***
"Belhentiii!" teriak Lunna secara spontan.
Lexi mengerem mendadak mobil tersebut.
"Astaga, Nona!" Batin Lexi berteriak.
Saat ini rasanya jantungnya berpacu dengan sangat cepat. Lexi menggelengkan kepala, tidak habis pikir dengan situasi sekarang. Bisa-bisanya Lunna menyuruhnya langsung berhenti di tengah jalan. Beruntung saja jalan raya tampak renggang, Lexi segera menepikan mobil.
"Lexiiii lihat itu Mommy!" Lunna menunjuk ke arah Lily yang berada di dalam restaurant.
Pucuk di cinta ulam pun tiba, niat Lexi hanya ingin menghibur Lunna dengan berjalan-jalan. Tapi sepertinya Tuhan menyelamatkan dirinya. Memang benar ucapan adalah setengah dari doa. Lexi melihat wanita yang di maksud oleh Lunna.
Dia mengernyitkan dahi. Sepertinya Lily sedang berbicara serius pada wanita di depannya. Terlihat Lily menangkis gerakan tangan wanita itu.
Kemudian wanita berambut blonde yang berhadapan dengan Lily, segera keluar dari dalam restaurant.
"Lexiii, lexii... Lunna pengen keluallll. Itu Mommy nanti pelgiii." Rengek Lunna.
Lunna membuyarkan lamunan Lexi.
"Eh baik, Nona." Lexi segera melepaskan sabuk pengaman Lunna.
Lexi baru saja tersadar, kalau tidak salah Leon ada jadwal meeting di restaurant ini. "Waduh, semoga saja Tuan tidak melihat ku dan Lunna." Batin Lexi bermonolog.
"Ayooo, cepat Lexi. Lambat sekali." Lunna memanyunkan bibir seraya melipat kedua tangan di dada.
Lexi terkekeh pelan melihat tingkah Lunna.
"Hehe, maaf nona. Sudah selesai. Ayo."
"Okay, let'go!!" Lunna mengangkat tangan ke udara.
Lexi terkekeh kembali melihat tingkah Lunna, dia pun menuntun bocah perempuan itu memasuki restaurant.
Restaurant Mint.
Lexi dan Lunna mengedarkan pandangan menelisik keberadaan yang mereka cari. Kemudian Lexi mendekat ke arah meja kasir.
"Permisi," sapa Lexi.
"Iya ada apa pak. Ada yang bisa saya bantu?" ujar pelayan itu dengan ramah.
"Begini kami sedang mencari seseorang yang tadi berada di sini. Matanya berwarna biru," jelas Lexi.
"Hmm, kalau boleh tahu namanya siapa ya pak?"
Lexi berusaha mengingat-ingat.
"Lily Marques," ujar Lexi cepat.
"Nyonya Lily. Apakah bapak sudah membuat janji temu,?" tanya pelayan itu lagi.
"Belum, katakan padanya Lalunna ingin bertemu."
"Baiklah, tunggu sebentar ya pak."
Karyawan berlalu pergi masuk ke dalam satu ruangan.
Lexi dan Lunna pun menunggu, sembari mengedarkan pandangan. Restaurant yang terlihat aesthetic ini, memanjakan mata bagi pengunjung restaurant.
Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang berdehem dari belakang.
"Hmmmmmm."
Seketika bulu kuduk Lexi berdiri.
"Astaga, kenapa sepertinya perasaan ku tidak enak ya."
Lantas kedua manusia berbeda generasi tersebut, memutar tubuhnya. Lexi membelalakkan matanya.
Benar tebakannya yang berdehem adalah Leon, Lexi tampak salah tingkah sedangkan Lunna nyengir sembari menunjukkan wajah imutnya.
"Lex!"
"Heh, eh iii iya Tuan!" Lexi tergagap.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" Leon berekspresi datar.
Lexi tampak berpikir apa yang harus dia katakan.
"Begini, Tuan. Nona ingin bertemu Lily Marques," jawab Lexi tak berani menatap Leon.
"Ayah, Lunna linduu Mom. Ngak apa-apa kan. Ketemu sebental aja. Lunna janji ngak lama deh!"
Lunna mengedipkan pelan matanya sambil menatap dalam. Meminta belas kasihan dengan raut wajah puppy eyes seperti mata kucing.
Lexi melihat ke arah Lunna.
"Astaga, Lunna kenapa menggemaskan sekali." Batin Lexi.
Leon tampak berpikir. Dia mendekat ke arah Lexi.
"Baiklah, jangan lama. Setelah kau mengantarkan Lunna ke dalam, temui aku di ruang VIP 04," ujar Leon berlalu pergi.
Lexi bernapas lega. Dia pikir Leon akan marah padanya.
"Baik, Tuan."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Permisi, pak. Nyonya Lily menyuruh bapak dan Lunna untuk masuk ke dalam ruangan VIP 09." Pelayan menginterupsi.
"Baik, terimakasih."
Pelayan tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
Lexi pun mengajak Lunna untuk menemui Lily.
Sesampainya di ambang pintu, Lexi mengetuk pintu.
Ceklek
Suara pintu terbuka.
Lunna langsung masuk ke dalam ruangan.
"Mom!" panggil Lunna sambil menatap Lily.
"Iya, sayang." Lily tersenyum sembari mensejajarkan tubuh pada Lunna.
"Nak, kenapa bisa tahu Mommy di sini?"
"Lahasiaaaa." Lunna mengaktifkan raut wajah puppy eyesnya.
Lily terkekeh pelan.
Lexi yang masih berada di ambang pintu melihat interaksi keduanya. Hanya bisa membatin. "Kasihan, Nona. Semoga saja Tuan segera menikah."
Lexi berdehem. "Hmmm."
Lily menolehkan pandangan ke arah Lexi.
"Bapak tidak masuk?"
"Tidak, aku ada keperluan di sekitar sini. Bolehkah aku menitipkan Nona sebentar," pinta Lexi
"Baiklah, dengan senang hati pak."
"Aku pergi dulu Nona." Lexi menutup pintu dan segera berlalu pergi.
...----------------...
Lunna bergelayut manja di lengan Lily. Sedari tadi Nickolas dan Samuel mendadak hilang selera makannya. Kendrick hanya menoleh sejenak ke arah mereka. Mulai lagi kan mode singanya.
"Ahh aku tak peduli. Mending aku makan saja." Batin Kendrick sambil memasukkan nasi goreng kesukaannya ke dalam mulut.
"Lunna makanlah yang banyak ya nak," ucap Lily seraya memasukkan nasi ke dalam mulut Lunna.
"Mommy, aku juga ingin di suapi juga!" seru Nickolas sambil menatap tajam ke arah Lunna.
"Baiklah, sini mendekatlah nak!"
Nickolas menatap sinis Lunna. Tapi yang di tatap anteng-anteng saja, huhh dasar Nickolas. Cemburu buta itu menguras tenaga Nick.
"Mom bolehkah Lunna memanggil dengan sebutan Mommy Lunna," pintanya sambil menatap dalam.
"Boleh, sayang!" Lily tersenyum.
"Tapi, mom. Kan dia bukan anak...."
Perkataan Samuel terpotong. Kendrick langsung menutup mulut Samuel menggunakan tangan. "Astaga, Sam mulut mu itu!" batin Kendrick.
Terlihat Kendrick membisikkan sesuatu, seketika Samuel terdiam sambil menundukkan kepala.
"Maaf kak!" ucap Samuel pelan.
Lily menggelengkan kepala melihat gelagat kedua putranya. Mereka pun kembali melanjutkan makan siang.
20 menit kemudian.
Kelima orang yang berada di ruangan tampak sudah selesai dengan rutinitasnya.
Tok.. Tokkk
Suara ketukan pintu.
Lily bangkit berdiri dan berjalan membukakan pintu. Melihat siapa yang datang, seketika Lunna tampak sedih. Lily yang memahami perubahan raut wajah bocah perempuan itu, segera menghampirinya.
"Sayang, kan nanti bisa ketemu lagi." Lily mengelus pelan kepala Lunna.
"Benarkah, Mom?"
Lily menganggukkan kepala.
"Yess. Lunna pulang dulu ya Mommy. Pulang dulu kakak," ujar Lunna sambil menatap ke arah Lily dan Si kembar.
"Mari, Nona."
Lexi menggandeng tangan Lunna, dia pamit undur diri. Mereka pun berlalu pergi meninggalkan ruangan.
...****************...
Lily segera menghampiri Si Kembar Triplet. Dia melihat satu persatu wajah ketiganya. Sedari tadi Lily melihat gelagat mereka. Dia menghela napas dengan pelan.
"Nick, Sam!" panggil Lily.
"Iya Mom!" Mereka mengernyitkan dahi.
"Ada yang ingin mommy bicarakan mendekatlah kemari!"
Mereka segera menuruti perintah Lily.
"Nak, mommy tahu kalian sedang cemburu kepada Lunna."
"Tidak kami tidak cemburu!" protes mereka bersamaan.
Kendrick terkekeh pelan melihat saudara kembarnya yang tidak mengakui perasaannya. Lily tersenyum melihat reaksi keduanya. Dia pun menasehati Nickolas dan Samuel, dia berusaha memberikan pengertian agar mereka tidak tenggelam di dalam lembah kecemburuan.
10 menit kemudian.
Lily dan si Kembar segera keluar dari restaurant. Ketika mereka sudah berada di luar pintu, ekor matanya tak sengaja menangkap sosok Lunna sedang berjalan dengan pria asing sambil bergandengan tangan.
"Seharusnya Lexi bukan, tapi sepertinya dari belakang tak mirip sama sekali." Batin Lily bermonolog.
"Terus itu siapa ya?" Gumamnya dalam hati, dia hanya menerka-nerka sosok yang bersama Lunna.
"Apa jangan-jangan!"
Lily reflek berlari ke arah Lunna yang membelakangi dirinya.
"Hei, tunggu. Berhenti!" teriak Lily dengan nafas yang memburu.
Lily mempercepat larinya.
BUGHHHHHH.
.
.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Ilan Irliana
pst adegan Lili ngmbl First Kiss Leon part slnjut'y dah..hihi
2022-11-24
0
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
Ada yang salah, tapi bukan penjahat... ahuuyyyyy 🤣
2022-06-01
1
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
Leon itu lily, jodoh kamu 👏👏
2022-06-01
1