***
Tampak Kendrick sedang sibuk menaruh pakaian ke dalam lemarinya. Dia menyusun pakaian dengan begitu rapi.
Lalu di mana Nickolas dan Samuel berada? Selesai menaruh pakaian mereka secara asal-asalan ke dalam lemari. Mereka langsung bermain pedang-pedangan.
Kendrick tak mau ambil pusing. Biarkanlah adik-adiknya itu sibuk dengan dunianya. Asalkan jangan menganggu dirinya.
Setelah selesai menaruh pakaian, bocah lelaki itu meletakkan beberapa koleksi buku ke dalam lemari khusus.
"Sepertinya Opa sangat tahu. Jika aku menyukai buku." Batinnya sambil merapikan buku.
Tok.. Tok.
Suara pintu
Ketiga bocah lelaki tersebut menoleh ke arah daun pintu kamar mereka. Terdengar suara Lily dari luar pintu..
"Ken, Nick, Sam. Ayo keluar sebentar nak," panggil Lily.
Lantas si Kembar pun segera keluar dari dalam kamar. Ketiganya melihat seseorang yang begitu asing dimata mereka.
"Nak, perkenalkan ini Gissel, Nanny kalian," jelas Lily sambil menatap ketiganya.
"Nanny, pengasuh untuk kami ya Mom?" tanya Kendrick.
"Iya sayang, Nanny Gissel yang akan mengurus kalian jika Mommy sedang berkerja. Tidak akan lama nak, hanya 3 bulan saja," jelas Lily memberikan pengertian.
"Baiklah, Mom," ucap Kendrick.
Si Kembar Triplet menatap datar sosok Nanny baru mereka itu.
Lily yang melihat tingkah laku ketiganya tampak heran. Mungkin ini adalah yang pertama kali bagi mereka, pikirnya.
Sedari dulu Lily yang melakukan tugasnya sebagai seorang ibu tanpa bantuan orang lain. Dia juga yang menyiapkan keperluan Si kembar dari bayi hingga sekarang. Dia tak melupakan peran sebagai seorang Ibu dengan mendidik ketiganya dengan sabar.
Bayangkan saja kehamilan pertama, dia langsung mempunyai tiga anak kembar sekaligus. Sebenarnya, dia merasa was-was jika menyuruh orang lain untuk mengasuh anaknya. Tapi apa boleh buat, Daddynya meminta berkerja di perusahaan, bermaksud untuk menemukan dalang di balik bocornya data perusahaan.
Si Kembar saling memandang satu sama lain, tampaknya mereka sedang berbicara melalui kontak mata batin.
Lily seakan bisa membaca isi pikiran si Kembar.
"Gissel kau bisa mulai berkerja besok, sekarang kau pulanglah dulu. Datanglah besok jam 6 pagi. Aku sudah mengirimkan file ke email mu. Bacalah dengan jelas kegiatan Si Kembar. Kalau ada yang kurang jelas, tanyakan langsung kepadaku ya," ujar Lily panjang lebar.
"Baik, Nyonya. Saya permisi dulu." Gissel menundukkan kepala.
Si Kembar menatap kepergian Nanny nya dengan ekspresi datar.
Lily berdehem."Hmmm."
"Nak, Kalian kenapa?"
"Tidak ada apa-apa Mom," ucap Kendrick.
"Apakah kalian keberatan dengan pengasuh baru kalian?"
Si Kembar Triplet terdiam. Mereka saling pandang satu sama lain, sebenarnya mereka memang tidak suka dengan Nanny baru itu. Entahlah mereka merasa wanita itu mencurigakan saja. Gelagat wanita itu sangat aneh, cara berpakaiannya pun di buat-buat. Mungkin hanya perasaan mereka saja.
"Nak, katakanlah pada Mommy. Jangan berbohong, Mom bisa membaca isi pikiran kalian," ujar Lily sambil mengedipkan mata.
"Memangnya Mommy cenayang." Nickolas menimpali sambil menyilangkan tangan di dada.
Lily terkekeh pelan.
"Tidak sayang, Mommy bukan cenayang. Jadi katakanlah nak. Jangan di pendam."
Lily menatap ketiganya, dia bukan tipikal ibu yang memaksakan kehendak pada anaknya. Dia ingin menjadi teman curhat dan sekaligus sahabat bagi ketiga anaknya.
"Mom, kalau boleh jujur. Kami tidak suka dengan Nanny Gissel." Samuel menatap dalam.
"Kenapa sayang?" Lily mendekat dan mengelus kepala Samuel.
"Entahlah, Mom. Mungkin perasaan kami saja. Tapi kami akan memata-matai Nanny itu," ucap Kendrick dingin.
Lily tertawa mendengar jawaban anaknya.
"Nak, itu terserah kalian. Tapi jangan sampai kecurigaan kalian menjadi boomerang. Mungkin itu hanya perasaan kalian saja. Kita jangan menilai seseorang dari tampilan luarnya saja ya," jelas Lily.
"Baiklah, Mom. Maafkan kami ya," tutur si Kembar serempak.
Ketiganya memeluk Lily menyalurkan segala kekhawatiran di dalam hati. Dia paham dengan keadaan ketiga anaknya, mereka sedang beradaptasi dengan orang baru. Lily melirik pada jam dinding yang menggantung di tembok apartment.
"Nak, sudah siang. Apakah kalian tidak lapar?"
"Hehehe, Mommy tahu saja kalau kami sudah mulai lapar." Celetuk Nickolas sambil memegang perut.
Lantas Lily mengajak mereka untuk makan di luar sambil membeli beberapa keperluan makan mereka untuk di simpan di dalam kulkas.
Setelah bersiap-siap mereka langsung menuju ke mobil.
Mobil mini itu melesat pelan ke Restaurant.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Huhuuhuuuu, Mommy. Lunna pengen Mommyy. Lexiii huhuuu." Rengek Lunna.
Sudah kurang lebih empat jam Lunna merengek. Panggilan yang di lakukan oleh Lexi mungkin sudah berpuluh kali. Akan tetapi tidak tersambung satu pun, sepertinya nomor yang di tuju sedang tidak aktif.
Kalau sudah begini, Lexi pasti harus meminta bantuan Leon. Hanya atasannya lah yang bisa menenangkan Lunna.
Lexi terlihat kebingungan, di satu sisi dia ingin menelpon Leon. Tapi sepertinya hari ini jadwal Leon sangat padat. Jika Leon sudah berkerja, dia tak ingin di ganggu.
"Ahh, Tuhan. Tolonglah aku!" Teriak Lexi di dalam hati.
Tiba-tiba sekelabat ide muncul di dalam pikirannya.
"Nona, jangan menangis. Bagaimana kalau kita keluar mencari Mommy?" Lexi bertanya dengan pelan.
"Mencaliiiii Mommy?" Lunna menghentikan tangisan.
"Iya, Nona."
"Horeee, ayo!"
Lunna melompat-lompat kecil, dia sangat senang karena akan bertemu Lily. Lexi pun segera memberitahu Leon jika mereka pergi keluar sebentar melalui pesan singkat.
Salah satu tugas Lexi adalah mengirimkan kegiatan yang dilakukan oleh Lunna kepada atasannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ruang Rapat Perusahaan Lunna. Corp
Tampak di sebrang sana, handphone Leon berbunyi. Dia mengambil benda mini tersebut dan membaca dengan seksama. Leon menghela napas, entah apa yang sedang di pikirkannya, kembali dia menaruh handphone ke tempat semula. Kemudian dia kembali mendengarkan presentasi yang dipaparkan oleh karyawannya.
10 menit kemudian.
Rapat yang dilakukan telah selesai. Leon menutup rapat seperti biasa. Satu persatu karyawan tampak keluar dari ruangan itu. Leon pun segera mendekati sekretaris pribadinya.
"Bacakan jadwal ku selanjutnya!" Titahnya tak ingin di bantah.
"Tuan akan mengadakan meeting bersama perusahaan PARAMA Group di Restaurant Mint."
Leon mengangguk kepala sedikit, dia mengayunkan kakinya keluar ruangan.
•
•
•
"Mom, kita makan di pinggir jalan saja yuk. Aku pengen makan pecel lele!" Celetuk Nickolas.
"Iya, Mom. Sam juga sudah pengen makanan itu," ucap Samuel sambil membayangkan betapa lezatnya sambel pecel lele yang ditontonnya di youtube.
Lily terkekeh melihat gelagat kedua anak kembarnya.
"Baiklah. Bagaimana dengan mu Ken. Kau mau pecel lele." Lily melirik sejenak ke belakang kursi mobil.
"Iya, terserah Mommy saja."
"Baiklah, kita cari dulu ya. Semoga saja sudah buka."
Lily mengemudi dengan pelan sambil melirik ke samping kanan dan kiri. Menelisik keberadaan warung pecel lele, tapi sepertinya tempat makanan yang mau mereka kunjungi, juga tak tampak.
"Nak, sepertinya warung pecel lele. Belum buka."
"Yah," ucap Nickolas dan Samuel sambil memanyunkan bibir.
"Bagaimana, kalau di Restaurant Mommy saja. Mau?"
"Boleh, mommy kami sudah sangat lapar," ujar Kendrick.
Sesampainya di Restaurant Mint.
Lily segera turun dari mobil dan menuntun ketiga anaknya untuk masuk ke dalam restaurant. Mereka mencari tempat duduk yang nyaman. Namun, tiba-tiba terdengar suara panggilan yang tak asing dari belakangnya.
"Lily, kau kah itu?" panggil seseorang dari belakang.
Lily pun reflek memutar tubuh.
"Kau." Sorot mata Lily tampak dingin.
.
.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
Byuh, mantan datang lageh
2022-05-30
1
Ranran Miura
Dari namanya saja sudah aneh🤔
2022-05-20
1
tria sulistia
pasti yang manggil Lily, mantan suaminya..
2022-05-16
1