secara bersamaan. Dia bertekad untuk melepas sangkar masa lalunya.
"Aku mencintaimu!" ucap seorang pria kala itu.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu
2023-02-22
0
Shiro Yuki
abis baca kisah Romeo baru ke ortunya 🤭🤭🤭
2022-12-30
1
Desy Puspita
Haii Nana✨
2022-06-29
1