***
"Ya ampun, belum seminggu kakiku menginjakkan tanah air ini. Tapi mengapa sudah banyak rentetan kejadian yang ku alami, kemarin bertemu anak kecil yang di culik, tadi bertemu mantan sahabat."
"Astaga, dan hari ini aku menendang seorang pria, ini memang kesalahan ku. Kali ini aku sungguh ceroboh, ahh aku ingin menghilang saja rasanya. Memalukan! Coba lihat matanya itu, menakutkan sekali. Lily mengapa kau terlalu parno!" teriak Lily di dalam hatinya.
Sedari tadi Leon masih di posisi semula menatap lurus pada wanita yang telah menendangnya. Sakitnya tidak seberapa, tapi harga dirinya sebagai seorang laki-laki terinjak.
Bagaimana ada seorang wanita yang berani menendang Leon Andersean. Tidak ada! Selain wanita yang berada di hadapannya. Sekelabat ide muncul di otak Leon, tidak tahu apa yang ada di dalam pikirannya.
Tak ada yang bersuara, saat ini yang tercipta hanyalah moment canggung.
Lexi yang baru saja selesai menuntaskan aktivitasnya, segera berjalan cepat menghampiri Lunna dan Leon. Dia heran, kenapa ada Nyonya Lily di hadapan atasannya.
"Apa aku melewatkan sesuatu." Batin Lexi.
"Tuan, maaf aku agak lama." Lexi mencoba memecah keheningan.
Leon tak bereaksi sama sekali, kedua matanya tak melepaskan pandangan kepada Lily.
"Daddy!" panggil Lunna.
Leon sejenak menoleh ke arah Lunna, dia mengusap pelan kepalanya. Kemudian Leon beralih memandang Lily.
"Penculik. Apakah ada penculik yang mengenakan jas yang mahal?" Leon tersenyum sinis sembari memegang sedikit jasnya.
Lily pun baru saja menyadari kebodohannya, dia baru ingat Lexi tak pernah memanggil Lunna dengan sebutan anak. Lexi selalu menyebutnya dengan "Nona". Yang berarti Lexilah yang dipercayai untuk menjaga Lunna, pikirnya.
"Kau sungguh bodoh Lily." Batin Lily mencoba mengutuk dirinya sendiri. Dia menghela napas mencoba memberanikan diri untuk menatap lawan bicaranya.
"Maaf, Tuan. Bukan maksudku lancang. Kemarin anak ku yang menemukan Lunna di Mall. Aku mengira Lexi adalah ayah Lunna. Aku parno ketika melihat Lunna berjalan bersama orang asing. Takutnya dia penculik atau apa Tuan." Lily menatap dalam, dia amat merasa bersalah.
"Nyonya mengira kalau aku ayah Lunna. Astaga! Aku hanyalah tangan kanan Tuan Leon, Nyonya."
Lexi terkekeh pelan mencoba mencairkan suasana, sekarang dia sedikit paham sepertinya tadi terjadi sesuatu sehingga membuat Leon kesal ataupun marah.
"Apakah hanya dengan kata maaf saja. Aku dapat memaafkan mu?" Leon menaikkan sebelah alis matanya.
"Lalu apa yang bisa ku lakukan agar aku dapat dimaafkan?" Lily menghela napas, sepertinya hari ini adalah hari buruknya.
"Kau tidak lihat jasku kotor!" Leon segera melepaskan jas dan memberikannya kepada Lily.
"Cucilah jasku!"
Lily mengernyitkan dahi, tampak heran dengan permintaan Leon.
"Cuci jas. Baiklah Tuan." Lily segera mengambil jas Leon.
"Aku akan mengambilnya nanti kalau aku sempat. Berikan nomor handphone mu." Leon mengambil handphone yang berada di saku celana.
"Nomor handphone?" Lily mengerutkan dahi.
"Iya, bagaimana aku mau mengambil jasku, kalau aku tidak menghubungi mu." Leon menatap datar Lily sambil menyodorkan ponselnya
"Baiklah."
Lily mengambil benda mini tersebut, dan tampak mengetik. Selesai mengetikkan nomor handphonenya. Dia mengembalikan handphone kepada si pemilik.
"Baiklah, kami ada urusan. Permisi." Leon memberikan kode kepada Lexi untuk segera mengambil mobil.
"Bye, Mommy!" cetus Lunna seraya tersenyum kepada Lily.
"Bye sayang."
Leon menggandeng tangan Lunna dan segera berlalu pergi meninggalkan Lily dan Si Kembar.
Si Kembar tak berani mencampuri urusan ibunya, sedari tadi mereka diam tak bersuara. Mereka hanya mendengarkan apa yang di bicarakan di hadapan mereka. Lily hanya bisa memandangi kepergian Lunna dari kejauhan.
"Mom!" panggil Samuel.
"Eh, ya sayang."
"Are you okay?"
"Im fine, darling." Lily tersenyum.
Sebelum pulang ke apartment Lily segera mengajak ketiga anaknya untuk pergi berbelanja ke supermarket. Mobil mini itu pun melesat pelan, meninggalkan pelataran Restaurant.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di dalam Mobil Bentley Baccalar.
"Daddy!" panggil Lunna yang sedari tadi memperhatikan Leon.
"Iya." Leon menoleh ke arah Lunna yang berada di samping.
"Daddy, Mommynya Lunna masih lama gak di sulga?" tanya Lunna dengan raut wajah yang penasaran.
Leon menghela napas berat untuk sekian kalinya. Pertanyaan yang sama berulang-ulang, Lunna masih kecil, dia masih belum mengerti sama sekali. Malang nasibmu, Lunna! Jika Lunna bertanya di mana ibunya. Leon hanya bisa menjawab bahwa Ibunya berada di surga.
Lexi memperhatikan dengan seksama interaksi kedua orang beda generasi tersebut di kaca depan mobil.
Merasa diperhatikan, Leon melirik ke depan sejenak. Lexi gelagapan, ketika mata Leon memergoki dirinya. Secepat kilat matanya fokus memandang ke depan.
Leon segera beralih memandangi Lunna, dia melihat wajah mungil itu perpaduan antara wajah Marvin dan Leticya. Leon mengusap perlahan pipi bulat Lunna.
"Masih lama darling," ujar Leon sembari tersenyum.
"Lama." Lunna memanyunkan bibir ke depan seraya menunjukkan raut wajah puppy eyes.
"Kalau begitu, Lunna pengen Mommy Lily jadi Mommy Lunna." Lunna melipat tangannya di dada.
Leon tak bereaksi, dia diam tak bersuara, tak memberikan tanggapan atas permintaan Lunna.
"Daddy!" Rengek Lunna masih menyilangkan tangan di dada.
"Baiklah. Kalau begitu, daddyy haluss menikah dengan Mommy Lily!" Celoteh Lunna dengan suara cempreng.
Lexi membelalakan matanya, saat mendengar permintaan Lunna, "Astaga, nona! Mati aku!! Semoga saja Tuan tidak bertanya lagi." Gumam Lexi didalam hati.
Leon menatap dalam Lunna.
"Darimana Lunna tahu kata menikah?"
"Daliiiii Lexiiii," tutur Lunna sambil menunjuk ke arah Lexi.
"Tidak nona! Matilah aku. Hufff aku mati dengan gelar jomblo kronis." Batin Lexi berteriak.
"Lex, apa yang kau bicarakan pada Lunna?"
Leon menatap tajam Lexi melalui kaca kecil yang berada di tengah.
Lexi menelan ludah dengan kasar.
"Begini, Tuan tadi Nona bertanya kepada ku. Bagaimana caranya agar Nyonya Lily bisa menjadi ibunya. Jadi aku reflek mengatakan Tuan harus menikah dengan Nyonya Lily," ujar Lexi dengan pelan.
"Sekarang kau jelaskan pada anakku. Apa itu menikah? Ini kesalahan mu Lex!" ucap Leon dengan intonasi sedikit tinggi.
Lexi menganggukkan kepala, mengerti apa yang di maksud oleh Leon.
"Nona."
"Iya, Lexiii."
"Daddy Nona, tidak bisa menikah dengan Nyonya Lily."
"Kenapa memangnya?" Dahi Lunna berkerut.
"Karena Daddy tidak mencintai Nyonya Lily. Jika ingin menikah harus saling mencintai satu sama lain," ucap Lexi sambil kedua matanya tetap fokus kedepan, mengemudikan mobil.
"Kenapa Daddy tidak mencintai Mommy Lily?"
Lexi tampak menghela napas berat, kenapa rumit sekali menjelaskan kepada anak kecil.
"Karena...." Lexi binggung ingin menjawab apa.
"Karena Lily bukan tipe Daddy," potong Leon secara tiba-tiba.
"Bukan tipe." Lunna mengernyitkan dahi kembali, dia terlihat sedang berpikir sambil memegang keningnya.
Tak terasa mobil mewah itu sudah sampai ke tempat tujuan. Mansion utama Leon menyambut kedatangan Tuannya, pagar terbuka secara otomatis. Pengawal berjalan cepat membuka pintu mobil. Leon pun segera mengangkat kakinya untuk keluar.
Namun secara tiba-tiba.
"Lexiii, tipe itu apa?"
Lunna masih berada di mobil, sedari tadi dia penasaran dengan kata tipe, kata asing yang baru di dengarnya. Lunna mengedipkan mata pada Lexi berusaha meminta penjelasan.
"Lex, kau punya tugas baru jelaskan padanya nanti. Bersiaplah nanti jam 7 malam ada acara di Hotel Grand Canyon!" Leon segera berlalu pergi ke dalam mansion.
Sementara Lexi dan Lunna masih di dalam mobil, mereka saling pandang satu sama lain. Lexi menghela napas berat. Lebih baik dia di suruh Leon untuk mematai-matai musuh daripada menjelaskan sesuatu yang tidak dipahami oleh Lunna.
Lunna tersenyum penuh arti, dia tidak akan menyerah untuk mendapatkan Mommy Lily.
"Hihihiiii, pokoknya Mommy Lily halus jadi Mommynya Lunna," Batin kecil Lunna terkekeh pelan.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Sri Wulandari
ngakak aku Lexi Lexi nasib mu apes
2022-09-15
1
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
Bujuk terus ya nak ❤
2022-06-01
1
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
Yess, harus itu Lunna... mama mendukung mu..
2022-06-01
1