Masih tahap revisi guys.
Berikan dukungan like, komentar, dan votenya ya.
Salam dari kak Nana.
Selamat membaca.
***
Salon Markicop.
“Permisi mbak. Apakah pernah melihat dua anak kecil yang datang ke sini ?" tanya Lily kepada salah satu karyawan, dengan raut wajah yang tidak bisa dibaca.
“Sepertinya tadi ada kak. Tapi mereka langsung pergi lagi. Padahal tadi saya sudah menyuruh mereka untuk menunggu sebentar," jelasnya singkat.
“Kira-kira tadi perginya ke arah mana ya?" Belle menimpali dengan cepat.
“Ke arah sana kak," ucap karyawan itu sembari menunjuk.
Anastasya dan Belle yang mendengarkan penjelasan dari karyawan, lantas berjalan cepat ke arah yang ditunjuk. Nickolas dan Samuel mengekori dari belakang.
Mereka mengedarkan pandangannya, mencari sosok yang dicari. Namun, keberadaan kedua bocah kecil tersebut, tidak dapat ditemukan. Mereka segera memutuskan untuk mencarinya dengan berpencar.
Anastasya bersama Nickolas dan Samuel, di lantai dua dan tiga. Belle di lantai empat dan lima. Sementara Lily mendatangi area security yang berada di lantai satu, dia berusaha mendapatkan petunjuk.
“Permisi, pak.”
“Iya. Ada apa ya mbak?”
“Apakah bapak pernah melihat dua orang anak kecil." Lily menunjukkan beberapa foto Kendrick dan Darla yang berada digaleri ponselnya. Security itu pun melihat dengan seksama foto yang diperlihatkan kepadanya.
“Maaf mbak. Bapak belum pernah melihat anak-anak yang berada di foto ini. Begini saja akan bapak cek CCTV untuk memastikan."
“Baik, pak. Terimakasih!”
“Iya, sama-sama. Kira-kira sudah berapa lama mereka tidak bersama mbak?”
“Sekitar 30 menit yang lalu, pak."
"Terakhir bertemu di mana mbak?"
" Di salon Markicop pak"
“Baiklah, sebentar mbak. Saya cek ke ruangan CCTV dulu."
Lily menganggukkan kepala, dia segera duduk di bangku khusus yang tersedia di area tersebut.
.
.
.
.
“Nak, coba kau telepon kakakmu. Apakah sudah ketemu?” tanya Anastasya yang berpapasan dengan Belle di lantai 3.
Anastasya terlihat sangat gelisah. Entahlah dia sangat tidak suka situasi saat ini.
"Iya Mom." Belle juga terlihat gusar, dia pun menuruti perkataan ibunya.
.
.
Drrtttt
Handphone Lily berbunyi.
[Hallo.]
[Kak apakah sudah ketemu?]
[Belum, Belle Security sedang mengecek CCTV. Kita doakan saja mereka baik-baik saja. Mungkin mereka berada di salah satu toko.]
[Baiklah, kak. Kami akan tetap mencari. Infokan pada kami jika ada petunjuk kak.]
[Baik, Belle.]
Tuttttt...
“Bagaimana nak?"
“Belum ketemu Mom," ucap Belle dengan raut wajah lesu sembari menghela napas. Dia tak bisa lama berpisah dengan anak semata wayangnya itu.
"Ya sudah, yuk kita bersama-sama mencari mereka lagi." Anastasya mengusap punggung putri bungsunya itu.
"Baiklah, Mom." Tampak matanya sudah mulai berkaca-kaca.
"Kau cengeng sekali nak!" Hibur Anastasya, walaupun sebenarnya dia juga ingin menangis.
"Ih Mom!" gerutu Belle melipat kedua tangannya didada.
Sementara itu, Nickolas dan Samuel yang melihat interaksi dua orang berbeda generasi itu, hanya bisa terdiam tanpa menyela sama sekali. Entah apa yang sedang dipikirkan mereka.
.
.
.
.
30 menit yang lalu
Dua bocah kecil sedang bergandengan tangan memasuki salon Markicop.
“Kak, Ken. Mommy kemana? Kok ngak ada ya." Cicit Darla sembari menilisik sosok yang dia cari.
“Sebentar Darla!"
“Permisi kakak," sapa Kendrick kepada salah satu pegawai.
“Oh, ya ada apa adik manis?" tanya karyawan berambut pendek.
“Kak, ada lihat dua orang wanita yang berkunjung ke sini ngak? Salah satunya mempunyai mata berwarna biru kak."
“Hmmm." Karyawan salon tampak mengingat beberapa pengunjung yang datang kesini. Terlintas salah satu customer di benaknya.
“Oh ada tadi adik manis. Kenapa?” tanyanya lagi.
“Wanita yang memiliki mata berwarna biru itu, adalah Mommy ku kak. Di mana ya mereka sekarang?"
“Aduh, kakak kurang tahu. Kalian menunggu saja sebentar di sini ya. Siapa tahu mereka balik ke sini."
“Baiklah, terimakasih informasinya kak," tutur Kendrick cepat.
"Telimaacih infolmacinyaaa kakak." Darla menimpali.
"Sama - sama adik manis."
“Kak Ken kita kelual sajaa dulu yuk. Dala pengen pipis sebentalll. Nanti kita balik cini lagiii ya," pinta Darla sembari menarik-narik baju Kendrick.
“Ya, sudah. Ayo!" ajak Kendrick sambil menuntun Darla.
Beberapa karyawan dan pengunjung Salon, sedari tadi memperhatikan gerak-gerik kedua bocah itu. Mereka kagum dengan kesopanan anak-anak tersebut. Terlebih lagi dengan paras mereka yang terlihat menggemaskan.
.
.
.
Tibanya di toilet khusus wanita.
“Dala, mau pipis. Kak Ken ngak boyeh masuk ke cini," ucap Darla saat sudah sampai di ambang pintu.
“Iya, iyaa. Kak Ken tunggu di luar ya. Jangan lama-lama." Kendrick menganggukkan kepala sedikit.
“Okey.. sebentalll kok." Darla segera berlari kecil.
Selang kurang lebih 1 menit, Darla sudah selesai dengan aktivitasnya. Dia pun keluar dari dalam toilet.
“Cudah celecai kak Ken.” Darla mengusap rambutnya dengan cepat karena berantakan, ketika dia membuka dress kecilnya itu.
“Baguslah. Ayo kita kembali ke salon.” Kendrick segera menggandeng tangannya.
“Okey!” seru Darla dengan cepat.
Mereka pun keluar dari area toilet. Namun baru beberapa langkah, terdengar suara tangisan dari ruangan yang bersebelahan dengan toilet.
“Hiikss,hiksss, hikss....Mommy!" Suara tangisan, terdengar menggema dari dalam ruangan.
Darla menghentikan langkah kaki mungilnya dan mendekatkan tubuhnya kepada Kendrick. Dia mengira itu adalah hantu, pikirnya.
“Kak Ken, Dengallll gak. Ada hantu nangis kak." Bisik Darla di daun telinga Kendrick.
Kendrick yang mendengar celotehan Darla hanya bisa menggelengkan kepalanya. Mana ada hantu di siang bolong, terlebih lagi didalam Mall.
Kendrick segera tersadar, bahwa memang terdengar suara tangisan dari dalam ruangan. Dia tentu saja merasa heran. Kendrick pun mengajak Darla untuk mengecek ruangan tersebut.
“Hikss,hikss,hiksss Ibu… Tolong buka pintunya hiksss,hiksss." Suara pintu yang di pukul terdengar begitu nyaring.
“Kak Ken, angan di buka. Dalaa takutttttt." Darla menunjukkan wajah puppy eyesnya, meminta pada Kendrick untuk tidak usah membukakan pintu. Dia yakin sekali, jika itu adalah hantu yang tak sengaja ditontonnya, di televisi.
“Tenang saja. Ada kak Ken. Jangan takut." Kendrick mengusap perlahan kepala Darla berusaha menenangkannya.
"Tapi kak!" protes Darla dengan menepis tangan Kendrick yang ingin menggapai gagang pintu. Dia takut saja jika hantu tersebut akan merasuki tubuhnya dan Kendrick, seperti di film horor.
"Darla!" ucap Kendrick dengan penuh penekanan. Dia sangat penasaran dengan sesuatu yang berada dibalik pintu.
"Tidak ada hantu!" ucapnya lagi.
"Nanti Dala kabul ajalah kalau kak Ken keculupan." Darla memanyunkan bibir karena Kendrick tak menuruti perintahnya.
Kendrick menghembuskan napas dengan kasar, dia tak meladeni ucapan Darla yang cukup aneh menurutnya.
"Pokoknya Dalaa udah ingetin ya!" Darla melipat kedua tangannya sembari kaki sebelah kanannya menghentak dengan pelan dilantai.
Kendrick yang sudah jengah dengan tingkah sepupunya itu pun mengedikkan bahunya. Tangan kanannya segera menyentuh gagang pintu. Dia memutar gagang dengan begitu cepat.
Tiba-tiba terdengar suara yang sangat nyaring.
BUGH!
"Awh!" pekik Darla seketika.
.
.
.
.
.
.
...Waduh kenapa tuh? Oh no?!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Senajudifa
aku bacax nyicil y
2022-05-21
1
Ranran Miura
Ya ampun,, keculupan gk tuh 🤣
2022-05-14
0
Ranran Miura
Saya gagal paham dengan kalimat ini, Kak.
2022-05-14
2